PENDAHULUAN
DA adalah penyakit kulit kronis dan residif yang terjadi paling sering
selama masa bayi dan anak usia dini. hal ini sering dikaitkan dengan
kelainan pada fungsi sawar kulit dan sensitisasi alergen.
Gatal
Peningkatan kadar IgE
Riwayat atopi
Papul gatal ekskoriasi dan likenifikasi
Fleksural
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi DA pada orang dewasa
adalah sekitar 1% - 3%, pada
anak-anak 10% - 20%, lebih
dominan pada perempuan, dengan
rasio 1,3:1,0.
ETIOPATOGENESIS
DISFUNGSI SAWAR KULIT
ABNORMALITAS IMUNOLOGIK
GAMBARAN KLINIS
DA fase bayi/infantil (3 bulan-2 tahun)
tahun pertama, < usia 2 bulan. Lesi mulai dimuka (pipi, dahi) berupa eritema, papulo-vesikel yang halus,
karena gatal digosok, pecah, eksudatif dan akhirnya terbentuk krusta. Lesi kemudian meluas ketempat lain
yaitu skalp, leher, pergelangan tangan, lengan dan tungkai. <18 bln mulai tampak likenifikasi.
DA fase anak (3-12 tahun)
Lesi lebih kering, tidak begitu eksudatif, lebih banyak papul, likenifikasi dan sedikit skuma. Letak dilipat siku,
lipat lutut, pergelangan tangan bagian fleksor, kelopak mata, leher, jarang dimuka. Rasa gatal menyebabkan
penderita sering menggaruk, dapat tterjadi erosi, likenifikasi, infeksi sekunder.
Dermatitis atopik fase dewasa
plak papular, eritodermatosa dan berskuama/likenifikasi. Lokasi lesi dilipat siku, lipat lutut dan samping leher,
dahi, dan sekitar mata. Pada DA dewasa distribusi lesi kurang karakteristik, sering mengenai tangan dan
pergelangan tangan, dapat pula ditemukan setempat misalnya dibibir (kering, pecah, bersisik), vulva, puting
susu atau skap
DIAGNOSIS (Hanifin Dan Radjka )
KRITERIA MAYOR :
PRURITUS
DERMATITIS DIMUKA
ATAU EKSTERNSOR
PADA BAYI DAN ANAK
DERMATITIS DI
FLEKSURA PADA
DEWASA
DERMATITIS KRONI
ATAU RESIDIF
RIWAYAT ATOPIK PADA
PENDERITA ATAU
KELUARGANYA
KRITERIA MINOR :
Xerosis
Infeksi kulit
D. non spesifik (tangan,
kaki)
Ichtiosis/ hiperlinear
palmaris/keratosis pilaris
D. dipapilla mammae
White dermographism dan
delayed blanch response
keilitis
Lipatan infra orbital Dennie-
Morgan
Konjungtivitis berulang
Keratokonus
Katarak subkapsular
anterior
Orbita menjadi gelap
Muka pucat atau eritem
Gatal bila berkeringat
Intolerans terhadap wol/
pelarut lemak
Aksentuasi perifolikular
Hipersensitif terhadap
makanan
Perjalanan penyakit
dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dan/ emosi
Tes kulit alergi tipe
dadakan +
Kadar IgE didalam serum
meningkat
Awitan pada usia dini
UNTUK BAYI
MAYOR
Riwayat atopi pada
keluarga,
Dermatitis dimuka atau
eksternsor
Pruritus
MINOR
Xerosis/ichtiosis/hiperlinearis
palmaris
Aksentuasi perifolikular
Fissura belakang telinga
Skuama di skalp kronis.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PEMERIKSAAN LABORATORIUM TIDAK DIPERLUKAN DALAM EVALUASI RUTIN DAN PENGOBATAN DA.
SERUM IGE MENINGKAT SEKITAR 70% SAMPAI 80% PERSEN PADA PASIEN DA. HAL INI DIKAITKAN
DENGAN SENSITISASI TERHADAP INHALAN DAN ALERGEN MAKANAN DAN/ATAU BERSAMAAN RHINITIS
ALERGI DAN ASTHRNA. SELEBIHNYA, 20% SAMPAI 30% PERSEN PASIEN DA MEMILIKI KADAR SERUM IGE
NORMAL. SELAIN ITU, BEBERAPA PASIEN MENUNJUKKAN REAKSI POSITIF MENGGUNAKAN UJI TEMPEL
ATOPI, MESKIPUN HASIL TES KULIT NEGATIF.
(1)
PERCOBAAN ACETILKOLIN AKAN MENIMBULKAN VASOKONSTRIKSI KULIT YANG TAMPAK SEBAGAI GARIS
PUCAT SELAMA SATU JAM.
(4)
DIAGNOSIS BANDING
DA DKA DKI DS
Bayi - dewasa Semua umur Semua umur Usia 18 40 tahun
Riwayat atopi + Riwayat atopi - Riwayat atopi - Riwayat atopi -
Gatal, lebih hebat
dimalam hari
Nyeri dan gatal Nyeri dan gatal gatal
Eritema, papul, vesikel,
krusta, skuama, erosi,
likenifikasi.
Eritema, papul, vesikel, bulla,
erosi, eksudasi, skuama,
likenifikasi
Eritema, edema, bulla,
skuama,
Eritema & skuma yang
berminyak, kekuningan dan
berbatas tegas
Lesi duka (pada anak),
dilipatan (pada dewasa)
Lesi di daerah terpapar Lesi di daerah terpapar lesi daerah seboroik
DIAGNOSIS BANDING
TERAPI PASIEN
1. Terapi topikal
HIDRASI KULIT
mandi air hangat
emolien (hidrofilik urea 10%)
GLUKOKORTIKOID TOPIKAL
bayi (hidrokortison 1-2,5%)
anak (triamsinolon)
fluticason
CALCINEURIN INHIBITOR
< 2 thn(tacrolimus 0,03%)
dewasa (tacrolimus 0,1%)
< 2 thn (pimekrolimus 1%)
2. Identifikasi dan menghilangkan faktor
pencetus
PERTIMBANGAN UMUM
ALERGEN KHUSUS
PENCETUS STRES
ANTI INFEKSI
eritromisin, asitromisin, klaritomisin
dicloxacilin, oksacilin, diklosaksilin, cefadroxil
PRURITUS
hydroxicin, dipenidramin
astemizol, lorotadin, citirizin
3. Preparat tar
4. Fototerapi
5. Rawat inap
GLUKOKORTIKOID
SIKLOSPORIN
ANTIMETABOLIT
mycopenolate 2 g/hari
metotrexat
azathiopuren
7. Terapi terbukti
INTERFERON-
OMALIZUMAB
IMUNOTERAPI ALERGEN
PROBIOTIK
OBAT HERBAL CINA