C = Jarak sisi jenjang broken material ke garis tengah rel, m
L = Lebar yang disediakan untuk pengaman (safety), biasanya selebar
dump truck, m b. Untuk lapisan yang keras (hard strata) B = a + C + C1 + L +A Keterangan : B = Lebar jenjang, m a = Lebar broken material, m A = Lebar pemotong pertama (awal), m
5) Menurut Popov (the working of mneral deposit) a. Tinggi jenjang dan kemiringannya (I) Kemiringan jenjang tergantung dari kandungan air pada material. Material yang relatif kering biasanya memungkinkan kemiringan jenjang yang lebih besar. (II) Umumnya tinggi jenjang berkisar antara 12-15 m, dengan kemiringan : Untuk batuan beku : 70 0 80 0
Untuk batuan sedimen : 50 0 60 0
Untuk pasir kering : 40 0 50 0
Untuk batuan yang argilaceous : 35 0 45 0
b. Lebar jenjang Lebar jenjang antar 40-60 m, biasanya juga dibuat antara 80-100 m. Jika memakai multi row bore hore. Lebar minimum untuk batuan keras : Vr = a + C + C1 + L +A Keterangan : Vr = Lebar jenjang minimum, m A = Lebar broken material, m C = Jarak sisi timbun ke sisi tengah rel, m C1 = 0,50 lebar lori = 2-3 m
B = Lebar endapan yang diledakkan = 6-15 m L = Lebar yang disediakan untuk menjamin extraction dari endapan pada jenjang di bawahnya.
6) Menurut Young (elements of mining) a. Tinggi jenjang Untuk tambang bijh besi antara 20-40 ft Untuk tambang bijih tembaga 30-70 ft Untuk limestone dapat sampai 200 ft b. Lebar jenjang Antara 50-250 ft c. Kemiringan jenjang Antara 45 o -65 o
7) Menurut E.P. Pfleider (surface mining) Tinggi jenjang : L = Lm x Sf Keterangan : L = tinggi jenjang, m Lm = maximum cutting height dan alat muat Sf = swell factor = 1/3 untuk cara corner cut dan = 0,50 untuk cara box cut
8) Menurut Hustrulid (open pit mine planning and design) Pada tambang terbuka, masing-masing jenjang memiliki permukaan bagian atas dan bagian bawah yang dipisahkan oleh jarak H yang disebut dengan tinggi jenjang. Kemudian permukaan sub-vertikal yang tersingkap dan disebut dengan muka jenjang. Semuanya itu digambarkan dengan kaki lereng (toe), puncak (crest) dan sudut muka jenjang (face angle). Sudut muka jenjang ini dapat bervariasi tergantung karakteristik batuan, orientasi jenjang dan peledakan. Pada batuan keras sudut ini bervariasi antara 55 o -80 o . Bagian-bagian jenjang tersebut dapat digambarkan pada gambar 4.3.
Gambar 4.3. Bagian-bagian Jenjang Menurut Hustulid
Permukaan jenjang yang tersingkap paling bawah disebut jenjang dasar (bench floor). Lebar jenjang ini adalah jarak antara crest dan toe yang diukur sepanjang permukaan jenjang bagian atas. Lebar bank adalah proyeksi horisontal dari muka jenjang. Terdapat beberapa tipe jenjang.
Jenjang kerja adalah suatu jenjang dimana dilakukan proses penambangan. Lebar yang digali dari jenjang kerja ini disebut cut. Lebar jenjang kerja (W b ) didefinisikan sebagai dari crest pada jenjang dasar keposisi toe yang baru setelah cut digali ( lihat gambar 4.4).
Setelah cut dipindahkan maka akan terlihat sisanya adalah sebagai jenjang pengaman atau jenjang penangkap (catch bench) dengan lebar S B . Tujuan pembuatan jenjang penangkap ini adalah : a. Untuk mengumpulkan material yang meluncur dari jenjang yang ada di atasnya b. Untuk memberhentikan pergerakan boulder yang bergerak ke bawah
Kedua fungsi tersebut dapat digambarkan pada gambar 4.5.
Gambar 4.4. Penampang Jenjang Kerja
Gambar 4.4. Fungsi Jenjang Penangkap
Secara umum lebar dari jenjang penangkap adalah 2/3 dari tinggi jenjang sedangkan pada akhir umur tambang lebar jenjang penangkap kadang-kadang dikurangi samai kia-kira 1/3 dari tinggi jenjang. Kadang-kadang jenjang ganda ( double benches) ditinggalkan sepanjang final pit seperti pada gambar 4.6.