Perubahan pd Uterus
Involusi
adalah perubahan yang merupakan
proses kembalinya alat kandungan
atau uterus dan jalan lahir setelah bayi
dilahirkan hingga mencapai keadaan
seperti sebelum hamil.
Continue
Proses involusi terjadi karena adanya:
Autolysis
yaitu penghancuran jaringan otot-otot
uterus yang tumbuh karena adanya
hiperplasi, dan jaringan otot yang
membesar menjadi lebih panjang
sepuluh kali dan menjadi lima kali lebih
tebal dari sewaktu masa hamil akan
susut kembali mencapai keadaan
semula. Penghancuran jaringan tersebut
akan diserap oleh darah kemudian
dikeluarkan oleh ginjal yang
menyebabkan ibu mengalami beser
kencing setelah melahirkan.
Continue
Aktifitas otot-otot
yaitu adanya kontrasi dan retraksi dari
otot-otot setelah anak lahir yang
diperlukan untuk menjepit pembuluh
darah yang pecah karena adanya
pelepasan plasenta dan berguna untuk
mengeluarkan isi uterus yang tidak
berguna.
Karena kontraksi dan retraksi
menyebabkan terganggunya peredaran
darah uterus yang mengakibatkan
jaringan otot kurang zat yang
diperlukan sehingga ukuran jaringan
otot menjadi lebih kecil.
Ischemia
yaitu kekurangan darah pada uterus
yang menyebabkan atropi pada
jaringan otot uterus.
Involusi pada alat kandungan
meliputi:
Uterus
Setelah plasenta lahir uterus
merupakan alat yang keras, karena
kontraksi dan retraksi otot-ototnya
Involusi.
TFU
Berat
Uterus
Diameter
Bekas
Melekat
Plasenta
Setelah
plasenta
lahir
Sepusat
1000 gr
12,5 cm
Lembik
1 minggu
Pertengahan
pusat
symphisis
500 gr
7,5 cm
Dapat
dilalui 2 jari
Dapat
dimasuki 1
jari
2 minggu
Tak teraba
350 gr
5 cm
6 minggu
Sebesar hamil
2 minggu
50 gr
2,5 cm
8 minggu
Normal
30 gr
Keadaan
Cervix
Continue
Continue
Lokhia
Pada masa awal nifas, peluruhan
jaringan desidua menyebabkan
keluarnya discharge vagina dalam
jumlah bervariasi yang disebut lokhia.
Secara mikroskopis, lokhia terdiri atas
eritrosit, serpihan desidua, sel sel
epitel, dan bakteri.
Continue
Continue
Continue
e. Regenerasi Endometrium
Dalam waktu 2 atau 3 hari setelah
melahirkan, sisa desidua berdiferensiasi
menjadi dua lapisan.
Stratum superficial menjadi nekrotik,
dan terkelupas bersama lokhia.
Stratum basal yang bersebelahan
dengan miometrium tetap utuh dan
merupakan sumber pembentukan
endometrium baru.
f. Sub Involusi
Istilah ini menggambarkan suatu
keadaan menetapnya atau terjadinya
retardasi involusi, proses yang
normalnya menyebabkan uterus nifas
kembali ke bentuk semula.
Proses ini disertai pemanjangan masa
pengeluaran lokhia dan perdarahan
uterus yang berlebihan atau irregular
dan terkadang juga disertai perdarahan
hebat
2. Perubahan pd
Vagina&Vulva
a.Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami
penekanan serta peregangan
yang sangat besar selama
proses melahirkan bayi, dan
dalam beberapa hari pertama
sesudah proses tersebut, kedua
organ ini tetap berada dalam
keadaan kendur.
b.Perineum
Segera setelah melahirkan,
perineum menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh
tekanan kepala bayi yang
bergerak maju.
Pada post natal hari ke 5,
perineum sudah mendapatkan
kembali sebagian besar tonusnya
sekalipun tetap lebih kendur dari
pada keadaan sebelum
melahirkan.
b. Kulit abdomen
Kulit abdomen yang melebar selama
masa kehamilan tampak melonggar
dan mengendur sampai bermingguminggu atau bahkan berbulan-bulan
yang dinamakan strie. Melalui
latihan postnatal, otot-otot dari
dinding abdomen seharusnya dapat
normal kembali dalam beberapa
minggu
c. Striae
Striae pada dinding abdomen
tidak dapat menghilang sempurna
melainkan membentuk garis lurus
yang samar. Ibu postpartum
memiliki tingkat diastasis
sehingga terjadi pemisahan
muskulus rektus abdominishal
tersebut dapat dilihat dari
pengkajian keadaan umum,
aktivitas, paritas, jarak kehamilan
yang dapat menentukan berapa
lama tonus otot kembali normal.
d. Perubahan Ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma
pelvis serta fasia yang meregang
sewaktu kehamilan dan partus,
setelah janin lahir, berangsur-angsur
menciut kembali seperti sediakala.
Tidak jarang ligamentum rotundum
menjadi kendor yang mengakibatkan
letak uterus menjadi retroflexi. Tidak
jarang pula wanita mengeluh
kandungannya turun setelah
melahirkan oleh karena ligament,
fasia, jaringan penunjang alat
genetalia menjadi agak kendor.
e.simpisis pubis
Meskipun relatif jarang, tetapi
simpisis pubis yang terpisah ini
merupakan penyebab utama
morbiditas maternal dan kadangkadang penyebab ketidakmampuan
jangka panjang.
Hal ini biasanya ditandai oleh nyeri
tekan signifikan pada pubis disertai
peningkatan nyeri saat bergerak
ditempat tidur atau saat berjalan.
Penemuan
normal
Penemuan
abnormal