Anda di halaman 1dari 5

KONTEKSTUALITAS WARIS PADA MASA KINI

(Krtik penulis terhadap persoalan pembagian hak waris; antara laki-laki dan perempuan)

Dasar Al-Qur’an
1) Surat An-Nisa’ ayat 7
ÞOä3ŠÏ¹qムª!$# þ’Îû öNà2ω»s9÷rr& ( ̍x.©%#Ï9 ã@÷VÏB Åeáym Èû÷üu‹sVRW{$# 4 bÎ*sù £`ä. [ä!$|¡ÎS s-öqsù
Èû÷ütGt^øO$# £`ßgn=sù $sVè=èO $tB x8ts? ( bÎ)ur ôMtR%x. Zoy‰Ïmºur $ygn=sù ß#óÁÏiZ9$# 4 Ïm÷ƒuqt/L{ur Èe@ä3Ï9
7‰Ïnºur $yJåk÷]ÏiB â¨ß‰¡9$# $£JÏB x8ts? bÎ) tb%x. ¼çms9 Ó$s!ur 4 bÎ*sù óO©9 `ä3tƒ ¼ã&©! Ó$s!ur ÿ¼çmrO͑urur
çn#uqt/r& ÏmÏiBT|sù ß]è=›W9$# 4 bÎ*sù tb%x. ÿ¼ã&s! ×ouq÷zÎ) ÏmÏiBT|sù â¨ß‰¡9$# 4 .`ÏB ω÷èt/ 7p§‹Ï¹ur ÓÅ»qãƒ
!$pkÍ5 ÷rr& AûøïyŠ 3 öNä.ät!$t/#uä öNä.ät!$oYö/r&ur Ÿw tbrâ‘ô‰s? öNßg•ƒr& Ü>tø%r& ö/ä3s9 $YèøÿtR 4 ZpŸÒƒÌsù
šÆÏiB «!$# 3 ¨bÎ) ©!$# tb%x. $¸JŠÎ=tã $VJŠÅ3ym ÇÊÊÈ
11. Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu :
bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan[272]; dan
jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua[273], Maka bagi mereka dua pertiga dari
harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, Maka ia memperoleh separo
harta. dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang
ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak
mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), Maka ibunya mendapat sepertiga;
jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya mendapat seperenam.
(Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan)
sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui
siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. ini adalah ketetapan dari
Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

2) Surat An-Nisa’, Ayat 176


y7tRqçFøÿtGó¡o„ È@è% ª!$# öNà6‹ÏFøÿム’Îû Ï's#»n=s3ø9$# 4 ÈbÎ) (#îtâöD$# y7n=yd }§øŠs9 ¼çms9 Ó$s!ur ÿ¼ã&s!ur
×M÷zé& $ygn=sù ß#óÁÏR $tB x8ts? 4 uqèdur !$ygèO̍tƒ bÎ) öN©9 `ä3tƒ $ol°; Ó$s!ur 4 bÎ*sù $tFtR%x. Èû÷ütFuZøO$#
$yJßgn=sù Èb$sVè=›V9$# $®ÿÊE x8ts? 4 bÎ)ur (#þqçR%x. Zouq÷zÎ) Zw%y`Íh‘ [ä!$|¡ÎSur ̍x.©%#Î=sù ã@÷WÏB
Åeáym Èû÷üu‹s[RW{$# 3 ßûÎiüt6ムª!$# öNà6s9 br& (#q=ÅÒs? 3 ª!$#ur Èe@ä3Î/ >äóÓx« 7OŠÎ=tæ ÇÊÐÏÈ
176. mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah)[387]. Katakanlah: "Allah memberi
fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai
anak dan mempunyai saudara perempuan, Maka bagi saudaranya yang perempuan itu
seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai
(seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara
perempuan itu dua orang, Maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh
yang meninggal. dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan
perempuan, Maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara
perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. dan Allah
Maha mengetahui segala sesuatu.

[387] Kalalah Ialah: seseorang mati yang tidak meninggalkan ayah dan anak.

Dasar hadits

‫ رواه مسلم‬.‫ الحقوا الفرائض بأهلها فمابقي فهو الولي رجل دكر‬: ‫م‬.‫ قال رسول اهلل ص‬:‫عن ابن عباس قال‬
Artinya:
Bersumber dari ibnu Abbas, berkata: Rasulallah saw bersabda:” berikanlah bagian yang pasti itu
kepada yang berhak. Adapun sisanya maka bagi laki-laki yang paling dekat nasabnya
(dengan yang mati). (HR. Muslim)1

ُ ‫ي أَ ْخَب َرنَا ابْ ُن عَُي ْينَةَ أَ ْخَب َرنَا ُم َح َّم ُد بْ ُن ال ُْم ْن َك ِد ِر َس ِم َع َجابَِر بْ َن َع ْب ِد اللَّ ِه َي ُق‬
‫ول‬ ُّ ‫اح الَْب ْغ َد ِاد‬
ِ َّ‫الصب‬ ْ ‫َح َّد َثنَا الْ َف‬
َّ ‫ض ُل بْ ُن‬

ِ
ِ ‫اشي‬ ِ ِ ِ ُ ‫ول اللَّ ِه صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه وسلَّم يع‬ ُ ‫ت فَأَتَانِي َر ُس‬
َّ ‫ان َفَت َو‬
َ‫ضأ‬ َ ‫ودني َف َو َج َدني قَ ْد أُ ْغم َي َعلَ َّي فَأَتَى َوَم َعهُ أَبُو بَ ْك ٍر َوعُ َم ُر َو ُه َما َم‬ َُ َ َ َ َ ُ‫ض‬ْ ‫َم ِر‬
‫َصنَ ُع فِي‬ْ ‫فأ‬َ ‫ْضي فِي َمالِي أ َْو َك ْي‬ ِ ‫ف أَق‬ َ ‫ول اللَّ ِه َك ْي‬
َ ‫ْت يَا َر ُس‬ ُ ‫ت َف ُقل‬ ُ ‫ب َعلَ َّي ِم ْن َو‬
ُ ‫ضوئِِه فَأَ َف ْق‬ ِ
َ َ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم ف‬
َّ ‫ص‬ ِ ُ ‫رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ َُ
‫اث‬ِ ‫َت آيةُ ال ِْمير‬ ٍ َ ‫مالِي َفلَم ي ِج ْبنِي َش ْيئًا وَكا َن لَهُ تِسع أ‬
َ َ ْ ‫َخ َوات َحتَّى َن َزل‬ ُْ َ ُْ َ
2
} {

ِ ‫يث حسن‬ ِ ِ
‫يح‬
ٌ ‫صح‬َ ٌ َ َ ٌ ‫يسى َه َذا َحد‬ ْ َ‫قَ َال َجابٌِر يِف َّ َنَزل‬
َ ‫ت قَ َال أَبُو ع‬

1
Adib Bisri Mustofa, Terjemah Sholih Muslim, Semarang, CV Assyifa’, 1993, hlm 153-154
2
QS. An-Nisaa': 176
Al-Fadhl bin Ash-Shabah al-Baghdadi menceritakan kepada kami, Sufyan bin uayinah
menceritakan kepada kami, Muhammad bin al-Munkadir menceritakan kepada kami, dia
mendengar Jabir bin Abdillah berkata: "Aku sakit lalu Rasulullah datang kepadaku untuk
menjengukku kemudian mendapatkanku benar-benar tidak sadar lalu beliau datang kepadaku
beserta Abu Bakar. Mereka berjalan kaki kemudian Rasulullah berwudlu lalu beliau
menuangkan air wudlunya atasku kemudaian akau bangun lalau berkata: "Wahai Rasulullah,
bagaimana aku memutuskan mengenai hartaku atau bagaimana aku perbuat mengenai
hartaku?" beliau tidak menjawabku sedikitpun sedangkan dia mempunyai sembilan saudara
perempuan sehingga turun ayat mirats: "Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah) 3.
Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal
dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, Maka bagi
saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya
yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak;
tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, Maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang
ditinggalkan oleh yang meninggal. dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) Saudara-saudara
laki dan perempuan, Maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang
saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. dan
Allah Maha mengetahui segala sesuatu."

Jabir berkata: "Ayat ini turun mengenai aku". Abu Isa berkata hadits ini hasan shahih.4

‫ال‬ ِ ِّ ‫س اأْل َْوِد‬


َ ‫ي َع ْن ُه َزيْ ِل بْ ِن ُش َر ْحب‬
َ َ‫يل ق‬ ٍ ‫ي َع ْن أَبِي َق ْي‬
ِّ ‫ارو َن َع ْن ُس ْفيَا َن الث َّْوِر‬
ُ ‫ْح َس ُن بْ ُن َع َرفَةَ َح َّد َثنَا يَ ِزي ُد بْ ُن َه‬
َ ‫َح َّد َثنَا ال‬

‫ت ِم ْن‬ ِ ‫ف ولِأْل ُ ْخ‬ ِ َ ‫َب وأ ٍُّم َف َق‬


ْ ‫ال لاِل ْبنَ ِة الن‬ ‫ٍ أِل‬ ‫اِل ِ ِ اِل‬
َ ُ ‫ِّص‬ َ ٍ ‫وسى َو َسل َْما َن بْ ِن َربِ َيعةَ فَ َسأَل َُه َما َع ْن ا ْبنَة َو ْابنَة ا بْ ِن َوأُ ْخت‬ َ ‫اء َر ُج ٌل إِلَى أَبِي ُم‬ َ ‫َج‬
‫ال َع ْب ُد اللَّ ِه‬َ َ‫ك لَهُ َوأَ ْخَب َرهُ بِ َما قَااَل ق‬َ ِ‫اسأَلْهُ فَِإنَّهُ َسيُتَابِعُنَا فَأَتَى َع ْب َد اللَّ ِه فَ َذَك َر َذل‬ ِ ِ ِ ِ
ْ َ‫َب َواأْل ُِّم َما بَق َي َوقَااَل لَهُ انْطَل ْق إِلَى َع ْبد اللَّه ف‬
ِ ‫اأْل‬
‫ف َواِل ْبنَ ِة ااِل بْ ِن‬ ِ ِ
ْ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم لاِل ْبنَ ِة الن‬ ِ ُ ‫ضى رس‬ ِ ِ ِ ِ
ُ ‫ِّص‬ َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َ َ‫ين َولَك ْن أَقْضي في ِه َما َك َما ق‬ َ ‫ْت إِ ًذا َوَما أَنَا م ْن ال ُْم ْهتَد‬
ُ ‫ضلَل‬ َ ‫قَ ْد‬
‫الر ْح َم ِن بْ ُن‬َّ ‫اس ُمهُ َع ْب ُد‬
ْ ‫ي‬ ُّ ‫س اأْل َْوِد‬ ٍ ‫يح َوأَبُو َق ْي‬ ِ ‫يث حسن‬ ِ ِ َ َ‫ت َما بَِق َي ق‬ ِ ‫الثلَُث ْي ِن ولِأْل ُ ْخ‬ ِ ‫الس ُدس تَك‬
ُّ َ‫ْملَة‬
ٌ ‫صح‬ َ ٌ َ َ ٌ ‫يسى َه َذا َحد‬ َ ‫ال أَبُو ع‬ َ ُ ُّ
ٍ ‫َث ْرَوا َن الْ ُكوفِ ُّي َوقَ ْد َرَواهُ ُش ْعبَةُ َع ْن أَبِي َق ْي‬
‫س‬

Al-Hasan bin Arafah menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun memberitahukan kepada
kami, dari Sufyan ats-Tsauri dari Abi Qais al-Audi dari Huzail bin Syurahbil berkata: :
3
Kalalah ialah seseorang mati yang tidak meninggalkan ayah dan anak.
4
Lihat software al-Maktabah al-Syamilah, Sunan At-Tirmidzi, Juz 7, hlm. 446
Seseorang datang kepada Abi Musa dan Sulaiman bin Rabi'ah dan bertanya kepada mereka
tentang anak perempuan dan anak perempuannya anak laki-laki dan saudara perempuan seayah
dan seibu. Mereka berkata: Bagi anak perempuan seperdua dan bagi saudara perempuan
seayah serta ibu harta yang tersisa." Mereka berkata kepadanya: "Pergilah kepada Abdullah
bin Mas'ud, bertanyalah kepadanya maka dia akan mengikuti kami". Kemudian dia datang
kepada Abdullah lalu menyampaikan kepadanya apa yang mereka katakan. Abdullah bin Mas'ud
berkata: "Benar-benar aku tersesat apabila aku menyetujui jawaban mereka dan aku tidak
termasuk orang yang mendapat petunjuk tetapi aku memutuskan dalam soal ini seperti
keputusan Rasulullah bagi anak perempuan seperdua, bagi anak perempuan anak laki-laki
seperenam untuk menyempurnakan dua pertiga dan bagi saudara perempuan harta yang
tersisa.5

Penjelasan
Dari berberapa Dasar hukum yang penulis ambil dari berbagai referensi yang mana
disana menjelaskan bahwa bagian waris antara laki-laki dan perempuan itu berbeda (laki-laki
mendapatkan waris lebih banyak) di sini penulis mencoba menguraikan pendapat bahwa
beberapa elemen masyarakat muslim memang mengakui bahwa ada teks-teks dalam ayat suci Al
Quran dan Hadits yang belum bisa mengakomodir kepentingan perempuan dalam persoalan
waris. Nilai-nilai sosial budaya di masyarakat sering kali masih memprioritaskan laki-laki
dibandingkan perempuan dalam hal pembagian peran dan haknya. Inilah yang menjadi akar
masalah dalam konteks pemaknaan keadilan atas pembagian hak waris antara laki-laki dan
perempuan. Pemahaman agama dan konstruksi nilai sosial itu yang kemudian dilanggengkan
dalam hukum positif negara dan dipraktekkan di lapangan. Padahal dalam realitas sosial, telah
banyak perempuan Indonesia yang sesungguhnya telah bekerja di ruang publik, menjadi kepala
keluarga dan memberikan kontribusi ekonomis yang tinggi kepada keluarga meskipun masih ada
posisi suami di dalamnya. Beberapa peluang dilihat oleh kalangan masyarakat muslim untuk
memperjuangkan hak waris yang adil bagi perempuan. Beberapa mekanisme adat, seperti yang
penulis banyak lihat terjadi di Yogyakarta, yang misalnya banyak ibu-ibu yang menjual dagangan
(gorengan) sedangkan suaminya terkena lumpuh dan tidak dapat bekerja, dan contoh lain dari
pengalaman penulis yang juga terjadi di yogyakarta bahwa ada suami istri yang bekerja bersama-
sama namun ketika keduanya di bandingkan pekerjaan lebih berat si istri, yang mana disamping
5
Lihat software al-Maktabah al-Syamilah, Sunan At-Tirmidzi, Juz 7, hlm. 439
bekerja dia juga mengurus anak-anak, mencuci baju keluarga, masak, dll, dari sini apakah masih
memungkinkan untuk memberikan contoh pembagian hak waris yang adil bagi perempuan dan
laki-laki. Interpretasi kembali / reintepretasi pada pemahaman ayat-ayat suci al quran juga dinilai
sebagai celah dalam memperjuangkan hak waris yang adil. Dalam kesempatan lain penulis
pernah membaca dalam sebuah buletin yang pernah terbit di pesantren ketika penulis nyantri
tepatnya di pesantren Sunan Drajat, Paciran, Lamongan yang isinya menyinggung masalah
waris, disana muncul wacana untuk menghapus hukum waris di Indonesia karena dalam
prakteknya, persoalan waris terjadi pada konteks pembagian harta dalam sengketa-sengketa
besar saja, masih jarang terjadi dalam konteks keluarga yang lebih mikro. Dan dalam tulisannya
juga terdapat beberapa tokoh agama yang menjelaskan masih adanya peluang untuk
memperjuangkan nilai waris antara laki-laki dan perempuan yang adil dan setara gender.

Nama :Ali Farhan


NIM : 07530007
Fak/Jur :Ushuluddin/Tafsir Hadits

Anda mungkin juga menyukai