Nama : Sylvia Silvanus Sie KP: A NRP : 1130486 NUP : 71 Amandemen UUD 1945 : Identifikasi Perubahan Kelembagaan
Sumber : http://sidomi.com/229939/amandemen-uud-1945-tentang-identifikasi-perubahan- kelembagaan/ Diposting oleh : Ibnu Azis tanggal 25 oktober 2013 Diinput tanggal : 13 oktober 2014 Sebelum diamandemen, identifikasi kelembagaan miliki beberapa tugas yang sangat berbeda pasca amandemen. MPR misalnya, lembaga ini miliki tugas dengan kewanangan tak terbatas. Bisa dibilang yakni superpower.
Salah satu tugas MPR sebelum amandemen yakni memilih presiden. Dalam praktek kenegaraan, MPR bisa memilih presiden untuk seumur hidup. Presiden terpilih ini bisa dipilih secara terus menerus hingga tujuh kali. Dengan amandemen yang ke-4, kewenangan di atas secara otomatis luntur. MPR dihilangkan kewenangan supremasinya, menghilangkan kewenangan menetapkan GBHN, menghilangkan kewenangan memilih presiden (dipilih rakyat), dan namun tetap miliki kewenangan menetapkan dan mengubah UUD. Dalam kurun waktu 1999 hingga 2002, UUD 1945 telah mengalami empat kali perubahan atau amandemen. Perubahan ini ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR. Perubahan pertama pada Sidang Umum MPR 1999, perubahan kedua pada Sadang tahunan MPR 2000, amandemen ketiga pada Sidang Tahunan MPR 2001, dan amandemen ke-4 pada Sidang Tahunan MPR 2002. Amandemen atau perubahan yang ada dilakukan guna mengubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia. Sesuai tertulis di awal, amandemen ini dilakukan agar tidak menyimpang dan disesuaikan dengan kondisi zamannya.
Sumber : http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2013/07/ketatanegaraan- indonesia-struktur-pemerintahan-amandemen-lembaga-negara.html 2
Diposting oleh ; Juna dinasthi 10 juli 2013 Diinput tanggal : 13 oktober 2014 Sistem ketatanegaraan Republik Indonesia menurut UUD 1945, tidak menganut suatu sistem negara manapun, tetapi adalah suatu sistem khas menurut kepribadian bangsa indonesia, namun sistem ketatanegaraan Republik indonesia tidak terlepas dari ajaran Trias Politica Montesquieu. Ajaran trias politica tersebut adalah ajaran tentang pemisahan kekuasaan negara menjadi tiga yaitu Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif yang kemudian masing-masing kekuasaan tersebut dalam pelaksanaannya diserahkan kepada satu badan mandiri, artinya masing-masing badan itu satu sama lain tidak dapat saling mempengaruhi dan tidak dapat saling meminta pertanggung jawaban. Apabila ajaran trias politika diartikan suatu ajaran pemisahan kekuasaan maka jelas Undang-undang Dasar 1945 menganut ajaran tersbut, oleh karena memang dalam UUD 1945 kekuasaan negara dipisah-pisahkan, dan masing-masing kekuasaan negara tersebut pelaksanaannya diserahkan kepada suatu alat perlengkapan negara.
Chart Flow di bawah adalah perbedaan struktur pemerintahan Indonesia sebelum amandemen UUD 1945 dan setelah amandemen UUD1945. Perbedaan mendasarnya adalah kedudukan MPR yang bukan lagi menjadi lembaga tertinggi negara.
3
Eksekutif(Presiden, wakil dan menteri kabinet) memiliki fungsi pelaksana undang-undang dalam menjalankan negara Legislatif(DPR) memiliki fungsi membuat undang-undang Yudikatif(MA) memiliki fungsi memertahankan pelaksanaan undang-undang. Lembaga lainnya adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat(MPR), Komisi Yudisial(KY) dan Mahkamah Konstitusi(MK). Setelah amandemen tidak ada lagi Dewan Pertimbangan Agung dan diganti sebuah dewan pertimbangan yang bertugas memberi nasihat dan pertimbangan kepada Presiden
Sumber : http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2013/07/ketatanegaraan- indonesia-struktur-pemerintahan-amandemen-lembaga-negara.html Diposting oleh : Rio Mamdoeh A Senin, 22 Oktober 2012 Diinput tanggal : 13 oktober 2014 A. Lembaga-Lembaga Negara Sebelum Amandemen UUD 1945 1. MPR MPR merupakan lembaga tertinggi negara yang diberi kekuasaan tak terbatas (super power) karena kekuasaan ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR dan MPR adalah penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia yang berwenang menetapkan UUD, GBHN, mengangkat presiden dan wakil presiden[1]. Dengan kata lain MPR merupakan penjelmaan pendapat dari seluruh warga Indonesia. Susunan keanggotaannya terdiri dari anggota DPR dan utusan daerah serta utusan golongan yang diangkat termasuk didalamnya TNI/Polri. Wewenang MPR antara lain : 1. Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara yang lain, termasuk penetapan Garis-Garis Besar Haluan Negara yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden/Mandataris. 2. Memberikan penjelasan yang bersifat penafsiran terhadap putusan-putusan Majelis. 3. Menyelesaikan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden Wakil Presiden. 4. Meminta pertanggungjawaban dari Presiden/ Mandataris mengenai pelaksanaan Garis- Garis Besar Haluan Negara dan menilai pertanggungjawaban tersebut. 5. Mencabut mandat dan memberhentikan Presiden dan memberhentikan Presiden dalam masa jabatannya apabila Presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar Haluan Negara dan/atau Undang-Undang Dasar. 4
6. Mengubah Undang-Undang Dasar 1945. 7. Menetapkan Peraturan Tata Tertib Majelis. 8. Menetapkan Pimpinan Majelis yang dipilih dari dan oleh anggota. 9. Mengambil/memberi keputusan terhadap anggota yang melanggar sumpah/janji anggota. 2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara. Anggota DPR berasal dari anggota partai politik peserta pemilu yang dipilih berdasarkan hasil pemilu. Oleh karena itu Presiden tidak dapat membubarkan DPR yang anggota- anggotanya dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum secara berkala lima tahun sekali. Meskipun demikian, Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR. DPR berkedudukan di tingkat pusat, sedangkan yang berada di tingkat provinsi disebut DPRD provinsi dan yang berada di kabupaten/kota disebut DPRD kabupaten/kota. Wewenang DPR antara lain : 1. Memberikan persetujuan atas RUU yang diusulkan presiden. 2. Memberikan persetujuan atas PERPU. 3. Memberikan persetujuan atas Anggaran. 4. Meminta MPR untuk mengadakan sidang istimewa guna meminta pertanggungjawaban presiden. 3. Presiden Presiden adalah lembaga negara yang memegang kekuasaan eksekutif. Maksudnya, presiden mempunyai kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan. Presiden mempunyai kedudukan sebagai kepala pemerintahan dan sekaligus sebagai kepala negara. Sebelum adanya amandemen UUD 1945, presiden dan wakil presiden diangkat dan diberhentikan oleh MPR dan bertanggung jawab kepada MPR. Wewenang Presiden antara lain : 1. Presiden memegang posisi sentral dan dominan sebagai mandataris MPR, 2. Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan negara tertinggi 3. Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (executive power), juga memegang kekuasaan legislatif (legislative power) dan kekuasaan yudikatif (judicative power). 4. Tidak ada aturan mengenai batasan periode seseorang dapat menjabat sebagai presiden serta mekanisme pemberhentian presiden dalam masa jabatannya. 5. Mengangkat dan memberhentikan anggota BPK. 6. Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam kegentingan yang memaksa) 5
7. Menetapkan Peraturan Pemerintah 8. Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri pemilihan. 4. Mahkamah Agung (MA) Mahkamah Agung merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Mahkamah Agung adalah pengadilan tertinggi di negara kita. Perlu diketahui bahwa peradilan di Indonesia dapat dibedakan peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata usaha negara (PTUN). Wewenang MA antara lain : 1. Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundangundangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang. 2. Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi. 3. Memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan rehabilitasi. 5. BPK dan DPA Disamping lembaga-lembaga tinggi Negara diatas terdapat lembaga tinggi Negara yang lain yang wewenangnya cukup minim, yaitu BPK dan DPA. tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang peraturannya ditetapkan dengan undang-undang. Adapun wewenang dari Dewan Pertimbangan Agung (DPA), yaitu berkewajiban memberi jawab atas pertanyaan Presiden dan berhak memajukan usul kepada pemerintah. B. Lembaga-Lembaga Negara Sesudah Amandemen UUD 1945
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat(MPR) MPR merupakan lembaga negara(bukan lagi lembaga tertinggi setelah amandemen UUD 1945) yang beranggotakan semua anggota DPR dan anggota DPD yang terpilih dalam pemilu legislatif. Masa jabatan MPR adalah lima tahun sama seperti masa jabatan DPR dan DPD dan MPR paling sedikit harus bersidang sekali dalam masa jabatan di ibu kota negara. Fungsi, tugas dan wewenang MPR adalah sebagai berikut: Mengubah dan menetapkan UUD Melantik presiden dan wakil Presiden Memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya sesuai UUD Hak dan Kewajiban anggota MPR dalam menjalankan tugas dan wewenang Hak anggota MPR : 6
mengusulkan perubahan pasal-pasal UUD. menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan memilih dan dipilih membela diri imunitas protokoler keuangan dan administratif KEWAJIBAN ANGGOTA MPR mengamalkan Pancasila menjalankan UUD 1945 dan peratura perundang-undangan menjaga keutuhan NKRI dan kerukunan nasional mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan melaksanakan peranan sebagai wakil rakyat dan wakil daerah 2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
DPR adalah lembaga negara yang berfungsi sebagai lembaga perwakilan rakyat. Anggota DPR terpilih melalui pemilihan umum legislatif yang diikuti partai politik pengusung calon anggota legislatif.Dewan Perwaklian Rakyat terdiri dari DPR(Pusat) dan DPRD(daerah). Keanggotaan DPR yang berjumlah 560 orang sesuai UU Pemilu no 10 tahun 2008 diresmikan dengan keputusan presiden untuk masa jabatan 5 tahun. Masa jabatan ini berakhir ketika anggota DPR baru mengucap sumpah/janji oleh ketua MA dalam sidang paripurna . Wewenang DPR yaitu : Membuat Undang-undang(fungsi legislasi) Menetapkan APBN(fungsi anggaran) Mengawasi pemerintah dalam menjalankan undang-undang(fungsi pengawasan)
Hak-hak anggota DPR Hak Interpelasi Hak Angket Hak menyatakan pendapat 3. Dewan Perwakilan Daerah Dewan Perwakilan Daerah merupakan lembaga negara yang terdiri dari perwakilan dari tiap provinsi yang dipilih melalui pemilihan umum. Jumlah anggota DPD maksimal adalah 1/3 jumlah anggota DPR dan banyaknya anggota tiap provinsi tidak sama, maksimal 4 7
orang. Masa jabatan sama seperti DPR, lima tahun. Anggota DPD berdomisili di provinsinya dan berada di Ibu Kota negara ketika diadakan sidang. Wewenang DPD yaitu : Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi keterwakilan kepentingan daerah dalam badan perwakilan tingkat nasional setelah ditiadakannya utusan daerah dan utusan golongan yang diangkat sebagai anggota MPR. Keberadaanya dimaksudkan untuk memperkuat kesatuan Negara Republik Indonesia. Dipilih secara langsung oleh masyarakat di daerah melalui pemilu. Mempunyai kewenangan mengajukan dan ikut membahas RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, RUU lain yang berkait dengan kepentingan daerah. 4. Presiden dan Wakil Presiden Presiden Indonesia merupakan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan yang memegang kekuasaan eksekutif menjalankan roda pemerintahan. Presiden dan wakil presiden dipilih langsung melalui pemilu oleh rakyat sesuai UUD 1945 sekarang. Masa jabatan presiden dan wakil presiden adalah lima tahun sejak mengucap janji dan dilantik oleh ketua MPR dalam sidang MPR. Dalam menjalankan program dan kebijakan, pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945 dan sesuai dengan tujuan negara dalam pembukaan Undang- undang dasar 1945. Wewenang Presiden sebagai kepala negara yaitu : membuat perjanjian dengan negara lain melalui persetujuan DPR mengangkat duta dan konsul menerima duta dari negara asing memberi gelar , tanda jasa, tanda kohormatan kepada WNI ataupun WNA yang berjasa bagi Indonesia.
Wewenang Presiden sebagai kepala pemerintahan yaitu: menjalankan kekuasaan pemerintah sesuai UUD berhak mengusulkan RUU kepada DPR menetapkan peraturan pemerintah memegang teguh UUD dan menjalankan seluruh undang-undang dan peraturann dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa memberi grasi dan rehabilitasi memberi amnesti dan abolisi dengan pertimbangan DPR
8
Selain sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, Presiden merupakan panglima angkatan tertinggi yang memiliki wewenang sebagai berikut: menyatakan perang, perdamaian, perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR membuat perjanjian internasional dengan persetujuan DPR menyatakan keadaan bahaya
5. Mahkamah Agung Mahkamah agung merupakan pemegang kekuasaan kehakiman. Mahkamah agung adalah peradilan tertinggi di Indonesia. Pasal 24 ayat (2) menyebutkan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan dibawahnya serta oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Ketentuan tersebut menyatakan puncak kekuasaan kehakiman dan kedaulatan hukum ada pada MA dan MK. Mahkamah Agung merupakan lembaga yang mandiri dan harus bebas dari pengaruh cabang-cabang kekuasaan yang lain.Dalam hubungannya dengan Mahkamah Konstitusi, MA mengajukan 3 (tiga) orang hakim konstitusi untuk ditetapkan sebagai hakim di Mahkamah Konstitusi.
Wewenang MA antara lain: Lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan yang menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan [Pasal 24 ayat (1)]. memiliki weweang menagili di tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-udangan dibawah UU terhadap UU mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi memberikan pertimbangan (presiden mengajukan grasi)
6. Mahkamah Konstitusi Kewenangan Mahkamah Konstitusi sesuai dengan ketentuan Pasal 24C ayat (1) dan (2) untuk mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji UU terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan UUD, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. Disamping itu, MK juga wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD.Dengan kewenangan tersebut, jelas bahwa MK memiliki hubungan tata kerja dengan semua lembaga negara yaitu 9
apabila terdapat sengketa antar lembaga negara atau apabila terjadi proses judicial review yang diajukan oleh lembaga negara pada MK
7. Badan Pemeriksa Keuangan BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara dan hasil pemeriksaan tersebut diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD.Dengan pengaturan BPK dalam UUD, terdapat perkembangan yaitu menyangkut perubahan bentuk organisasinya secara struktural dan perluasan jangkauan tugas pemeriksaan secara fungsional. Karena saat ini pemeriksaan BPK juga terhadap pelaksanaan APBN di daerah-daerah dan harus menyerahkan hasilnya itu selain pada DPR juga pada DPD dan DPRD.Selain dalam kerangka pemeriksaan APBN, hubungan BPK dengan DPR dan DPD adalah dalam hal proses pemilihan anggota BPK. Wewenang BPK yaitu: Anggota BPK dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD. Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara (APBN) dan daerah (APBD) serta menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR dan DPD dan ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum. Berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi. Mengintegrasi peran BPKP sebagai instansi pengawas internal departemen yang bersangkutan ke dalam BPK. 8. Komisi Yudisial Pasal 24A ayat (3) dan Pasal 24B ayat (1) menegaskan bahwa calon hakim agung diusulkan Komisi Yudisial kepada DPR untuk mendapat persetujuan. Keberadaan Komisi Yudisial tidak bisa dipisahkan dari kekuasaan kehakiman. Dari ketentuan ini bahwa jabatan hakim merupakan jabatan kehormatan yang harus dihormati, dijaga, dan ditegakkan kehormatannya oleh suatu lembaga yang juga bersifat mandiri. Dalam hubungannya dengan MA, tugas KY hanya dikaitkan dengan fungsi pengusulan pengangkatan Hakim Agung, sedangkan pengusulan pengangkatan hakim lainnya, seperti hakim MK tidak dikaitkan dengan KY.Demikian beberapa catatan mengenai tugas, fungsi serta hubungan antar lembaga.