Serial
Komunikasi IC MAX232
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Mikrokontroler adalah suatu rangkaian terintegrasi (IC) yang bekerja untuk
aplikasi pengendalian. Untuk mendukung fungsi pengendaliannya, suatu mikrokontroler
memiliki bagian-bagian seperti Central Processing Unit (CPU), Read Only Memory
(ROM), Random Access Memory (RAM), Pewaktu/Pencacah dan Unit I/O. AT89S52
sering disebut Flash Microcontroller karena ROM internal yang digunakan adalah
EEROM (Electrically Erasable ROM) dengan kapasitas memori 4 kb (internal).
2. Tujuan
B. Landasan Teori
Sistem Minimum Mikrokontroler adalah sebuah rangkaian paling sederhana dari
sebuah mikrokontroler agar IC mikrokontroler tersebut bisa beroperasi dan diprogram.
Pemrograman mikrokontroler bisa diprogram secara parallel atau secara seri.
Pemrograman mikrokontroler secara seri atau lebih dikenal dengan ISP tidak perlu
memerlukan banyak jalur data. Tapi ISP memiliki kelemahan, jika salah setting fuse bit
yang memiliki fungsi fital misal pin reset di disable maka alamat DEH sudah tidak bisa
digunakan lagi. Untuk mengembalikan settingan fuse bit tadi, harus menggunakan
pemrograman tipe parallel (high voltage programming). Dalam aplikasinya sistem
minimum sering dihubungkan dengan rangkaian lain untuk tujuan tertentu. Ada
beberapa yang harus diperhatikan dalam membuat sistem minimum mikrokontroler,
untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 1.3.
GND
Digunakan sebagai ground
Port 0
Terdapat pada pin 32 sampai 39. port 0 ini berfungsi sebagai general purpose I/O
dengan lebar 8 bit, low order multiplex addres/data ataupun menerima kode byte
saat flash programming. Pada saat sebagai I/O biasa ini dapat memberikan output
sink kedelapan input atau dapat diubah sebagai input dengan memberikan
tegangan logika 1 pada port tersebut.
Port 1
Port 1 merupakan salah satu port yang berfungsi sebagi general purpose dengan
lebar 8 bit. Port 1 terdiri dari P1.0 sampai P1.7.
Port 2
Port 2 memiliki fungsi khusus yaitu sebagai high byte addres bus.
Port 3
Merupakan port yang didalamnya terdapat pin-pin yang digunakan secara khusus
misalkan intteruot, timer/conter, serial dan beberapa tugas khusus lainnya.
EA
External Acces berfungsi sebagai input control. Jika EA bernilai low maka
programmannya akan dijalankan dari external program memori. Untuk
mengeksekusi program internal maka EA ini dihubungkan ke VCC atau harus
bernilai 1 (high)
XTAL 1
Berfungsi sebagai output osilator. Terdapat pada pin 18
XTAL 2
Berfungsi sebagai output osilator. Terdapat pada pin 19
RST (Reset)
Pin ini sangat vital, yaitu untuk mereset program atau mengembalikan kondisi kerja
mikrokontroller pada posisi awal. Pin Reset ini akan bekerja jika diberi logika high.
Konektor port serial terdiri dari 2 jenis, yaitu konektor 25 pin (DB25 dan 9 pin
DB9) yang berpasangan (jantan dan betina). Bentuk dari konektor DB-25 sama
persis dengan port paralel. Umumnya COM1 berada dialamat 3F8H, sedangkan
COM2 dialamat 2F8H.
5 GND - Ground
9 RI In Ring Indicator
Keterangan mengenai fungsi saluran RS232 pada konektor DB9 adalah sebagai berikut:
Receive Line Signal detect, dengan alamat ini DCE memberitahukan ke DTE bahwa
pada terminal masukan ada data masuk.
Ring Indicator, pada saluran ini DCE memberitahukan ke DTE bahwa sebuah stasiun
menghendaki berhubungan dengannya.
Clear To Send, dengan saluran ini DCE memberitahukan bahwa DTE boleh memulai
mengirim data.
Request To Send, dengan saluran ini DCE diminta mengirim data oleh DTE.
DCE Ready, sinyal aktif pada saluran ini menunjukkan bahwa DCE sudah siap.
Driver RS232
Output ayunan tegangan (voltage swing) driver typical adalah ±8V. Nilai ini
terjadi saat driver dibebani dengan beban nominal receiver RS232 sebesar 5kΩ atau Vcc
= 5V. Input pada driver yang tidak digunakan bisa dibiarkan tidak terhubung keana-
mana. Hal ini dapat terjadi karena dalam kaki input driver IC MAX232 terdapat resistor
pull-up sebesar 400kΩ yang terhubung keVcc. Resistor pull-up mengakibatkan output
driver yang tidak terpakai menjadi low karena semua output driver diinversikan.
Receiver RS232
EIA mendefinisikan level tegangan lebih dari 3V sebagai logic 0, berdasarkan hal
tersebut semua receiver diinversikan. Input receiver dapat menahan tegangan input
sampai dengan ±25V dan menyiapkan resistor terminasi input dengan dengan nilai
nominal 5k. Nilai input receiver hysteresis typical adalah 0,5V dengan nilai minimum
0,2V, dan nilai delay propogasi typicalnya adalah 600ns. Gambar dibawah merupakan
typical operasi rangkaian IC MAX232. Nilai C1, C2, C3, C4, dan C5 yang dianjurkan
sebesar 1uF.
komunikasi ini, anda cukup menghubungkan: 1. Pin TxD ke pin RxD computer lain
1. Synchronous (sinkron) adalah kondisi pengiriman data serial yang disertai dengan
pengiriman detak (clock).
2. Asynchronus (asinkron) adalah kondisi dengan detak tidak dikirim bersamaan dengan
data serial sehingga masing-masing perangkat keras yang berkomunikasi harus
menciptakan detaknya sendiri.
3. Baud rate merupakan istilah yang digunakan untuk kecepatan aliran data. Satuan
baud rate adalah bps (bit per second). Contohnya, 9600 bps atau 19200 bps.
4. Full Duplex adalah jenis komunikasi serial yang menyatakan hubungan antara dua
perangkat keras, A dan B. Jika A sedang melakukan pengiriman data, pada saat yang
sama A dapat menerima data dari B, Dan sebaliknya. Kondisi ini dinamakan full
duplex atau komunikasi dua arah. Contohnya, telepon.
5. Half duplex merupakan kondisi ketika proses pengiriman dan penerimaan data tidak
dapat dilakukan secara bersamaan seperti pada full duplex namun dilakukan secara
bergantian. Contohnya, pesawat intercom dan walkie talkie.
C. Metodologi Praktikum
Lihat datashet AT89S52 pada gambar 3.1. Buatlah rangkain seperti gambar 3.2 pada
proteus.
Instal aplikasi Zadiq untuk mengkoneksikan rangkain pada PCB dengan laptop.
Instal aplikasi Progisp untuk ngeflash apakah rangkain sudah berhasil atau tidak.
.
DAFTAR PUSTAKA