Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN KASUS

Pembimbing : dr. Hardhi Pranata, Sp.S, MARS


Nama : An. E
Umur : 15 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Belum menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Kampung Grogol No. 104 RT 01/02,
Pancoran Mas-Depok
No CM : 00-28-59-11
Tanggal masuk RS : 03 November 2012, pasien rawat inap Catteliya

I. IDENTITAS PASIEN
Dilakukan autoanamnesis dan alloanamnesis (ayah dan ibu),
13 November 2012, 07.00 WIB

Keluhan Utama:
Penurunan kesadaran akibat kecelakaan lalu lintas 3 jam SMRS



II. SUBJEKTIF
Pasien datang ke Unit Gawat Darurat RSBY dalam
keadaan penurunan kesadaran 3 jam SMRS.
Pasien sempat tidak sadarkan diri saat kejadian
berlangsung dengan keadaan terlentang, namun tidak
tahu berapa lamanya, tidak memakai helm. Pasien jatuh
dengan kepalanya terbentur di atas aspal jalan dan
motor pasien terpental hingga 1 meter.
Menurut keluarga, tidak ditemukan bekas muntah di
tempat kejadian dan juga pada pakaian pasien.
Dari telinga, hidung, dan tenggorokan tidak berdarah.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pada dagu pasien terdapat luka robek dengan panjang
sekitar 3 cm. Terdapat luka robek pula pada bagian
kepala depan sekitar 15 cm. Selama di perjalanan
menuju ke UGD pasien tidak muntah. Sesampainya di
UGD dapat berbicara namun kacau, tidak dapat
mengingat saat kejadian. Pasien di observasi di ICU.
lanjutan
Pada hari pertama dirawat di ICU RSBY, pasien gelisah
ngamuk, tidak bisa makan minum dan menolak untuk
dipasang NGT. Pasien tidak kejang.
Pada hari kedua perawatan, pasien dapat makan dan
dapat berkomunikasi. Keadaan pasien tampak adanya
perbaikan, sehingga dapat dipindahkan ke ruang
perawatan rawat inap biasa.
lanjutan
Pada hari keenam, pasien marah-marah dengan
peruabahan perilaku sejak 2 hari yang lalu, masih mual,
sehingga dikonsulkan ke dokter spesialis jiwa.
Pada hari kesepuluh, pasien dapat berkomunikasi
dengan baik. Dapat menyebutkan beberapa hal,
menghitung, mengulang benda.
lanjutan
Riwayat Penyakit
Keluarga
DM (-)
Hipertensi (-)
Kejang (-),
Stroke (-),
Alergi (-)
Riwayat Penyakit
Dahulu
DM (-),
Hipertensi (-),
Asma (-),
Alergi (-),
Jantung (-),
Stroke (-)
Riwayat Sosial,
Ekonomi, Pribadi:
Kesan: keadaan
sosial ekonomi
baik
Kepribadian : tdk
ada gangguan
STATUS
GENERALIS
Kesadaran : CM GCS = E
4
M
6
V
4
= 14
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36,4
o
C
STATUS
PSIKIS
Cara berpikir : realistik
Perasaan hati : baik
Tingkah laku : pasien sadar, aktif
Ingatan : tidak dapat mengingat kejadian sesaat sebelum kejadian
Kecerdasan : tidak dilakukan
SATATUS
NEUROLOGIS
SELANJUTNYA
III. OBJEKTIF (tanggal 13 November 2012)
Bentuk : normosefali
Terdapat jahitan pada frontoparietal
Nyeri tekan : (+)
Simetris : (+)
Pulsasi : (-)
Battle sign : (-)
KEPALA
Sikap : simetris
Pergerakan : bebas
Kaku kuduk : negatif
Kernig : negative
LEHER
PEMERIKSAAN SARAF KRANIAL
N
.

o
l
f
a
k
t
o
r
i
u
s

Penciuman:
tidak
dilakukan
N
.

o
p
t
i
k
u
s

Tajam penglihatan
Tidak ada kelainan
Pengenalan warna
Tidak ada kelainan
Lapang pandang
Tidak ada kelainan
Fundus okuli
Tidak dilakukan
N
.

o
k
u
l
o
m
o
t
o
r
i
u
s

Kelopak mata
Terbuka
Gerakan mata:
Superior
Tidak ada kelainan
Inferior
Tidak ada kelainan
Medial
Tidak ada kelainan
Endoftalmus
Tidak ada
Eksoftalmus
Tidak ada
PEMERIKSAAN SARAF KRANIAL
N
.

t
r
o
c
h
l
e
a
r
i
s

Gerak mata ke
lateral bawah
Tidak ada
kelainan
Strabismus
-/-
Diplopia
-/-
N
.

t
r
i
g
e
m
i
n
u
s

Membuka mulut
Tidak ada
kelainan
Sensibilitas atas
Tidak dilakukan
Sensibilitas bawah
Tidak dilakukan
Refleks kornea
Tidak dilakukan
Refleks masseter
Tidak dilakukan
Trismus
Tidak dilakukan
N
.

a
b
d
u
s
c
e
n
s

Gerak mata ke
lateral
Tidak ada
kelainan
Strabismus
divergen
-/-
Diplopia
-/-
PEMERIKSAAN SARAF KRANIAL
N
.

f
a
c
i
a
l
i
s

Mengerutkan dahi
Tidak ada kelainan
Kerutan kulit dahi
Kerutan (+)
Menutup mata
Tidak ada kelainan
Lipatan nasolabial
Tidak ada kelainan
Sudut mulut
Tidak ada kelainan
Meringis
Tidak ada kelainan
Memperlihatkan gigi
Tidak ada kelainan
Bersiul
Tidak dilakukan
Perasaan lidah bagian 2/3
depan
Tidak dilakukan
N
.

v
e
s
t
i
b
u
l
o
k
o
k
l
e
a
r
i
s

Mendengar suara
berbisik
Tidak ada
kelainan
Test Rinne
Tidak dilakukan
Test Weber
Tidak dilakukan
Test Shwabach
Tidak dilakukan
N
.

g
l
o
s
s
o
f
a
r
i
n
g
e
u
s

Arkus faring
Tidak dilakukan
Daya mengecap
1/3 belakang
Tidak dilakukan
Refleks muntah
Tidak dilakukan
Sengau
Tidak dilakukan
Tersedak
Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN SARAF KRANIAL
N
.

v
a
g
u
s

Arkus faring
Tidak
dilakukan
Menelan
Tidak ada
kelainan
N
.

a
s
s
e
s
o
r
i
u
s

Menoleh
kanan, kiri,
bawah
Tidak ada
kelainan
Angkat bahu
Tidak ada
kelainan
Trofi otot bahu
Tidak ada
kelainan
N
.

h
i
p
o
g
l
o
s
u
s

Sikap lidah
dalam mulut
Tidak ada
kelainan
Julur lidah
Tidak ada
kelainan
Tremor
Tidak ada
kelainan
Fasikulasi
Tidak ada
kelainan
EKTREMITAS ATAS
Kanan Kiri
Simetris Simetris Simetris
Trofik Eutrofik Eutrofik
Tonus Normotonus Normotonus
Kekuatan 5555 5555
Refleks bisep ++ ++
Refleks trisep ++ ++
Refleks H.Trommer - -

Sensibilitas

Raba Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Nyeri Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Suhu Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Vibrasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

BADAN
R. abdomen atas Tidak dilakukan
R. abdomen bawah Tidak dilakukan
R. anus Tidak dilakukan

EKTREMITAS BAWAH
Kanan Kiri
Bentuk Simetris Simetris
Trofik Eutrofik Eutrofik
Tonus Normotonus Normotonus
Kekuatan 5555 5555
Refleks patella ++ ++
Refleks Achilles ++ ++

EKTREMITAS BAWAH
Refleks patologis:
Babinski - -
Chaddock - -
Openheim - -
Gordon - -
Schaeffer - -
Sensibilitas:
Raba Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Nyeri Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Suhu tidak dilakukan tidak dilakukan
Vibrasi tidak dilakukan tidak dilakukan

lanjutan
Koordinasi, gait, dan keseimbangan
Cara berjalan : normal
Test Romberg : Tidak ada kelainan
Dismetria : tidak dilakukan
Nistagmus test : Tidak ada kelainan

Gerakan-gerakan abnormal
Tremor : (-)
Miokloni : (-)
Khorea : (-)

Alat vegetative
Miksi : normal
Defekasi : normal

Anjuran Pemeriksaan Penunjang (saat masuk UGD)
CT-Scan kepala
Laboratorium darah lengkap

Pasien datang ke Unit Gawat Darurat RSBY dalam
keadaan penurunan kesadaran 3 jam SMRS.
Pasien sempat tidak sadarkan diri saat kejadian
berlangsung dengan keadaan terlentang, namun tidak
tahu berapa lamanya, tidak memakai helm. Pasien jatuh
dengan kepalanya terbentur di atas aspal jalan dan
motor pasien terpental hingga 1 meter.
Menurut keluarga, tidak ditemukan bekas muntah di
tempat kejadian dan juga pada pakaian pasien.
Dari telinga, hidung, dan tenggorokan tidak berdarah.
RESUME SUBYEKTIF
Pada dagu pasien terdapat luka robek dengan panjang
sekitar 3 cm. Terdapat luka robek pula pada bagian
kepala depan sekitar 15 cm. Selama di perjalanan
menuju ke UGD pasien tidak muntah. Sesampainya di
UGD dapat berbicara namun kacau, tidak dapat
mengingat saat kejadian. Pasien di observasi di ICU.
lanjutan
Pada hari pertama dirawat di ICU RSBY, pasien gelisah
ngamuk, tidak bisa makan minum dan menolak untuk
dipasang NGT. Pasien tidak kejang.
Pada hari kedua perawatan, pasien dapat makan dan
dapat berkomunikasi. Keadaan pasien tampak adanya
perbaikan, sehingga dapat dipindahkan ke ruang
perawatan rawat inap biasa.
lanjutan
Pada hari keenam, pasien marah-marah dengan
peruabahan perilaku sejak 2 hari yang lalu, masih mual,
sehingga dikonsulkan ke dokter spesialis jiwa.
Pada hari kesepuluh, pasien dapat berkomunikasi
dengan baik. Dapat menyebutkan beberapa hal,
menghitung, mengulang benda.
lanjutan
RESUME OBJEKTIF
Pada hari pertama kejadian didapatkan
GCS E
2
M
5
V
4
= 11,
Pupil isokor ODS, 4 mm, RCL +/+, RCTL +/+ ODS,
N. kranialis ditemukan kesan paresis N. III OS,
reflex fisiologis normal,
reflex patologis babinski pada kedua kaki.
Pada pemeriksaan penunjang ditemukan leukosit 13.600 ribu/
L, hasil CT-Scan kepala tanpa kontras dengan kesan sesuai
gambaran cephal hematom dengan impresi fraktur os
frontalis dextra, tidak tampak ICH, SDH, EDH di cerebrum
/cerebellum untuk saat ini
HASIL CT-SCAN (03 NOVEMBER 2012)
RESUME OBJEKTIF
Pada hari ketujuh perawatan ditemukan Post concusional
syndrome dan amnesia retrogard.
Pada hari kesebelas disaat keadaan OS sudah membaik dengan
tidak ada keluhan, pemeriksaan TOAG (Tes Orientasi dan
Amnesia Galveston) menunjukkan hasil <75.
DIAGNOSIS
Klinis
Cedera kepala sedang;
Fraktur terbuka impresi os frontal dekstra
Post concusional syndrome
Amnesia retrogard
Topis
Regio Frontalis dekstra
Etiologi
Trauma kapitis
Patologis
inflamasi
TATALAKSANA
Non-Medika mentosa
NGT
DC
Medika Mentosa
IVFD Asering + ketorolac
1 ampul/12 jam
Socef vial 1 gram (ceftriaxone)
2 x 1 iv
Soholin ampul 500mg (citicoline)
2 x 2 iv
Mannitol 200 cc drip dalam 30 menit
habiskan, lanjut 4 x 100 cc
Fenitoin kapsul 100mg
2 x 1 p.o
FOLLOW UP
S :
Penurunan kesadaran sejak 3 jam SMRS karena kecelakaan lalu lintas. Pasien sempat pingsan,
masih dapat berbicara tapi kacau, muntah disangkal, pendarahan THT tidak ada.
O :
TD = 90/70 mmHg
E
2
M
5
V
4
= 11
Pupil isokor ODS, 4 mm, RCL +/+, RCTL +/+ ODS
N. kranialis = kesan paresis N. III OS
Motorik = kesan hemiparesis dextra; RF RP


Darah Lengkap (03 November 2012)
Leukosit 13.6 (5-10 ribu/L)
CT-Scan Kepala tanpa kontras
Kesan :
Sesuai gambaran hematom dengan impresi fraktur os frontalis dextra.
Tidak tampak ICH, SDH, EDH di cerebrum /cerebellum


++ ++
++ ++
- -
+ +
lanjutan
A : Cedera kepala sedang
Fraktur terbuka impresi frontalis <1 duplo
P :
IVFD asering + 1 ampul ketopain/12 jam
Socef 2x1 iv
Neulin 2x500mg iv
Mannitol 200 cc drip dalam 30 menit habiskan, lanjut 4 x 100 cc
NGT
D/C
Konsul bedah
Observasi di ICU

lanjutan
05 November 2012
S : Sudah dapat makan, sudah mau berkomunikasi
O :
Kesadaran = CM
N. Kranialis = kesan paresis -
Motorik RF RP

A : Cedera kepala sedang
Fraktur terbuka impresi frontalis <1 duplo
P :
IVFD asering
Mannitol mulai pukul 21.00 WIB 5/11/12 diturunkan menjadi 3 x 50 cc
Socef 2x1 iv
Neulin 2x500mg iv
Ranitidin 2 x1 ampul IV
Acc pindah rawat ruang biasa

++ ++
++ ++
- -
- -
5544 5544
4444 4444
lanjutan
06 November 2012
S :
OS mengeluh sakit kepala
O :
Kesadaran = CM
Mata edem OD +
N. Kranialis = kesan paresis -
Motorik = kesan hemiparesis - ; RF RP

A : Cedera kepala sedang
Fraktur terbuka impresi frontalis <1 duplo
P : IVFD RL / 8jam + ketrobart (ketorolac 10mg/ml)
Socef 2x2 drip
Neulin 2x500mg iv
Mannitol 3x50 cc (drip dalam 30 menit tiap kali pemberian)

++ ++
++ ++
- -
- -
lanjutan
07 November 2012
S :
OS marah-marah, tidak kooperatif
O :
Kesadaran = CM
Defisit neurologis -
A : Cedera kepala sedang
Fraktur terbuka impresi frontalis <1 duplo perubahan perilaku
P :
Mannitol stop
Socef stop
Neulin 2x500mg iv
Ketesse 2x1 ampul iv

lanjutan
09 November 2012
S :
OS masih marah-marah
O :
Kesadaran = CM
Defisit neurologis -
A : Cedera kepala sedang
Fraktur terbuka impresi frontalis perubahan perilaku
P :
Neulin 2x500mg iv
Ketesse 2x1 ampul iv
Konsul dr. spesialis jiwa

lanjutan
10 November 2012
S :
OS mengantuk terus, test daya ingat, konsentrasi, matematika masih cukup baik
O :
GCS E3M6V4 (13)
Defisit neurologis -
A : Cedera kepala sedang
Fraktur terbuka impresi frontalis
Post concusional syndrome
Amnesia retrogard
P :
Neulin 2x500mg iv
Ketesse 2x1 ampul iv
Pengobatan lain mengikuti dokter spesialis jiwa

lanjutan
13 November 2012
S :
Sudah dapat berbicara
O :
TD = 120/70 mmHg
Nadi = 80 x/menit
RR = 20 x/menit
Motorik RF RP


CM
Defisit neurologis -
A : Cedera kepala sedang
Fraktur terbuka impresi frontalis
Post concusional syndrome
Amnesia retrogard
P : Mobilisasi untuk rawat jalan; TOAG; Infus off

5544 5544
4444 4444
- -
- -
++ ++
++ ++
lanjutan
14 November 2012
S :
Keluhan tidak ada
O :
TD = 110/70 mmHg
Nadi = 80 x/menit
RR = 20 x/menit
Motorik RF RP


CM
Defisit neurologis
HASIL TOAG <75
A : Cedera kepala sedang
Fraktur terbuka impresi frontalis
Post concusional syndrome
Amnesia retrogard
P :
Accc rawat jalan
Neulin 2x1 ampul
Sootropil 1x120 mg
Pengobatan dari dokter spesialis jiwa
5544 5544
4444 4444
++ ++
++ ++
- -
- -
ANALISA KASUS
Trauma kapitis trauma mekanik terhadap kepala baik secara
langsung ataupun tidak langsung yang menyebabkan gangguan
fungsi neurologi yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial
baik temporer maupun permanen.
1
Adapun penegakan diagnosis

sebagai berikut.
ANAMNESIS
a. Trauma kapitis dengan/tanpa gangguan kesadaran atau dengan interval lucid
Pasien datang dalam keadaan penurunan kesadaran 3 jam SMRS.
Menurut saksi yang melihat, pasien sempat tidak sadarkan diri saat kejadian
berlangsung dengan keadaan terlentang, namun tidak tahu berapa lamanya.

b. Perdarahan/otorrhea/rhinorrhea
Pasien jatuh dengan kepalanya terbentur di atas aspal jalan, tidak memakai helm
Dari telinga, hidung, dan tenggorokan tidak berdarah.
Pada dagu pasien terdapat luka robek dengan panjang sekitar 3 cm. Terdapat
luka robek pula pada bagian kepala depan sekitar 15 cm.

c. Amnesia traumatika (retrograd/anterograd)
Sesampainya di UGD dapat berbicara namun kacau, tidak dapat mengingat saat
kejadian.
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
a. Kesadaran berdasarkan GCS
b. Tanda-tanda vital
c. Otorrhea/rhinorrhea
d. Ecchymosis periorbital bilateral / eyes / hematoma kacamata
e. Gangguan fokal neurologis
f. Fungsi motorik: lateralisasi, kekuatan otot
g. Refleks patologis
h. Pemeriksaan fungsi batang otak: pupil, refleks kornea, dolls
eye phenomen
i. Monitor pola pernafasan
j. Gangguan fungsi otonom
k. Funduskopi
lanjutan
Pada pasien saat dibawa ke IGD RSBY didapatkan
pemeriksaan tekanan darah = 90/70 mmHg,
GCS E
2
M
5
V
4
= 11,
Pupil isokor ODS, 4 mm, RCL +/+, RCTL +/+ ODS,
N. kranialis ditemukan kesan paresis N. III OS,
reflex fisiologis normal,
reflex patologis babinski pada kedua kaki.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Foto polos kepala AP/lateral
b. CT scan kepala untuk mendeteksi perdarahan intrakranial
c. Foto lain dilakukan atas indikasi termasuk foto servikal

Pada hasil CT-Scan kepala tanpa kontras terdapat kesan sebagai
berikut.
Sesuai gambaran hematom dengan impresi fraktur os
frontalis dextra.
Tidak tampak ICH, SDH, EDH di cerebrum / cerebellum

lanjutan
Dari penegakkan diagnosis tersebut maka didapatkan kriteria berdasarkan Derajat kesadaran
berdasarkan SKG (GCS) :
Tabel 1 : Derajat kesadaran berdasarkan SKG
(PERDOSSI, 2006. Konsensus Nasional Penanganan Trauma Kapitis dan Trauma Spinal.
PERDOSSI. Jakarta.)
Pada pasien ini merupakan cidera kepala sedang.


Kategori

SKG

Gambaran Klinik
CT Scan
otak
Minimal 15 Pingsan (-), defisit neurologi (-) Normal
Ringan 13-15 Pingsan < 10 menit, defisit neurologi (-) Normal
Sedang 9-12 Pingsan > 10 menit s/d 6 jam, defisit neurologi (+) Abnormal


Berat
3-8 Pingsan > 6 jam, defisit neurologi (+) Abnormal
lanjutan
Post traumatic amnesia didefinisikan pertama kali oleh Russell dan
Smith
periode setelah trauma kapitis dimana informasi tentang kejadian
yang berlangsung tidak tersimpan.

Pada tanggal 10 November 2012 terdapat hasil konsul dari dokter
spesialis jiwa bahwa ditemukan Post concusional syndrome dan
amnesia retrogard.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Di antara beberapa penilaian PTA yang tersedia sekarang, TOAG
adalah yang paling banyak digunakan.
12
Bahwa tes ini sesuai bagi seorang pasien untuk memulai
pemeriksaan kognitif ketika skor 75 atau lebih dicapai pada tes ini
yang mengindikasikan pasien tidak konfusion dan disorientasi
lagi.
12
Pada tanggal 14 November 2012, HASIL TOAG <75. Namun
hasil ini dapat berubah dari hari ke hari, sehingga prognosis
fungsionam dubia.

PENATALAKSANAAN
Consensus diruang rawat- Trauma kapitis sedang dan berat, yaitu:
a. Lanjutkan penanganan ABC
Pantau tanda vital, pupil, SKG, gerakan ekstrimitas, sampai
pasien sadar (pantauan dilakukan tiap 4 jam, lama patauan
sampai pasien SKG 15).
Dijaga jangan terjadi kondisi sebagai berikut:
Tekanan darah sistolik<90mmHg
Suhu>38C
Frekuensi nafas> 20x/menit


lanjutan
b. Cegah kemungkinan terjadinya tekanan tinggi intracranial dengan
cara:
Elevasi kepala 30
Hiperventilasi berikan manitol 20% 1gr/kgBB intravena dalam
waktu
1
/
2
jam-1jam, dripcept, dilanjutkan pemberian dengan dosis
0,5 g/kgBB drip cepat, /
2
jam-1jam, setelah 6 jam dari pemberian
pertama dan 0,25 g/kgBB drip cepat, /
2
jam-1jam, setelah 12 jam
dan 24 jam dari pemberian pertama.
Berikan analgetik dan bila perlu dapat diberikan sedasi jangka
pendek
lanjutan
c. Mengatasi komplikasi
kejang: profilaksis OEA selama 7 hari untuk mencegah immediate
dan early seizure pada kasus risiko tinggi
infeksi akibat fratur basis kranii: profilaksis antibiotika sesuai dosis
infeksi intrakranial selama 10-14 hari.
Gastrointestinal-pendarahan lambung
Demam
DIC
Pemberian cairan dan nutrisi adekuat.
lanjutan
Non-Medika mentosa
NGT
DC
Medika Mentosa
IVFD Asering + ketopain 1 ampul/12 jam
Socef vial 1 gram (ceftriaxone) 2 x 1 iv
Neulin ampul 500mg (citicoline) 2 x 2 iv
Mannitol 200 cc drip dalam 30 menit habiskan, lanjut 4 x 100 cc
Fenitoin kapsul 100mg 2 x 1 p.o
lanjutan
Non-Medika mentosa
NGT
DC
Medika Mentosa
IVFD Asering + ketopain 1 ampul/12 jam
Socef vial 1 gram (ceftriaxone) 2 x 1 iv
Neulin ampul 500mg (citicoline) 2 x 2 iv
Mannitol 200 cc drip dalam 30 menit habiskan, lanjut 4 x 100 cc
Fenitoin kapsul 100mg 2 x 1 p.o
TINJAUAN PUSTAKA
HEMATOM EPIDURAL
Lucid Interval +
Kesadaran makin
menurun
Late hemiparese
kontralateral lesi
Pupil anisokor
Babinsky +
kontralateral lesi
Fraktur di daerah
temporal
HEMATOM EPIDURAL
FOSSA POSTERIOR
Lucid interval
tidak jelas
Fraktur kranii
oksipital
Kehilangan
kesadaran cepat
Gangguan
serebellum
,batang otak,
dan pernapasan
Pupil isokor
HEMATOM
SUBDURAL
Sakit kepala
Kesadaran
menurun -/+
Gambaran CT-
Scan otak
tampak seprti
bulan sabit
HEMATOM
INTRASEREBRAL
Fraktur basis
cranii anterior
Rhinorea
Racoon eye
Anosmia
Fraktur basis
cranii media
Otorrhea
Gangguan
N.VII & VIII
Fraktur basis
cranii posterior
Battles sign
PERDARAHAN
SUBARACHNOID
Kaku kuduk
Nyeri kepala
Bisa didapati
gangguan
kesadaran
DAFTAR PUSTAKA
1. PERDOSSI, 2006. Konsensus Nasional Penanganan Trauma Kapitis dan Trauma Spinal.
PERDOSSI. Jakarta.
2. Bondanelli, M., Ambrosio, M.R., Zatelli, M.C., Marinis, L.D., Uberti, E.C.D.
Hypopituitarism after traumatic brain injury. European Journal of
Endocrinology:2005;152.hlm.679-691.
3. Musridharta, E., Janni, J., Soertidewi, L. Rifki, N.N., Prihartono, J. Modifikasi Revised
Trauma Score pada Pasien Dewasa Trauma Kapitis Sedang dan Berat.
Neurona:2006;23.hlm.4-11.
4. Mayer, S.A., Rowland, L.P. Head Injury. In : Rowland, L.P. (ed). Merritts Neurology.
10th ed. Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins;2004.page. 401-15.
5. Gilroy, J. Basic Neurology. In : Goldstein, F.C., Levin, H.S., Goldman, W.P., Kalechstein,
A.D., Clark. 3rd ed.New York:McGraw-Hill;2000.
6. Hemphill, J.C. III. Traumatic Brain and Spinal Cord Injury. Education Program Syllabus
American Academy of Neurology 57th Annual Meeting; 2005 April 9-16; Miami Beach :
Florida.
7. Marik,P.E.,Varon, J., Trask,. Management of Head Trauma. Chest:2002;122.page.699-711.
8. Asrini S. Peranan Post Traumatic Amnesia (PTA) dan parameter laboratorium sebagai
predictor terhadap outcome pada penderita trauma kapitis ringan-sedang.
Medan:Departemen Neurologi RSUP Adam Malik;2008.hlm.87-107.
9. Greenwood, R. Value of Recording Duration of Post-traumatic Amnesia. The
Lancet:1997; 349.page.1041-1042.
10. Cantu, R.C. Posttraumatic Retrograde and Anterograde Amnesia: Pathophysiology and
Implications in Grading and Safe Return to Play. Journal of Athletic
Training:2001;36.page.244-248.
DAFTAR PUSTAKA
11. Leon-Carrion, J. Methods and Tools for The Assessment of Outcome After Brain
Injury Rehabilitation. In : Leon-Carrion, J., von Wild, K.R.H., Zitnay, G.A. (eds). Brain
Injury Treatment Theories and Practices. Great Britain: Taylor & Francis:2006 page. 331-
53.
12. Frey, K.L., Rojas, D.C., Anderson, A., Arciniegas, D.B. Comparison of the O-Log and
GOAT as Measures of Posttraumatic Amnesia. Brain Injury:2007;21.page.513-520.
13. Kinoshita, K., Kraydieh, S., Alonso, O., Hayashi, N., Dietrich, D. Effect of Posttraumatic
Hyperglycemia on Contusion Volume and Neutrophil Accumulation after Moderate Fluid-
Percussion Brain Injury in Rats. Journal of Neurotrauma:2002;19.page.681-692.
14. Paolino, A.S., Garner, K.M. 2005. Effect of Hyperglycemia on Neurologic Outcome in
Stroke Patients. Journal of Neuroscience Nursing:2005;37.page.130-135.
15. Atkinson, J.L.D. The Neglected Prehospital Phase of Head Injury: Apnea and
Catecholamine Surge. Mayo Clin Proc:2000;75.page.37-47.
16. Van Beek, J.G.M., Mushkudiani, N.A., Steyerberg, E.W., Butcher, I., McHugh, G.S., Lu, J.,
et al. Prognostic Value of Admission:2007.
17. Selladurai, B., Reilly, P. Initial Management of Head Injury A Comprehensive Guide. New
York:McGraw-Hill;2007.
18. Cushman, J.G., Agarwa, l.N., Fabian, T.C., Garcia, V., Nagy, K.K., Pasquale,M.D.,
Salotto, A.G. Practice Management Guidelines for The Management Mild Traumatic
Brain Injury. The EAST Practice Management Guidelines Work Group:2001.
19. Tateno, A., Jorge, R.E., Robinson, R.G. Clinical Correlated of Aggresive Behavior After
Traumatic Brain Injury. J Neuropsychiatry Clin Neuroscience:2003;15.page.15560.
20. Wardlaw, J.M., Easton, V.J., Statham, P. Which CT Features Help Predict Outcome After
Head Injury?. J Neurol Neurosurg Psychiatry:2002;72.page.188 92.
DAFTAR PUSTAKA
21. Srinivasan, U.S. A Mathematical Model for Predicting the Outcome in Moderate Head
Injury. Neurol India:2006;54.page.28 32.
22. Blackman, J.A., Rice, S.A., Matsumoto, J.A., Conaway, M.R., Elgin, K.M., Patrick,
P.D., et al. Brain Imaging as a Predictor of Early Functional Outcome Following
Traumatic Brain Injury in Children, Adolescents, and Young Adults. J Head
Trauma Rehabilitation:2003;18.page.493 503.
23. Desmond, D.W. The Evaluation of Mood and Behavior in Patients with Focal Brain
Lesions. In : Bogousslavsky, J., Cummings, J.L. (eds). New York:Cambridge Univ
Press;2000. page. 21-46.

Anda mungkin juga menyukai