evaluasi
1. Resiko
kurang gizi
pada balita
sedang-berat
b/d
kurangnya
pengetahuan
keluarga
tentang gizi
anak d/d Dari
30 %
bayi/balita di
dapatkan
62,58 % tidak
memiliki
KMS, dari
KMS yang
Ibu rumah
tangga
Kader
kesehatan
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 5
minggu
diharapkan
masyarakat
mampu
mengerti
tentang
pentingnya
gizi anak
KIM : keluarga
binaan
Merekrut
kader baru
Kunjungan keluarga
binaan yang mempunyai
balita :
Memberikan
informasi
tentang gizi
balita
Demonstrasi
cara mengolah,
menyusun menu
sehari-hari dan
cara menyajikan
makanan yang
dapat
meningkatkan
nafsu makan
Supervisi
penyajian menu
sehari-hari
keluarga
terutama balita
Merekrut kader baru
Mengaktifkan kader
dalam kegiatan
posyandu
Pelatihan kader
Mahasiswa
Puskesmas
Tokoh
Masyarakat
Rumah
keluarga
binaan
Balai RW
- Respon
verbal
Respon
Psikomotor
Respon
afektif dan
psikomotor
Menjelaskan
kembali
tentang gizi
balita.
Menyusun,
mengolah
dan
menyajikan
menu bergizi
yang dapat
menambah
nafsu makan.
Penambahan
jumlah kader
Semua yang
ada aktif
dalam
keg.posyandu
Semua yang
ada dapat
ada
didapatkan
berat badan
anak 42%
berada di
garis kuning
dan 13%
berada
digaris
merah, yang
mendapatkan
ASI >2tahun
21,1%, < 2
tahun 64,9 %,
tidak
mendapatkan
ASI 14%.
Penyebaran
informasi
Stimulasi kader
untuk kegiatan
posyandu
Penyuluhan Gizi
pada balita pada
kegiatan posyandu
Balai RW
Respon
afektif
memberikan
penyuluhan
& KR dengan
baik.
Penampilan
sikap dan
perhatian
terhadap
menu balita