Definisi: GGA adalah penurunan fungsi ginjal yang mendadak dengan akibat hilangnya kemampuan fungsi ginjal untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Oliguria: produksi urin < 240 ml/m 2 /hari. Neonatus < 1 ml/kgBB/jam
Klasifikasi secara etiologi: prarenal,renal dan pascarenal.
Prarenal: akibat menurunnya tekanan arteri efektif dengan akibat perfusi ke ginjal
Penyebab hipoperfusi: 1.Hipovelemia karena perdarahan atau kehilangan cairan 2.Penurunan volume vaskular pada: Sepssis Luka bakar SN 3.Penurunan curah jantung: gagal jantung,kardiomiopati
Penyebab GGA pascarenal adalah uropati obstruktif karena: 1. Kelainan kongenital: katup uretra posterior,obstruksi ureter bilateral 2. Didapat: batu atau bekuan darah, kristal asam jengkol, asam urat 3. Tumor
GGA renal atau disebut renal intrinsik disebabkan: 1. Kelainan vaskular intrarenal: SHU,trombosis a/v.renalis,vaskulitis 2. Glomerulonefritis - pasca streptokokus - GN kresentik idiopatik,sindroma Goodpasture 3. Nefritis interstisial: obat, artritis reumatoid juvenil, pielonefritis 4. Kerusakan tubulus:penyebab terbanyak GGA renal (NTA) 5. Anomali kongenital ginjal - agenesis ginjal - ginjal polikistik - ginjal hipoplastik-displastik MANIFESTASI KLINIS Anemia,oliguria,edema,hipertensi,muntah dan letargi. Pada kasus yang berat timbul gagal jantung, edema paru, aritmia, perdarahan GIT, kejang, penurunan kesadaran.
Fase GGA 1. Oliguria: terjadi overload cairan timbul edema,hipertensi,gagal jantung,edema paru Fase ini berlangsung 2 minggu. Terjadi gangguan metabolik berupa hiperkalemia,hiperfosfatemia,hipokalsemia, hiponatremia,hiperuremia (>200 mg/dl) Gejala hiperuremia: penurunan kesadaran,koma,kejang,melena,hematemesis 2. Poliuria: bertahap tapi bisa eksesif. Berlangsung 7-14 hari. Hati-hati terhadap terjadinya dehidrasi,hipokalemia dan hiponatremia. DIAGNOSIS ANAMENSIS
Pada neonatus: bayi tidak kencing dalam 24-48 jam pasca lahir. Riwayat diare, ISPA,piodermi,kencing merah. Riwayat sering panas,ruam kulit,artritis. Riwayat makan obat dan jengkol. Riwayat ISK dan keluarnya batu.
PEMERIKSAAN FISIS
Kesadaran menurun,koma. Pernafasan Kussmaul (asisdosis metabolik),hipertensi. Tanda dehidrasi ? GGA prarenal Tanda penyakit sistemik multiorgan? SLE Hidronefrosis? Uropati obstruktif Kandung kemih penuh? PEMERIKSAAN PENUNJANG Urinalisis Kimia darah Radiologik Biopsi ginjal
Pemeriksaan radiologis pada GGA bertujuan: 1. Menentukan apakah kedua ginjal memang ada 2. Menentukan besarnya ginjal 3. Menyingkirkan adanya obstruksi pada saluran kemih 4. Melihat apakah aliran darah ginjal cukup adekuat TATA LAKSANA GGA Pertama kali harus disingkirkan kemungkinan GGA prarenal dan pascarenal
GGA pascarenal Ada riwayat penyakit dan pemeriksaan USG
GGA prarenal Anamnesis mencari etiologi (diare,dehidrasi,luka bakar,kelainan jantung dll) Pada dehidrasi yang tidak jelas etiologinya berikan cairan RL 20 ml/kgBB selama 1 jam. Biasanya terjadi diuresis setelah 2-4 jam pmberian cairan.
Diuresis paksa atau challenge cairan Bila pasien telah memasuki fase renal, dapat diberikan diuresis paksa. Asal tidak dehidrasi dan adanya obstruksi (GGA pascarenal) telah disingkirkan
Obat yang dipakai: 1. Mannitol 20% 0,5 gr/kgBB dalam 10-20 menit 2. Furosemid 1 mg/kgBB, dapat dinaikkan setiap 6-8 jam sampai 10 mg/kgBB
Diuresis paksa berhasil bila: meningkatkan diuresis 6-10 ml/kgBB/jam dalam 1-2 jam. Bila gagal maka dianggap GGA renal lanjut. GGA RENAL Tujuan pengobatan pada GGA renal:mempertahankan homeostasis tubuh sambil menunggu ginjal berfungsi kembali. Pemantauan yang perlu: 1. Tanda vital: TD,N,R,irama jantung 2. Darah: Hb,Ht,trombosit 3. Elektrolit:K,Na,Cl,Ca,P, dan asam urat 4. Analisa gas darah 5. Protein total dan albumin 6. Pengukuran diuresis berkala
Terapi GGA renal dibagi dua: 1. Terapi konservatif 2. Terapi dialisis Terapi Konservatif Bertujuan mencegah progresivitas overload cairan, kelainan elektrolit dan asam basa, uremia, hipertensi dan sepsis TERAPI KONSERVATIF 1. Terapi cairan dan kalori Dilakukan balans cairan secara cermat. Kebutuhan cairan dengan rumus: neonatus : 50 ml/kgBB/hari bayi < 1 tahun : 40 ml/kgBB/hari anak < 5 tahun : 30 ml/kgBB/hari anak > 5 tahun : 20 ml/kgBB/hari
Jumlah kalori minimal : 400 kal/m 2 /hari atau 30-60 kal/kgBB/hari Bila terapi konservatif > 3 hari, perlu pemberian emulsi lemak dan protein
2. Asidosis Dikoreksi denagn Na bikarbonat. Bila ada hasil AGD, memakai rumus: BE x BB x 0,3 mEq. Bila tidak ada hasil AGD dapat menggunakan: 2-3 mEq/kgBB/hari setiap 12 jam 3. Hiperkalemia Bila kadar K > 5,5-7 mEq/l diberikan kayeksalat 1 gr/kgBB po atau 4x sehari per rektal atau kalitake 3 x 2,5 gr. Bila K > 7 mEq/l atau ada kelainan EKG atau aritmia perlu diberikan: Glukonas kalsikus 10% 0,5 ml/kgBB iv dalam 10-15 menit Na bikarbonat 7,5% 2,5 mEq/kgBB iv dalam 15 menit
Glukonas kalsikus tidak menurunkan kadar K tetapi menstabilkan menbran sel jantung.
4. Hipornatremia Hiponatremia < 130 mEq/l terjadi karena pemberian cairan berlebih. Bila Na < 120 mEq/l atau ada gejala serebral dikoreksi dengan NaCl hipertonis 3% (0,5 mEq/ml) dalam 1-4 jam. Pemberian natrium dihitung dengan: Na (mmol)= (140-Na) x 0,6 x BB atau dengan rumus (125-Na) x 0,6 x BB
5. Tetani Segera diberikan glukonas kalsikus 10% iv 0,5 ml/kgBB selama 5-10 menit. Dilanjutkan dengan dosis rumatan kalsium oral 1-4 gr/hari 6. Hiperfosfatemia Kalsium karbonat 50 mg/kgBB/hari untuk mengikat kadar fosfor darah >
7. Kejang Diazepam 0,3-0,5 mg/kgBB iv, dapat diulang setiap 15 menit, dilanjutkan dosis rumatan luminal 4-8 mg/kgBB/hari. Kejang diakibatkan hipokalsemia, hipomagnesia, hiponatremia, hipertensi atau uremia
8. Anemia Tranfusi bila Hb< 6 gr/dl atau Ht< 20%. Dosis PRC 10 ml/kgBB selama 4-6 jam.
9. Hipertensi Diberikan diuretika, kombinass kaptopril 0,3 mg/kgBB/kali 2-3 kali sehari, dapat dinaikkan sampai 2 mg/kgBB/kali. Pada hipertensi krisis diberikan klonidin drip atau nifedipin sublingual (0,3 mg/ kgBB/kali) atau nitroprusid natrium 0,5 mg/kgBB/menit.
10. Edema paru Furosemid iv 1 mg/kgBB.
11. Asam urat serum Diberikan alupurinol 100-200 mg/hari anak < 8 thn dan 200-300 mg/hr anak > 8 th 12. Infeksi Infeksi sering merupakan penyebab kematian pada GGA. Pemakaian antibiotik bersifat nefrotoksik dihindarkan. Penyesuaian dosis sesuai derajat kerusakan ginjal perlu dilakukan pada obat yang diekskresi melalui ginjal. TERAPI DIALISIS Indikasi dialisis pada anak dengan GGA: 1. Kadar ureum darah > 200 mg% 2. Hiperkalemia > 7,5 mEq/l 3. Bikarbonat serum < 12 mEq/l 4. Ada gejala overhidrasi:edema paru, gagal jantung dan hipertensi yang tidak dapat diatasi dengan obat 5. Perburukan keadaan umum dengan gejala uremia berat: perdarahan,kesadaran menurun sampai koma
Dua cara dialissis dialisis peritoneal (DP) dan hemodialisis (HD). DP mudah dilakukan pada bayi kecil, anak, tidak memerlukan alat canggih. Dapat dilakukan di daerah terpencil. HD mempunyai keuntungan lebih cepat mengoreksi kelainan biokimia darah. PROGNOSIS Angka kematian GGA tergantung kepada penyebabnya, umur pasien dan luas kerusakan ginjal yang terjadi. Pada GGA yang disebabkan oleh sepsis, syok kardiogenik, operasi jantung terbuka angka kematiannya > 50%. Pada GGA yang disebabkan Glomerulonefritis, SHU, nefrotoksik 10-20%.
Pasien GGA non oligurik mempunyai laju filtrasi glomerulus dan volume urine yang lebih tinggi daripada GGA oligurik, sehingga air, metabolit nitrogen dan elektrolit lebih banyak dikeluarkan melalui urin. Komplikasi lebih sedikit.
Ditinjau dari pulihnya fungsi ginjal maka bila penyebabnya prarenal, NTA, nefropati asam urat dan intoksikasi jengkol umumnya fungsi ginjal akan kembali normal. bila penyebabnya glomerulonefritis progresif, trombosis v.renalis bilateral atau nekrosis korteks bilateral, fungsi ginjal tidak bisa pulih kembali dan dapat menjadi gagal ginjal kerminal.