Anda di halaman 1dari 27

1

SISTEM ENDOKRIN

Adnan, UNM

A. PENDAHULUAN
Secara terbatas sIstem endokrin terdiri atas kelenjar endokrin dan
organ-organ yang mengandung jaringan endokrin. Sistem endokrin terdiri dari
kelenjar endokrin, hormon, reseptor, binding protein dan jaringan target. Kata
hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti membangkitkan atau
menimbulkan atau merangsang. Hormon merupakan zat kimia yang bertugas
sebagai pembawa pesan (Chemical messenger). Hormon adalah sinyal
kimiawi yang disekresikan ke dalam cairan tubuh, paling sering ke dalam
darah, dan mengkomunikasikan pesan-pesan yang bersifat mengatur di
dalam tubuh. Hormon adalah substansi organik yang dihasilkan oleh sel-sel
atau kelompok sel-sel (kelenjar endokrin) di dalam tubuh makhluk hidup,
ditranspor melalui pembuluh darah menuju jaringan atau organ target, dan
dalam jumlah yang terbatas mempengaruhi aktivitas tubuh. Hormon bukan
vitamin atau enzim dan tidak berperan sebagai sumber energi, walaupun
fungsinya ada kemiripan yaitu mengatur fungsi-fungsi tubuh.
Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin biasa
disebut sebagai kelenjar buntu karena tidak memiliki saluran. Oleh sebab itu
sekret yang dihasilkannya dirembeskan masuk ke pembuluh darah yang ada
disekitarnya, dan bersama darah diangkut menuju jaringan atau organ target.
Di dalam tubuh, kelenjar endokrin biasanya dijumpai pada tempat-tempat
yang kaya dengan pembuluh darah. Agar hormon-hormon yang dihasilkan
oleh kelenjar endokrin dapat mencapai organ target atau organ sasaran,
maka pada organ target harus memiliki reseptor agar ia dapat dikenali oleh
hormon. Organ target atau organ sasaran adalah organ tempat dimana
hormon berfungsi
2
B. SISTEM ENDOKRIN
Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut
sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah
menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam
aliran darah. Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk
mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh.
Pusat sistem endokrin adalah kelenjar Pituitari. Adapun komponen-
komponen kelenjar endokrin adalah kelenjar pituitari, kelenjar pineal,
sepasang kelenjar adrenal, kelenjar tiroid, sepasang kelenjar parathyroid,
gonad (testis pada laki-laki dan ovarium pada wanita), pulau-pulau pankreas,
epitel kelenjar di dalam saluran pencernaan, sepasang ginjal, kelenjar timus
dan plasenta selama hamil.


Secara umum hormon berperan dalam mengatur aktivitas tubuh
bersama dengan sistem saraf. Oleh sebab itu kedua komponen ini biasanya
3
secara bersama-sama dikenal sebagai sistem koordinasi. Hormon biasanya
bekerja relatif lambat dan bertahap. Hormon memiliki pengaruh yag sangat
luas terhadap aktivitas fisiologis berbagai tipe sel di dalam tubuh. Hormon
mengatur pertumbuhan, perkembangan dan aktivitas seksual, kandungan air
di dalam tubuh, kecepatan metabolisme dan beberapa aspek yang terkait
dengan pencernaan makanan. Sebaliknya saraf bertanggung jawab terhadap
perubahan-perubahan yang berlangsung cepat misalnya aktivitas otot,
termasuk jantung dan pembuluh darah.
Pada semua vertebrata memiliki pusat pengontrolan neuroendokrin.
Hipotalamus dan pituitari (hipofisis) dianggap sebagai pusat pengaturan
neuroendokrin yang mengintegrasikan aktivitas saraf dan endokrin.
Keduanya bertanggung jawab terhadap konsentrasi hormon di dalam plasma
darah. Pituitari dianggap sebagai master kelenjar, disebabkan karena sekret
yang dilepaskannya mempengaruhi kelenjar-kelenjar yang lain. Namun
demikian pituitari sendiri dikontrol oleh hipotalamus, dan hypothalamus
dipengaruhi oleh otak dan konsentrasi hormon, ion dan nutrien di dalam
aliran darah.
Tidak semua kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisis;
beberapa diantaranya memberikan respon, baik langsung maupun tidak
langsung, terhadap konsentrasi zat-zat di dalam darah:
1. Sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon
terhadap gula dan asam lemak
2. Sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat
3. Medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon
terhadap perangsangan langsung dari sistem saraf parasimpatis.



4
B. BERBAGAI MACAM KELENJAR ENDOKRIN.
1. Hipotalamus
Badan-badan sel saraf sekretori di dalam hipotalamus menghasilkan
dua jenis protein yaitu faktor-faktor pelepas (Releasing factors) faktor-faktor
penghambat (inh-biting facktors). Faktor pelepas merangsang pelepasan
hormon-hormon spesifik lobus anterior, sedangkan faktor penghambat
menekan sekresi hormon-hormon spesifik lobus anterior. Ujung akson saraf
sekretori pada daerah hipotalamus berakhir dalam lobus anterior pituitari dan
mengatur sekresi hormon seperti hormon Adenokortikotropin (ACTH), Thyroid
stimulating hormon (TSH), Follicle stimulating hormone (FSH), Luteinizing
hormone (LH) Growth hormone (GH) dan prolaktin.
Hipotalamus mensintesis dan melepaskan hormone-hormon
hipofisiotropik, yaitu: Thyrotropin-releasing hormone (TRH), Corticotropin-
releasing hormone (CRH), Gonadotropin-releasing hormone (GnRH), Growth
hormone-releasing hormone (GHRH), Growth releasing factor (PRF), dan
Prolactin-inhibitn hormone (PIH). Sintesis hormon-hormon hipofisiotropik
berlangsung di dalam badan-badan sel saraf yang terdapat di dalam
hipotalamus. Hormon tersebut diangkut kebawah melalui akson dan
disimpan di ujung saraf.
Sekresi hormon-hormon hipofisiotropik pada hipotalamus dipengaruhi
oleh emosi, dan status metabolisme individu. Hormon-hormon yang
dilepaskan diantarkan menuju anterior pituitary melalui sistem porta
hipotalamus-hipofisis. Hormon-hormon hipotalamus biasanya menginisiasi
tiga hormon secara berturut-turut.
5

Gambar 1. Sistem endokrin utama dan jaringan targetnya

6

1. Kelenjar pituitary
Kelenjar pituitari merupakan bagian dari sistem endokrin yang terletak
dibagian dasar hipotalamus. Kelenjar pituitari pada manusia terdiri dari 2
bagian, yaitu bagian anterior (lobus anterior pituitary) dan bagian posterior
(lobus posterior pituitari).

7





a. Pituitary Anterior (Adenohipofisis)
Sel-sel kelenjar anterior pituitary mensekresikan tujuh (7) macam
hormone, yaitu Growth hormone (GH), Thyroid stimulating hormone (TSH),
Gonadotropins (FSH dan LH), Prolactin, Adenocorticotrophic hormone
(ACTH) dan melanocyt stimulating hormone. Growth hormone disekresikan
setiap beberapa jam (terutama pada saat tidur). Hormon ini secara umum
merangsang pertumbuhan tubuh dan mengatur metabolisme berupa
peningkatan sintesis protein, penurunan katabolisme protein dan peningkatan
mobilitas asam amino. Thyroid stimulating hormone berperan mengontrol
sekresi dan aktivitas kelenjar tiroid. Gonadotropins (FSH dan LH) berperan di
dalam pengaturan fungsi gonad. Prolaktin berperan dalam menginisiasi dan
8
memelihara sekresi kelenjar mammae dan memberikan pengaruh permisif
terhadap hormon-hormon lain seperti estrogen dan progesteron.
Adenocorticotrophic hormone bekerja menstimulasi korteks adrenal untuk
melepaskan glukokortikoid. Melanocyt stimulating hormone pada kebanyakan
vertebrata berfungsi dalam menentukan jumlah dan distribusi pigmen melanin
pada kulit.




b. Pituitary posterior (Neurohipofisis)
Pituitary posterior berperan menyimpan dan melepaskan hormon
oksitosin dan antidiuretic hormone (ADH) atau vasopressin. Oksitosin
berperan merangsang konstraksi otot polos dalam uterus, pengeluaran air
susu, dan getaran seksual. ADH berperan merangsang reabsorbsi air pada
tubulus kontotus distal ginjal sehingga mencegah pengeluaran urin yang
terlalu banyak, meningkatkan reabsorbsi urea pada tubulus distal ginjal,
mengurangi sekresi air keringat dan merangsang konstriksi arteriol.



9

Hormon oksitosin dan ADH dibentuk di dalam sel-sel neurosekresi
pada hypotalamus, yaitu di dalam nuklei anterior hipotalamus, sel-sel
ganglion dari nulei supraoptik dan nuklei paraventrikular. Hormon tersebut
ditranspor di dalam vesikula sekresi secara aksonal dengan cepat menuju
terminal akson di dalam posterior pituitary. Pelepasan hormon tersebut
dipengaruhi oleh beberapa nuklei di hipotalamus, serabut saraf yang
10
menghubungkan nuklei dengan posterior ptuitary dan posterior ptuitary
sendiri.



Tabel 1. Ringkasan pengetahuan umum pengontrolan sekresi hormon
No Elemen
Pengontrol
Secara Langsung mengontrol pelepasan dari :
1 Saraf
Hipotalamus
faktor-faktor pelepas hipotalamus, oksitosin dari
anterior pituitari, hormon antidiuretik dari posterior
pituitari.
2. Faktor-faktor
pelepas
hipotalamus
Hormon-hormon anterior pituitari: Hormon
pertumbuhan, Hormon perangsang tiroid (TSH),
hormon adenokortikotropin (ACTH), Hormon-
hormon gonadotropin (FSH dan LH)
3. Hormon-hormon Hormon tiroid, kortisol (dari korteks adrenal),
11
anterior pituitari estrogen dan progesteron pada betina dan
testosteron pada jantan
4. Saraf otonom Epinefrin, nor epinefrin (dari medulla adrenal),
Renin (dari ginjal), insulin, glukagon (dari
pankreas), Hormon-hormon gastrointestinal
5. Konsentrasi ion,
konsentrasi
nutrien dalam
plasma darah
Hormon paratiroid, insulin, glukagon (dari
pankreas), Aldosteron (dari korteks adrenal),
Kalsitonin (dari kelenjar tiroid)


Tabel 2. Hormon-hormon pada hewan yang dihasilkan oleh hipotalamus dan
pituitari
Sumber Hormon Target Aksi utama
Hipotala-
mus
(produksi),
posterior
pituitari
(menyimpa
n dan
sekresi)
Oksitosin
Hormon
antidiuretik
(vasopressin
)
Uterus
Kelenjar
mammae
Ginjal
Merangsang konstraksi uterus
Merangsang pergerakan air
susu ke dalam saluran sekresi
Merangsang absorbsi air
Anterior
Pituit ari
Hormon
adenokortiko
tropin (ADH)
TSH

FSH
Korteks
adrenal

Kelenjar
Tiroid
Ovarium/tes
tis
Merangsang sekresi hormon
adrenal

Merangsang sekresi hormon
tiroid

Pada betina merangsang
pertumbuhan folikel, membantu
merangsang sekresi estrogen,
ovulasi. Pada jantan:
Mendorong sekresi testosteron,
spermatogenesis
LH Ovarium/tes
tis
Pada betina merangsang
korpus luteum, Pada jantan
mendorong sekresi testosteron
dan spermatogenesis
GH Sel-sel
pada
Menginduksi pembelahan
mitosis dan sintesis protein
12
umumnya selama pertumbuhan
Prolaktin Kelenjar
mammae
merangsang produksi air susu.

Sel-sel dalam hipotalamus menghasilkan dua hormon neurosecretori
yaitu oksitosin dan hormon antidiuretik. Oksitosin memainkan peranan yang
penting dalam reproduksi mamalia, sedangkan hormon antidiuretik terutama
berfungsi mengontrol kadar air di dalam tubuh. Oksitosin dan hormon
antidiuretik disintesis oleh badan-badan sel saraf sekretori di dalam
hipotalamus dan disimpan di dalam ujung-ujung akson saraf hipotalamus
yang menghasilkannya. Akson tersebut berhubungan dengan pituitari dan
berakhir di dalam lobus posterior.
13
Tabel 3. Hormon-hormon utama lainnya pada hewan
Sumber Hormon Target Aksi Utama
Korteks
adrenal
Glukokortikoi
d (kortisol dll)

Mineralokorti
koid
(aldosteron
dll)
Hormon seks
(androgen,
estrogen)
Sel-sel pada
umumnya

Ginjal

Umum
Meningkatkan kadar gula darah,
mengontrol metabolisme lipida,
karbohidrat dan protein, memediasi
respon terhadap stress
Mendorong reabsorbsi K, Na dan
keseimbangan air

Mempengaruhi karakter seks,
pertumbuhan pada umumnya
Medulla
adrenal
Epinefrin
(adrenalin)

Norepinefrin
Hati, otot
jantung dan
jaringan
adiposa
Otot polos
dan
pembuluh
darah
Meningkatkan kadar fgula darah
melalui perangsangan produksi glukosa

Vasokonstriksi

Gonad
Testis




Ovarium

Androgen
(testosteron)



Estrogen

Progesteron

Umum




Umum

Uterus,
payudara

Merangsang perkembangan saluran
reproduksi, memelihara organ-organ
seks tambahan dan memunculkan
karakter seks sekunder. Secara umum
mempengaruhi metabolisme, penting
untuk spermatogenesis.
Merangsang penebalan dinding rahim
untuk kehamilan, penting untuk
oogenesis.
Mempersiapkan, memelihara dinding
uterus selama kehamilan, merangsang
perkembangan payudara
Tiroid



Paratiroi
d


Pulau-
pulau
Tiroksin

Kalsitonin

Hormon
paratiroid

Insulin


Sel-sel pada
umumnya
Tulang

Tulang,
ginjal
saluran
pencernaan
Semua sel
kecuali saraf
Mengatur metabolisme karbohidrat dan
lemak, pertumbuhan dan
perkembangan
Menurunkan kadar kalsium di dalam
darah melalui penghambatan
reabsorbsi kalsium dari tulang
Meningkatkan kadar kalsium di dalam
darah melalui perangsangan reabsorbsi
kalsium dari tulang, ginjal dan absorbsi
dari saluran pencernaan
14
pankrea
s



Epitel
kelenjar
dalam
lambung
dan
usus
halus


Glukagon
meliputi
gastrin,
kolesistokinin
dan sekretin
pada otak
dan sel-sel
darah merah
Hati, otot,
jaringan
adiposa
Lambung,
usus halus
Menurunkan kadar gula melalui
perangsangan pemasukan oleh sel,
penyimpanan lemak dan sintesis
protein


Meningkatkan gula darah melalui
perangsangan produksi glukosa
bagian yang mengontrol kelebihan
sekresi gastrointestinal, motility
Thymus Meliputi
tymosin
Limfosit, sel-
sel plasma
Mendorong perkembangan fungsi
limfosit dalam perondaan imunitas
Ginjal Eritropoietin*
Angiotensin*
Sum-sum
tulang
Korteks
adrenal,
arteriol
Merangsang produksi sel darah merah
Mengontrol tekanan darah
Hormon tersebut tidak dihasilkan oleh ginjal, tapi dibentuk jika enzim-enzim
yang dihasilkan oleh ginjal

2. Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal terletak pada bagian superior ginjal. Kelenjar adrenal
terdiri atas dua bagian yaitu korteks adrenal (80-90%) dan medulla aderenal
10-20%). Korteks adrenal menghasilkan 3 tipe hormone steroid, yaitu
glukokortikoid, mineralokortikoid dan hormon-hormon seks. Glukokortikoid
seperti kortisol membantu mengontrol metabolisme karbohidrat, lipida dan
protein, antiimflamasi dan immunosuppressive. Mineralokortikoid seperti
aldosteron mempengaruhi konsentrasi garam dan air dalam tubuh dengan
cara mengatur resorbsi Na
+
dan air serta sekresi K
+
dan H
+
. Sedangkan
androgen seperti dehidroepiandrosteron pada betina diubah menjadi
estrogen dan berperan meningkatkan libido.



15



16
Medulla adrenal menghasilkan catecholamines, yaitu epinefrin
(adrenalin) dan nor epinefrin (Nor adrenalin). Jaringan target untuk adrenalin
adalah hati, otot rangka, jantung dan pembuluh darah. Dalam keadaan
normal kadar adrenalin di dalam darah kira-kira 0,06 g/l, tetapi adanya
rangsangan sensori yang memperingatkan akan adanya bahaya
membuatnya siap untuk bertarung atau melarikan diri menyebabkan
konsentrasi adrenalin di dalam darah meningkat hampir 1000 kali dalam
beberapa detik atau menit. Adrenalin mempersiapkan hewan untuk tindakan
darurat dengan beberapa cara antara lain: Meningkatkan denyut jantung,
tekanan darah, dan menyiapkan sistem kardiovaskular untuk tindakan-
tindakan darurat.

Adrenalin juga merangsang pemecahan glikogen hati menjadi glukosa
darah dan menghambat sintesis glikogen dari glukosa di dalam hati. Hal ini
menyebabkan ketersediaan glukosa di dalam darah menjadi optimal.
Mendorong pemecahan glikogen secara anaerob pada otot rangka menjadi
17
laktat melalui glikolisis. Peranan tersebut di atas menyebabkan adrenalin
menjadi salah satu obat yang berharga, khususnya pada keadaan yang
membahayakan jiwa ketika sistem kardiovaskular dalam keadaan gawat.
Adrenalin juga menenangkan otot-otot polos disekitar pembuluh bronkhiolus
paru-paru dan menghilangkan gejala asma yang akut.

3. Kelenjar Tiroid dan Paratiroid
Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terletak di dasar leher bagian inferior larynk, terdiri atas
dua lobus yang sangat vaskuler, tersusun atas sejumlah folikel-folikel tiroid.
Dinding setiap folikel mengandung sel-sel parafolikular yang menghsilkan
kalsitonin. Kalsitonin menurunkan klsium darah oleh inhibiting osteoclas. Sel-
sel folikel kembali mensekresikan dibawah pengaruh TSH dari anterior pituitri
dan menghasilkan tiroksin (tetraiodotironin =T4) dan triiodotironin (T3).
Kelenjar ini menyimpan dan mensekresikan hormon yang membantu dalam
proses pertumbuhan, perkembangan dan kecepatan metabolisme di dalam
tubuh. Di bawah pengaruh kelenjar pituitari, kelenjar ini menghasilkan hormon
tiroksin dan kalsitonin. Hormon tiroksin berfungsi meningkatkan kecepatan
metabolisme sel, dan kalsitonin berfungsi menghambat pelepasan kalsium
dari tulang jika kadar kalsium dalam darah tinggi. Kelenjar tiroid merupakan
kelenjar endokrin yang menyimpan produk sekretnya dalam jumlah yang
banyak

18


Sintesis triiodotironin dan tetraiodotironin berlangsung sebagai berikut:
Sel-sel folikel secara aktif mentranspor ion-ion iodin dari darah. Reticulum
endoplasma kasar mensintesis protein tiroglobulin di dalam sel-sel folikel.
Protein tersebut diangkut menuju baan golgi dan selanjutnya dilepaskan
menuju lumen folikel. Ion-ion iodin selanjutnya dioksidasi menjadi I
2
dengan
bantuan enzim peroksidase. I
2
selanjutnya dilepaskan ke dalam lumen
folikel. Di dalam lumen folikel, tiroglobulin mengalami iodinasi. Tiroglobulin
19
yang telah mengalami iodinasi selanjutnya dimasukkan ke dalam sel-sel
folikel dengan cara pinositosis. Endosom yang terentuk selanjunya berfusi
dengan lisosom primer. Enzim-enzim lisosom selanjutnya memotong
tiroglobulin yang telah teriodinasi menjadi T3 dan T4. Umumnya T4
dikonversi menjadi T3 melalui pelepasan satu molekul iodin. T3 selanjutnya
berdifusi masuk ke dalam sitoplasma dan siap untuk disekresikan. Sekresi
berlangsung dengan cara eksositosis dan selanjutnya masuk ke dalam aliran
darah. Di dalam darah, 99% T3 berkombinasi dengan protein transport di
dalam darah, utaanya thyroxine binding globulin (TGB).




20

Kelenjar Paratiroid
Di bagian belakang kelenjar tiroid, terdapat kelenjar paratiroid yang
menghasilkan hormon paratiroid. Fungsi hormon paratiroid berlawanan
dengan kalsitonin, yaitu merangsang pelepasan kalsium dari tulang jika kadar
kalsium darah menurun dan meningkatkan jumlah osteoklas, meningkatkan
reabsorbsi Ca
+
pada ginjal, mempertinggi produksi calsitriol (vitamin D) oleh
ginjal dan meningkatkan absorbsi Ca
+
pada saluan pencernaan makanan.
21

Pada saat kadar kalsium darah rendah menyebabkan kelenjar
paratiroid mensekresikan hormon paratiroid ke dalam darah. Hormon
paratiroid di dalam darah menyebabkan pelepasan ion kalsium dari tulang
menuju darah dan reabsorbsi ion kalsium dari tubulus ginjal dan adanya
vitamin D yang teraktivasi menyebabkan terjadinya peningkatan absorbsi ion
kalsium dari saluran pencernaan makanan. Akibatnya kadar ion klsium darah
meningkat hingga mencapai keadaan yang homeostasis. Meningkatnya ion
kalsium menyebabkan kelenjar tiroid mensekresikan kalsitonin ke dalam
darah. Meningkatnya kadar kalsitonin di dalam darah menyebabkan ion
kalsium dari darah diikat oleh tulang dan kadar ion kalsium menjadi turun
menuju keadaan homeostasis.




22


23


4. Gonad
Gonad terdiri atas dua tipe yaitu testis pada jantan dan ovarium pada
betina. Fungsi utama gonad adalah menghasilkan gamet atau sel kelamin,
yaitu sperma pada testis dan ovum pada ovarium. Selain itu juga
menghasilkan hormon-hormon reproduksi. Ovarium menghasilkan (i)
estrogen (estradiol dan estron) yang berperan dalam pematangan sistem
reproduksi betina dan perkembangan karakter seks sekunder, (ii)
progesteron, bekerjasama dengan estrogen dalam memelihara siklus
menstruasi, (iii) inhibin yang berperan menghambat sekresi FSH, dan (iv)
relaxin yang berperan meningkakan fleksibilitas simfisis pubis dan pelebaran
leher rahim (cervix) selama kehamilan.
Testis menghasilkan testosteron yang berperan dalam pematangan
organ-organ reproduksi jantan, perkembangan karakter seks sekunder dan
menghasilkan spermatozoa. Selain itu juga menghasilkan inhibin yang
bekerja menghambat sekresi FSH..
24
5. Pulau-pulau Langerhans pankreas
Kurang lebih 99% sel-sel pancreas tersusun dalam kelompok-
kelompok sel yang disebut sel-sel acini. Sel-sel acini menghasilkan enzim-
enzim pencernaan makanan. Sisa kelompok sel-sel tersebut menjadi pulau-
pulau langerhans. Pulau-pulau Langerhans disusun atas kelompok sel-sel
endokrin. Kelompok sel-sel tersebut antara lain sel alfa, beta, delta, dan sel F.
Pulau-pulau Langerhans menghasilkan hormon insulin, glukagon,
somatostatin dan polipeptida pankreas.


Sel-sel alfa mensekresikan glukagon dan befungsi meningkatkan
kadar glukosa darah. Sel-sel beta mensekresikan insulin yang berperan
menurunkan kadar gluosa dara. Sel-sel delta mensekresikan somatostatin
dan bekerja memperlambat absorbsi nutrien dari saluran pencernaan
25
makanan. Sel-sel F mensekresikan polipeptida pankreas dan berperan
menghambat sekresi somatostatin, menghambat konstraksi kantung kemih
dan menghambat sekresi enzim-enzim percernaan pankreas.



Laju sekresi insulin terutama ditentukan oleh konsentrasi glukosa di
dalam darah. Ketika kadar gula naik, laju sekresi insulin meningkat dan
menyebabkan meningkatnya kecepatan masuknya glukosa dari darah ke
dalam hati dan otot, dan glukosa tersebut sebagian besar diubah menjadi
glikogen. Hal ini menyebabkan konsentrasi gula di dalam darah turun hingga
mencapai keadaan normalnya, dan sekresi insulin juga menurun hingga
kadar normalnya. Dengan demikian ada hubungan pengaturan timbal balik
antara sekresi insulin dan konsentrasi glukosa darah.
Tingginya kadar glukosa di dalam darah (hiperglikemia) melebihi kadar
yang normal dapat menyebabkan glukosa dikeluarkan bersama air seni
sehingga rasanya manis. Keadaan ini disebut glikosuria (pada manusia
disebut diabetes millitus). Pemberian insulin digunakan untuk mengobati
26
diabetes millitus. Dewasa ini insulin tergolong obat yang secara luas
digunakan bagi penderita diabetes. Dalam keadaan normal, kadar glukosa
darah hanya berkisar 4 mM, sedangkan pada penderita diabetes yang parah
dapat mencapai 100mM. Glukagon mendorong peningkatan glukosa darah
melalui penguraian glikogen hati menjadi glukosa.

Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal mensekresikan melatonin (dihambat oleh cahaya) yang
berperan mengatur disribusi melanin pada kulit, menghambat fungsi
reproduksi pada hewan-hewan yang kawin secara musiman dan
menyebabkan atropi gonad, dan berperan dalam Seasonal Affective Disorder
(SAD)





27
Kelenjar Thymus
Kelenjar timus terletak pada bagian mediastenum. Kelenjar timus
menghasilkan hormon-hormon yang mendorong pematangan sel-sel T.

Anda mungkin juga menyukai