Anda di halaman 1dari 57

Abortus Inkomplit dengan

Hiperglikemia
Gilda Ditya Asmara

G99122003
Hanindyo Baskoro
G99122004
Ginong Pratidina
Wijnaputri
G99122113
Mustiqa Febriniata
G99122079
Pembimbing :
dr. Hermawan Udiyanto, SpOG
PRESENTASI KASUS
Pendahuluan
Abortus inkomplit merupakan
komplikasi pada kehamilan yang
hingga saat ini masih menjadi salah
satu penyebab kematian ibu. Angka
kejadian abortus spontan
diperkirakan mencapai 10-17 %
dari seluruh kehamilan, termasuk
didalamnya adalah abortus
inkomplit.
pertolongan segera merupakan
langkah yang sangat penting dalam
upaya menyelamatkan penderita
abortus inkomplit. Penanganan
yang dilakukan tidak tepat, dapat
menimbulkan akibat fatal, bahkan
dapat berakhir pada kematian ibu.

Prinsip penatalaksanaan abortus
inkomplit adalah pengosongan sisa
massa kehamilan dari kavum uteri.
Tersedianya pelayanan kesehatan
pasca abortus diberbagai tingkat
pelayanan kesehatan dapat
menurunkan morbiditas dan
mortalitas abortus inkomplit.
Tujuan
Mengetahui dan mengevaluasi
manajemen penatalaksanaan pada
abortus inkomplet dengan
hiperglikemia
TINJAUAN PUSTAKA
1. Abortus
Definisi
Berakhirnya kehamilan dengan umur kehamilan < 20
mg atau berat janin kurang dari 500 gram.
Berakhirnya kehamilan dengan cara apapun sebelum
janin cukup berkembang untuk dapat hidup di luar
kandungan.

Etiologi
FAKTOR FETAL
germ cell abnormal
abnormalitas kromosom konseptus (Abortus aneuploidi Trisomi
autosom, Monosomi X, Kelainan struktural kromosom; Abortus
euploid)
defek implantasi
defek plasenta atau embrio yang berkembang
trauma pada fetus
FAKTOR MATERNAL
infeksi
penyakit kronis: TBC, HT kronis, karsinoma
kelainan endokrin: hipotiroidisme, DM, defisiensi progesteron
nutrisi
penggunaan obat dan lingkungan (tembakau, alkohol, kafein,
radiasi, kontrasepsi & enviromental toxin)
faktor imunologi (autoimun & alloimun)
trombofilia


cont..
FAKTOR MATERNAL
Laparotomi
Trauma fisik
Defek uterus (defek uterus dapatan & defek
perkembangan uterus)
Cervix incompeten
FAKTOR PATERNAL
Translokasi pada sperma
Virus pada semen
Patofisiologi
Terjadi perdarahan ke dalam decidua basalis,
yang diikuti nekrosis jaringan yang berdekatan
dengan area perdarahan secara perlahan
embrio dilepaskan dari tempat implantasi
benda asing memicu kontraksi uterus untuk
mengeluarkannya dari dalam cavum uteri.
UK < 8 minggu keluar seluruhnya
UK 8 14 minggu chorion (plasenta) tidak
dilepaskan secara sempurna perdarahan
UK > 14 minggu ketuban pecah, keluar
janin yang disusul plasenta.
Klasifikasi
Berdasarkan Jenis:
Abortus spontan
Abortus provocatus ( buatan )
Berdasarkan derajat:
Abortus Imminens
Abortus Insipiens
Abortus Incompletus
Abortus Completus
Missed abortion

Diagnosis Perdarahan Serviks Besar
uterus
Gejala
lain
Abortus
imminens
Sedikit - sedang tertutup Sesuai dengan
usia kehamilan
Tes kehamilan +
Kram
Uterus lunak
Abortus insipiens Sedang - banyak terbuka Sesuai atau lebih
kecil
Tes kehamilan +
Kram
Uterus lunak
Abortus
incompletus
Sedikit - banyak terbuka Lebih kecil dari
usia kehamilan
Tes kehamilan +
Kram
Keluar jaringan
Uterus lunak
Abortus
completus
Sedikit atau tidak ada Lunak
(terbuka) -
tertutup
Lebih kecil dari
usia kehamilan
Sedikit atau tidak
ada kram
Keluar massa
kehamilan uterus
kenyal
Missed abortion Sedikit, warna
kehitaman
Agak kenyal
dan tertutup
Lebih kecil dari
usia kehamilan
Sebagian gejala
kehamilan hilang
2. Abortus Inkomplit
Definisi
Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum UK 20 minggu dengan
masih terdapat sisa hasil konsepsi tertinggal
dalam cavum uteri.
Etiologi
a. Abnormalitas embrionik
Lebih dari 80% abortus terjadi dalam 12 minggu pertama
kehamilan.
Paling sedikit 50% akibat kelainan kromosom
Setelah trimester pertama, tingkat kejadian abortus
maupun insidensi kelainan kromosom menurun.
Resiko abortus spontan meningkat sesuai dengan
bertambahnya paritas, umur maternal dan paternal.
Frekuensi abortus meningkat dari 12% pada wanita < 20
th sampai dengan 26% pada wanita > 40 th.
Frekuensi abortus juga meningkat dari 12% pada usia
paternal < 20 sampai dengan 20% pada usia paternal >
40 th.
Insidensi meningkat pada kehamilan yang terjadi setelah
3 bulan persalinan aterm.
b. Faktor maternal
Diabetes militus pada ibu (insulin-
dependent diabetes militus): lebih dari
30% kehamilan pada pasien dengan DM
yang tidak terkontrol berakibat
terjadinya abortus spontan.
Hipertensi yang berat
Penyakit ginjal
Sindroma antifosfolipid
Lupus Eritromatus Sistemik
Penyakit tiroid
Penyakit Wilson
cont..
Faktor yang bersifat akut pada ibu,
diantaranya:
Infeksi (Cytomegalovirus, rubella,
toksoplasmosis, listeria, ureaplasma,
Mycoplasma, dan sifilis), Trauma
Abnormalitas sistem reproduksi:
Fibroid, Inkopetensi servik, Perkembangan
plasenta yan abnormal
Faktor eksogen:
Kafein: minum kopi empat kali sehari
meningkatkan terjadinya resiko terjadinya
abortus secara ringan, alkohol, tembakau,
kokain, radiasi
Diagnosis:
perdarahan yang cukup banyak kadang-
kadang sampai menimbulkan syok
masih ada sisa hasil konsepsi dalam uterus
kanalis servikalis terbuka dan jaringan masih
dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-
kadang sudah menonjol dari ostium uteri
eksternum.
Penatalaksanaan:
Kuretase dilanjutkan drip oksitosin.
Metilergometrin Maleat 35 tab, selama 5
hari.
Amoksisilin 4x500 mg peroral selama 5 hari.
Bila disertai syok:
Infus IV NaCI/RL
Transfusi darah
Ergometrin IM
Komplikasi abortus
Perdarahan syok
Infeksi Sepsis
Prognosis
Pada wanita dengan riwayat pernah
mengalami 1 kali abortus maka
kemungkinan untuk mengalami
abortus pada kehamilan berikutnya
adalah sebesar 20 %, sedangkan jika
mengalami 3 kai maka
kemungkinannya adalah rata-rata
50%.
Setelah dilakukan tindakan kuretase
dan tidak ada komplikasi, maka
setelah 3 bulan, prognosis baik
apabila pasien akan hamil lagi
Hiperglikemi
Hiperglikemi merupakan keadaan
peningkatan glukosa darah dari
kadar puasa normal 80-90 mg/dL
darah, atau rentang non puasa
sekitar 140 160 mg/ 100 ml
darah.
Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui. Akan tetapi
diperkirakan karena . insufisiensi fungsi insulin
ini disebabkan oleh 2 hal, yaitu: Gangguan
produksi insulin oleh Langerhans sel beta
pankreas; atau Menurunnya kepekaan reseptor
insulin dalam sel-sel tubuh. Kerusakan sel beta
Langerhans sering dapat mengganggu produksi
insulin. Sedangkan menurunnya kepekaan
reseptor insulin sel-sel tubuh dimanifestasikan
dengan kadar glukosa darah yang makin
meningkat (hiperglikemik) disertai glikosuria
Patofisiologi
Adaptasi maternal selama hamil : terjadinya
hipoglikemia puasa, hiperglikemia
postprandial, resistensi insulin
Patofisiologi DM pragestasi = patofisiologi DM
tipe 1 atau 2
Hiperglikemia
(trimester 3)
sintesis surfaktan
oleh sel pneumosit II
pematangan paru janin
(delayed lung maturation)
RDS pasca lahir
hambatan
terlambat
Hipotesis Pedersen
glukosa sirkulasi janin
hiperplasia sel Beta
Langerhans janin
viseromegali
hiperinsulin
pada janin
Patofisiologi penyulit jangka panjang DM gestasional
mekanisme fetal programming dari Barker :
ancaman pada periode kritis tertentu akan
diakomodasi (adaptasi janin) seumur hidup
Bayi-bayi IUGR DM, gangguan jantung, dan
penyakit kardiovaskuler lain
Bayi makrosomia DM dan obesitas
Faktor Risiko Diabetes Mellitus
Gestasional
Risiko rendah :
a. Usia < 25 tahun
b. Berat badan normal
sebelum hamil
c. Tidak ada histori
keluarga / orang tua DM
d. Tidak ada histori
kelainan toleransi
glukosa
e. Tidak ada histori
obstetri yang jelek
f. Bukan dari kelompok
etnis dengan prevalensi
tinggi untuk DM
Risiko tinggi :
a. Usia > 30 tahun
b. Obesitas
c. Polycystic ovary syndrome
d. Riwayat kehamilan dgn
intoleransi glukosa
e. Riwayat kehamilan bayi
besar (> 4000 gram)
f. Riwayat kematian janin
dalam rahim
g. Riwayat bbrp kali keguguran
h. Anak lahir dengan kelainan
congenital
i. Ada riwayat preeclampsia
atau polihidramnion
Komplikasi Diabetes Mellitus
a. Ibu :
DM menetap sampai setelah persalinan (DM tipe 2)
Preeklampsia
Hiperglikemia
Infeksi
Ketoasidosis
Retinopati
Nefropati
Hipertensi kronik
b. Janin dan neonatus :
Makrosomia dan trauma persalinan, sindrom
gawat napas neonatus, polisitemia
Hipoglikemia, hipokalsemia dan
hiperbilirubinemia neonatal
Jangka panjang bayi dikemudian hari mudah
berkembang penyakit DM, Kardiovaskuler,
Obesitas (Hipotesis Barker)
Kelainan kongenital
IUFD
Fetal distress
c. Obstetrik :
Tromboemboli
Persalinan premature
Abortus spontan
Distosia
Polihidramnion
Sectio caesaria

Penatalaksanaan
Mengatur diet
Perencanaan Makan
Harus disesuaikan menurut kebiasaan yang diberikan 25
35 kal/kgBB ideal (40 55 % karbohidrat, 20 % protein, 25
40 % lemak)
BB ideal menurut cara Broca = (TB 100) 10 % BB
Kebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori yang
diperhitungkan dari kalori basal, kalori kegiatan jasmani,
kalori untuk kehamilan, kebutuhan protein.
Pemberian makan tiga kali makan dan tiga kali snack
pemantauan gula darah minimal dua kali seminggu dan
idealnya setiap hari dengan alat pemeriksaan sendiri di
rumah


Manajemen diet pasien dengan DMG
Catat pola makan saat ini
Lakukan balans kalori dengan peningkatan BB optimal :
Input kalori : 25 35 kal/kg BB ideal
Peningkatan BB : 0,45 kg (1 pound) / bulan selama trimester
pertama; 0,2 0,35 kg (0,5 0,75) pound) per minggu selama
trimester kedua dan ketiga
Bagi jumlah kalori dan karbohidrat (3x makan dan 3x snack)
Pengganti makanan :
Karbohidtat : 40 55 % kalori atau > 150 g/hr
Protein : 20 % kalori atau > 74 g/hr
Lemak : 25 40 % kalori
Sertakan makanan tinggi serat dan karbohidrat kompleks.
Identifikasi respon glikemik individual thd makanan tertentu
Rencana pola makan kebutuhan masing-masing individu
Hubungan hiperglikemia pada
kehamilan dengan abortus spontan
Hiperglikemi dapat menyebabkan
abortus karena meningkatnya
kondisi stres oksidatif yang bisa
menjadi racun bagi embrio
berkembang.
Stres oksidatif akan menyebabkan
kerusakan dan kerusakan sel
trofoblast yang akan berlanjut
menjadi abortus.
STATUS PASIEN
Nama : Ny. T
Umur : 44 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Tegal Harjo RT 3/ RW V, Jebres,
Surakarta
No.CM : 01244156
Tanggal Periksa: 28 Februari 2014
HPMT : 12 Januari 2013
HPL : 19 Oktober 2014
UK : 10 minggu +2 hari
Keluhan utama :
Perdarahan jalan lahir sejak 2 hari yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang G
3
P
2
A
0
, 44 tahun, datang kiriman
dari Bidan dengan keterangan keluar
perdarahan dari jalan lahir. Pasien
mengeluhkan adanya pendarahan dari jalan
lahir sejak 2 hari yang lalu. Pasien merasakan
pendarahan berupa jaringan mrongkol (+),
berwarna merah tua, dengan jumlah darah
100 cc/hari (ganti pembalut 4-5 x/hr). Nyeri
perut (+), pinggang dirasakan seperti orang
mau haid. Pasien merasa hamil 2 bulan
dengan tes kehamilan (+). Nafsu makan
dalam batas normal, BAK dan BAB dalam
batas normal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Hipertensi : Disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal
Riwayat DM : Disangkal
Riwayat Asma : Disangkal
Riwayat Alergi Obat/makanan : Disangkal
Riwayat Minum Obat Selama Hamil : Disangkal
Riwayat Jatuh/Trauma : Disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Hipertensi : Disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal
Riwayat DM : Disangkal
Riwayat Asma : Disangkal
Riwayat Alergi Obat/makanan : Disangkal
Riwayat Fertilitas : Baik
Riwayat Obstetri : Baik.
Anak I: Laki-laki, lahir 1994
Anak II: Laki-laki, lahir 2000
Anak III: Hamil sekarang
Riwayat ANC
Teratur, pertama kali periksa ke puskesmas
pada usia kehamilan 1 bulan.
Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun
Lama : 6 hari
Siklus : 28 hari
Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali, dengan suami sekarang
selama 23 tahun.
Riwayat Keluarga Berencana :
KB suntik 3 bulanan, sudah berhenti sejak
tahun 2010
PEMERIKSAAN FISIK
TB : 55 Kg / 154 Cm
KU : Tampak sakit sedang, CM, Gizi cukup
Vital Sign T : 130/80 mmHg S : 36,5
0
C
N : 80 x / menit Rr : 20 x/menit
Kepala : Mesochepal
Mata : Conjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)
Thorax : Cor / Pulmo : Dalam Batas mormal
Abdomen
Ins : Dinding perut // dinding dada
Ausk : Peristaltik (+) normal
Palp : Supel, NT (+) pada bawah umbilikus, hepar lien
tidak membesar
Perk : Tympani pada bawah processus xipoideus, redup
pada daerah uterus
Extremitas : Oedema (-) / Akral dingin (-)

Status Obstetri
Glandula mammae
hipertrofi (+), areola
mammae
hiperpigmentasi (+)
Dinding perut // dinding
dada, stria gravidarum (-)
Supel, nyeri tekan (+), Tinggi
Fundus Uteri tidak teraba
Inspekulo :
vulva / uretra tenang, dinding
vagina dalam batas normal,
portio livide, OUE terbuka,
darah (+) dari OUE, discharge (-
). VT: vulva / uretra tenang,
dinding vagina dalam batas
normal, portio lunak, cavum
Douglas tidak menonjol, OUE
terbuka, CU uteri sebesar telur
bebek, darah (+), discharge (-).
SDV (+/+), ST (-/-
)
BJ I-II int N Reg
Bising (-)
SI (-/-) CA (-/-)
Edema tungkai (+/+)

kloasma gravidarum (+)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Darah tanggal 28 Februari 2014 :
Hemoglobin : 14,6 gr/dl
Hematokrit : 43 %
Antal Eritrosit : 4,85 x 10
3
/uL
Antal Leukosit : 9,8 x 10
3
/uL
Antal Trombosit : 257 x 10
3
/uL
Golongan Darah : B
GDS : 240 mg/dL
HbS Ag : non reaktif
PT : 16,0
APTT : 31,8
INR : 1,360
Tes Kehamilan : (+)
USG :
V/U terisi cukup
Tampak uterus membesar dengan ukuran
12x10x9 cm
Tampak massa amorf intrauterine
RESUME
Seorang G
3
P
2
A
0
, 44 tahun, usia kehamilan 10 minggu + 2 hari,
datang kiriman dari Bidan dengan keterangan keluar
perdarahan dari jalan lahir sejak 2 hari yang lalu, berupa
jaringan mrongkol (+), berwarna merah tua, dengan jumlah
darah 100 cc/hari (ganti pembalut 4-5 x/hr). Nyeri perut (+),
pinggang dirasakan seperti orang mau haid. Pasien merasa
hamil 2 bulan dengan tes kehamilan (+).
Pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal.
Pemeriksaan inspekulo: vulva/uretra tenang, dinding vagina
dalam batas normal, portio tertutup darah, OUE terbuka, darah
(+) dari OUE, discharge (-). Pemeriksaan VT: vulva / uretra
tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio lunak, OUE
terbuka, CU uteri sebesar telur bebek, darah (+), discharge (-).
Pemeriksaan USG: V/U terisi cukup, tampak uterus membesar
dengan ukuran 12x10x9 cm, tampak massa amorf intrauterine.

Diagnosis awal
Abortus inkomplit dengan hiperglikemia
PROGNOSA
Maternal : Dubia ad bonam
Fetal : Malam

TERAPI
Pro Kuretase Terapi
Amoxicillin 3 x 500 mg
Sulfas Ferosus 1x1
Metilergometrin Maleat 3x5 tab
Diet nasi 1900 DM 1900 kkal (dari bagian
interna)
Diagnosis Akhir:
Post kuretase terapi atas indikasi abortus
inkomplit dengan hiperglikemia
FOLLOW UP Tanggal 1 Maret 2014.
Tanggal 1 Maret 2014
Keadaan umum : Baik, compos mentis, gizi kesan cukup
Keluhan : tidak ada keluhan
Tanda vital : T = 120/80 mmHg Respiratory Rate = 18x/menit
N = 80x/menit Suhu = 36,9
0
C
Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Thorax : Cor : dalam batas normal
Pulmo : dalam batas normal
Abdomen : Supel, nyeri tekan (-), Tinggi Fundus Uteri tidak
teraba
Genital : Perdarahan (+) Lochia (-)
Hasil Lab : HbA1C : 7,9
Gula Darah Puasa : 179 mg/dL
Glukosa 2 jam PP : 190 mg/dL
Diagnosis : Post kuretase terapi atas indikasi abortus inkomplit
dalam perawatan hari ke-1
Terapi : amoxicillin 3 x 500mg
Asam mefenamat 3 x 500 mg
Sulfasferosus 1 x 1 tab
Vit C 2 x 1 tablet
Oksitoksin 5 IU dalam 500 cc RL
Infus RL 8 tpm
Rawat Bersama Bagian Interna
FOLLOW UP Tanggal 2 Maret 2014.
Keadaan umum : Baik, compos mentis, gizi kesan cukup
Keluhan : tidak ada keluhan
Tanda vital : T = 110/80 mmHg Respiratory Rate
= 20x/menit
N = 80x/menit Suhu = 36,8
0
C
Thorax : Cor : dalam batas normal
Pulmo : dalam batas normal
Abdomen : Supel, nyeri tekan (-), TFU tidak teraba.
Genital : Perdarahan (-)
Lochia (-)
Diagnosa : Post kuretase terapi atas indikasi abortus
inkomplit dalam perawatan hari ke-2
Terapi :
Amoxicillin 3 x 500mg
Asam mefenamat 3 x 500 mg
Sulfasferosus 1 x 1 tab
Vit C 2 x 1 tablet
Plan : BLPL
Kontrol poli obsgyn
Kontrol poli interna
Analisis Kasus
Analisis status
anamnesis yang lebih lanjut
mengenai keteraturan ibu melakukan
pemeriksaan kehamilan (ANC) pada
kehamilan sekarang dan kehamilan-
kehamilan sebelumnya dan riwayat
ginekologi.
cont..
Analisis Kasus Diagnosis
Indikasi-indikasi abortus inkomplit adalah:
Terjadi pendarahan berat pada awal gestasi yang menetap sampai berhari-hari
atau berminggu-minggu saat usia kehamilan < 20 minggu
Tes kehamilan (+)
Pendarahan melalui ostium uteri eksternum, keluarnya hasil konsepsi, dan
disertai nyeri perut
Uterus membesar tidak sebesar usia kehamilan
Ostium uteri masih terbuka
Hasil USG: tampak massa amorf dengan batas endometrial line membesar tidak
sesuai dengan usia kehamilan atau HPMT
Pada kasus ini kriteria yang mendukung kearah
abortus inkomplit yaitu :
Tes kehamilan (+) dengan usia kehamilan 10 minggu +5 hari
Pendarahan lewat jalan lahir sejak 2 hari yang lalu, keluarnya jaringan, disertai
nyeri perut
OUE membuka
Hasil USG: tampak massa amorf dengan batas endometrial line membesar tidak
sesuai dengan usia kehamilan atau HPMT
Analisis Kasus Hubungan
Hiperglikemi terhadap Abortus
Hiperglikemi pada pasien ini diduga adalah
Diabetes Militus (DM) mengingat secara genetik
yaitu ibu pasien juga mengalami DM akan tetapi
masih raus dibuktikan dengan Test Toleransi
Glukosa Oral (TTGO). DM yang dialami pasien
diduga adalah DM tipe II mengingat pasien tidak
pernah ada riwayat gula sebelumnya.
Hiperglikemi dapat menyebabkan abortus karena
meningkatnya kondisi stres oksidatif yang bisa
menjadi racun bagi embrio berkembang.
Pada abortus inkomplit terjadi
keadaan yang patologis dimana
terjadi kegagalan perubahan
(remodelling) arteri spiralis sehingga
menyebabkan terjadi iskemik
plasenta yang akan menghasilkan
radikal bebas. Senyawa radikal bebas
ini pada proses plasentasi akan
menyebabkan kerusakan
sinsitiotrofoblas.
Apabila terjadi ledakan stres oksidatif yang tidak
dapat diimbangi oleh enzim-enzim antioksidan
enzimatik (SOD, Glutation Peroksidase, Katalase)
maupun non enzimatik free radikal scavengers
seperti asam askorbat, alpha-tokopherol (vitamin
C dan E) dan kelompok sulfhydryl, akan
menyebabkan kerusakan membran sel.
Terbentuknya ikatan kovalen antara radikal
bebas dengan lipid pada membran sel (lipid
peroksidasi). Malondialdehyde (MDA) penanda
(produk) lipid peroksidasi. Kerusakan membran
sel yang terjadi dapat berkembang menjadi
kematian sel.
Abortus juga mungkin terjadi
disebabkan tidak adekuatnya invasi
trofoblast sehingga terbentuknya
trophoblasticoxidative stress yang
menyebabkan hubungan hasil
konsepsi dengan arteri spiralis
tidak sempurna.
cont..
Analisis Kasus Penatalaksanaan
kuretase
Menghentikan
perdarahan
Mencegah
sepsis
Mengeluarkan
sisa konsepsi
Penanganan untuk hiperglikemi
sendiri adalah diit rendah kalori.
Hal tersebut termasuk
penatalsanaan awal untuk DM
yaitu bagian dari lifestyle
modifying. Dimana setelah
penatalaksanaan awal tersebut
dimonitor kadar gula darah pasien
yang menunjukkan adanya
perbaikan yaitu penurunan kadar
gula darah sewaktu pasien dari 240
mg/ dl menjadi 170 mg/dl.
cont..
Antibiotik: Amoxicillin 3 x 500 mg




Sulfas Ferosus 1x1 Menambah darah

Ergometrin maleate Merangsang kontraksi
uterus
Mencegah Infeksi
Saran
Edukasi kepada pasien mengenai pengetahuan tentang
penyakit, gejala, dan komplikasinya,
penatalaksanaannya.
Mengedukasi pasien apabila didapatkan perdarahan
atau infeksi (panas, takipneu, takikardi) segera kontrol
Mengedukasi pasien untuk melakukan screening
diabetes dengan test TTGO untuk mengetahui apakah
hiperglikemi yang dialami pasien adalah DM.
Mengedukasi pasien untuk memakai alat kontrasepsi /
KB berupa IUD / kontrasepsi mantab ( Sterilisasi) dan
bila pasien menolak memberikan tenggang waktu
untuk hamil guna mencegah kejadian dalam kehamilan
yang tidak diinginkan pasca kuretase.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai