Anda di halaman 1dari 16

13

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2


st
Chapter | Editor : Ais

Vaccine and Genetic Manipulation








Materi ini sebenarnya pengulangan dari Blok sebelumnya, semoga sodara2 skalian
tidak melupakan yang sudah berlalu,,,, blok Imunitas dan infeksi tentang Vaksinasi,,, Gmn
Ingat Gak??? Bagus sya juga tidak ingat lg.. hha
Klo gtu kita Sedikit mereview tentang system imun manusia yh,,, Jadi system imun itu
dibagi menjadi 2, yaitu

1) Innate immunity (Natural or Non specific)
Ini adalah system imun bawaan atau nonspesifik, yang sudah ada sejak kita lahir dari
kandungan sang ibu. Karna saat lahir kita hanya memiliki ini makanya dikatakan sebagai
Front Line Defense, itulah mengapa di kategorikan sebagai nonspesifik karena setiap anti gen
yang masuk langsung diserbu rame2 dan tidak spesifik terhadap antigen tertentu,

2) Acquired immunity (Adaptive or Specific)
Klo ini adalah system imun yang didapat dan bersifat spesifik, karena sudah ada titer
antibodi terhadap antigen jenis tertentu, akibat dari tubuh yang terpapar sudah mampu
mengenali dan membentuk antibodynya melalui system imun memory. Acquired immunity
terbagi menjadi 2 yaitu Sistem imun Humoral dan system imun Seluler Nah ini dia yang kita
akan bahas pada materi ini, karena system imun ini merupakan prinsip vaksinasi.
Beberapa karakteristik dari Sistem imun spesifik.
1) Sangat spesifik untuk menyerang organisme
2) Diskriminasi antara Molekul "Self dan" non self ", Tanggapan hanya terjadi
untukMolekul "non Self"

Dua mekanisme
1) respon imun Humoral:
Antibodi diproduksi oleh Limfosit B, Limfosit-B diproduksi di sumsum tulang
belakang dan dengan proses yang panjang akhirnya menjadi sel plasma yang akan
memproduksi antibody dan ditemukan dalam serum, serta memiliki kemampuan
untuk mengenali dan mengikat antigen.
2) Respon imun seluler
Hal ini dimediasi oleh limfosit T, T-limfosit mengenali bahan asing dengan cara
mengenali reseptor permukaan, T-limfosit menyerang dan merusak bahan asing
langsung atau melalui pelepasan mediator larut yaitu sitokin.
Kalo dijabarkan maka akan seperti ini
* pengenalan antigen oleh limfosit spesifik terhadap antigen tersebut
* Aktivasi limfosit
Kamis, 23 September 2010
Prof.Dr.Soedjadi,Apt,PhD




14

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2
st
Chapter | Editor : Ais

Vaccine and Genetic Manipulation
* Proliferasi dan diferensiasi menjadi sel-sel efektor, Efektor Sel mengeliminate
antigen,
*Pengembalian homeostasis dan perkembangan sel-sel memori
*Sel-sel Memory membangkitkan respon yang lebih cepat danpanjang pada paparan
ulang untuk antigen yang sama.

Untuk mendapatkan system imun spesifik ada dua cara, yaitu secara Pasif dan secara
aktif. Untuk mendapatkan Secara pasifalamiah itu antibody yang didapatkan dari ibu pada
waktu masih jadi bayi dalam perut, kalo pasif buatan bisa dengan cara menyuntikkan AntiBodi
yang telah siap untuk antigen tertentu yaitu menyuntikkan Gamma Globulin kepada pasien
tapi biasanya hanya bersifat sementara. Kalo secara aktif yah dengan memasukkan
microorganism patogen yang telah mati ataupun yang dilemahkan secara singkat dengan
VAKSIN atau Imunisasi yang bersifat permanen.

sudah ingat: Okai kita masuk kemateri inti yang diatas itu hanya pengantar doank,,,


Foto2 diatas dari kiri kanan (E. Jenner, pelopor vaksinasi di dunia Barat. M. Lady Montagu,
seorang advokat awal inokulasi cacar. Dan L. Pasteur, yang menemukan attenutation)
Tokoh-tokoh ini yang memunculkan pemahaman kalo Pencegahan lebih baik dari
pengobatan kata Prof Soedjadi.Setelah E. Jenner menemukan vaksin untuk Cowpox ditahun
1678 maka mulai dikenal prophylactic immunization.

VACCINES
Kekebalan terhadap suatu agen infeksi biasanya tergantung pada apakah pasien sudah
mempunyai kekebalan dari infasi microorganisme yang terjadi sebelumnya,jadi prinsipnya
jika ada suatu antigen masuk kedalam tubuh, maka tubuh akan memberikan suatu reaksi nah
reaksi dariAntigen ini akan disimpan dalam memori, jika antigen yang sama menginfasi
kembali maka tubuh akan membuat titer antibodi yang spesifik untuk melawan. Jenis2
microorganisme yang bisa menjadi antigen yaitu Virus, Bacteri maupun Parasit dan toksin.
Kalo diatas kita bahas tentang memori saat Antigen yang dikenal oleh tubuh itu, bukan dari
bentuk antigennya ataupun jenisnya tetapi malah permukaan dari microorgnisme tersebut,
itulah mengapa Virus HIV tak bisa diEliminate oleh tubuh karena Virus HIV terus menerus
mutasi sehingga anti bodi yang telah dibentuk tak dapat mengenali kembali.





15

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2
st
Chapter | Editor : Ais

Vaccine and Genetic Manipulation
Imunitas terhadap infeksi virus biasanya dipengaruhi oleh perkembangan respon imun
terhadap:
1. Antigen yang berada di permukaan Virus
2. Antigen pada sel yang terinfeksi Virus
3. Pada banyak kasus, respon imun terhadapprotein internal penginfeksi mempunyai
efek yang kecil dalam imunitas humoral, dan anti body humoral juga berperan penting
dalam diagnose (HIV)

Netralisasi oleh anti body Kemungkinan dapat dipengaruhi oleh berbagai factor
Pengikatan antibody ke lokasi pemukaan virus
Agregasi virus oleh anti body polyvalent
Lisisnya complement-mediated.
Catatantambahan:ternyata virus ini mereplikasi diri dalam sel inangnya atau dalam sel
hospes atau dalam tubuh manusia.

Vaksin tuh tidak di buat asal-asalan lho, ini ada beberapa criteria idealyang seharusnya
dimiliki oleh vaksin:
Tidak memiliki efek toksin
Menginduksi imunitas disemua tempat masuknya pathogen ke dalam tubuh inang
Punya efek yang lama long lasting effect
Tidak merangsang autoimunitas pada hospes
Tidak menyebabkan peningkatan resiko penyakit yang dimediasikan antibody
Dapat memproteksi inang dan menjauhi inang dari penyakit sasaran vaksin
Dapat menginduksi imunitas spesifik beserta komponen memori baik T maupun B

Prinsip kerja Vaksin
Self vs Non Self : maksudnya dapat mendiskriminasi antara Molekul milik tubuh (self)
dan yang bukan (non self), Tanggapan hanya terjadi untuk Molekul "non Self".
Perlindungan dari penyakit menular
Biasanya ditandai dengan adanya antibody
Sangat spesifik untuk satu antigen

Imunisasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Imunisasi Aktif (imunisasi)
Perlindungan dibentuk oleh system kekebalan orang itu sendiri
Bersifat permanen
Didapatkan dari vaksin
Kekebalan dan memori yang didapatkan sama seperti infeksi yang dialami tapi
resikonya tidak separah aslinya






16

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2
st
Chapter | Editor : Ais

Vaccine and Genetic Manipulation
2. Imunisasi Pasif
Perlindungan didapat dari antibody orang lain atau dari antibody hewan
Perlindungan sementara yang berkurang berdasarkan waktu.
Transfer antibody melalui placenta sangat penting pada saat masih dalam
kandungan
Sumbernya berasal dari :
Hampir ada pada semua produk darah
Kelompok anti bodi HomologousAtau Immunoglobulin (berasal dari manusia)
Homologous manusia Hyperimmune globulin
Serum Hyperimmune Heterologous (Anti-toxin)

Jenis-jenis vaksin
Keseluruhan phatogen yang telah dimatikan terlebih dahulu untuk inoculation
Live-Attenuated yaitu bakteri hidup atau dilemahkan, atau bakteri dengan virulensi
yang rendah
Vaksin protein subunit (rekayasa genetic)
1. Lapisan Alami dari pemurnian protein
2. Antigen recombinant protein
3. Vaksin kimia peptide yang kecil
Vaksin Asam Nukleat (DNA atau RNA)

Inactivated Vaccines (vaksin yang dimatikan)
digunakan untuk orang yang mempunyai imunitas lemah.
Tidak dapat bereplikasi
Umumnya tiak efektif dibanding dengan vaksin hidup
Membutuhkan dosis yang banyak 3-5 dosis
Titer antibody berkurang seiring dengan bertambahnya waktu
Kebanyakan terjadi respon humoral
Gangguan yang timbul pada sirkulasi darah sedikit
Keuntungan inactivated vaccines
Memberikan imunitas humoral bila ditambah dengan pemberian booster
Tidak bermutasi atau bereplikasi
Dapat digunakan pada pasien yang mengidap immunodefisiensi
Terkadang efektif digunakan pada daerah tropis
Kerugian dari inactivated vaccines
Kebanyakan dari vaksin tidak menimbulkan imunitas
Membutuhkan booster untuk lebih efektif
Bukan imunitas lokal (penting)
mahal
Orang yang divaksinasi bisa berbalik menjadi terinfeksi




17

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2
st
Chapter | Editor : Ais

Vaccine and Genetic Manipulation
Gagal diaktivasi dan diimunisasi dengan virus yang virulent.



Gambar ini menjelaskan tentang awal pemberian vaksin inactivated(mati) akan timbul signal
tubuh yaitu IgG nya namun lama-kelamaan turun kalau mau ditingkatkan lg diberikan booster
dan IgGnya meningkat begitu trus menerus..
Contoh microorganism pathogen yang dijadikan vaksin inactivated
Secara keseluruhan
virus
bacteria
Hanya fraksi/ bagian tertentu
protein dasar
subunit
toxoid
polisakarida dasar
asli
conjugate
Contoh vaksinnya
Polio (ada 2 tipe, ada yang virus dimatikan dan ada yang virus hidup yang dilemahkan)
influenza
Rabies
Pertussis
Typhoid
Cholera
Pseudomonas

Inactivated toxins (toxin yang dimatikan)
Toxins toxoids, egs.,
Diphtheria




18

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2
st
Chapter | Editor : Ais

Vaccine and Genetic Manipulation
Tetanus

Capsular polysaccharides
yaitu:
Pneumococcus
Meningococcus
Haemophilus
Subunit vaccines
contohnya:
Hepatitis B22 particles
gp120 AIDS.

Live Attenuated Vaccines (Vaksin yang hidup)
Vaksin ini merupakan pathogen yang hidup tapi dilemahkan, virus atau bactery ini
kemudian di biakkan di dalam suatu inang yang bukan tempat asalnya, sehingga sifatnya
menjadi berbeda.

Kelebihan
Vaksin bereplikasi dalam tubuh yang membuatnya semakin efektif
respon imun akan sama dengan respon normal terhadap infeksi
sangat efektif sehingga hanya membutuhkan 1 dosis.

Kerugian
kemungkinan memunculkan reaksi yang kuat
Mengganggu sirkulasi anti body
Tidak stabil

Contoh Vaksin Live Attenuated
Viral measles, mumps,rubella, vaccinia,varicella, yellow fever,influenza,
(oral polio/sabin) (rotavirus). Vibrio cholera
Bacterial Mycobacterium tuberculosis, BCG, Salmonela typhi (oral typhoid),
Pseudomonas, Bordetella pertusis.

VAKSIN POLIO
Kalau di US, atau amrik sana menggunakan vaksin polio yang dilemahkan dalam tiap
tahunnya di negeri paman sam ini terdapat kurang lebih 10 penderita yang diasosiakan
dengan vaksin polio ini, nah vaksin polio yang dilemahkan ini 50% akan keluar lewat feses dan
50%nya akan langsung kontak dengan system imun mukosa atau dalam usus. Nah inilah yang
menjadi polemic di masyarakat dunia, karena biasanya Virus Yang dilemahkan akan kembali
ke WILD Type nya hal ini terjadi pada 1 : 4.000.000 kejadian, yang mengakibatkan pasien
mengalami polio paralisis.




19

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2
st
Chapter | Editor : Ais

Vaccine and Genetic Manipulation
Kalau di Skandinavia menggunakan vaksin yang dimatikan, vaksin ini mengurangi resiko
kembalinya virus ke Wild type dan juga ciri-cirinya tidak terjadi system imun mukosa..


Grafik diatas menunjukan adanya perbedaan antara Salk Vaksin (dimatikan) dan Sabin
Vaksin(dilemahkan) kalo diperhatikan dengan saksama maka akan kelihatan hampir
semuanya sama naik turunnya titer Ig-nya tapi ada sedikit perbedaan. Yaitu imunitas
mukosalnya(nasal dan duodenal) perhatikan vaksin polio yang dimatikan (salk) dari awal
vaksinasi tak terjadi perubahan sedikitpun, tapi kalo Vaksin Polio hidup (Sabin) terjadi
peningkatan yang signifikan.
Semoga mengerti..!!

Sabin Polio Vaksin (di lemahkan)
Sabin itu diambil dari nama penemunya bernama dr. albert Sabin, Virus ini dimasukkan
kedalam sel yang bukan biasanya dia bekembang menggunakan sel ginjal MONYEET
dengan tujuan bisa dilemahkan, virus yang dilemahkan ini akan tumbuh berkembang
pada sel-sel epitel tetapi tidak di neuron selain itu tidak akan menimbulkan efek
paralisis. Dan memberikan imunitas local yaitu di usus.
Salk Polio Vaksin (Dimatikan)
Ditemukan oleh dr jonas Salk, jadi sudah tau knapa namanya SALK???, virus polio itu
dimatikan dengan larutan Folmaldehid dan virus tidak kembali pada WILD Typenya,
terus virusnya kemana? mati.. (screaaamm) jadi sangat aman digunakan bagi doi
yang mengidap immonodefisiensi..

Trus mengapa kita harus menggunakan Vaksin Polio Sabin????
Membeikan imunitas local, karena dilemahkan dapat diasumsikan kalau terjadi infeksi
alami
Saat masuk dalam Saluran Gastrointestinal virus tidak akan replikasi secara total
Vaksin Salk tidak akan memberikan efek pada imunitas mukosa terutama di usus
Tak masalah jika terjadi inaktivitas secara selektif




20

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2
st
Chapter | Editor : Ais

Vaccine and Genetic Manipulation
Memiliki peluang besar untuk mengalami reaksi silang dengan imunitas inang.
Imunitas berjangka panjang

Vaksin MMR
MMR merupakan contoh vaksin hidup yang terdiri dari virus measles, mumps and
rubella yang telah di modifikasi (attenuated ato dilemahkan) sehingga pada saat masuk
pada sel inangnya tak akan menimbulkan gejala-gejala yang dibawah olehnya
Proses attenuasinya virus ini dilakukan dengan cara memodifikasi virus ini secara
spesifik selama beberapa generasi .sehingga menjadi rantai yang tidak berbahaya lagi.

MMR and Autism
Spekulasi hubungan antara vaksin MMR dan Autisme pertama kali dipublikasikan oleh
Royal Free Hospital Inflammatory Bowel Disease Study Group (RFH-IBDSG) pada tahun
1998 di lancet
Autism merupakan keadaan dimana penderita mengalami keterlambatan berbicara
maupun berkomunikasi dengan lingkungannya disertai dengan retardasi mental. Hal
ini terjadi pada 12 anak yang dilaporkan disertai dengan masalah pada usus anak
tersebut. Dan para ahli berpendapat bahwa Vaksin MMR telah rusak dan merusak usus
anak-anak tersebut selain itu terdapat bahan kimia opioid terbentuk secara alami
diusus diserap dan merusak otak akhirnya menyebabkan Autism.

Maret 2005. Sebuah lembaga penelitian Jepang harus menghilangkan sisa ketakutan
pada anak usia 12 tahun terhadap vaksin campak, gondok, dan rubella (MMR) yang
merupakan penyebab dari autisme. Jepang berhenti memberikan vaksin pada April 1993,
menyusul karena adanya laporan bahwa vaksin tersebut menyebabkan meningitis. Para
peneliti mempelajari rekam medis lebih dari 31.000 anak yang lahir di yokohama, jepang
antara tahun 1988 dan 1996 dan menghitung berapa banyak dari anak-anak tersebut yang
didiagnosa autis pada usia 7 tahun. Mereka menemukan ada banyak kasus yang terjadi
setelah pemberian vaksin MMR berhenti dilalakukan. Angkanya berkisar dari 48 sampai 86
kasus dari 10.00 anak sebelum dihentikan pemberian vaksin kemudian menjadi antara 97 dan
161 dari 10.000 anak setelah dilakukan penghentian pemberian vaksin tersebut.
Kesimpulannya, vaksin MMR bukan merupakan penyebab autis pada banyak anak dengan
gangguan spektrum autis di jepang yang lahir dan tumbuh pada daerah dimana MMR tidak
ditemukan.

Imunisasi pasif
Menyuntikkan antibody yang telah siap
tetanus
Rabies
Hepatitis A




21

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2
st
Chapter | Editor : Ais

Vaccine and Genetic Manipulation
Hepatitis A
Hepatitis B
Bisa ular
Juga pada AIDS

Generasi baru dari Vaksin
Dengan menggunakan rekayasa genetic akan dibuat generasi terbaru vaksin yaitu
dengan
Penghapusan gen Virulensi walaupun sudah dihapus gen yang bersifat virulen
namun tubuh masih tetap mengenali sebagai anti gen dan tetap melakukan
respon imun terhadap vaksin nya.
Strain non-pathogennya yang hidup membawa penent antigen dari rantai
panthogennya intinya rantai yang pathogenic dibuang tetapi penentu
antigeniknya dipertahankan
Kalau phatogenetiks nya ndak bisa hilang dan dipertahankan dalam kultur, bisa
di akali dengan membentuk kloningnya dari gen-gen penentu antigenetiknya
dalam bentuk protein dengan vector E.Coli



Gambar ini merupakan teknik hibridisasi, intinya terjadi penggabungan antara strain master
yang telah dilemahkan , di-inokulasi materi genetic dari Strain yang memiliki virulensi dan
antigenic yang determinan dan hasilnya strain vaksin yang dilemahkan.

Beberapa tipe generasi vaksin yang terbaru
Subunit (protein) vaccines
Antibodi biasanya mengikat protein Permukaan pada pathogen yang telah
mengalami modifikasi,
kompleks antibody dengan protein jenis ini dapat menstimulasi respon imun
Itulah mengapa protein bisa digunakan buat vaksinasi




22

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2
st
Chapter | Editor : Ais

Vaccine and Genetic Manipulation

Prinsip kerja
jadi telah lama diketahui kalau protein capsid atau envelope protein sudah
cukup untuk meningkatkan respon imun
Misalnya Herpex simplex virus yang mempunyai protein envelop dari
glikoprotein O memiliki protein capsid VP1
dan juga protein extracellular yang dihasilkan oleh Mycobacterium tuberculosis.

A Subunit Vaccine for M. tuberculosis (e 2
nd
)
Tuberculosis disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis.
Bakteri ini membentuk lesi di jaringan maupun organ yang mengakibatkan
kematian sel dan organ yang biasa terkena adalah Paru-paru
Sekitar 2 miliyar orang telah terinfeksi dan diantaranya 3 juta orang meninggal
setiap tahunnya
Saat ini tuberkolosis dapat di cegah oleh vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin)
yang merupakan rantai dari M. bovis
Biasanya pada hasil diagnostic buat M. tuberculosis sama dengan M.bovis
Enam protein ekstraseluler dari M.tuberculosis di purifikasi (dimurnikan),
kemudian ada yang terpisah dan ada juga yang dikombinasikan (proteinnya)
Baik yang terpisah maupun yang dikombinasikan akan diinokulasikan ke guinea
pigs(marmot)
Setelah itu marmutnya di paparkan dengan M. tuberculosis.
Setelah 9-10 minggu pengujian menghasilkan beberapa kombinasi dari protein
yang dipurifikasi yang menunjukan hasil level proteksi yang sama dengan vaksin
BCG.

Vaksin dilemahkan
Vaksin dilemahkan terdiri dari strain pathogenetic kemudian gen virulennya
akan di delesi atau di modifikasi
Perkembangan dari vaksin cholera hidup.
Vaksin hidup lebih efektif dibanding dengan vaksin yang dimatikan ataupun
vaksin sub unit (protein)
Dengan pendapat tersebut Vaksin Cholera hidup pun mulai dikembangkan oleh
para ahli dibidangnya masing-masing
karakteristikCholera biasanya disertai dengan demam, dehidrasi, sakit perutdan
diare.
cholera disebabkan oleh Vibrio cholerae dan ditransmisikan melalui air yang
terkontaminasi




23

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2
st
Chapter | Editor : Ais

Vaccine and Genetic Manipulation
V. cholerae memproduksi enterotoxin dengan subunit A and subunits 5B.
Saat ini vaksin cholera mengandung fenol yang mampu membunuh V. cholerae
tetapi hanya dapat bertahan 3-6 bulan.
Pada saat ini sekuens peptide A di masukkan gen resisten tetracycline.
Sebuah plasmid dengan peptid A menggunakan 2 enzim restriksi (pemotong)
yaitu enzymes Cla1 and Xba1.
Dan hasilnya menghilangkan 550 basa dari peptida.
Xba1 linker ditambahkan dengan bantuan T4 ligase untuk menghubungkannya.
Lalu, plasmidnya dicampur dengan V. Cholera beserta gen resisten tetrasiklin.
Melalui konjugasi, plasmid ditransfer ke strain disertai dengan insersi gen tet
R
pada kromosomal DNA.
Dengan recombinant peptid A dengan tet
R
tadi akan dihilangkan dengan cara
delesi peptide A.
Hasilnya adalah V. cholera dengan 550 bp (pasangan basanya) dari peptid yang
di Delesi.
Setelah mendapatkan hasilnya yang terakhir dilakukan adalah pengetesan.

Kira-kira dari panjang lebar dijelaskan diatas beginilah skema produksi vaksin
Kolera hidup














24

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2
st
Chapter | Editor : Ais

Vaccine and Genetic Manipulation








Vaksin vektor
Adalah vaksin yang menggunakan vector misalnya vaccinia virus
Vaksin Vektor merupakan vaksin hidup yang telah berhasil meng-eradikasi virus
Smallpox
Begitu juga dengan genomnya telah berhasil dilakukan sequenced (diurutkan)
Virus Vaccinia akan bereplikasi di dalam sitoplasma dan lebih cenderung di
Nukleus
Juga bersifat non-pathogenik
Karektiristik itulah yang menyebabkan Virus Vaccines apik di aplikasikan sebagai
vector vaksin dimana ia digunakan sebagai tempat penampungan antigen dari
suatu Pathogen.
DNA sekuens Penentu antigen dimasukkan ke dalam plasmid yang berada di
samping prometer dari Vaksiana virus, proses insersi ini dimasukkan ditengah-
tengah dari gen non-esensial(contoh thymidine kinase) bagi vaccine virus (masih
tetap di samping prometer
Plasmid digunakan untuk mentransformasikan sel negative thymidine kinase
yang mana sebelumnya diinfeksi dengan vaccine virus.
Rekombinasi antara plasmid dan DNA kromosomal vaccinia virus menghasilkan
transfer gen antigen dari rekombinasi plasmid ke vaccinia virus.
Virus hasil tersebut sudah dapat digunakan sebagai vaksin bagi antigen yang
spesifik .
beberapa dari gen antigen telah di insersi (disisipkan) kedalam genom virus
Vaccina missal:
Protein G pada virus Rabies
Permukaan antigen pada Hepatitis B
Protein NP dan HA pada virus Influenza.
Recombinasi Virus Vaccinia pada virus rabies mampu meningkatkan kerja
antibody sebagai agen netralisir pada rubah.









25

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2
st
Chapter | Editor : Ais

Vaccine and Genetic Manipulation





Inilah bentuk insersi gen Antigen kedalam genom virus vaccinia
















Gambar ini menjelaskan 3 tahap persiapan
sampai penggunaan DNA vaccine..

1. Masukkan gen yang akan diekspresikan
missal (gen antigen peptid, gen GM-CSF, gen
IL-2) kedalam vector (plasmid)




26

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2
st
Chapter | Editor : Ais

Vaccine and Genetic Manipulation
2. Siapkan Vaksin biasanya ditambahkan dengan adjuvant selain menggunakn DNA
plasmid
3. Gen diekspresikan di dalam sel otot rangka atau di adiposite karena disanalah terjadi
repon immune..

klo gambar ini gak ada
penjelasannya jadi maapp ,
mungkin saudara2 sekalian
akan lebih memahami jika
melihat gambarnya lebih
dalam..









Vaksin Parasit

Kabar gembira-kabar gembira tentang
vaksin subunit Rekombinan untuk
penderita SchistosomiasisTelah
ditemukan dari penelitian yang cukup
lama bahwa bisa diobati dengan
mengurangi telur dari agen infeksi tetapi
sayong seribu sayong tidak dapat
membunuh cacingnya,,,,
setidaknya ada sedikit
kesejukan,,,,Walaupun begitu keadaaan
pathologist nya berkurang
lebih sejuk lg kn??














27

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2
st
Chapter | Editor : Ais

Vaccine and Genetic Manipulation

Kalo ini penyakit leishmaniasis pada generasi pertama dapat membunuh keseluruhan dari
parasit pada manusia yang dijadikan sample tetapi perlindungannya hanya 55% selama 2
tahun hanya untuk bois. generasi kedua menggunakan 10 recombinant +sitokin adjuvant
yang diujikan dalam tubuh mencit. Antigen nya
bersifat tidak stabil. Lalu generasi ke 3 yng
terakhir, vaksin rekombinasi Hybrid
menggunakan 3 protein +monopphosphoryl
lipid,, fase pertama dilakukan tahun 2002

Edible vaccines
Vaksin edible pertama kali di cobakan
pada manusia tahun 1997, ketika peneliti
meminta relawan untuk memakan kentang
transgenic anti-diare yng diproduksi oleh
institute boyce Thompson di Cornell Univ,
tumbuhan dimasukkan gen pengkode subunit
B dari enterotoxin tahan panas milik E.Coli (LT-
B) setelah makan kentang hamper seluruh
relawan memproduksi antigen dalam tubuh
mereka, seolah2 mereka di vaksin dengan
vaksin anti diare. Dan kelebihannya tanpa efek
samping, selain kentang, sekarang lagi
dikembangkan untuk buah pisang. Keuntungan vaksin edible antara lain lebih murah, mudah
disimpan tanpa perlu didinginkan selayaknya vaksin biasa, mudah diberikan.

Sampai sekarang para peneliti
belum dapat pastikan bagaimana
efek jangka panjang dari
penggunaan tumbuhan
transgenic terhadap lingkungan,
begitu juga dengan beberapa
teknologi bioteknologi yang lain

Laporan tentang penelitian
lain bahwa adanya 5 antigen
dapat diekspresikan dalam
tumbuhan yang berbedaseperti:
1. Protein G, virus rabies dalam tomat
2. Protein capsid dari virus Norwalk dalam tembakau dan kentan
3. Permukaan antigen hepatitis B pada kentang dan tembakau
4. Enterotoxin subunit B tahan panas pada e. coli (LT-B) dalam tembakau dan kentang
5. Toxin subunit B kolera (CT-B) dalam kentang.





28

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2
st
Chapter | Editor : Ais

Vaccine and Genetic Manipulation




If you believe in yourself,
if you really stick to things,
and if you always pray,
there is very little that is really
impossible.

Anda mungkin juga menyukai