Tn. R, 47 tahun, pendidikan SLTA, bekerja sebagai wiraswasta, sudah menikah, masuk pada tanggal 29/11/2011 Pasien dibawa oleh keluarga ke rumah sakit Dipapah
Auto dan alloanamnesis (suami os) tanggal 30/11/2011 Jam 15.00 WIB
Berjalan-menyeret kaki kanan Kaki kanan Lemas Kebas( ujung kaki ke tungkai atas) Tangan kanan Terasa berat, sulit diangkat Posisi baring Tangan dan kaki kanan masih bisa diangkat sedikit (terasa lemas dan berat) Tidak kuat untuk berdiri
Sakit kepala Berdenyut , rasa tertekan (seluruh kepala) (1 hari SMRS) Melihat bayangan (benda/orang) butuh Utuh (beberapa saat)
Sudah berobat klinik Stroke
TD:120/90 mmHg
AYAH PASIEN STROKE
Tidak ada
Sosial ekonomi cukup Suka memelihara kucing
Keadaan umum tampak sakit sedang, TD 120/80mmHg, N78x/m,RR 20x/m, S 37,0 0 C. Kepala-leher-jantung-paru-abdomen- ekstremitas tak tampak kelainan.
Kesadaran : CM, E4M6V5 = 15 Kepala dan leher: Tak tampak kelainan Kekuatan anggota gerak atas 4-3-3-3 5-5-5-5 Kekuatan anggota gerak bawah 4-4-4-4 5-5-5-5
N.Kranialis N. II- Quadranopia kanan N. VII- Paresis kiri central Pemeriksaan Laboratorium Dalam batas normal
Infark luas di fossa posterior sinistra Infark di basal ganglia sinistra
Toxoplasma Ig G : Positif 100 IU/ml
Toxoplasma Ig M : Positif
Berjalan-menyeret kaki kanan,tidak kuat untuk berdiri Kaki kanan Lemas, kebas Tangan kanan Terasa berat, sulit diangkat Posisi baring Tangan dan kaki kanan masih bisa diangkat sedikit (terasa lemas dan berat) Sakit kepala Berdenyut , rasa tertekan (seluruh kepala) (1 hari SMRS) Melihat bayangan (benda/orang) Utuh (beberapa saat) Sakit kepala berputar, rasa melayang, pandangan berbayang , mual, muntah, bicara pelo dan gangguan menelan tidak ada.
Status presens KU tampak sakit sedang TD 120/80mmHg, N78x/m,RR 20x/m, S 37,0 0 C Status neurologis Kesadaran : CM, E4M6V5 = 15 Kekuatan anggota gerak atas Kekuatan anggota gerak bawah
4-3-3-3 5-5-5-5 4-4-4-4 5-5-5-5
N.Kranialis N. II- Quadranopia superior kanan N. VII- Paresis kiri central
Non medika- mentosa 1.Tirah baring 2.Observasi TTV 3.Fisioterapi
Medika mentosa 1. IVFD Asering 20 tpm 2. Neolin 2 x 500 mg IV 3. Agravan 1 x 100 IV 4. Sohobion 1 x 1 IV
Ad vitam : Dubia ad bonam Ad fungsionam : Dubia ad bonam Ad sanationam : Dubia ad bonam 1Desember 2011
S: tangan dan kaki kanan masih lemas O : Kesadaran: CM TD = 120/80 S = 36,5 C RR = 20 X N = 80 X Pupil : Isokor, RCL +/+, RCTL +/+ Motorik : 3333 5555 4444 5555 RF: RP : + + - - + + - - N.Kranialis : N.II, N.VII sentral A:- stroke like syndrome ec mass - Toxoplasmosis - susp. tuberkuloma P:CT Scan kepala dengan kontras Tes mantoux, Cek CD 4 IVFD Asering 20 tpm Neolin 2 x 500 mg IV Agravan 1 x 100 IV Sohobion 1 x 1 IV
2 Desember 2011 S: Pandangan masih belum jelas. Terlihat bagian. Tangan dan kaki kanan terasa kebas O : Kesadaran: CM TD = 110/70 S = 36,5 C RR = 20 X N = 88 X Pupil : Isokor, RCL +/+, RCTL +/+ Motorik : 3344 5555 4444 5555 RF: RP : + + - - + + - - N.Kranialis : N. II Hasil CD 4 absolut : 279 A: - stroke like syndrome ec mass - Toxoplasmosis - susp. Tuberkuloma P: IVFD Asering 20 tpm Terapi empirik : R/H/Z/E Clindamycin 4x600 mg Pirimetamin 3x1
3 Desember 2011 S: tangan dan kaki kanan masih terasa lemas O : Kesadaran: CM TD = 130/90 S = 36,5 C RR = 20 X N = 80 X Pupil : Isokor, RCL +/+, RCTL +/+ Motorik : 3+3+44 5555 4444 5555 RF: RP : + + - - + + - - N.Kranialis : N.II Hasil CT Scan dengan kontras : Sesuai gambaran massa di region parietal kiri dekat mid line dengan enchancement kontras dan focal oedema sekitarnya DD/ Glioblastoma A : - tuberkuloma - toxoplasmosis - lymphoma P:Cek MRS Cortidex 3x1 amp IVFD Asering 20 tpm Terapi empirik R/H/Z/E Clindamycin 4x600 mg Pirimetamin 3x1
4 Desember 2011
S: Pandangan masih belum jelas. Terlihat bagian. Rasa kebas dan lemas di tangan dan kaki kanan sudah berkurang O : Kesadaran: CM TD = 120/90 S = 36,5 C RR = 20 X N = 88 X Pupil : Isokor, RCL +/+, RCTL +/+ Motorik : 3+3+44 5555 4444 5555 RF: RP : + + - - + + - - N.Kranialis : N.II A : - tuberkuloma - toxoplasmosis - lymphoma P: Cortidex 3x1 amp IVFD Asering 20 tpm Terapi empirik R/H/Z/E Clindamycin 4x600 mg Pirimetamin 3x1
Anamnesa Daerah otak yang mengalami infark tidak berfungsi lagi dan muncul manifestasi defisit neurologik (hemiparalisis, hemiparestesia, defisist fungsi luhur) faktor resiko riwayat hipertensi (-) pasien mempunyai hobi memelihara kucing faktor resiko dari toxoplasmosis Pemeriksaan Fisik dan Neurologi Pada pasien ini ditemukan, hemiparesis dextra, lapang pandang bagian atau quadranopia superior (gangguan N.II), mulut agak mencong (parese saraf kranialis VII)
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan serologi Toxoplasma Ig G : (+), Toxoplasma Ig M : (+) Pemeriksaan CT-scan : gambaran infark luas di fossa posterior sinistra dan infark di basal ganglia sinistra. Disarankan melakukan pemeriksaan CT-scan dengan kontras.
Sering di sebabkan oleh malignancy, dapat juga abses dan hematoma
kerusakan yg terjadi secara lokal menyebabkan efek yg terjadi secara lokal juga, dari gejala klinis menunjukan lokasi terdapatnya lesi tapi tidak dapat menunjukan etiologinya penyebabnya
Tumor dapat berinfiltrasi dan menghancurkan struktur yang penting Contohnya : Mengobstruksi aliran cairan hydrocephalus Menginduksi pembentukan pembuluh darah yang baru (angiogenesis) dan merusak blood brain barier edema.
Metastases, tumor primary supratentorial dan tumor infratentorial.
Hematoma yang disebabkan oleh trauma Abses serebral, Amoebiasus dan cycticercosis serebral, Limfoma dan infeksi Sistem saraf pusat(yang sering infeksi HIV)
Stroke, Cedera kepala Vasculitis, syphilis, polyarteritis nodosa and giant cell arteritis, multiple sclerosis, encephalitis, Post ictal ( Todds Palsy )
Peningkatan mendadak TIK
Sakit kepala menetap 20-40menit dan hilang segera mual muntah hilang penglihatan (papilledema akibat oleh TIK tinggi) muntah projektil perubahan sikap dan perilaku
Kejang yang terjadi pertama kali pada umur 15 tahun harus dicurigai SOL yang intracranial
diakibatkan gangguan sirkulasi kortikal oleh tumor yang menginvasi dan mengkompresi korteks serebral.
Deficit neurologi yang tiba tiba seperti dementian, perubahan perilaku dan kelainan gait harus dicurigai SOL.
Lobus occipital Defek lapang pandang. Lesi di bagian mata akan digambarkan seperti dibawah.
Kelainan lapang pandang berdasarkan letak lesi 3
Tergantung penyebab lesi pada otak. Therapy yang lain yang bisa diperlukan untuk terapi radikal atau terapi palliative adalah :- Dexamethasone dapat mengurangkan edema cerebral. Mannitol dapat menurunkan tekanan intracranial. Anticonvulsant mungkin diperlukan tetapi tidak harus diberikan secara profilatik sebelum terjadi bangkitan serangan kejang. Sakit kepala diterapi dengan codein phosophate untuk mengelakkan efek pada pupil jika menggunakan opiate.
Secara konservatif Tekanan darah diusahakan stabil dan terkontrol (hindari penurunan berlebihan dapat menurunkan perfusi jaringan otak)
Kortikosteroid (masih digunakan bertujuan menurunkan tekanan intra kranial dengan kontrol edema)
Tindakan intervensi dekompresi Terhadap semua kasus perdarahan intra kranial
Infeksi
invasi dan multiplikasi kuman (mikro-organisme) di dalam jaringan tubuh
infeksi susunan saraf pusat
invasi dan multiplikasi kuman (mikro-organisme) di dalam susunan saraf.
Infeksi viral
Infeksi bakteri
Infeksi spiroketa
Infeksi fungus
Infeksi protozoa
Infeksi metazoan
Toxoplasmosis gondii parasit intraseluler
infeksi asimptomatik pada 80% manusia sehat, tetapi menjadi berbahaya pada ODHA
Keluhan dan gejala klinis berkembang secara progresif dalam kurun waktu 1-4 minggu. Kejang ( gejala utama) Sakit kepala penurunan kesadaran gangguan perilaku Demam Defisit neurologis fokal Hemiparese paling sering dijumpai,40-50%. Gejala lain adalah ataksia, parese saraf cranial, afasia, parkinsonism, korea- atetosis, dan gangguan lapang pandang
Diagnosis presumtif : gejala klinis neurologi yang progresif ODHA CD 4 < 200 sel per mikroliter gambaran neuroimaging (CT/MRI) yang sesuai. Pemeriksaan MRI lebih sensitif
Terapi Empirik Toksoplasmosis Otak Indikasi : Pasien HIV positif. Ada symptom neurologi yang progresif Ada lesi fokal di gambaran neuroimaging.
Tidak disarankan untuk memberikan terapi empiric anti toksoplasma bila: CD4 > 200 sel/mm 3
IgG antitoksoplasma (-) Telah menerima terapi profilaksis adekuat dengan kotrimoksazol.
Dosis Anti Toksoplasma: Pengobatan fase akut (3-6 minggu)
Pengobatan fase rumatan Pirimetamin dan klindamisin dengan dosis dari dosis fase akut atau menggunakan kotrimoksazol 2x1.
Fase rumatan diteruskan hingga pasien mencapai nilai CD4 > 200
Pirimetamin BB < 50 kg: 2x25 mg per hari po. BB > 50 kg: 3x25 mg per hari po Klindamisin 4 x 600 mg per hari po Tuberkuloma intrakranial komplikasi paling serius dari TBC
10% dari tuberkuloma intrakranial berkaitan dengan meningitis TB.
Fase permulaan Gejala tak khas malaise, apati, anoreksia, demam, nyeri kepala
Fase kedua / fase meningitis nyeri kepala, mual, muntah dan mengantuk (drowsiness). Kelumpuhan saraf knanial dan hidrosefalus eksudat yang mengalami organisasi Kejang-kejang / hemiparese disebabkan vaskulitis ataupun proses tuberkuloma interkranial
Fase ketiga mengantuk yang progresif sampai koma
kerusakan fokal yang makin berat.
Tuberkel bisa tumbuh, mendesak atau menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan menimbulkan gejala yang tergantung pada lokasi, kecepatan tumbuh serta reaksi radang di sekitarnya. Lesi ini bila bersifat lokal, membesar disebut sebagai tuberkuloma atau tersebar, infiltrasi sebagai granulomata. Tuberkuloma intrakranial bisa tidak memberi gejala klinis. Pada CT Scan sesudah pemberian kontras, tuberkuloma memberi gambaran sebagai : 1) Lesi berbentuk cincin dengan area hipodens/isodens ditengah dan dinding yang menyerap kontras.
2) Lesi berbentuk nodul/plaque yang menyerap kontras. Tanpa kontras, lesi pada umumnya hipodens/isodens, pada beberapa kasus didapatkan kalsifikasi. Gambaran tuberkuloma pada CT Scan sukar dibedakan dengan tumor, abses atau granuloma kronik kronik.
Diagnosis pasti tuberkuloma ditegakkan dengan operasi
Fase awal : 2HRZ S(E). Obat HRZ S(E) diberikan tiap hari selama 2 bulan (8 minggu). Bila fase ini telah selesai dan hapusan sputum negatif, diteruskan dengan fase lanjutan, tetapi bila hapusan sputum positif, terapi ditambah 2-4 minggu, diteruskan dengan fase lanjutan.
Fase lanjutan diberikan : 4HR atau 4H3R3. Obat HR diberikan tiap hari atau 3 kali seminggu selama 4 bulan. Untuk penderita meningitis TB, TB milier atau dengan kelaian neurologis HR harus diberikan setiap hari selama 6-7 bulan (total 8-9 bulan). Tuberkuloma yang kecil (<2 cm) dapat sembuh dengan terapi medisinal dalam 10 minggu, lesi yang lebih besar memerlukan eksisi. Dengan CT Scan dapat terdeteksi lesi kecil (2-3 mm) dan dapat diterapi medisinal sehingga mengurangi morbiditas dan mortalitas akibat operasi.