Nama : An. E Umur : 15 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Status perkawinan : Belum menikah Pendidikan : SMP Pekerjaan : Pelajar Alamat : Kampung Grogol No. 104 RT 01/02, Pancoran Mas-Depok No CM : 00-28-59-11 Tanggal masuk RS : 03 November 2012, pasien rawat inap Catteliya
I. IDENTITAS PASIEN Dilakukan autoanamnesis dan alloanamnesis (ayah dan ibu), 13 November 2012, 07.00 WIB
Keluhan Utama: Penurunan kesadaran akibat kecelakaan lalu lintas 3 jam SMRS
II. SUBJEKTIF Pasien datang ke Unit Gawat Darurat RSBY dalam keadaan penurunan kesadaran 3 jam SMRS. Pasien sempat tidak sadarkan diri saat kejadian berlangsung dengan keadaan terlentang, namun tidak tahu berapa lamanya, tidak memakai helm. Pasien jatuh dengan kepalanya terbentur di atas aspal jalan dan motor pasien terpental hingga 1 meter. Menurut keluarga, tidak ditemukan bekas muntah di tempat kejadian dan juga pada pakaian pasien. Dari telinga, hidung, dan tenggorokan tidak berdarah. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Pada dagu pasien terdapat luka robek dengan panjang sekitar 3 cm. Terdapat luka robek pula pada bagian kepala depan sekitar 15 cm. Selama di perjalanan menuju ke UGD pasien tidak muntah. Sesampainya di UGD dapat berbicara namun kacau, tidak dapat mengingat saat kejadian. Pasien di observasi di ICU. lanjutan Pada hari pertama dirawat di ICU RSBY, pasien gelisah ngamuk, tidak bisa makan minum dan menolak untuk dipasang NGT. Pasien tidak kejang. Pada hari kedua perawatan, pasien dapat makan dan dapat berkomunikasi. Keadaan pasien tampak adanya perbaikan, sehingga dapat dipindahkan ke ruang perawatan rawat inap biasa. lanjutan Pada hari keenam, pasien marah-marah dengan peruabahan perilaku sejak 2 hari yang lalu, masih mual, sehingga dikonsulkan ke dokter spesialis jiwa. Pada hari kesepuluh, pasien dapat berkomunikasi dengan baik. Dapat menyebutkan beberapa hal, menghitung, mengulang benda. lanjutan Riwayat Penyakit Keluarga DM (-) Hipertensi (-) Kejang (-), Stroke (-), Alergi (-) Riwayat Penyakit Dahulu DM (-), Hipertensi (-), Asma (-), Alergi (-), Jantung (-), Stroke (-) Riwayat Sosial, Ekonomi, Pribadi: Kesan: keadaan sosial ekonomi baik Kepribadian : tdk ada gangguan STATUS GENERALIS Kesadaran : CM GCS = E 4 M 6 V 4 = 14 TD : 110/80 mmHg Nadi : 88 x/menit Pernapasan : 22 x/menit Suhu : 36,4 o C STATUS PSIKIS Cara berpikir : realistik Perasaan hati : baik Tingkah laku : pasien sadar, aktif Ingatan : tidak dapat mengingat kejadian sesaat sebelum kejadian Kecerdasan : tidak dilakukan SATATUS NEUROLOGIS SELANJUTNYA III. OBJEKTIF (tanggal 13 November 2012) Bentuk : normosefali Terdapat jahitan pada frontoparietal Nyeri tekan : (+) Simetris : (+) Pulsasi : (-) Battle sign : (-) KEPALA Sikap : simetris Pergerakan : bebas Kaku kuduk : negatif Kernig : negative LEHER PEMERIKSAAN SARAF KRANIAL N .
o l f a k t o r i u s
Penciuman: tidak dilakukan N .
o p t i k u s
Tajam penglihatan Tidak ada kelainan Pengenalan warna Tidak ada kelainan Lapang pandang Tidak ada kelainan Fundus okuli Tidak dilakukan N .
o k u l o m o t o r i u s
Kelopak mata Terbuka Gerakan mata: Superior Tidak ada kelainan Inferior Tidak ada kelainan Medial Tidak ada kelainan Endoftalmus Tidak ada Eksoftalmus Tidak ada PEMERIKSAAN SARAF KRANIAL N .
t r o c h l e a r i s
Gerak mata ke lateral bawah Tidak ada kelainan Strabismus -/- Diplopia -/- N .
t r i g e m i n u s
Membuka mulut Tidak ada kelainan Sensibilitas atas Tidak dilakukan Sensibilitas bawah Tidak dilakukan Refleks kornea Tidak dilakukan Refleks masseter Tidak dilakukan Trismus Tidak dilakukan N .
a b d u s c e n s
Gerak mata ke lateral Tidak ada kelainan Strabismus divergen -/- Diplopia -/- PEMERIKSAAN SARAF KRANIAL N .
f a c i a l i s
Mengerutkan dahi Tidak ada kelainan Kerutan kulit dahi Kerutan (+) Menutup mata Tidak ada kelainan Lipatan nasolabial Tidak ada kelainan Sudut mulut Tidak ada kelainan Meringis Tidak ada kelainan Memperlihatkan gigi Tidak ada kelainan Bersiul Tidak dilakukan Perasaan lidah bagian 2/3 depan Tidak dilakukan N .
v e s t i b u l o k o k l e a r i s
Mendengar suara berbisik Tidak ada kelainan Test Rinne Tidak dilakukan Test Weber Tidak dilakukan Test Shwabach Tidak dilakukan N .
g l o s s o f a r i n g e u s
Arkus faring Tidak dilakukan Daya mengecap 1/3 belakang Tidak dilakukan Refleks muntah Tidak dilakukan Sengau Tidak dilakukan Tersedak Tidak dilakukan PEMERIKSAAN SARAF KRANIAL N .
v a g u s
Arkus faring Tidak dilakukan Menelan Tidak ada kelainan N .
a s s e s o r i u s
Menoleh kanan, kiri, bawah Tidak ada kelainan Angkat bahu Tidak ada kelainan Trofi otot bahu Tidak ada kelainan N .
h i p o g l o s u s
Sikap lidah dalam mulut Tidak ada kelainan Julur lidah Tidak ada kelainan Tremor Tidak ada kelainan Fasikulasi Tidak ada kelainan EKTREMITAS ATAS Kanan Kiri Simetris Simetris Simetris Trofik Eutrofik Eutrofik Tonus Normotonus Normotonus Kekuatan 5555 5555 Refleks bisep ++ ++ Refleks trisep ++ ++ Refleks H.Trommer - -
Sensibilitas
Raba Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Nyeri Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Suhu Tidak dilakukan Tidak dilakukan Vibrasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
BADAN R. abdomen atas Tidak dilakukan R. abdomen bawah Tidak dilakukan R. anus Tidak dilakukan
EKTREMITAS BAWAH Kanan Kiri Bentuk Simetris Simetris Trofik Eutrofik Eutrofik Tonus Normotonus Normotonus Kekuatan 5555 5555 Refleks patella ++ ++ Refleks Achilles ++ ++
EKTREMITAS BAWAH Refleks patologis: Babinski - - Chaddock - - Openheim - - Gordon - - Schaeffer - - Sensibilitas: Raba Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Nyeri Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Suhu tidak dilakukan tidak dilakukan Vibrasi tidak dilakukan tidak dilakukan
lanjutan Koordinasi, gait, dan keseimbangan Cara berjalan : normal Test Romberg : Tidak ada kelainan Dismetria : tidak dilakukan Nistagmus test : Tidak ada kelainan
Anjuran Pemeriksaan Penunjang (saat masuk UGD) CT-Scan kepala Laboratorium darah lengkap
Pasien datang ke Unit Gawat Darurat RSBY dalam keadaan penurunan kesadaran 3 jam SMRS. Pasien sempat tidak sadarkan diri saat kejadian berlangsung dengan keadaan terlentang, namun tidak tahu berapa lamanya, tidak memakai helm. Pasien jatuh dengan kepalanya terbentur di atas aspal jalan dan motor pasien terpental hingga 1 meter. Menurut keluarga, tidak ditemukan bekas muntah di tempat kejadian dan juga pada pakaian pasien. Dari telinga, hidung, dan tenggorokan tidak berdarah. RESUME SUBYEKTIF Pada dagu pasien terdapat luka robek dengan panjang sekitar 3 cm. Terdapat luka robek pula pada bagian kepala depan sekitar 15 cm. Selama di perjalanan menuju ke UGD pasien tidak muntah. Sesampainya di UGD dapat berbicara namun kacau, tidak dapat mengingat saat kejadian. Pasien di observasi di ICU. lanjutan Pada hari pertama dirawat di ICU RSBY, pasien gelisah ngamuk, tidak bisa makan minum dan menolak untuk dipasang NGT. Pasien tidak kejang. Pada hari kedua perawatan, pasien dapat makan dan dapat berkomunikasi. Keadaan pasien tampak adanya perbaikan, sehingga dapat dipindahkan ke ruang perawatan rawat inap biasa. lanjutan Pada hari keenam, pasien marah-marah dengan peruabahan perilaku sejak 2 hari yang lalu, masih mual, sehingga dikonsulkan ke dokter spesialis jiwa. Pada hari kesepuluh, pasien dapat berkomunikasi dengan baik. Dapat menyebutkan beberapa hal, menghitung, mengulang benda. lanjutan RESUME OBJEKTIF Pada hari pertama kejadian didapatkan GCS E 2 M 5 V 4 = 11, Pupil isokor ODS, 4 mm, RCL +/+, RCTL +/+ ODS, N. kranialis ditemukan kesan paresis N. III OS, reflex fisiologis normal, reflex patologis babinski pada kedua kaki. Pada pemeriksaan penunjang ditemukan leukosit 13.600 ribu/ L, hasil CT-Scan kepala tanpa kontras dengan kesan sesuai gambaran cephal hematom dengan impresi fraktur os frontalis dextra, tidak tampak ICH, SDH, EDH di cerebrum /cerebellum untuk saat ini HASIL CT-SCAN (03 NOVEMBER 2012) RESUME OBJEKTIF Pada hari ketujuh perawatan ditemukan Post concusional syndrome dan amnesia retrogard. Pada hari kesebelas disaat keadaan OS sudah membaik dengan tidak ada keluhan, pemeriksaan TOAG (Tes Orientasi dan Amnesia Galveston) menunjukkan hasil <75. DIAGNOSIS Klinis Cedera kepala sedang; Fraktur terbuka impresi os frontal dekstra Post concusional syndrome Amnesia retrogard Topis Regio Frontalis dekstra Etiologi Trauma kapitis Patologis inflamasi TATALAKSANA Non-Medika mentosa NGT DC Medika Mentosa IVFD Asering + ketorolac 1 ampul/12 jam Socef vial 1 gram (ceftriaxone) 2 x 1 iv Soholin ampul 500mg (citicoline) 2 x 2 iv Mannitol 200 cc drip dalam 30 menit habiskan, lanjut 4 x 100 cc Fenitoin kapsul 100mg 2 x 1 p.o FOLLOW UP S : Penurunan kesadaran sejak 3 jam SMRS karena kecelakaan lalu lintas. Pasien sempat pingsan, masih dapat berbicara tapi kacau, muntah disangkal, pendarahan THT tidak ada. O : TD = 90/70 mmHg E 2 M 5 V 4 = 11 Pupil isokor ODS, 4 mm, RCL +/+, RCTL +/+ ODS N. kranialis = kesan paresis N. III OS Motorik = kesan hemiparesis dextra; RF RP
Darah Lengkap (03 November 2012) Leukosit 13.6 (5-10 ribu/L) CT-Scan Kepala tanpa kontras Kesan : Sesuai gambaran hematom dengan impresi fraktur os frontalis dextra. Tidak tampak ICH, SDH, EDH di cerebrum /cerebellum
++ ++ ++ ++ - - + + lanjutan A : Cedera kepala sedang Fraktur terbuka impresi frontalis <1 duplo P : IVFD asering + 1 ampul ketopain/12 jam Socef 2x1 iv Neulin 2x500mg iv Mannitol 200 cc drip dalam 30 menit habiskan, lanjut 4 x 100 cc NGT D/C Konsul bedah Observasi di ICU
lanjutan 05 November 2012 S : Sudah dapat makan, sudah mau berkomunikasi O : Kesadaran = CM N. Kranialis = kesan paresis - Motorik RF RP
A : Cedera kepala sedang Fraktur terbuka impresi frontalis <1 duplo P : IVFD asering Mannitol mulai pukul 21.00 WIB 5/11/12 diturunkan menjadi 3 x 50 cc Socef 2x1 iv Neulin 2x500mg iv Ranitidin 2 x1 ampul IV Acc pindah rawat ruang biasa
++ ++ ++ ++ - - - - 5544 5544 4444 4444 lanjutan 06 November 2012 S : OS mengeluh sakit kepala O : Kesadaran = CM Mata edem OD + N. Kranialis = kesan paresis - Motorik = kesan hemiparesis - ; RF RP
A : Cedera kepala sedang Fraktur terbuka impresi frontalis <1 duplo P : IVFD RL / 8jam + ketrobart (ketorolac 10mg/ml) Socef 2x2 drip Neulin 2x500mg iv Mannitol 3x50 cc (drip dalam 30 menit tiap kali pemberian)
++ ++ ++ ++ - - - - lanjutan 07 November 2012 S : OS marah-marah, tidak kooperatif O : Kesadaran = CM Defisit neurologis - A : Cedera kepala sedang Fraktur terbuka impresi frontalis <1 duplo perubahan perilaku P : Mannitol stop Socef stop Neulin 2x500mg iv Ketesse 2x1 ampul iv
lanjutan 09 November 2012 S : OS masih marah-marah O : Kesadaran = CM Defisit neurologis - A : Cedera kepala sedang Fraktur terbuka impresi frontalis perubahan perilaku P : Neulin 2x500mg iv Ketesse 2x1 ampul iv Konsul dr. spesialis jiwa
lanjutan 10 November 2012 S : OS mengantuk terus, test daya ingat, konsentrasi, matematika masih cukup baik O : GCS E3M6V4 (13) Defisit neurologis - A : Cedera kepala sedang Fraktur terbuka impresi frontalis Post concusional syndrome Amnesia retrogard P : Neulin 2x500mg iv Ketesse 2x1 ampul iv Pengobatan lain mengikuti dokter spesialis jiwa
lanjutan 13 November 2012 S : Sudah dapat berbicara O : TD = 120/70 mmHg Nadi = 80 x/menit RR = 20 x/menit Motorik RF RP
CM Defisit neurologis - A : Cedera kepala sedang Fraktur terbuka impresi frontalis Post concusional syndrome Amnesia retrogard P : Mobilisasi untuk rawat jalan; TOAG; Infus off
5544 5544 4444 4444 - - - - ++ ++ ++ ++ lanjutan 14 November 2012 S : Keluhan tidak ada O : TD = 110/70 mmHg Nadi = 80 x/menit RR = 20 x/menit Motorik RF RP
CM Defisit neurologis HASIL TOAG <75 A : Cedera kepala sedang Fraktur terbuka impresi frontalis Post concusional syndrome Amnesia retrogard P : Accc rawat jalan Neulin 2x1 ampul Sootropil 1x120 mg Pengobatan dari dokter spesialis jiwa 5544 5544 4444 4444 ++ ++ ++ ++ - - - - ANALISA KASUS Trauma kapitis trauma mekanik terhadap kepala baik secara langsung ataupun tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologi yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial baik temporer maupun permanen. 1 Adapun penegakan diagnosis
sebagai berikut. ANAMNESIS a. Trauma kapitis dengan/tanpa gangguan kesadaran atau dengan interval lucid Pasien datang dalam keadaan penurunan kesadaran 3 jam SMRS. Menurut saksi yang melihat, pasien sempat tidak sadarkan diri saat kejadian berlangsung dengan keadaan terlentang, namun tidak tahu berapa lamanya.
b. Perdarahan/otorrhea/rhinorrhea Pasien jatuh dengan kepalanya terbentur di atas aspal jalan, tidak memakai helm Dari telinga, hidung, dan tenggorokan tidak berdarah. Pada dagu pasien terdapat luka robek dengan panjang sekitar 3 cm. Terdapat luka robek pula pada bagian kepala depan sekitar 15 cm.
c. Amnesia traumatika (retrograd/anterograd) Sesampainya di UGD dapat berbicara namun kacau, tidak dapat mengingat saat kejadian. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS a. Kesadaran berdasarkan GCS b. Tanda-tanda vital c. Otorrhea/rhinorrhea d. Ecchymosis periorbital bilateral / eyes / hematoma kacamata e. Gangguan fokal neurologis f. Fungsi motorik: lateralisasi, kekuatan otot g. Refleks patologis h. Pemeriksaan fungsi batang otak: pupil, refleks kornea, dolls eye phenomen i. Monitor pola pernafasan j. Gangguan fungsi otonom k. Funduskopi lanjutan Pada pasien saat dibawa ke IGD RSBY didapatkan pemeriksaan tekanan darah = 90/70 mmHg, GCS E 2 M 5 V 4 = 11, Pupil isokor ODS, 4 mm, RCL +/+, RCTL +/+ ODS, N. kranialis ditemukan kesan paresis N. III OS, reflex fisiologis normal, reflex patologis babinski pada kedua kaki. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Foto polos kepala AP/lateral b. CT scan kepala untuk mendeteksi perdarahan intrakranial c. Foto lain dilakukan atas indikasi termasuk foto servikal
Pada hasil CT-Scan kepala tanpa kontras terdapat kesan sebagai berikut. Sesuai gambaran hematom dengan impresi fraktur os frontalis dextra. Tidak tampak ICH, SDH, EDH di cerebrum / cerebellum
lanjutan Dari penegakkan diagnosis tersebut maka didapatkan kriteria berdasarkan Derajat kesadaran berdasarkan SKG (GCS) : Tabel 1 : Derajat kesadaran berdasarkan SKG (PERDOSSI, 2006. Konsensus Nasional Penanganan Trauma Kapitis dan Trauma Spinal. PERDOSSI. Jakarta.) Pada pasien ini merupakan cidera kepala sedang.
Berat 3-8 Pingsan > 6 jam, defisit neurologi (+) Abnormal lanjutan Post traumatic amnesia didefinisikan pertama kali oleh Russell dan Smith periode setelah trauma kapitis dimana informasi tentang kejadian yang berlangsung tidak tersimpan.
Pada tanggal 10 November 2012 terdapat hasil konsul dari dokter spesialis jiwa bahwa ditemukan Post concusional syndrome dan amnesia retrogard.
PEMERIKSAAN PENUNJANG Di antara beberapa penilaian PTA yang tersedia sekarang, TOAG adalah yang paling banyak digunakan. 12 Bahwa tes ini sesuai bagi seorang pasien untuk memulai pemeriksaan kognitif ketika skor 75 atau lebih dicapai pada tes ini yang mengindikasikan pasien tidak konfusion dan disorientasi lagi. 12 Pada tanggal 14 November 2012, HASIL TOAG <75. Namun hasil ini dapat berubah dari hari ke hari, sehingga prognosis fungsionam dubia.
PENATALAKSANAAN Consensus diruang rawat- Trauma kapitis sedang dan berat, yaitu: a. Lanjutkan penanganan ABC Pantau tanda vital, pupil, SKG, gerakan ekstrimitas, sampai pasien sadar (pantauan dilakukan tiap 4 jam, lama patauan sampai pasien SKG 15). Dijaga jangan terjadi kondisi sebagai berikut: Tekanan darah sistolik<90mmHg Suhu>38C Frekuensi nafas> 20x/menit
lanjutan b. Cegah kemungkinan terjadinya tekanan tinggi intracranial dengan cara: Elevasi kepala 30 Hiperventilasi berikan manitol 20% 1gr/kgBB intravena dalam waktu 1 / 2 jam-1jam, dripcept, dilanjutkan pemberian dengan dosis 0,5 g/kgBB drip cepat, / 2 jam-1jam, setelah 6 jam dari pemberian pertama dan 0,25 g/kgBB drip cepat, / 2 jam-1jam, setelah 12 jam dan 24 jam dari pemberian pertama. Berikan analgetik dan bila perlu dapat diberikan sedasi jangka pendek lanjutan c. Mengatasi komplikasi kejang: profilaksis OEA selama 7 hari untuk mencegah immediate dan early seizure pada kasus risiko tinggi infeksi akibat fratur basis kranii: profilaksis antibiotika sesuai dosis infeksi intrakranial selama 10-14 hari. Gastrointestinal-pendarahan lambung Demam DIC Pemberian cairan dan nutrisi adekuat. lanjutan Non-Medika mentosa NGT DC Medika Mentosa IVFD Asering + ketopain 1 ampul/12 jam Socef vial 1 gram (ceftriaxone) 2 x 1 iv Neulin ampul 500mg (citicoline) 2 x 2 iv Mannitol 200 cc drip dalam 30 menit habiskan, lanjut 4 x 100 cc Fenitoin kapsul 100mg 2 x 1 p.o lanjutan Non-Medika mentosa NGT DC Medika Mentosa IVFD Asering + ketopain 1 ampul/12 jam Socef vial 1 gram (ceftriaxone) 2 x 1 iv Neulin ampul 500mg (citicoline) 2 x 2 iv Mannitol 200 cc drip dalam 30 menit habiskan, lanjut 4 x 100 cc Fenitoin kapsul 100mg 2 x 1 p.o TINJAUAN PUSTAKA HEMATOM EPIDURAL Lucid Interval + Kesadaran makin menurun Late hemiparese kontralateral lesi Pupil anisokor Babinsky + kontralateral lesi Fraktur di daerah temporal HEMATOM EPIDURAL FOSSA POSTERIOR Lucid interval tidak jelas Fraktur kranii oksipital Kehilangan kesadaran cepat Gangguan serebellum ,batang otak, dan pernapasan Pupil isokor HEMATOM SUBDURAL Sakit kepala Kesadaran menurun -/+ Gambaran CT- Scan otak tampak seprti bulan sabit HEMATOM INTRASEREBRAL Fraktur basis cranii anterior Rhinorea Racoon eye Anosmia Fraktur basis cranii media Otorrhea Gangguan N.VII & VIII Fraktur basis cranii posterior Battles sign PERDARAHAN SUBARACHNOID Kaku kuduk Nyeri kepala Bisa didapati gangguan kesadaran DAFTAR PUSTAKA 1. PERDOSSI, 2006. Konsensus Nasional Penanganan Trauma Kapitis dan Trauma Spinal. PERDOSSI. Jakarta. 2. Bondanelli, M., Ambrosio, M.R., Zatelli, M.C., Marinis, L.D., Uberti, E.C.D. Hypopituitarism after traumatic brain injury. European Journal of Endocrinology:2005;152.hlm.679-691. 3. Musridharta, E., Janni, J., Soertidewi, L. Rifki, N.N., Prihartono, J. Modifikasi Revised Trauma Score pada Pasien Dewasa Trauma Kapitis Sedang dan Berat. Neurona:2006;23.hlm.4-11. 4. Mayer, S.A., Rowland, L.P. Head Injury. In : Rowland, L.P. (ed). Merritts Neurology. 10th ed. Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins;2004.page. 401-15. 5. Gilroy, J. Basic Neurology. In : Goldstein, F.C., Levin, H.S., Goldman, W.P., Kalechstein, A.D., Clark. 3rd ed.New York:McGraw-Hill;2000. 6. Hemphill, J.C. III. Traumatic Brain and Spinal Cord Injury. Education Program Syllabus American Academy of Neurology 57th Annual Meeting; 2005 April 9-16; Miami Beach : Florida. 7. Marik,P.E.,Varon, J., Trask,. Management of Head Trauma. Chest:2002;122.page.699-711. 8. Asrini S. Peranan Post Traumatic Amnesia (PTA) dan parameter laboratorium sebagai predictor terhadap outcome pada penderita trauma kapitis ringan-sedang. Medan:Departemen Neurologi RSUP Adam Malik;2008.hlm.87-107. 9. Greenwood, R. Value of Recording Duration of Post-traumatic Amnesia. The Lancet:1997; 349.page.1041-1042. 10. Cantu, R.C. Posttraumatic Retrograde and Anterograde Amnesia: Pathophysiology and Implications in Grading and Safe Return to Play. Journal of Athletic Training:2001;36.page.244-248. DAFTAR PUSTAKA 11. Leon-Carrion, J. Methods and Tools for The Assessment of Outcome After Brain Injury Rehabilitation. In : Leon-Carrion, J., von Wild, K.R.H., Zitnay, G.A. (eds). Brain Injury Treatment Theories and Practices. Great Britain: Taylor & Francis:2006 page. 331- 53. 12. Frey, K.L., Rojas, D.C., Anderson, A., Arciniegas, D.B. Comparison of the O-Log and GOAT as Measures of Posttraumatic Amnesia. Brain Injury:2007;21.page.513-520. 13. Kinoshita, K., Kraydieh, S., Alonso, O., Hayashi, N., Dietrich, D. Effect of Posttraumatic Hyperglycemia on Contusion Volume and Neutrophil Accumulation after Moderate Fluid- Percussion Brain Injury in Rats. Journal of Neurotrauma:2002;19.page.681-692. 14. Paolino, A.S., Garner, K.M. 2005. Effect of Hyperglycemia on Neurologic Outcome in Stroke Patients. Journal of Neuroscience Nursing:2005;37.page.130-135. 15. Atkinson, J.L.D. The Neglected Prehospital Phase of Head Injury: Apnea and Catecholamine Surge. Mayo Clin Proc:2000;75.page.37-47. 16. Van Beek, J.G.M., Mushkudiani, N.A., Steyerberg, E.W., Butcher, I., McHugh, G.S., Lu, J., et al. Prognostic Value of Admission:2007. 17. Selladurai, B., Reilly, P. Initial Management of Head Injury A Comprehensive Guide. New York:McGraw-Hill;2007. 18. Cushman, J.G., Agarwa, l.N., Fabian, T.C., Garcia, V., Nagy, K.K., Pasquale,M.D., Salotto, A.G. Practice Management Guidelines for The Management Mild Traumatic Brain Injury. The EAST Practice Management Guidelines Work Group:2001. 19. Tateno, A., Jorge, R.E., Robinson, R.G. Clinical Correlated of Aggresive Behavior After Traumatic Brain Injury. J Neuropsychiatry Clin Neuroscience:2003;15.page.15560. 20. Wardlaw, J.M., Easton, V.J., Statham, P. Which CT Features Help Predict Outcome After Head Injury?. J Neurol Neurosurg Psychiatry:2002;72.page.188 92. DAFTAR PUSTAKA 21. Srinivasan, U.S. A Mathematical Model for Predicting the Outcome in Moderate Head Injury. Neurol India:2006;54.page.28 32. 22. Blackman, J.A., Rice, S.A., Matsumoto, J.A., Conaway, M.R., Elgin, K.M., Patrick, P.D., et al. Brain Imaging as a Predictor of Early Functional Outcome Following Traumatic Brain Injury in Children, Adolescents, and Young Adults. J Head Trauma Rehabilitation:2003;18.page.493 503. 23. Desmond, D.W. The Evaluation of Mood and Behavior in Patients with Focal Brain Lesions. In : Bogousslavsky, J., Cummings, J.L. (eds). New York:Cambridge Univ Press;2000. page. 21-46.