Anda di halaman 1dari 24

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Port Parallel
2.1.1. Pengertian Port Parallel
Parallel merupakan suatu sistem pengiriman data digital, dimana beberapa bit data dikirim
sekaligus pada satu saat dengan menggunakan jalur terpisah. Maka dengan hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa port paralel adalah salah satu jenis soket pada personal komputer untuk berkomunikasi dengan
peralatan luar untuk mengirim data digital seperti printer model lama. Sehingga parallel port sering juga
disebut printer port. Perusahaan yang memperkenalkan port ini adalah Centronic, maka port ini juga
disebut dengan Centronics port. Kesederhanaan port ini dari sisi pemrograman dan antarmuka dengan
hardware membuat port ini sering digunakan untuk percobaan-percobaan sederhana dalam perancangan
peralatan elektronika.
Paralatan luar yang dapat berkomunikasi dengan port parallel, antara lain :
Printer model lama
Zip drive
Scanner
Sound cards
Webcams
Gamapads dan joystick
Pemrogram EPROM
Peralatan SCSI melalui adapter Parallel ke SCSI
Percobaan dengan TTL 12 driver
External CD-Rom/RW drives
Port Parallel banyak digunakan dalam berbagai macam aplikasi Interface. Port ini memiliki masukan
hingga 8 bit atau keluaran hingga 12 bit pada saat yang bersamaan dengan hanya membutuhkan sedikit
rangkaian eksternal sederhana untuk melakukan suatu tugas tertentu.
Port Parallel ini terdiri dari :
a. Jalur Kontrol.
b. 5 Jalur Status.
c. 8 Jalur Data.
Port paralel yang baru, distandarisasi dengan IEEE. 1284 yang dikeluarkan pada tahun 1984. Standar
ini mendefinisikan 5 macam mode operasi sebagai berikut:
1. Mode Kompatibilitas

2. Mode Nibel
3. Mode Byte
4. Mode EPP (Enhanced Parallel Port)
5. Mode ECP (Extended Capabilities Port).
Tujuan standarisasi ini untuk membantu merancang penggerak (driver) dan piranti baru yang
kompatibel antara satu dengan lainnya serta kompatibel mundur (backwards) dengan SPP (Standard
Printer Port). Mode Kompatibilitas, Nibel dan Byte menggunakan perangkat keras standar yang tersedia
pada kartu port paralel asli, sedangkan Mode ECP dan EPP membutuhkan perangkat keras tambahan
yang mampu bekerja secara cepat, namun masih kompatibel dengan SPP. Sebagaimana diketahui, mode
kompatibel atau "Mode Centronics", hanya mampu mengirim data searah saja pada kecepatan normal
50 kbyte per detik namun dapat lebih dipercepat hingga 150 kbyte/detik. Untuk dapat menerima data,
harus merubahnya menjadi Mode Nibel atau Byte. Mode Nibel mampu memasukkan data nibel (4
bit). Sedangkan Mode Byte menggunakan sifat dwi arah dari port paralel (di dapatkan pada beberapa
komputer lama) untuk memasukkan data byte (8 bit).

2.1.2. Penjelasan Umum Port Paralel
Port ECP dan EPP menggunakan tambahan perangkat keras untuk menghasilkan dan mengatur
handshaking (sinyal-sinyal tanda acknowledge). Untuk mengeluarkan sebuah byte ke pencetak (atau
apa saja) menggunakan Mode Kompatibel, maka langkah-langkah operasiorial dalam perangkat lunaknya
sebagai berikut:
1. Tuliskan data byte ke Port Data
2. Periksa apakah pencetak sedang sibuk, Jika pencetaknya sibuk, maka tidak akan
menerima data apapun, sehingga data yang dituliskan akan hilang begitu saja
3. Jadikan sinyal strobe (pin 1) menjadi rendah (= 0), ini digunakan untuk memberitahukan
pencetak bahwa ada data yang siap dikirimkan. pada jalur data (pin 2 s/d 9);
4. Jadikan sinyal strobe-nya kembali tinggi (=1) setelah menunggu kira - kira 5 mikrodetik
setelah menjadikan strobe-nya = 0.
Langkah-langkah tersebut mengakibatkan kecepatan port menjadi menurun. Port ECP dan EPP
melakukan hal yang serupa dengan bantuan perangkat keras agar memeriksa apakah pencetaknya sibuk
atau tidak dan menghasilkan sinyal strobe dan atau sinyal handshaking lain yang sesuai. Hal ini
berarti hanya ada satu instruksi saja yang dilaksanakan, sehingga bisa meningkatkan kecepatan.
Port-port ini dapat mengeluarkan data dengan kecepatan 1 s/d 2 megabyte/detik. Port ECP juga
memiliki kelebihan dalam penggunaan port DMA dan penyangga FIFO, sehingga data bisa digeser-
geser tanpa perintah I/O.


Pada tabel .. ditunjukkan daftar pin pada konektor DB- 25 dan Centronics (34 pin). Konektor DB-
25 adalah yang paling banyak ditemukan pada port paralel komputer, sedangkan konektor
Cenonics banvak dijumpai pada pencetak. Standar IEEE. 1284 menetapan 3 macam jenis konektor
yang berbeda, yaitu:
1. 1284 Tipe A adalah konektor DB-25 yang banyak kita jumpai pada komputer-komputer saat ini.
2. 1284 Tipe B adalah konektor Centronics 34 pin yang banyak dijumpai pada pencetak.
3. 1284 Tipe C adalah konektor 36 pin yang mirip dengan Centronics, namun lebih kecil. Konektor
ini diklaim memiliki pengunci (latch) jenis klip (clip), sifat elektrik yang lebih baik serta
mudah dirakit. Juga mengandung dua pin tambahan yang dapat digunakan untuk mendeteksi
apakah piranti yang terpasang memiliki daya atau tidak. Konektor tipe ini disarankan untuk
rancangan-rancangan baru. STOBE

Tabel 1.1 Daftar pin pada DB_25 dan Centroniocs (PS = Printer Status, PC =
Printer Control)


Terjadinya transisi dari logika 1 ke 0 pada ACK akan membangkitkan interupsi perangkat keras
port paralel IRQ7. Pada jalur Busy (dan yang sejenis, dengan tanda negasi), jika sinyal logika 1
diterapkan pada pin ini dan kemudian register status dibaca, maka akan terbaca (pada bit-7) sebagai 0
(nol) bukan 1 (satu).

Keluaran dari port paralel normalnya dalam tingkat logika TTL. Arus yang dapat disedot (sink)
atau diberikan (source) bervariasi dari port satu ke port yang lain. Hampir semua port paralel
diimplementasikan dalam ASIC, yang mampu menyedot dan memberikan arus sekitar 12 mA.
Berdasarkan data sheet, kemampuannya beragam, Sink/Source 6 mA, Source 12 mA / Sink 20 mA,
Sink 16 mA / Source 4 mA, Sink/Source 12 mA dan lain sebagainya (hanya terdapat perbedaan-
perbedaan kecil). Hal yang terbaik yang dapat Anda lakukan adalah dengan menggunakan penyangga
(buffer), sehingga cukup hanya arus kecil saja yang dapat digunakan melalui port paralel.

2.1.3. Spesifikasi Port Paralel Centronics
Centronics merupakan standar pengiriman data komputer ke pencetak generasi awal. Hampir
semua pencetak menggunakan teknik handshake ini dan diimplementasikan menggunakan Port
Paralel Standar (KPS atau Standar Parallel Port - SPP) melalui kontrol perangkat lunak.

Gambar 2.1 Diagram Pewaktu handshake pada centronics

Perhatikan gambar 2.l, data pertama kali dikirim pada jalur data (pin 2 - 7 Port Paralel), kemudian
komputer akan memeriksa apakah pencetak dalam kondisi sibuk (busy) atau tidak, dalam hal ini sedang
dalam kondisi rendah (logika 0). Program kemudian mengaktifkan strobe, tunggu selama minimum 1 d
kemudian dimatikan kembali. Data kemudian dibaca oleh pencetak (atau alat lain) saat transisi naik
dari sinyal strobe. Pencetak akan memberikan indikasi sibuk karena sedang memproses data melalui
jalur bus data. Sekali pencetak menerima data, maka dia akan mengirimkan sinyal Ack (acknowledge)
sebagai pulsa rendah selama 5 d. Seringkali komputer akan mengabaikan sinyal Ack untuk menghemat
waktu.
Pada Port ECP, mode Centronics bergerak Cepat, yang membolehkan perangkat keras
mengerjakan handshaking untuk pengguna. Seorang pemrogram hanya cukup menuliskan data pada
jalur I/O. Perangkat keras akan memeriksa apakah pencetak dalam kondisi sibuk atau tidak, kemudian
membangkitkan sinyal strobe. Catatan bahwa dalam mode ini juga tidak akan diperiksa sinyal Ack!


2.1.4. Alamat-Alamat Port Paralel
Alamat (dalam format Hexa) 3BC-3BF = Digunakan untuk Port Parallel yang terpadu dengan
kartu-kartu Video, tidak mendukung alamat-alamat ECP Alamat (dalam format Hexa) 378-37F = Biasa
digunakan untuk LPT1 Alamat (dalam format Hexa) 278-27F = Biasa digunakan untuk LPT2 Alamat
dasar 3BCh pertama kali diperkenalkan sebagai alamat port parallel pada card card video lama.LPT1
biasanya memiliki alamat dasar 378, sedangkan alamat LPT2 adalah 278. ini adalah alamat umum yang
biasa dijumpai, namun alamat dasar ini bisa berlainan antara satu computer dengan komputer lainnya.
Setelah diketahui alamat dari port parallel, maka dapat ditentukan alamat DP (Data Printer), PC (Printer
Control) dan PS (Printer Status). Alamat DP adalah base address dari port parallel tersebut, alamat PS
adalah (base address + 1), sedangkan alamat PC adalah (base address +2). List dibawah adalah tabel
alamat untuk DP, PC dan PS dengan LPT mempunyai base address 378h
LPT1 DP = Alamat Register 378h / 888
LPT1 PS = Alamat Register 379h / 889
LPT1 PC = Alamat Register 37Ah / 890

2.1.5. Penggunaan Interupsi Pada Port Paralel
IRQ pada Port Paralel tidak digunakan untuk pencetakan dalam lingkungan DOS atau Windows. Versi
awal dari 0/S 2 yang menggunakannya, namun tidak dipakai pada versi-versi berikutnya. Interupsi
sangat baik digunakan saat melakukan pengantarmukaan alat pengawasan seperti alarm suhu tinggi
dan lain - lain, yang mana tidak tahu kapan alarm tersebut aktif. Akan lebih baik menggunakan interupsi
dibandingkan menggunakan teknik polling dan hal ini akan terasa manfaatnya jika komputer juga
harus melakukan proses-proses yang lain.
Interupsi yang digunakan pada Port Paralel adalah IRQ5 atau IRQ7, atau yang lainnya jika kedua
interup si ini telah dipakai. Serta dimungkinkan juga interupsi tersebut dimatikan pada kartunya,
jika kartu tersebut hanya digunakan untuk tujuan pencetakan. Namun dengan menggunakan bit -4
pada register kontrol, dapat mengaktifkan dan mematikan interupsi, mengaktifkan IRQ - nya, melalui
jalur Ack. Interupsi umumnya akan muncul pada saat terjadi transisi dari rendah ke tinggi (rising
edge) pada jalur Ack. Dan ada pula yang terjadi pada saat transisi dari tinggi ke rendah. Kode-kode
program berikut digunakan untuk menguji polaritas suatu interupsi sekaligus contoh program yang
menggunakan interupsi. Program ini akan memeriksa apakah interupsi terjadi pada saat naik atau
jatuhnya sisi pulsa pada jalur Ack. Untuk mengguna kan program, cukup menyambung salah satu dari
kaki 2 hingga 9 (pin- pin data) ke pin Ack (atau kaki 10), misalnya kaki 9 dan 10 (agar tidak
memerlukan kabel penghubung atau langsung disolder). Pada saat kompilasi mungkin akan dihasilkan
beberapa peringatan atau warning seperti "condition always true", "condition always false", "unreachable

codew" dan lain- lain. Hal ini tidak perlu dicemaskan, karena peringatan-peringatan tersebut berasal dari
beberapa pengujian struktur kondisi dimana IRQ -nya diuji dan karena IRQ didefinisikan sebagai
konstanta beberapa hasi tidak berubah. Sebenarnya hal- hal demikian bisa juga diimplemen-
tasikan sebagai pengarah praprosesor (preprocessor directive). Bagian awal rutin program menghitung
Vektor Interupsi, alamat PIC dan Mask dalam rangka penggunaan fasilitas interupsi Port Paralel. Setelah
Rutin Layanan Interupsi (RLI) disiapkan demikian juga dengan PIC-nya, maka kita aktiikan interupsi
pada Port Paralel, yang bisa dilakukan dengan membuat bit-4 pada register kontrol menjadi 1: Sebelum
mengaktifkan interupsi, kita tuliskan $FF pada port paralel terlebih dahulu agar kondisi 8 jaiur data
menjadi jelas (=1). Karena semua jaiur data sudah sama dengan 1, maka dalam posisi siap untuk
menuliskan OOh pada port data, yang akan mengakibatkan transisi tinggi ke rendah pada jalur Ack di
port paralel (karena terhubungkan pada salah satu dari 8 jaiur data). Jika interupsi muncul pada transisi
tinggi ke rendah tersebut maka IF (Interrupt Flag) akan diset dan otomatis jenis polaritas interupsinya
adalah transisi tinggi ke rendah. Jika dengan transisi tersebuk interupsi belum muncul maka kita
tuliskan port data (paralel,) agar terjadi transit rendah ke tinggi Jika tetap tidak muncul interupsi,
kemungkinan tidak bekerja, patikan IRQ dan alamatdasarnya benar dan koneksi (jalur data dan Ack)
pada konektor DB25 male.

2.1.6. Mode-mode Port Paralel Dalam BIOS
Saat ini kebanyakan port parallel merupakan port port dengan beragam mode dan normalnya
dapat dikonfigurasi melalui perangkat lunak. Mode-modenya meliputi :
a. Mode Printer (Default / Normal Mode)
Mode Printer merupakan mode yang paling dasar dan merupakan port parallel standard
satu arah. Tidak ada fitur dwi-arah sehingga bit-5 pada port kontrol tidak digunakan
b. Mode Standard & Bi-directional (SPP)
Mode ini merupakan mode dwi-arah. Menggunakan mode ini berarti bit-5 difungsikan
untuk membalikkan arah port sehingga dapat membaca kembali nilai yang diberikan pada
jalur port data parallel.
c. Mode EPP1.7 and SPP
Mode ini merupakan suatu kombinasi dari mode EPP1.7 (Enhanched Parallel Port) dan
SPP. Pada mode ini diperbolehkan untuk mengakses register register SPP (data, status,
kontrol) serta register-register EPP. Pada mode ini juga diperbolehkan untuk membalikkan
arah port menggunakan bit-5 dari register kontrol. EPP1.7 merupakan versi awal dari EPP
yang belum dilengkapi dengan bit untuk time out.
d. Mode EPP1.9 and SPP

Seperti mode sebelumnya, hanya saja EPPnya menggunakan versi 1.9 yang sudah
dilengkapi dengan bit time-out
e. Mode ECP
Mode ini mempunyai kemampuan tambahan (Extended Capabilities Port). Mode
ini dapat diset melalui register control tambahan (Extended Control Register) dari ECP.
Hanya saja pada mode ini tidak tersedia mode EPP.
f. Mode ECP and EPP1.7
g. Mode ECP and EPP1.9
Pada kedua mode diatas, tetap menggunakan ECP yang dikombinasi dengan EPP,
akan tetapi mode EPP yang digunakan bias ditentukan lewat ECR (Extended Control
Register)nya apakah menggunakan Versi 1.7 atau Versi 1.9.

2.2. Port Serial
2.2.1. Pengertian Port Serial
Serial Port merupakan sebuah port pada personal komputer yang berfungsi untuk mentransmisikan
satu bit informasi pada satu satuan waktu. Dalam serial port, pengiriman informasi tidak memungkinkan
untuk melakukan secara banyak sekaligus. Hal ini disebabkan, karena dalam melalukan pemindahan data,
biasanya serial port bekerja secara seri, misalnya COM 1 dan COM 2. Untuk penggunaan port sreial
sekarang ini sudah banyak berkurang. Penggunaan port serial telah tergantikan dengan port USB dan
firewire. Sedangkan untuk jaring komputer fungsinya sudah tergantikan dengan port Ethernet.
Antarmuka serial lebih kompleks atau sulit dibandingkan dengan antarmuka melalui kanal parale,
hal ini disebabkan karena:
Dari segi perangkat keras, adamya proses konversi data paralel menjadi serial atau sebaliknya
menggunakan piranti tambahan yang disebut UART (Universal Asynchronous
Receiver/Transmitter) dan
Dari segi perangkat lunak, lebih banyak register yang digunakan atau terlibat.
Namun, disisi lain antarmuka kanal serial menawarkan beberapa kelebihan dibandingkan secara
paralele, antara lain:
1. Kabel untuk komunikasi serial bisa lebih panjang dibandingkan dengan paralel
Data- data dalam komunikasi serial dikirimkan untuk logika 1 sebagai tegangan -3 sampai
dengan -25 volt dan untuk logika 0 sebagai teangan +3 sampai dengan =25 volt, dengan
demikian tegangan dalam komunikasi serial memiliki ayunan tegangan maksimum 50 volt
sedangkan pada komunikasi paralele hanya 5 volt. Hal ini menyebabkan gangguan pada
kabel-kabel panjang lebih mudah diatasi dibandingkan pada paralel.

2. Jumlah Kabel serial lebih sedikit
Menghubungkan dua perangkan komputer yang berjauhan dengan hanya 3 kabel untuk
konfigurasi null modem, yaitu TXD (saluran kirim), RXD (saluran terima) dan Ground, jika
digunakan teknik paralel akan terdapat 20-25 kabel. Namun, pada masing-masing komputer
dengan komunikasi serial harus dibayar biaya antarmuka serial yang agak lebih mahal.
3. Banyaknya piranti saat ini (palmtop, organizer, handphone dll) menggunakan teknologi infra
merah untuk komunikasi data
Dalam hal ini pengiriman datanya dilakukan secara serial. IrDA-1 (spesifikasi infra
merah pertama) mampu mengirimkan data dengan laju 115,2 kbps dan dibantu
dengan piranti UART, hanya panjang pulsa berkurang menjadi 3/16 dari standar RS-
232 untuk menghemat daya.
4. Untuk teknologi embedded system, banyak mikrokontroler yang dilengkapi dengan
komunikasi serial (baik seri RISC maupun CISC) atau Serial Communication Interface (SCI)
Dengan adanya SCI yang terpadu pada 1C mikrokontroler akan mengurangi
jumlah pin keluaran, sehingga hanya dibutuhkan 2 pin utama TxD dan RxD (di luar
acuan ground).

2.2.2. Spesifikasi Perangkat Keras

Pada Piranti-piranti yang menggunakan komunikasi serial, meliputi antara lain:
DTE ( Data Terminal Equipment), yaitu komputer itu sendiri
DCE (Data Communication Equipment) misalnya modem, plotter dan lain-lain.
Beberapa parameter yang ditetapkan EIA (Electronics Industry Assoction), antara lain:
Sebuah spasi (logika 0) antara tegangan +3 sampai dengan +25 volt
Sebuah tanda (logika 1) antara tegangan -3 sampai dengan -25 volt
Daerah tegangan antara +3 sampai dengan -3 volt tidak didefinisikan (undefined)
Tegangan rangkaian terbuka tidak boleh lebih dari 25 volt (dengan acuan ground)
Arus hunung singkat rangkaian tidak boleh dari 500 mA. Sebuah penggerak (driver) harus
mampu menangani arus ini tanpa mengalami kerusakan.

Tabel 2.2 Perbedaan Pinout Untuk DB-9 dan DB-25 (Male)
Pin DB25 Pin DB9 Singkatan Keterangan
Pin 2 Pin 3 TD Transmit Data
Pin 3 Pin 2 RD Receive Data

Pin 4 Pin 7 RTS Reguest To Send
Pin 5 Pin 8 CTS Clear To Send
Pin 6 Pin 6 DSR Data Set Ready
Pin 7 Pin 5 SG Signal Ground
Pin 8 Pin 1 CD Carrier Derect
Pin 20 Pin 4 DTR Data Terminal Ready
Pin 22 Pin 9 RI Ring Indukator

Tabel 2.3 Fungsi-fungsi Kaki (Pena/Pin)
Singkatan Keterangan Fungsi

TD
Tranmisit
Data
Untuk pengiriman data serial (TDX)
RD Receuve Data Untuk penerimaan data serial (RDX)

CTS

Clear To Send
Digunakan untuk memberitahukan
bahwa Modem siap untuk melakukan
pertukaran data
DCD

Data Carrier
Detect
Saat modem mendeteksi suatu`Carieer`
Dari Modem lain (dari tempat lain)
maka signal ini akan diaktifkan
DSR

Data Set
Ready
Memberitahuakan UART bahwa
Modem siap untuk melakukan
komunikasi (Link)
DTR

Data Terminal
Ready
Kebalikan dari DSR, untuk
memberitahukan bahwa UAT siap
melakukan hubungan komunikasi
RTS

Regues To
Send
Signal untuk menginformasikan
modem Bahwa UART siap melakukan
pertukaran data
RI

Ring
Indikator
Akan aktif jika modem mendeteksi
adanya signal dering dari saluran
telepon
2.2.3 Konfigurasi Null Modem
Konfigurasi Null Modem digunakan untuk menghubungkan dua DTE, dengan diagram
pengkabelan yang dapat d ilih at pada gambar 3.1. Dalam hal ini hanya dibutuhkan tiga kabel
antar DTE, yaitu untuk TxD, RxD dan Gnd. Cara kerjanya cukup mudah: yaitu bagaimana
membuat komputer agar mengira dia berkomunikasi dengan modem (DCE) bukan dengan
komputer lainnya.



Gambar 2.2 Diagram Pengkabelan Konfigurasi Null Modem
Pada gambar 2.2 terlihat bahwa kaki DTR (Data Terminal Ready) dihubungkan ke DSR
(Data Set Ready) dan juga ke CD (Carrier Detect) pada masing-masing komputer, sehingga pada
saat sinyal DTR diaktifkan maka sinyal DSR dan CD juga ikut aktif (konsep Modem Semu atau
Virtual Modem). Karena komputer dalam hal ini melakukan pengiriman data dengan kecepatan yang
sama, maka kontrol aliran (flow control) belum dibutuhkan sehingga RTS (Request To Send) dan
CTS (Clear To Send) pada masing-masing komputer saling dihubungkan. Sedangkan untuk
pengujian port serial bisa digunakan konfigurasi Loopback Plug sebagaimana ditunjukkan pada gambar
2.3.

Gambar 2.3 Pengkabelan pada Konfigurasi Loopback
Jika memasang plug ini pada komputer dengan perangkat lunak terminal (misalnya
Hyperterminal pada Sistem Operasi Windows), maka apa yang di ketikkan akan dimunculkan
lagi (echoing).

2.2.4 Laju Kecepatan DTE/DCE
Laju kecepatan pengiriman data yang sering dibicarakan adalah Iaju kecepatan DTE ke DCE
(antara PC dan modem atau disebut juga sebagai Iaju kecepatan terminal (terminal speed)) dan

Iaju kecepatan DCE ke DCE (antar modem yang berkomunikasi atau disebut juga sebagai Iaju
kecepatan jalur (line speed)).
Jika Anda menggunakan modem 28,8K atau 36,6K, maka artinya kecepatan ini mengacu
pada Iaju kecepatan DCE ke DCE. Jika digunakan UART 16550a, maka Iaju kecepatan
maksimumnya adalah 115.200 bps, sedangkan kebanyakan perangkat lunak yang digunakan
saat i n i digunakan u n t u k mengatur Iaju kecepatan DTE kc DCE.
Interupsiin itu banyak modem saat ini beredar di pasaran dilengkapi dengan fasilitas
kompresi-dekompresi (pemampatan-penguraian) data. Biasanya rasionya sekitar 1:4 (untuk berkas
teks), dengan demikian j i k a dilakukan transfer data dengan Iaju 28,8K (DCE ke DCE), dengan
modem yang berfasilitas kompresi data, maka artinya Anda sebenarnya mengirimkan data
tersebut dengan Iaju
115,2Kbps (DTE ke DCE). Hal ini yang menyebabkan Iaju DTE ke DCE bisa lebih besar
dari DCE ke DCE. Namun ada juga modem yang bisa melakukan kompresi hingga rasionya
mencapai 1:8, sehingga kecepatan Iaju DTE ke DCE bisa mencapai 168.800 bps (modem <-->
UART). Jika digunakan 16550a, yang kecepatannya maksimum hanya 115.200 bps, akan sia-saia
saja, sehingga sebaik- nya digunakan UART 16550c yang kecepatan pengiriman datanya bisa
mencapai 230.400 bps. Angka-angka yang disebutkan adalah angka-angka maksimum, kenyataannya bisa
lebih rendah/kecil.
2.2.5. Kontrol Aliran (Flow Control)
Jika Iaju kecepatan DTE ke DCE lebih cepat dibandingkan dengan DCE ke DCE, lambat-
laun akan menyebabkan kehilangan data atau isitilahnya terjadi buffer overflow, dengan demikian
dibutuhkan kontrol aliran baik secara perangkat lunak maupun perangkat keras.
Kontrol aliran melalui perangkat lunak yang biasa digunakan adalah Xon/Xoff, yaitu dengan
cara mengirimkan karakter Xon (ascii 17) dan Xoff (ascii yang masing-masing membutuhkan panjang
data terkirim total 10 bit, sehingga akibatnya akan memperlambat laju kecepatan, namun
dari sisi perangkat keras tidak menambah jumlah kabel serial. Karakter Xon digunakan sebagai
tanda bahwa modem siap untuk menerima data berikutnya, sedangkan karakter Xoff digunakan
sebagai sinyal untuk menghentikan pengiriman data dari komputer.
Sedangkan kontrol aliran melalui perangkat keras menggunakan sinyal RTS (Request To Send)
dan CTS (Clear To Send), sehingga dalam hal ini perlu ditambahkan dua kabel lagi namun dari sisi
perangkat lunak tidak dibutuhkan tambahan bit, sehingga tidak akan menurunkan laju kecepatan.

Pada saat komputer ingin mengirimkan data maka akan diaktifkan sinyal RTS, jika modem masih
memiliki ruang penyimpan sementara (buffer), maka modem akan mengirimkan jawaban berupa
sinyal CTS.
2.2.6 UART (8259 dan Kompatibelnya)
UART merupakan kepanjangan dari Universal Aysnchronous Receiver I Trasmitter. Seri8250,
yang mencakup 16450, 16550, 16650 dan 16750, merupakan jenis UART yang banyak digunakan,
pada gambar II.3 ditunjukkan diagram pin dari jenis UART ini.Ada kalanya UART ini terpadu
dalam suatu chip bersama- sama dengan kontrol kanal paralel, kanal game, hard disk dan floppy drive.
Keping 16550 merupakan kompatibelnya 8250 dan 16450, perbedaannya terletak pada pin
24 dan 29:

Pada16550 terdapat sinyal TXRDY (Transmit Ready) dan RXRDY (Receive Ready) yang dapat
digunakan untuk implementasi DMA (Direct Memory Access) dengan dua mode kerja (operasional):
1. Mode 0 - Single Transfer DMA
Lebih dikenal juga dengan mode 16450, mode ini diaktifkan dengan cara menon-
aktifkan.
FIFO (bit-0 FCR = 0) atau dengan mengaktifkan FIFO dan pemilih mode DMA (bit-3
FCR = 1). Sinyal RXRDY akan aktif (rendah) jika ada (minimal) sebuah karakter pada
penyangga penerima dan akan kembali non-aktif (tinggi) jika tidak ada satupun
karakter pada penyangga penerima, sedangkan sinyal TXRDY akan aktif jika
penyangga pengirim kosong sama sekali dan akan kembali non-aktif (tinggi) setelah
karakter 1 byte pertama diisikan ke penyangga pengirim.
2. Mode 1 - Multi Transfer DMA
Dipilih dengan syarat FCR bit-0 = 1 dan FCR bit-3 - 1. Pada mode ini, sinyal RXRDY
akan aktif (rendah) jika telah tercapai tingkat picuan (trigger level} atau saat
munculnya time-out 16550 dan akan kembali non-aktif jika sudah tidak ada satupun
karakter yang tersimpan dalam FIFO. Sinyal TXRDY akan aktif (rendah) j i k a tidak
ada karakterpun pada penyangga pengirim dan akan non-aktif jika penyangga
pengirim FIFO sudah betul-betul penuh.

Semua chip UART kompatibel dengan TTL (termasuk sinyal TxD, RxD, RI, DCD, DTS,
CTS, DTR dan RTS), dengan demikian diperlukan konverter tingkat RS232 (RS232 level
converter) yang berfungsi untuk mengkonversi sinyal TTL menjadi logika tingkat RS232.
Interupsiin itu UART juga membutuhkan clock untuk operasionalnya, biasanya dibutuhkan
kristal eksternal dengan frekuensi 1,8432
MHz atau 18,432 MHz.

Tabel 2.4 Fungsi Pin Out UART 16550 dan 8250/16450
Pin Nama Keterangan
Pin 1:8 D0:D7 Bus Data
Pin 9 RCLK Masukan Clock penerima.
Frekuensinya harus sama dengan baud-
rate x26
Pin 10 RD Terima Data
Pin 11 TD Kirim Data
0Pin 12 CS0 Chip select 0 Aktif Tinggi
Pin 13 CS1 Chip select 1 Aktif Rendah
Pin 14
CS 2
Chip select 2 Aktif Rendah
Pin 15
BOUDOUT
Keluaran Baud Keluaran dari
Pembangkit Baud Rate Terprogram.
Frekuensi = (baud rate x 16)
Pin 16 XIN Masukan kristal eksternal Digunakan
untuk osilator pembangkit Boud Rate
Pin 17 XOUT Keluran Kristal Eksternal
Pin 18
WR
Jalur Tulis Aktif Rendah
Pin 19 WR Jalur Tulis Aktif Tinggi
Pin 20 VSS Dihubungkan ke ground
Pin 21 RD Jalur Baca Aktif Tinggi
Pin 22
RD
Jalur Baca Aktif Rendah
Pin 23 DDIS Drive disable. Pin ini akan rendah saat
CPU membaca dari UART. Dapat
dihubungkan bus data kapasitas tinggi
Pin 24
TXRDY
Transmit Ready Siap kirim
Pin 25
ADS
Address Store. Digunakan jika sinyal
tidak stabil interupsima siklus baca atau
tulis
Pin 26 A2 Bit alamat 2
Pin 27 A1 Bit alamat 1
Pin 28 A0 Bit alamat 0
Pin 29
RXRDY
Receive Ready (siap terima data)
Pin 30 INTR Intrrupt Output (keluaran interupsi)

Pin 31
OUT 2
User Output 2 (keluaran
pengguna2)
Pin 32
RTS
Reguest to Send (permintaan
pengiriman)
Pin 33
DTR
Dat Terminal Ready (Terminal data
siap)
Pin 34
OUT1
User Output 1
Pin 35 MR Master Riset

2.2.7. Alamat-alamat Kanal dan IRQ
UART menyediakan pencacah pembagi 16 (divide by 16) yang akan membagi frekuensi
masukan dengan 16. Dengan demikian, jika frekuensi kristalnya 1,8432 MHz, maka frekuensi
kerjanya adalah 115.200 Hz (mampu mengirim dan menerima dengan laju kecepatan 115.200 bps).
Laju kecepatan ini tidak interupsilu cocok untuk berbagai macam alat, dengan demikian digunakan
Pembangkit Baud Rate terprogram (terdiri dari 2 register).
Misalnya diinginkan kecepatan 2.400 bps maka 115.200 harus dibagi 48 supaya menghasilkan
nilai 2.400 Hz. Angka 48 dianggap sebagai "Pembagi" atau "Divisor" dan disimpan dalam dua
register yang dikontrol oleh bit DLAB (lihat tabel II.6 untuk DLAB=1), karena menggunakan register
(total) 16-bit maka angkanya antara 0 s/d 65.535. Gunakan tabel II.6 untuk frekuensi kristal
1,8432 MHz, DLL merupakan Divisor Latch Low Byte dan DLH merupakan Divisor Latch High
Byte.
Tabel 2.5 Daftar Pembagi (divisor) untuk berbagai kecepatan pengiriman data.
Laju (bps) Pembagian (Desimal) DLH - Heksa DLL Heksa
50 2304 09h 00h
300 384 01h 80h
600 192 00h C0h
2400 48 00h 30h
4800 24 00h 18h
9600 12 00h 0Ch
19200 6 00h 06h
38400 3 00h 03h
57600 2 00h 02h
115200 1 00h 01h

Register IER mungkin satu-satunya register yang mudah dipahami dan simpel.
Interupsi RDA terjadi jika register penerima (FIFO) berisi data yang akan dibaca CPU.
Interupsi THRE terjadi saat penyangga pengirim kosong, sedangkan interupsi RLS terjadi jika ada
perubahan pada status jalur penerimaan (receiver line status), demikian juga untuk interupsi MS

akan diaktifkan jika ada perubahan pada status modem.
Tabel 2.6 Interrupt Enable Register (IER)
Bit Keterangan
Bit 7 Tercadang
Bit 6 Tercadang
Bit 5 Aktifasi Mode Daya Rendah (16750)
Bit 4 Aktifasi Mode Tidur/Sleep (16750)
Bit 3 Aktifasi Interupsi Modem Status (MS), Prioritas -3
Bit 2 Aktifasi Interupsi Receiver Line Status (rls), Prioritas -0
Bit 1 Aktifasi Interupsi Transmitter Holding Register Empty
(THRE), PRIORITAS-2
Bit 0 Aktifasi Interupsi Received Data Available (RDA),
prioritas-1

Register IIR merupakan register hanya-baca (read only). Bit 6 dan 7 menginformasikan
jenis penyangga FIFO, jika keduanya berisi 0, maka UART yang bersangkutan tidak
memiliki penyangga FIFO. Ini adalah satu-satunya basil, jika menggunakan UART seri 8250
atau 16450. Jika Bit-7=l dan bit-6=0, maka UART memiliki penyangga FIFO tetapi tdak
dapat digunakan dan ini sebagai 'bug' pada seri 16550. Sedangkan jika kedua bit
tersebut berisi 1, maka penyangga FIFO berhasil diaktifkan dan berfungsi penuh. Bit-0
digunakan untuk memberitahukan ada atau tidaknya interupsi, jika ada interupsi statusnya
ditunjuk can pada bit 1 dan 2. Interupsi-interupsi ini bekerja berdasar prioritas, perhatikan
tabel 2 . 6 .
Tabel 2.7 Interrupt Identification Register
Bit Keterangan

Bit 6 dan
7
Bit 6 Bit 7
0 0 Tidak Pakai FIFO (8250/16450)
0 1 FIFO aktif tapi Tak-dapat digunakan (16550)
1 1 FIFO aktif
Bit 5 FIFO 64 Byte aktif (hanya untuk 16750)
Bit 4 Tercadang

Bit 3
0 Tercadang pada 8250,16450
1 Pada 16550 untuk Time-out Interrupt Pending


Bit 1 dan
2
Bit 2 Bit 1
0 0 Interupsi Modem Status
0 1 Interupsi Transmitter Holding Register Empty
1 0 Interupsi Received Data Available
1 1 Interupsi Receiver Line Status

Bit 0
0 Penantian Interupsi (Interrupt Pending)
1 Tidak Ada Penantian Interrupsi (No Interrupt Pending)


Register FIFO ini merupakan register tulis-saja (write only). Register ini digunakan
untuk mengontrol penyangga FIFO yang dapat ditemukan pada chip UART 16550 dan yang
lebih tinggi. Bit-0 digunakan untuk mengaktifkan FIFO, jika Anda menon-aktifkan FIFO tersebut
maka data yang tersimpan dalam FIFO juga akan hilang.
Bit-1 dan 2 mengontrol penghapusan FIFO pengirim atau pe-nerima. Dengan men-set 1, isi
FIFO akan dibersihkan tanpa mem-pengaruhi register geser. Dua bit ini juga bersifat self-resetting,
artinya Anda tidak perlu membuat bit ini kenbali 0, karena akan dilakukan secara otomatis jika
proses selesai dikcrjakan. Bit 3 digunakan untuk mengaktifkan pemilihan mode DMA yang dapat
ditemukan pada UART 16550 dan yang lebih tinggi. Sedangkan bit 6 dan 7 digunakan untuk
menset tingkat pemicuan pada FIFO penerima.
Tabel 2.8 Line Control Register
Bit Keterangan

Bit 7
1 Divisor Latch Access Bit (DLAB)
0 Akseske Penyangga Penerima (RX),
Pengirim
(TX) & register Aktivasi Interupsi (IER)
Bit 6 Aktifasi Set Break




Bit 3,4
dan 5
Bit 5 Bit 4 Bit 3 Pemilihan Paritas
X X 0 Tidak Pakai Paritas
0 0 1 Paritas Ganjil
0 1 1 Paritas Genap
1 0 1 Paritas tnggi (Sticky),
Paritas interupsilu 1
1 1 1 Paritas tnggi
(Sticky), Paritas
interupsilu 0

Bit 2
Length of Stop Bit
0 Sati Bit Stop
1 2 bit stop untuk panjang word 6, 7 atau 8
bit atau 1, 5 bit stop untuk panjang Word 5 bit

Bit 0 dan
1
Bit 1 Bit 0
0
1
0
1
Panjang Word
0 5 Bit
0 6 Bit
1 7 Bit
1 8 Bit
Register ini digunakan untuk men-set parameter-parameter dasar. Bit-7 sebagai
Divisor Latch Buffer atau DLAB. Bit-6 digunakan untuk mengaktifkan break, jika diaktifkan,
jalur TxD akan berkondisi "Penspasian" (Spacing) yang mengakibatkan pemutusan (break)
hubungan dengan UART penerima. Sedangkan bit 3, 4 dan 5 digunakan untuk pemilihan paritas:
Bit-3 digunakan untuk menentukan dipakai atau tidaknya bit paritas (Jika 0 tidak ad bit
paritas);
Bit-5 menentukan penggunaan paritas sticky, yaitu jika bit-5 diaktifkan (=1) atau
menggunakan paritas sticky dan jika bit -4=0 maka bit paritas akan interepsi dikirim

dalam logika 1 dan atau dikirim 0 jika bit -4=1. Jika bit -5 ini tidak diaktifkan berarti
menggunakan mode paritas normal.

Pemeriksaan kesalahan menggunakan bit paritas memang baik tetapi tidak sempurna: jika
ada salah satu bit yang terbalik (dari 1 menjadi 0 misalnya) maka tetap akan terdeteksi
terjadinya kesalahan paritas (parity error} tetapi jika ada dua bit yang berlawanan (1 dan 0)
yang saling bertukar-tempat, maka tidak dapat dideteksi adanya kesalahan! Perhatikan
ilustrasi pada gambar II.4. Sehingga banyak perangkay lunak yang kemudian menggunakan algoritma
CRC-32.

Gambar 2.4 Logika 1 dan 0 yang bertukar tempat tidak menyebabkan error
Bit-2 digunakan untuk menset panjang atau jumlah bit stop (tergantung dari
panjang word) sedangkan bit 0 dan 1 digunakan untuk menentukan panjang word apakah5, 6, 7
atau 8 byte.
Tabel 2.9 Modem Control register (MCR)
Bit Keterangan
Bit 7 Tercadang
Bit 6 Tercadang
Bit 5 Aktifasi Auto flow Control (hanya
seri16750) Bit 4 Mode Loopback
Bit 3 Keluaran AUX 2
Bit 2 Keluaran AUX 1
Bit 1 Force Reguest to Send
Bit 0 Force Data Terminal Ready

Register ini bersifat baca/tulis. Bit-4 digunakan untuk mengaktifkan mode loopback. Dalam mode
ini keluaran serial (pengiriman) dalam kondisi ditandai (marked). Masukan serial penerima diputuskan.
Keluaran pengirim dikirim kembai (loopbacked) ke masukan penerima. Sinyal-sinyal DSR, CTS, RI dan
BCD diputuskan DTR, RTS, OUT1, dan OUT2 dihubungkan ke masukan kontrol modem. Pin-pin
keluaran kontrol modem kemudian dinonaktifkan. Dalam mode ini data apa saja yang ditempatkan pada

register pengirim untuk keluaran akan diterima oleh rangkaian penerima dalam satu chip yang sama
sehingga data tersebut akan siap dibaca melalui penyangga penerima.
Keluaran AUX 2 dapat dihubungkan dengan rangkaian eks-ternal yang digunakan untuk
mengontrol proses interupsi UAKT dan CPU. Keluaran AUX 1 normalnya tak terhubungkan,
namun untuk beberapa kartu digunakan untuk men-swicth antara penggunaan kristal 1,8432
MHz dan 4 MHz yang dijumpai pada peralatan MIDI (Music Instrument Device Interface).
Tabel 2.10 Line Status Register (LSR)
Bit Keterangan
Bit 7 Ada Kesalahan Dalam FIFO Penerima
Bit 6 Data Holding Register kosong
Bit 5 Transmitter Holding Register kosong
Bit 4 Break Interrupt
Bit 3 Framing Error
Bit 2 Parity Error
Bit 1 Overrun Error
Bit 0 Data Siap (dibaca)

Register ini bersifat hanya-baca. Jika bit-6=l, baik register Transmitter Holding (THR)
dan register geser kosong. Register pe-nahan (holding) UART menyimpan data byte
berikutnya yang akan dikirim dengan cara paralel. Register geser digunakan untuk meng-
ubah data byte, yang paralel tersebut, menjadi serial sehingga dapat dikirim melalui
jalur serial. Sedangkan jika bit-5=l hanya THR yang kosong. Lantas apa perbedaan
keduanya? Jika bit-6=l, THR dan register geser kosong, maka tidak ada proses
konversi serial, artinya tidak ada aktivitas sama sekali pada jalur pengiriman data. Sedangkan
jika bit-5=l, hanya THR saja yang kosong, jadi data byte berikutnya dapat dikirim ke kanal
data dan register geser masih tetap bekerja.
Interupsi break (bit-4) muncul saat jalur penerimaan data ditahan pada ttondisi logika
'0* atau spasi interupsima lebih dari waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan satu word
penuh. Beberapa kesalahan lain bisa muncul sesuai kondisi berikut:
Framing error (bit-3) terjadi jika saat bit terakhir yyang terkirim bukan suatu bit stop hal ini bisa
disebabkan karena kesalahan pewaktuan (timing error).
Ovverrun error (bit-1) terjadi saat program komputer tidak cukup cepat untuk membaca dari
kanal serial.
Sedangkan Data ready (bit-0) akan sama dengan 1 jika ada sebuah byte yang diterima oleh UART
dan penyangga penerima siap untuk dibaca.


Tabel 2.11 Modem Status Register
Bit Keterangan
Bit 7 Karrier Detect (deteksi Carrier)
Bit 6 Ring Indicator (indicator dering)
Bit 5 Data Set Ready (Set data siap)
Bit 4 Clear To Send (siap untuk mengirim)
Bit 3 Delta Data Carrier Detect
Bit 2 Trailing Edge Ring Indicator
Bit 1 Delta Data Set Ready
Bit 0 Delta Clear to Send

Bit-0 pada register ini menunjukkan delta clear to send, delta artinya adanya perubahan dalam,
dengan demikian artinya ada perubahan dalam jalur clear to send, sejak pembacaan terakhir dari
register ini.
2.2.8 SCRATCH REGISTER
Register ini tidak digunakan untuk komunikasi namun sebagai tempat untuk meninggalkan
sebuah byte data. Kenyataannya digunakan untuk menentukan apakah UART-nya seri
8250/8250B atau 8250A/16450 dan saat ini tidak digunakan karena 8250/8250B tidak pernah
dibuat untuk AT serta dapat mengacaukan kecepatan bus.
2.3. ANTARMUKA USB (Universal Serial Bus)
2.3.1 Pengertian Port USB
USB port adalah sebuah bus I/O (input/output) yang dapat mentransfer data hingga 12megabit per
detik. USB merupakan singkatan dari Universal Serial Bus dalam artian dapat dikatakan standar interface
sebuah device, yang merupakan gabungan serial antara periferal dan komputer.
Port USB merupakan suatu teknologi yang memungkinkan kita untuk menghubungkan alat
eksternal (peripheral) seperti scenner, printer, mouse, papan ketik (keyboard), alat penyimpan data (zip
drive), flash disk, kamera digital atau perangkat lainnya ke komputer. Komputer (PC) saat ini, umumnya
sudah memiliki port USB. Jika dibandingkan dengan parallel port dan serial port, penggunaan port USB
lebih mudah dalam penggunaannya serta lebih cepat Konektivitas antara PC (Personal Computer) dengan
perangkat USB dihubungkan dengan kabel khusus. Sebuah kabel berisi empat buah kawat
menghubungkan periferal ke PC melalui port USB yang terdapat pada keduanya. Di dalam kabel tersebut,
dua kawat akan menangani transmisi data, sebuah lagi menangani ground dan sebuah lagi memasok daya
sebesar lima volt ke peripheral.
2.3.2 Sejarah Perkembangan Port USB

Pada awal kemunculannya USB diciptakan dengan tujuan untuk menghubungkan Smart Phone
dengan Personal Computer (PC), namun pada akhirnya penggunaannya berkembang pesat bahkan sampai
kepada device seperti mouse, printer, speaker,MP3 player, dll.
Konsep USB pertama kali muncul pada tahun 1994 ditanda dengan bergabungnya beberapa
perusahaan yang bergerak dibidang pengembangan komputer, seperti Compaq, Intel, Microsoft, NEC dan
IBM untuk mendukung teknologi ini. kemuculan pertama USB yaitu sekitar tahun 1995 hingga 1996,
USB 10 yang ditawarkan kepada pengguna adalah pada kadar kelajuan hanya 1.5Mbit s (kelajuan-
rendah) dan 12Mbit sesaat untuk kelajuan tinggi. Kemudian muncul pula USB 2.0 pada April 2000 yang
memperkenalkan kelajuan 480Mbit sesaat (kelajuan tinggi) untuk pemindahan data. Ia merupakan
teknologi yang banyak kita gunakan masa kini.
Teknologi USB yang paling digemari adalah teknologi USB flash drive. Sebuah teknologi
memory yang benar-benar ada karena kebutuhan pasar. Dengan kapasitasnya yang besar, ukuran yang
kecil, serta kecepatan yang baik, USB Flash drive banyak diminati oleh masyarakat. USB Flash drive
berfungsi sebagai media penyimpanan yang portable Walaupun tidak sebesar external hard drive tetapi
dengan ukurannya yang kecil,teknologi ini menjadi semakin banyak peminatnya.
USB flash drive juga dikenal dengan nama Thumb Drive, Jump Drive, Pen Drive, Key Drive,
Token, atau secara mudah dapat dikenal dengan sebutan USB drive. Tidak seperti teknologi removable
storage memory lainnya, USB dapat berjalan tanpa bantuan tenaga tambahan, tidak memerlukan proses
booting, dan yang terpenting adalah tidak bergantung kepada salah satu macam platform sistem operasi.
USB Flash drive memiliki beberapa komponen. Komponen-komponen tersebut dapat dipisahkan
dalam dua golongan yaitu komponen penting dan juga komponen tambahan. Komponen penting yang
harus ada dalam sebuah USB Flash drive adalah USB connector, USB mass storage controller device,
Flash memory chip, dan Crystal Oscillator. Komponen ini dilengkapi oleh komponen tambahan yaitu Test
points, LED, Unpopulated space, USB Connector Cover, dan juga transport Aid. Komponen-komponen
ini bergabung membentuk satu Flash Drive secara utuh.
Dalam sejarahnya, USB Flash Drive memiliki masalah dalam status kepemilikan hak ciptanya.
Banyak perusahaan besar yang mengklaim bahwa USB drive adalaha teknologi yang mereka buat. Yang
pertama memproduksinya sendiri adalah perusahaan Trek dengan merk dagangThumbdrive. Perusahaan
inilah yang menyatakan dengan serius bahwa merekalah penemu pertama teknologi ini.
Beberapa Versi USB:

1. USB 1.0 (1995) yang pertama kali ditawarkan kepada pengguna memiliki kecepatan hanya
1.5Mbit untuk kecepatan rendah dan 12Mbit untuk kecepatan tinggi. Pada generasi ini di kenal
beberap versi : USB 1.0 FDR: Dilancarkan pada November 1995, pada tahun yang sama Apple
menggunakan piawaian IEEE 1394 dikenali sebagai FireWire. USB 1.0: Dilancarkan
2. USB 2.0 (April 2000) yang memperkenalkan kecepatan 480Mbit untuk kecepatan tinggi dalam
pemindahan data. Ia merupakan teknologi yang banyak digunakan saat kini. Teknologi USB yang
paling digemari pada versi ini adalah teknologi USB flash drive atau lebih dikenal secara umum
sebagai flash disk. Sebuah teknologi memory yang benar-benar ada karena kebutuhan pasar.
Dengan kapasitasnya yang besar, ukuran yang kecil, serta kecepatan yang baik, USB Flash drive
banyak diminati oleh masyarakat. USB Flash drive berfungsi sebagai media penyimpanan yang
portable. Walaupun tidak sebesar external hard drive tetapi dengan ukurannya yang kecil,
teknologi ini menjadi semakin banyak peminatnya. USB 2.0: Diperbaharui pada Disember 2002.
3. USB 3.0 merupakan salah satu device dengan standard dengan kecepatan transfer data 10 kali
lebih cepat dibandingkan versi sebelumnya. Port USB 3.0 tersebut dapat digunakan untuk
konektor ke PC atau device lain, seperti printer dan perangkat peyimpanan lain.


Gambar 2.5 Port USB
Perkembangan universal serial bus pada masa kini telah sampai pada versi 3.0, tetapi yang banyak
digunakan dalam masyarakat adalah versi 2.0. masing-masing versi ini sangat berbeda dalah hal kecepatan
transfer.
Konektor pada USB ada dua yaitu konektor seri A dan B. Konektor seri A adalah seperti tampilan
pada gambar 2.6.


Gambar 2.6 Konektor Seri A dan B
Sementara konfigurasi kabel pada USB, dapat dilihat pada tabel 2.12 sebagai berikut:
Tabel 2.12 Konfigurasi Kabel Pada USB
Typical USB Cable
Connector
Pin Name Descriptio
n
1 VCC +5 VDC
2 D- Data-
3 D+ Data+
4 Gnd Ground

Serial bus sangat berbeda dengan serial Port. Perbedaan utamanya adalah pada banyaknya
peripheral yang terhubung terhadapnya. Serial port hanya memungkinkan untuk terhubung dengan satu
alat, sedangkah serial bus dapat terhubung dengan banyak alat pada waktu yang bersamaan melalui satu
terminal. Perhatikan gambar 2.7 dan 2.8.
.
Gambar 2.7 Serial Port



Gambar 2.8 Serial Bus
Adapun keuntungan dari USB adalah, sebagai berikut:
1. Mudah digunakan karena dapat terkonfigurasi secara otomatis oleh OS
2. Dapat digunakan untuk banyak jenis
3. Dapat dihubungkan dengan komputer dalam kondisi hidup, sehingga tidak perlu mematikan
komputer terlebih dahulu (hot pluggable).
4. Kecepatan yang berlipat, dapat mencapai 5 Gbps untuk USB dengan 4 bus.
5. Murah dan mengurangi pemakaian energi.
Telah dijelaskan keuntungan dari usb maka usb juga memiliki kelemahan, kelemahan dari usb,
antara lain:
1. Tidak dapat digunakan dalam komunikasi peer-to-peer
2. Hanya efektif untuk jarak yang pendek, dibutuhkan hub untuk jarak yang lebih jauh.
3. Tidak dapat digunakan untuk komputer-komputer tua karena ketidaktersediaan port.























DAFTAR PUSTAKA
http://lischer.wordpress.com/2009/12/18/fungsi-dari-serial-port-dan-parallel-port/ . Kenny Lischer
http://www.toko-elektronika.com/tutorial/paralel.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Porta_paralel
http://luckyhermanto.dosen.narotama.ac.id/files/2011/10/konsep-komunikasi-serial.pdf. Anonim (15 maret
2014)
http://marojahantampubolon.files.wordpress.com/2012/03/interfacing-serial-paralelusb.pdf marojahan
Tampubolon (15 Maret 2014).
http://blogs.unpas.ac.id/dikdikp/2013/02/09/serial-port/. Didik Permana (17 Maret 2014).

Anda mungkin juga menyukai