Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH BAHASA DALAM SINETRON DIAM-DIAM

SUKA TERHADAP TINDAK TUTUR MAHASISWA


(Studi Kasus di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Tembalang,
Semarang)

MAKALAH
Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Ujian Tengah Semester


Sunarti
13010112130089



FAKULTAS ILMU BUDAYA
JURUSAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mahasiswa merupakan sosok yang dinilai lebih dalam ilmu dan tindak
tuturnya yang santun. Masa mahasiswa yang masuk dalam golongan remaja
ini memang memiliki kelebihan atau sisi yang lainnya jika dibandingkan
dengan masa lainnya. Remaja merupakan masa-masa yang unik dalam tiap
tindakannya. Meskipun sering disebut sebagai masa yang labil, namun tingkah
laku mereka seringkali menciptakan hal-hal baru dan menarik. Hal ini juga
terlihat pada tindak tutur yang mereka gunakan. Remaja selalu saja
memunculkan istilah-istilah baru dalam gaya mereka bercakap, bahkan tiap
kelompok memiliki cara atau ragam tuturnya sendiri. Jadi tidaklah heran jika
setiap tahunnya banyak tambahan ragam tutur yang terus berkembang,
meskipun hal tersebut bersifat sementara atau labil. Hal ini dikarenakan
istilah-istilah tersebut muncul atau menjadi tren saat kurun waktu itu saja, dan
biasanya tidak akan bertahan lama.
Perkembangan ragam tutur yang terus berkembang ini dipicu beberapa
faktor, salah satunya adalah bahasa dalam sinetron atau drama. Sinetron yang
saat ini sedang berkembang dengan pesat dan mengusung tema yang beragam
serta menampilkan artis-artis yang memiliki karakteristiknya sendiri. Dari
bahasa yang dipakai dalam sinetron inilah yang seringkali mempengaruhi
tindak tutur seseorang termasuk mahasiswa. Bahasa sinetron yang menjadi
tontonan sehari-hari seolah menjadi makanan yang terus diasup oleh
penontonnya terutama remaja, dan salah satunya adalah sinetron diam-diam
suka. Sinetron yang banyak digemari kaum remaja termasuk mahasiswa ini,
memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan sinetron yang lain jika dilihat dari
bahasa yang digunakannya. Terlebih bahasa dalam sinetron ini rupannya
diperankan dengan baik oleh setiap pemerannya, sehingga dalam waktu
singkat bahasa sinetron tersebut, hadir di dalam obrolan mahasiswa setiap
harinya.
Maka dari itu kajian lebih lanjut mengenai pengaruh bahasa sinetron
terutama sinetron diam-diam suka terhadap tindak tutur mahasiswa perlu
dilakukan, mengigat bahwa munculnya tuturan baru dalam kehidupan sosial
juga berdampak pada perbendaharaan kata setidaknya dalam kehidupan
mahasiswa. Jadi dengan kajian tersebut akan diketahui seberapa besar bahasa
dalam sinetron tersebut mengabil peran dalam keanekaragaman tuturan
mahasiswa.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana bahasa yang dipakai dalam sinetron diam-diam suka?
1.2.2 Bagaimana pengaruh bahasa dalam sinetron diam-diam suka
terhadap tuturan keseharian mahasiswa?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mendiskripsikan bahasa dalam sinetron diam-diam suka.
1.3.2 Untuk memaparkan pengaruh bahasa dalam sinetron diam-diam
suka terhadap tindak tutur mahasiswa.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Manfaat Teoritis
1.4.1.1 Untuk menambah reverensi mengenai dampak bahasa sinetron
terhadap tindak tutur mahasiswa.
1.4.1.2 Untuk menguatkan teori sosiolingusitik mengenai perkembangan
tuturan yang terus berkembang.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Mengetahui pengaruh bahasa dalam sinetron diam-diam suka
terhadap tindak tutur mahasiswa.
1.4.2.2 Mengetahui pola perkembangan tindak tutur dalam lingkup
mahasiswa.





BAB II
PEMBAHASAN

Masa remaja, ditinjau dari segi perkembangannya, merupakan masa
kehidupan yang paling menarik dan mengesankan. Masa remaja mempunyai
ciri antara lain petualangan, pengelompokan (klik), kenakalan. Ciri ini
tercermin pula dalam bahasa mereka. keinginan untu membuat kelompok
eksklusif menyebabkan mereka menciptakan bahasa rahasia (Sumarsono,
2013:150). Dalam kutipan tersebut dijelaskan mengenai bagaimana remaja
ditinjau dari perkembangannya. Salah satu pengisi masa remaja adalah
mahasiswa. Mahasiswa yang sellau dipandnag memiliki kelebihan dalam
penguasaan ilmunya dan tuturnya yang bisa dikatakan berbobot, tidak terlepas
dari perkembangan yang demikian.
Mahasiswa juga memiliki kecenderungan untuk membentuk kelompok-
kelompok dalam kampus, mereka berkumpul sesuai dengan kenyamanannya
masing-masing. Baik dalam kelompok maupun dalam tindak tuturnya sehari-
hari mahasiswa selalu menggunkan bahasa-bahasa yang bisa dikatakan unik
dalam berkomunikasi. Keunikan dalam komunikasi ini terletak pada tuturan
yang mereka gunakan. Mahasiswa sering kali memunculkan istilah baru dalam
tuturan mereka. Salah satu pemicu munculnya istilah baru ini adalah bahasa
dalam sinetron.
Sinetron yang merupakan salah satu konsumsi mahasiswa seringkali
menampilkan bahasa yang unik dan mudah untuk ditiru. Begitu juga dalam
sinetron diam-diam suka. Sinetron yang muncul pada November 2013
kemudian setelah episode 171 menjadi Diam-diam suka: cinta lama bersemu
kembali ini mengambil tema cinta antar remaja SMA. Tokoh yang berperan
dalam sinetrn ini bisa dikatakan memiliki keunikannya sendiri-sendiri, Sri atau
Asri Bunga Lestari dengan logat Jawanya, Geng The Johits dengan istilah-
istilah barunya, telah sukses memunculkan demam istilah. Salah satunya
istilah well to the well yang ada dalam sinetron tersebut, dalam waktu yang
singkat menjadi istilah baru dalam dunia percakapan mahasiswa. Sikap remaja
yang cenderung untuk meniru hal yang baru dan apa yang ditampilkan idola,
rupanya menjadi salah satu penyebab bahasa sinetron masuk dalam
lingkungan remaja terutama mahasiswa. Berikut adalah analisi bahasa sinetron
diam-dima suka:

a. Penggunaan logat bahasa Jawa.
Salah satu bahasa yang meuncul dalam sinetron diam-diam suka
adalah bahasa Jawa. Bahasa Jawa dalam sinetron ini tidak sepenuhnya
bahasa Jawa murni, akan tetapi terdapat percampuran penggunaannya
dengan bahasa Indonesia. Selain itu, bukan hanya bahasa Jawa, akan
tetapi logat Jawa yang kental (medok) juga dihadirkan dalam sinetron
ini. Misalnya tokoh Sri yang sering menggunakan bahasa ono opo to.....
(ada apa to), kemudian munculnya penggunaan istilah lha.... sebelum
bicara, menjadi salah satu ciri bahasa Jawa, sehingga logat bahasa
Jawa terdengar kental.
Ternyata istilah Jawa dan logat Jawa ini ditiru pula oleh para
mahasiswa. Menurut data banyak mahasiswa yang menggunakan logat
sinetron diam-diam suka dalam komunikasinya sehari-hari. Mereka
menuturnya istilah itu mengalir begitu saja karena sering dan terbiasa
mendengarkan dari sinetron yang mereka tonton.

b. Penyisipan to the
Penyisipan to the dalam sinetron ini sering kali dipakai oleh Geng The
Johitz. Kreasi penyisipan to the ini dipakai pada kata yang ditekankan.
Misal:
cukup Cu + to the + cup
may God May to the God
penyisipan ini sering muncul dari salah satu tokoh yang merupakan
anggota Geng The Johitz yaitu Naomi.

c. Pemunculan istilan well to the well well well
Pemunculan istilah well to the well well well ini juga muncul di dalam
Gank The Johitz. Tokoh yang sering terdengar mengucapkan ini
adalah Princess, istilah Well to the well well well ini muncul sebelum
memulai pembicaraan atau untuk menegaskan sesuatu yang ingin
disampaikan. Misal:
Well to the well well well..... lho g bosan apa?
Well to the well well well.... kita lihat saja nanti.
Well to the well well well.... lihat siapa yang pecundang di sini.
Pemunculan istilah tersebut dalam sinentron tersebut, rupannya juga
banyak ditiru oleh penonton, terutama di kalangan mahasiswa. Banyak
dari para mahasiswa menggunkan istilah ini, meskipun terdengar alay,
namun tuturan ini menjadi begitu biasa sejak munculnya sinetron
tersebut.

d. Penggunaan bahasa asing terutama bahasa Inggris.
Sinetron diam-diam suka ini juga banyak menggunkan bahasa asing
terutama bahasa Inggris, meskpun kadang tidak sesuai dengan Gramer
dalam bahasa Inggis. Misal istilah May God yang diucapkan May to
the god sebagai bentuk ekspresi keterkejutan. Namun meskipun
demikian, tidak semua bahasa Inggis yang diucapkan salah, banyak
pemunculan bahasa Inggis yang dicampur atau diiringi dengan bahasa
Indonesia dalam sinetron ini. Dan hal tersebut rupannya juga
berpengaruh bagi para mahasiswa, dalam tuturan atau komunikasi
mereka juga menggunakan bahasa Inggis yang sering dipakai dalam
sinetron ini.

Dari keempat bentuk analisi tersebut, keempat-empatnya muncul dalam
tuturan mahasiswa, baik dalam kelompok atau dalam komunikasi keseharian.
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa bahasa dalam sinetron memiliki
pengaruh terhadap tindak tutur penontonnya salah satunya mahasiswa.
Seperti yang diungkapkan sebelumnya bahwa mahasiswa juga cenderung
untu meniru apa yang dilihatnya, menjadikan istilah-istilah ini masuk dalam
tindak tutur mereka.
Sinetron diam-diam suka, memang memiliki cirinya sendiri dalam
berbahasa, karena konteks mereka adalah seorang pelajar SMA maka sudah
wajar jika bahasa yang digunakan dengan menyisipkan bahasa asing,
ungkapan yang sedikit nakal, dan unik. masing-masing memiliki cirinya
tersendiri. Meskipun istilah-istilah dalam dunia sinetron yang berpengaruh
kedalam tindak tutur itu bersifat musiman, atau sementara, akan tetapi
karena sinetron film tersebut muncul, ungkapan dalam film-film itu mulai
membaur dan hadir dalam tindak tutur mahasiswa.



















BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa, bahasa sinetron memiliki
pengaruh pada tindak tutur remaja khususnya mahasiswa. Sinetron yang
merupakan salah satu faktor penyebab munculnya istilah-istilah baru dalam
tindak tutur remaja terutama mahasiswa telah memerankan perannya dengan
baik. Remaja merupakan masa yang unik dan kreatif, masa ini sering kali
memunculkan hal yang baru, begitu juga dengan bahasa yang mereka gunakan.
Mereka memiliki seringkali memunculkan instilah-istilah baru atau meniru
hal-hal yang baru yang secara intensif disajikan kepada mereka setiap harinya,
seperti sinetron misalnya. Setiap sinentron memiliki cirinya tersendiri dalam
berbahasa, dengan bahasa yang baru dan kadang mengelitik telinga inilah
yang kemudian diadopsi oleh para remaja terutama mahasiswa kemudian
mereka tarik ke dalam bahasa mereka sehari-hari.
Diam-diam suka merupakan salah satu sinetron yang memiliki keunikan
tersendiri dalam bahasa yang digunkan. Kemunculan istilah-istilah ini ternyata
dalam waktu yang cepat menyebar di kalangan mahasiswa baik dalam
kelompok maupun dalam keseharian dari mahasiswa itu sendiri. Misalnya
istilah Oh... may to the god yang merupakan ekspresi terkejut, telah menjadi
hal yang biasa di ucapakan mahasiswa saat mereka terkejut pula. Tidak hanya
itu saja, akan tetapi dari sinetron ini banyak ditemukan istilah baru yang
kemudian diadopsi oleh para mahasiswa dan hal tersebut tentu saja
berpengaruh terhadap tindak tutur mereka. Jelas ada perbedaan tuturan
mahasiswa sebelum dan sesudah sinetron diam-diam suka muncul.
Jadi bahasa dalam sinetron diam-diam suka memiliki pengaruh pada
tindak tutur mahasiswa. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya penggunaan
bahasa yang dipakai dalam sinetron tersebut banyak dipakai di kalangan
mahasiswa dan menjadi bahasa mereka setiap harinya. Meskipun hanya
sementara, bahasa yang sinetron diam-diam suka gunakan telah mampu
mempengaruhi tindak tutur bagai kalangan mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA

Sugiharto, A. W. 1985. Orientasi Kebahasaan di Kalangan Generasi Muda.
Medang: Siminar BSI dan Pengajarannya.
Sumarsono. 2013. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai