Anda di halaman 1dari 2

Spektroskopi NMR (NMR spectroscopy)sa

Nuclear magnetic resonance spectroscopy, biasa disingkat NMR spectroscopy


(spektroskopi NMR), adalah teknik yang memanfaatkan sifat magnetik dari inti tertentu.
Instrumen yang paling umum adalah Spektroskopi Proton NMR dan Carbon-13 NMR. Pada
prinsipnya, NMR dapat diaplikasikan pada setiap inti yang mempunyai spin. Inti-inti atom unsur-
unsur dikelompokkan menjadi 2, yaitu mempunyai spin atau tidak mempunyai spin. Suatu inti
berspin akan menimbulkan medan magnet kecil, yang diberikan oleh suatu momen magnet
nuklir, suatu vector.
Menurut para ahli kimia organik, nuklida penting yang mempunyai spin inti ialah 1H dan
13C. Sama pentingnya ialah fakta bahwa isotop karbon dan oksigen yang paling lazim (12C dan
16O) tidak mempunyai spin. Nuklida-nuklida yang mempunyai spin dapat dimanfaatkan dalam
spektroskopi NMR, mereka menyerap energi tidak pada radiofrekuensi yang sama.
Dalam spektroskopi NMR, suatu medan magnet luar diciptakan oleh suatu magnet tapal
kuda permanen atau suatu elektromagnet. Kuat medan luar ini dilambangkan dengan H0, dan
arahnya dinyatakan oleh sebuah anak panah. Proton yang bergasing dengan momen magnetik
nuklirnya, dalam banyak hal, mirip dengan suatu batang magnet kecil. Bila molekul yang
mengandung atom-atom hidrogen ditaruh dalam medan magnet luar, maka momen magnet dari
tiap inti hidrogen atau proton, mengambil salah satu dari dua sikap (orientasi) dilihat dari medan
magnet luar itu. Kedua orientasi yang diambil oleh momen magnetik nuklir itu adalah paralel
atau antiparalel terhadap medan luar.
Bila gabungan khusus antara kuat medan magnet luar dan radio frekuensi, menyebabkan
suatu proton berpindah dari keadaan paralel ke keadaan antiparalel, maka dikatakan proton itu
dalam resonansi. Istilah resonansi magnetik nuklir (NMR) berarti Inti-inti dalam resonansi
dalam medan magnet. Jadi, adanya resonansi magnetik nuklir itu diakibatkan oleh penyerapan
radiasi elektromagnetik (daerah radiofrekuensi) oleh proton-proton dalam suatu magnet (H0),
yang membalik dari keadaan spin paralel ke antiparalel, atau dengan kata lain, spektoskopi NMR
didasarkan pada penyerapan gelombang radio oleh inti-inti tertentu dalam molekul organik,
apabila molekul ini berada dalam medan magnet yang kuat.
Prinsip Kerja NMR Spectroscopy
Metode spektroskopi jenis ini didasarkan pada penyerapan energi oleh partikel yang
sedang berputar di dalam medan magnet yang kuat. Energi yang dipakai dalam pengukuran
dengan metode ini berada pada daerah gelombang radio 75-0,5 m atau pada frekuensi 4-600
MHz, yang bergantung pada jenis inti yang diukur. Inti yang dapat diukur dengan NMR yaitu :
a. Bentuk bulat
b. Berputar
c. Bilangan kuantum spin =
d. Jumlah proton dan netron ganjil, contoh : 1H, 19F, 31P, 11B, 13C
Di dalam medan magnet, inti aktif NMR (misalnya 1H atau 13C) menyerap pada
frekuensi karakteristik suatu isotop. Frekuensi resonansi, energi absorpsi dan intensitas sinyal
berbanding lurus dengan kekuatan medan magnet. Sebagai contoh, pada medan magnet 21 tesla,
proton beresonansi pada 900 MHz. nilai magnet 21 T dianggap setara dengan magnet 900 MHZ,
meskipun inti yang berbeda beresonansi pada frekuensi yang berbeda.
Di Medan magnet bumi, inti yang sama beresonansi pada frekuensi audio. Fenomena ini
dimanfaatkan oleh spektrometer NMR medan bumi, yang lebih murah dan mudah dibawa.
Instrumen ini biasa digunakan untuk keperluan kerja lapangan dan pengajaran.
Kegunaan NMR
Banyak informasi yang dapat diperoleh dari spektra NMR. Pada umumnya metode ini
berguna sekali untuk mengidentifikasi struktur senyawa atau rumus bangun molekul senyawa
organik. Meskipun Spektroskopi Infra Merah juga dapat digunakan untuk tujuan tersebut,
analisis spektra NMR mampu memberikan informasi yang lebih lengkap.
Dampak spektroskopi NMR pada senyawa bahan alam sangat penting. Ini dapat
digunakan untuk mempelajari campuran analisis, untuk memahami efek dinamis seperti
perubahan pada suhu dan mekanisme reaksi, dan merupakan instrumen tak ternilai untuk
memahami struktur dan fungsi asam nukleat dan protein. Teknik ini dapat digunakan untuk
berbagai variasi sampel, dalam bentuk padat atau pun larutan. Contoh penentuan senyawa kafein,
dapat dilakukan dengan spektroskopi NMR, berikut gambar strutur kafein dengan metode
spektroskopi NMR.

(Gambar.1 strutur kafein dengan metode spektroskopi NMR)

Anda mungkin juga menyukai