Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

Anatomi dan Fungsi Fisiologi Hati, Empedu dan Pankreas


pada Manusia
Dosen Pengampu:
Dr. Retno Susilowati, M.Si

Disusun olehKelompok 3 :
Purwa Saputra

(11620038)

Maulidiah

(11620055)

Mukholifah

(11620058)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Fisiologi mempelajari fungsi atau kerja tubuh manusia dalam keadaan
normal.Tubuh terbentuk atas banyak jaringan dan organ yang masing masing
memiliki tugas dan fungsi khusus.Salah satu organ yang paling vital dalam sistem
metabolism tubuh adalah Hati, Empedu dan Pancreas.
Hati merupakan sebuah kelenjar terbesar dan kompleks dalam tubuh,
berwarna merah kecoklatan, yang mempunysi berbagai macam fungsi, termasuk
perannya dalam membantu pencernaan makanan dan metabolisme zat gizi dalam
system pencernaan. Hati dewasa normal memiliki massa sekitar 2,5% dari massa
tubuh. Letaknya berada di bagian teratas rongga abdominal, sebelah kanan,
dibawah diafragma dan menempati hampir seluruh bagian dari hipokondrium
kanan dan sebagian epigastrium abdomen.Permukaan atas berbentuk cembung
dan berada di bawah diafragma, permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan
lekukan fisura transverses.Permukaannya dilapisi pembuluh darah yang keluar
masuk hati.Secara fisiologis, hati memiliki banyak fungsi yang penting dalam
tubuh manusia (Nurachmah, 2011).
Fungsi hati bersangkutan dengan metabolisme tubuh.Khususnya mengenai
pengaruhnya atas makanan dan darah.Hati merupakan bagian dari system
pencernaan, makanan dipecahkan oleh enzim dalam saluran pencernaan dan
diangkut oleh darah ke hati dan akhirnya ke jaringan (Watson, 2002).
Hati merupakan pabrik kimia terbesar dalam tubuh dalam hal bahwa ia
menjadi pengantar metabolisme. Artinya ia mengubah zat makanan yang
diabsorpsi dari usus dan yang disimpan di suatu tempat di dalam tubuh. Guna
dibuat sesuai untuk pemakaiannya di dalam jaringan.Hati juga mengubah zat
buangan dan bahan racun untuk dibuat mudah untuk ekskresi ke dalam empedu
dan urine (Watson, 2002).
Kandung empedu (vesika fellea) adalah kantong berbentuk buah pir yang
terletak apada permukaan visceral diliputi oleh peritoneum kecuali bagian yang

melekat pada hati dan terletak pada permukaan bawah hati diantara lobus dekstra
dan kaudatus hati (Syaifuddin, 2009).
Empedu berperan penting dalam pencernaan dan absorpsi lemak, karena
mengandung asam empedu yang membantu mengemulsikan lemak sehingga
dapat dicerna oleh enzim lipase pankreas serta membantu tanspor dan absorpsi
produk akhir lemak menuju atau melalui membrane mukosausus.Empedu
berperan sebagai alat untuk mengeluarkan hasil buangan dari darah, seperti
bilirubin dan kelebihan kolesterol yang dibentuk hati.(Widiastuty, 2010).
Pankreas adalah organ lunak yang berjalan miring dan menyilang dinding
posterior abdomen pada regio epigastrium , terletak dibelakang lambung dan
terbentang dari duodenum sampai ke limpa. Dalam sistem pencernaan manusia,
pankreas sangat berperan penting.Organ ini berupa kelenjar panjang berwarna
putih yang agak menyempit.Terletak di bagian tengah rongga perut bagian atas
(tepatnya di bawah lambung dan terletak di samping usus duabelas jari) dengan
panjang 14-18 centimeter dan berat 65-67 gram (Sloane, 2003).
Sangatlah penting bagi tubuh untuk mempertahankan konsentrasi glukosa
darah karena secara normal, glukosa merupakan satu-satunya bahan makanan
yang dapat digunakan otak, retina, epithelium germinal dari gonad. Sebaliknya,
konsentrasi glukosa darah perlu dijaga agar tidak meningkat terlalu tinggi karena
glukosa sangat berpengaruh terhadap tekanan osmotik cairan ekstraseluler, dan
bila konsentrasi glukosa meningkat sangat berlebihan akan dapat menimbulkan
dehidrasi seluler. Selain itu, sangat tingginya konsentrasi glukosa dalam darah
menyebabkan keluarnya glukosa dalam air seni.Keadaan-keadaan tersebut
menimbulkan diuresis osmotik oleh ginjal, yang dapat mengurangi cairan tubuh
dan elektrolit (Guyton dan Hall, 2006).
Berdasarkan hal tersebut menjadi latar belakang pembuatan makalah ini
yakni bertujuan untuk menjelaskan anatomi dan fungsi fisiologi dari hati, empedu
dan pancreas yang merupakan sistem dalam tubuh yang berperan dalam proses
pengaturan insulin dan glukagon.

1.2.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi hati?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi empedu?
3. Bagaimana anatomi dan fisiologi pankreas?
4. Bagaimana pengaturan insulin dan glukagon pada metabolisme?

1.3.Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi hati
2. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi empedu
3. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi pankreas
4. Untuk mengetahui pengaturan insulin dan glukagon pada metabolisme

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Anatomi dan Fisiologi Hati
2.1.1. Anatomi Hati
Hati adalah organ yang terbesar yang terletak di sebelah kanan atas
rongga perut di bawah diafragma. Beratnya 1.500 gr atau 2,5 % dari berat
badan orang dewasa normal. Pada kondisi hidup berwarna merah tua karena
kaya akan persediaan darah. Hati terbagi menjadi lobus kiri dan lobus kanan
yang dipisahkan oleh ligamentum falciforme. Lobus kanan hati lebih besar dari
lobus kirinya dan mempunyai 3 bagian utama yaitu : lobus kanan atas, lobus
caudatus, dan lobus quadratus (Nurachmah, 2011).
Hati terbungkus dalam kapsul tipis yang tidak elastis dan sebagian
tertutupi oleh lapisan peritoneum.Lipatan peritoneum membentuk ligamen
penunjang yang melekatkan hati pada permukaan inferior diafragma (Evelyn,
2005).
Hati secara luas dilindungi iga iga, yang terbungkus dalam kapsul
tipis yang tidak elastis dan sebagian tertutupi oleh lapisan peritoneum.Lipatan
peritoneum membentuk ligamen penunjang yang melekatkan hati pada
permukaan inferior diafragma (Evelyn, 2005).
Hati terbagi dalam dua belahan utama, kanan dan kiri.Permukaan atas
berbentuk cembung dan terletak di bawah diafragma, permukaan bawah tidak
rata dan memperlihatkan lekukan, fisura transverses.Permukaannya dilintasi
oleh berbagai pembuluh darah yang masuk keluar hati. Fisura longitudinal
memisahkan belahan kanan dan kiri di permukaan bawah, sedangkam ligament
falsiformis melakukan hal yang sama di permukaan atas hati. Hati memiliki 4
lobus. Dua lobus berukuran besar ( lobus kanan lebih besar dari lobus kiri yang
berbentuk seperti baji ). Dua lobus lainnya yaitu lobus kaudatus dan kuadratus
yang berada dipermukaan posterior (Nurachmah, 2011).
Fisura porta merupakan permukaan posterior hati di mana banyak
struktur yang masuk dan keluar kelenjar.Vena porta masuk dan membawa

darah dari lambung, limpa, pancreas, usus halus, dan usus besar.Arteri hepatica
masuk dan membawa darah arteri.Arteri ini merupakan cabang dari arteri
seliaka, yang merupakan cabang dari abdomen.Arteri hepatica dan vena porta
membawa darah ke hati.Aliran balik bergantung pada banyaknya vena hepatica
yang meninggalkan permukaan posterior dan dengan segera masuk ke vena
kava inferior tepst di bawah diafragma.Serat saraf simpatik dan parasimpatik
mempersarafi bagian ini.Duktus hepatica kanan dan kiri keluar, membawa
empedu dari hati ke kandung empedu.Pembuluh limfe meninggalkan hati, lalu
mengalirkan sebagian limfe ke nodus di abdomen dan sebagian nodus torasik
(Nurachmah, 2011).

Gambar 1.hati tampak anterior memiliki struktur yang halus terpasang


tepat dibawah permukaan diafragma (Nurachmah, 2011).

Gambar 2.hati tampak posterior bagian permukaan posterior tampak


tidak beraturan (Nurachmah, 2011).
2.1.2. Fisiologi Hati
Hati dapat merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi yang
sangat beragam.Fungsi dasar hati dapat dibagi menjadi (1) fungsi metabolisme
yang berhubungan dengan sebagian besar sistem metabolisme tubuh, (2) fungsi
vaskular untuk menyimpan dan menyaring darah dan (3) fungsi sekresi yang
berperan membentuk empedu yang mengalir melalui saluran empedu ke
saluran pencernaan.yaitu (Watson, 2002):
1. Fungsi sintesis dan metabolisme yang berhubungan dengan sebagian besar
sistem metabolisme tubuh.
a. Metabolisme karbohidrat
Glukosa dari asupan makanan masuk ke hati melalui vena porta
hepatika, dimana sel-sel hati kemudian mengambil, mengkonversinya
menjadi glikogen.Pembentukan, perubahan dan pemecahan KH, lemak
dan protein saling berkaitan satu sama lain.Hati mengubah pentosa dan
heksosa yang diserap dari usus halus menjadi glikogen, mekanisme ini
disebut glikogenesis.
Glikogen lalu ditimbun di dalam hati kemudian hati akan
memecahkan glikogen menjadi glukosa. Proses pemecahan glikogen

menjadi glukosa disebut glikogenelisis.Karena proses-proses ini, hati


merupakan sumber utama glukosa dalam tubuh, selanjutnya hati
mengubah glukosa melalui heksosa monophosphat shunt

dan

terbentuklah pentosa. Pembentukan pentosa mempunyai beberapa tujuan:


Menghasilkan energi, biosintesis dari nukleotida, nucleic acid dan ATP,
dan membentuk/ biosintesis senyawa 3 karbon (3C)yaitu piruvic acid
(asam piruvat diperlukan dalam siklus krebs).
b. Metabolisme protein
Hati merupakan tempat utama proses deaminasi dan transaminasi
oksidatif, di mana terjadi pemindahan gugus-gugus asam amino antar
molekul untuk menghasilkan substrat bagi metabolisme karbohidrat dan
sintesis asam amino.
Hati mensintesis banyak macam protein dari asam amino.dengan
proses deaminasi, hati juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam
amino.Dengan proses transaminasi, hati memproduksi asam amino dari
bahan-bahan non nitrogen. Hati merupakan satu-satunya organ yg
membentuk plasma albumin dan - globulin dan organ utama bagi
produksi urea.Urea merupakan end product metabolisme protein. globulin selain dibentuk di dalam hati, juga dibentuk di limpa dan
sumsum tulang globulin hanya dibentuk di dalam hati. Albumin
mengandung 584 asam amino dengan BM 66.000
c. Metabolisme lipid
Hati tidak hanya membentuk/ mensintesis lemak tapi sekaligus
mengadakan katabolisis asam lemak. Asam lemak dipecah menjadi
beberapa komponen :
1. Senyawa 4 karbon Keton Bodies
2. Senyawa 2 karbon Active Acetate (dipecah menjadi asam lemak
dan gliserol.
3. Pembentukan cholesterol
4. Pembentukan dan pemecahan fosfolipid

Hati merupakan pembentukan utama, sintesis, esterifikasi dan


ekskresi

kholesterol.Dimana

serum

Cholesterol

menjadi

standar

pemeriksaan metabolisme lipid


d. Produksi Empedu
Salah satu zat yang dieksresi ke empedu adalah pigmen bilirubin
yang berwarna kuning-kehijauan.Bilirubin aadalah hasi akhir dari
pemecahan hemoglobin.Bilirubin merupakan suatu alat mendiagnosis
yang sangat bernilai bagi para dokter untuk mendiagnosis penyakit darah
hemolitik dan berbagai tipe penyakit hati.
2. Detoksifikasi/metabolisme zat asing
a. Liver berperan dalam memecah struktur kimia zat asing seperti obat
ataupun racun yang masuk dari saluran cerna
b. Zat asing yang dipecah menjadi mudah larut dan dibuang melalui ginjal
3. Proteksi dan pembersihan
a. Fungsi fagositik dan endositik sel-sel Kupffer
Hati merupakan inti pertahanan terakhir sistem gastrointestinal
terhadap mikroorganisme patogen.Peran ini dijalankan hati melalui
fungsi monosit hati, sel Kupffer.
b. Fungsi endositik hepatosit
Hepatosit memiliki beberapa reseptor spesifik bagi protein plasma
yang rusak yang berbeda dari reseptor yang terdapat di permukaan sel-sel
Kupffer.
c. Metabolisme ammonia
Ammonia

dibentuk

dari

deaminasi

asam

amino

yang

dimetabolisme di dalam hepatosit menjadi substansi urea yang kurang


toksik.

2.2.Anatomi dan Fisiologi Empedu


2.2.1. Anatomi Empedu
Kandung empedu (vesika fellea) adalah kantong berbentuk buah pir
yang terletak pada permukaan visceral diliputi oleh peritoneum kecuali bagian
yang melekat pada hati dan terletak pada permukaan bawah hati diantara lobus
dekstra dan kaudatus hati (Syaifuddin, 2009).
Kandung empedu merupakan kantung berbentuk alpukat yang terletak
tepat dibawah lobus kanan hati. Empedu yangdisekresi secara terus menerus
oleh hati masuk ke saluran kecil empedu di dalam hati, yang disebut kanalikuli.
Saluran kecilini bersatu membentuk saluran empedu lebih besar (duktulus) dan
akhirnya membentuk dua saluan besar yang keluar dari permukaan bawah hati
sebagai duktus hepatikus kanan dan kiri yang segerabersatu membentuk duktus
hepatikus komunis (common hepatic duct). Duktus hepatikus bergabung
dengan duktus sistikus membentuk duktus koledokus (common bile duct). Pada
sebagian besarorang, duktus koledokus bersatu dengan duktus pankreatikus
membentuk ampulaVateri (bagian duktus yang melebar) sebelum bermuara ke
duodenum. Bagian terminal dari kedua saluran dan ampula dikelilingi oleh
serabut otot sirkular yangdikenal sebagai sfingter Oddi (Widiastuty, 2010).
Kandung empedu mendapatkan aliran darah dari arteri sistikus yang
merupakan cabang arteri hepatikus, dan mengalirkan darah ke vena sistikus
yang bermuara kedalam sistem vena porta Fungsi utama kandung empedu
adalah menyimpan dan memekatkan empedu .Empedu yang dihasilkan oleh
hati, setelah melewati duktus hepatikus akan masuk keduktus sistikus dan ke
kandung empedu. Dalam kandung empedu, pembuluh limfe dan pembuluh
darah mengabsorpsi air dangaram-garam anorganik, sehingga empedudalam
kandung empedu kira-kira l0 kalilebih pekat daripada empedu hati.Secara
berkala

kandung

empedu

mengosongkanisinya

ke

dalam

duodenum

melaluikonfraksi simultan lapisan otofinya danrelaksasi sfingter Oddi.Adanya


lemakdalam makanan merupakan rangsangterkuat untuk menimbulkan
kontraksi kandung empedu (Widiastuty, 2010).

Struktur kandung empedu terdiri dari (Syaifuddin, 2009) :


1.

Fundus vesika fellea

: berbentuk bulat biasanya menonjol ke bawah

tepi inferior hati dan berhubungan dengan dinding anterior abdomen


setinggi rawan ujung kosta ke-9 kanan.
2.

Korpus vesika fellea

: bersentuhan dengan permukaan visceral dan

mengarah ke atas belakang dan kiri.


3.

Kollum vesika fellea

: berlanjut dari duktus sistikus, berjalan ke

omentum minus dan bersatu dengan sisi kanan duktus hepatikus


kommunis membentuk duktus koledokus.

Gambar 3. Bagian-bagian Kandung Empedu

2.2.2. Fisiologi Empedu


Empedu yang disekresikan oleh hati normalnya antara 600-1200
ml/hari. Empedu mempunyai dua fungsi penting, yaitu (Widiastuty, 2010) :
1.

Empedu berperan penting dalam pencernaan dan absorpsi lemak, karena


mengandung asam empedu yang membantu mengemulsikan lemak
sehingga dapat dicerna oleh enzim lipase pankreas serta membantu
tanspor dan absorpsi produk akhir lemak menuju atau melalui membrane
mukosausus.

2.

Empedu berperan sebagai alat untuk mengeluarkan hasil buangan dari


darah, seperti bilirubin dan kelebihan kolesterol yang dibentuk hati.
Empedu disekesikan dalam dua tahap oleh hati (Guyton, 1997):

1. Bagian awal disekresi kan oleh sel-sel hepatosit hati, sekresi awal ini
mengandung sejumlah asam empedu, kolestrol dan zat-zat organic
lainnya, kemudian empedu disekresikan dalam kanalikuli billiaris kecil
yang terletak di antara sel-sel hati di dalam lempeng hepatic.
2. Empedu masuk kedalam porifer menuju septa interlebularis, tempat
duktus billiaris terminal dan secara progresif kedalam kedalam duktus
yang lebih besar, akhirnya mencapai duktus hepatikus dan duktus billiaris
komunis, dari sini empedu langsung dikosongkan kedalam/ deodonum
atau dialihkan melalui duktus sirtikus ke dalam kandang empedu, dalam
perjalanan melalui duktus-duktus billiaris ini, bagian kedua dari sekresi
ditamabhkan kedalam sekresi empedu yang pertama. Sekresi tambahan ini
berupa ion-ion natrium dan bikarbonat encer yang disekresikan oleh selsel epitel sekretoris yang terletak didalam duktu;us dan duktus. Sekresi
yang kedua ini seringkali meningkatkan jumlah total empedu sebanyak
100 persen. Sekresi kedua ini diramgsang oleh sekretin sehingga
menyebebkan peningkatan jumlah ion-ion bikarbonat yang menambah
sekresi pancreas dalam menetralkan asam dalam lambung.

Cairan empedu merupakan suatu media untuk menyekresi zat tertentu


yang tidak dapat disekresi oleh ginjal. Unsur- unsur cairan empedu meliputi
(Widiastuty, 2010):
1.

Garam- garam empedu : disintesis oleh hepar, berasal dari kolestrol,


suatu alkohol steroid yang banyak dihasilkan hati.

2.

Sirkulasi entero hepatik : garam empedu (pigmen) diabsorbsi oleh usus


halus masuk dalam vena porta dialirka ke hati untuk digunakan ulang.

3.

Pigmen empedu :pigmen empedu merupakan hasil utama dari pemecahan


hemoglobin.

4.

Bakteri dalam usus halus: bakteri dalam usus harus mengubah bilirubin
menjadi urobilin yaitu salah satu zat yang direbsorbsi dari usus dan
diubah menjadi sterkobilin yang disekresi dalam fases sehingga fases
berwarna kuning.

2.3.Anatomi dan Fisiologi Pankreas


2.2.1. Anatomi Pankreas
Pankreas adalah organ lunak yang berjalan miring dan menyilang
dinding posterior abdomen pada regio epigastrium , terletak dibelakang
lambung dan terbentang dari duodenum sampai ke limpa. Dalam sistem
pencernaan manusia, pankreas sangat berperan penting.Organ ini berupa
kelenjar panjang berwarna putih yang agak menyempit.Terletak di bagian
tengah rongga perut bagian atas (tepatnya di bawah lambung dan terletak di
samping usus duabelas jari) dengan panjang 14-18 centimeter dan berat 65-67
gram (Sloane, 2003).
Anatomi pankreas berkaitan erat dengan beberapa organ lain dari
sistem pencernaan, dimana pencernaan makanan biasanya terjadi. Contoh
organ-organ ini adalah hati, usus, perut dan kerongkongan. Terletak di
belakang lambung dan di bagian belakang perut, pankreas adalah sekitar 6 inci
(15,24 cm) panjangnya. Ini berbentuk seperti ikan atau tabung, dan memiliki
kepala, badan, dan ekor (Sloane, 2003).

Gambar 4. Bagian-bagian Kandung Pankreas


Kepalanya meluas ke sisi kanan tubuh dan terletak di samping
duodenum, atau bagian pertama dari usus kecil. Ekor sempit meluas ke kiri,
dan tubuh pankreas terletak di antara dua bagian ini.Ada kelompok sel yang
berbeda, juga disebut sebagai pulau Langerhans, yang terkandung dalam
anatomi pankreas.Ini termasuk sel-sel beta, sel-sel gamma, sel-sel alfa, dan selsel delta.Masing-masing ini memiliki fungsi tertentu dalam tubuh (Sloane,
2003).
Pankreas juga merupakan kelenjar dalam sistem pencernaan dan
endokrin vertebrata.Ini adalah kedua kelenjar endokrin memproduksi hormon
penting termasuk insulin, glukagon, dan somatostatin, serta kelenjar eksokrin,
mengeluarkan jus pankreas yang mengandung enzim pencernaan yang lolos ke
usus kecil.Enzim ini membantu dalam rincian lebih lanjut dari protein,
karbohidrat, lemak dan air dalam perut yang menghancurkan makanan tersebut
(Sloane, 2003).
Pankreas mengeluarkan getah pankreas yang disalurkan ke usus
halus.Komposisi getah pankreas bergantung pada jenis makanan yang
dimakan.Getah pankreas terdiri dari enzim amilase pankreas (amylopsin),
enzim lipase pankreas, tripsinogen, dan natrium bikarbonat.Getah pankreas ini
disebut enzim pancreas (Sloane, 2003).

Pankreas memproduksi beberapa jenis enzim untuk membantu


pencernaan lemak, protein, hidrat arang, dan asam-asam nukleat di usus kecil
(halus).Pankreas menghasilkan cairan dan getah-getah pencernaan untuk
mencerna makanan tersebut yang dikenal dengan enzim pankreas.Selain itu,
pankreas menghasilkan cairan alkalis untuk menetralisasi asam lambung yang
tercampur dalam chime sehingga pH di usus dua belas jari bisa tetap basa
(Sloane, 2003).

2.2.2. Fisiologi Pankreas


Pankreas adalah organ pipih yang terletak dibelakang dan sedikit di
bawah lambung dalam abdomen. Organ ini memiliki 2 fungsi : fungsi endokrin
dan fungsi eksokrin. Bagian eksokrin dari pankreas berfungsi sebagai sel asinar
pankreas, memproduksi cairan pankreas yang disekresi melalui duktus
pankreas ke dalam usus halus. Pankreas terdiri dari 2 jaringan utama, Sloane
(2003), yaitu:
a. Jaringan asini, berfungsi untuk mensekresi getah pecernaan berupa enzimenzim dalam duodenum.
b. Pulau langerhans, yang disusun sel endokrin yang mengeluarkan sekret,
meliputu Sel alfa, sel beta, sel delta, dan sel F. Pulau langerhans
menyekresikan insulin dan glukagon langsung ke darah.
Pulau-pulau langerhans yang menjadi sistem endokrinologis dari
pankreas tersebar di seluruh pankreas dengan berat hanya 1-3 % dari berat total
pankreas.Pulau langerhans berbentuk opoid dengan besar masing-masing pulau
berbeda.Besar pulau langerhans yang terkecil adalah 50, sedangkan yang
terbesar 300, terbanyak adalah yang besarnya 100-225.Jumlah semua pulau
langerhans di pankreas diperkirakan antara 1-2 juta (Sloane, 2003).

Sel endokrin dapat ditemukan dalam pulau-pulau langerhans, yaitu


kumpulan kecil sel yang tersebar di seluruh organ. Ada 4 jenis sel penghasil
hormon yang teridentifikasi dalam pulau-pulau tersebut, Sloane (2003):
a. Sel alfa, jumlah sekitar 20-40 %, memproduksi glukagon yang menjadi
faktor hiperglikemik, suatu hormon yang mempunyai antiinsulin.
b. Sel beta menyekresi insulin yang menurunkan kadar gula darah.
c. Sel delta menyekresi somastatin, hormon penghalang hormon pertumbuhan
yang menghambat sekresi glukagon dan insulin.
d. Sel F menyekresi polipeptida pankreas, sejenis hormon pencernaan untuk
fungsi yang tidak jelas.

2.4.Pengaturan Insulin dan Glukagon pada Metabolisme


2.4.1. Insulin
Insulin adalah hormon yang mengendalikan gula darah. Tubuh
menyerap mayoritas karohidrat sebagai glukosa (gula darah). Dengan
meningkatnya gula darah setelah makan, pankreas melepaskan insulin yang
membantu membawa gula darah ke dalam sel untuk digunakan sebagai bahan
bakar dalam proses metabolisme atau disimpan sebagai lemak apabila
kelebihan. Orang-orang yang punya kelebihan berat badan atau mereka yang
tidak berolahraga seringkali menderita resistensi insulin.Insulin menjaga
keseimbangan glukosa dalam darah dan bertindak meningkatkan pengambilan
glukosa oleh sel badan. Kegagalan badan untuk menghasilkan insulin, atau
jumlah insulin yang tidak mencukupi akan menyebabkan glukosa tidak dapat
masuk ke dalam sel untuk proses metabolisme. Sehingga glukosa di dalam
darah meningkat dan menyebabkan diabetes mellitus (qomariah, 2013).
Pankreas berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin. Fungsinya
sebagai organ endokrin didukung oleh pulau-pulau Langerhans (Islets of
Langeerhans) yang terdiri tiga jenis sel yaitu; sel alpha () menghasilkan
glukagon, sel beta () menghasilkan insulin dan merupakan jenis sel pankreas

paling banyak, sel deltha (D) menghasilkan somatostatin namun fungsinya


belum jelas diketahui, dan sel PP menghasilkan polipeptida pankreas (Brooks,
1984 dalam Bawono, ____).
a. Peranan hormon insulin pada sel sebagai berikut (Bawono, ____) :
1) Mentranslokasi dari GLUT-4 transporter ke membran plasma dan
mengalirkan atau memasukkan glukosa, sintese glikogen, glikolisis dan
sintesis asam lemak.
2) Mengontrol substrat masukan selular , secara jelas mencolok adalah
glukosa di otot dan jaringan adipose.
3) Meningkatkan replikasi DNA dan sintesa protein melalui kontrol dari
serapan asam amino.
4) Memodifikasi aktivitas dari banyak enzim ( pengaruh allosterik ).
5) Meningkatkan sintesis glikogen hormon insulin memfasilitasi
masuknya glukosa ke sel hati dan sel otot; kadar hormon insulin yang
lebih rendah menyebabkan sel hati mengkonversi glikogen menjadi
glukosa dan mengeluarkannya ke dalam darah.
6) Meningkatkan sintesis asam lemak hormon insulin memfasilitasi
masuknya lemak dalam darah ke jaringan adipose yang kemudian dapat
dikonversi menjadi triglycerida; akan terjadi sebaliknya jika kekurangan
dari hormon insulin.
7) Menurunkan proteinolisis mengurangi kekuatan dari pemecahan
protein; kekurangan dari hormon insulin menyebabkan pemecahan
protein.
8) Menurunkan lipolisis mengurangi kekuatan dari konversi dari simpanan
sel lemak lipid ke dalam asam lemak plasma; kekurangan dari hormon
insulin menyebabkan sebaliknya
9) Menurunkan glukoneogenesis menurunkan produksi glukosa dari
berbagai substrat di hati; kekurangan insulin menyebabkan produksi
glukosa dari variasi substrat pada hati dan di tempat lain.

10) Meningkatkan ambilan/ serapan asam amino memfasilitasi penyerapan


dari sirkulasi asam amino; kekurangan insulin akan menghambat
penyerapan.
b. Faktor yang Mengontrol Sekresi Insulin
Kontrol utama atas sekresi insulin adalah sistem umpan balik negatif
langsung antara sel pankreas yang menghasilkan insulin dengan konsentrasi
glukosa dalam darah. Peningkatan kadar glukosa darah, sepeti yang terjadi
setelah proses pencernaan makanan secara langsung akan merangsang sintesa
dan sekresi insulin oleh sel pankreas (Fox, 1998 dalam Bawono, ____).
Dengan adanya kadar insulin yang meningkat, maka akan menurunkan kadar
glukosa darah ke tingkat yang normal karena terjadi peningkatan pemakaian
dan penyimpanan glukosa.
Sebaliknya penurunan kadar glukosa darah akan secara langsung
menghambat sekresi insulin. Penurunan kecepatan sekresi insulin ini
menyebabkan perubahan metabolisme dari keadaan absorptif ke keadaan
pascaabsorptif.Dengan demikian sistem umpan balik negatif sederhana ini
mampu mempertahankan pasokan glukosa ke jaringan secara konstan tanpa
memerlukan fungsi hormon insulin.
Faktor lain yang mengontrol sekresi hormon insulin adalah (Bawono,
____):
(1) Peningkatan kadar asam amino plasma.
(2) Hormon pencernaan utama yang disekresikan oleh saluran pencernaan
sebagai respon adanya makanan.
(3) Sistem saraf otonom

i.

Glukagon
Glukagon bekerja terutama di hati, tempat hormon ini menimbulkan
berbagai efek pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yaitu
(Bawono, ____):

1. Efek pada karbohidrat, mengakibatkan peningkatan pembentukan dan


pengeluaran glukosa oleh hati sehingga terjadi peningkatan kadar glukosa
darah. Glukagon menimbulkan efek hiperglikemik dengan menurunkan
sintesis

glikogen,

meningkatkan

glikogenolisis,

dan

merangsang

glukoneogenesis.
2. Efek pada lemak, mendorong penguraian lemak dan menghambat sintesa
trigliserida. Glukagon meningkatkan pembentukan keton (ketogenesis) di
hati dengan mendorong perubahan asam lemak menjadi badan keton.
3. Efek

pada

protein,

glukagon

menghambat

sintesa

protein

dan

meningkatkan penguraian protein di hati. Stimulasi glukoneogenesis juga


memperkuat efek katabolik glukagon pada metabolisme protein di hati.
Walaupun meningkatkan katabolisme protein di hati, glukagon tidak
memiliki efek bermakna pada kadar asam amino darah karena hormon ini
tidak mempengaruhi protein otot, simpanan protein yang utama di tubuh.
Seperti sekresi insulin, faktor utama yang mengatur sekresi
glukagon adalah efek langsung konsentrasi glukosa darah pada pankreas
endokrin (Sherwood dalam Bawono, ____).Ketika glukosa darah
mengalami penurunan maka sel pankreas meningkatkan sekresi
glukagon.Efek

hiperglikemik

hormon

ini

cenderung

memulihkan

konsentrasi glukosa darah ke tingkat normal. Sebaliknya peningkatan


glukosa darah seperti yang terjadi setelah makan akan menghambat
sekresi glukagon yang juga cenderung memulihkan kadar glukosa ke
kadar normal (Bawono, ____)

ii.

Pengaturan Glukosa Darah


Sangatlah penting bagi tubuh untuk mempertahankan konsentrasi
glukosa darah karena secara normal, glukosa merupakan satu-satunya bahan
makanan yang dapat digunakan otak, retina, epithelium germinal dari gonad.
Sebaliknya, konsentrasi glukosa darah perlu dijaga agar tidak meningkat
terlalu tinggi karena glukosa sangat berpengaruh terhadap tekanan osmotik

cairan ekstraseluler, dan bila konsentrasi glukosa meningkat sangat berlebihan


akan dapat menimbulkan dehidrasi seluler. Selain itu, sangat tingginya
konsentrasi glukosa dalam darah menyebabkan keluarnya glukosa dalam air
seni. Keadaan-keadaan tersebut menimbulkan diuresis osmotik oleh ginjal,
yang dapat mengurangi cairan tubuh dan elektrolit (Guyton dan Hall, 2006).
Faktor yang Mengontrol Sekresi Glukagon
Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil di dalam darah
adalah salah satu mekanisme homeostasis yang diatur paling halus dan sangat
berkaitan erat dengan hormon insulin dan glukagon. Insulin mempunyai efek
meningkatkan ambilan glukosa di jaringan seperti jaringan adiposa dan
otot.Sekresi hormon ini dirangsang oleh keadaan hiperglikemi, kerja insulin
ini disebabkan oleh peningkatan transpor glukosa (GLUT 4) dari bagian
dalam sel membran plasma.Sedangkan kerja glukagon berlawanan dengan
kerja insulin, hormon glukagon menimbulkan glikogenolisis dengan
mengatifkan enzim fosforilase.Glukagon bekerja dengan menghasilkan cAMP
(Murray dkk, 2003).
Hormon-hormon pankreas merupakan zat pengatur terpenting dalam
metabolisme bahan bakar normal. Namun, beberapa hormon lain juga
memiliki efek metabolik langsung walaupun kontrol sekresi mereka dikaitkan
dengan faktor-faktor di luar transisi antara keadaan kenyang dan puasa. Efek
hormon tiroid pada metabolisme intermediat bermacam-macam.Hormon ini
merangsang efek anabolik dan katabolik serta laju metabolisme keseluruhan.
Hormon-hormon stres, efinefrin dan kortisol, keduanya meningkatkan kadar
glukosa dan asam lemak dalam darah.. Selain itu, kortisol dan hormon
pertumbuhan berperan penting dalam mempertahankan kadar gula darah
selama keadaan kelaparan jangka panjang (Sherwood, 2001).

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan diatas dapat disimpulakan bahawa:
1. Hati dapat merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi yang sangat
beragam. Hati terbagi dalam dua belahan utama, kanan dan kiri. Hati memiliki
4 lobus. Dua lobus berukuran besar dan dua lobus lainnya yaitu lobus
kaudatus dan kuadratus yang berada dipermukaan posterior.
2. Kandung empedu (vesika fellea) adalah kantong berbentuk buah pir yang
terletak pada permukaan bawah hati diantara lobus dekstra dan kaudatus hati.
Empedu berperan penting dalam pencernaan dan absorpsi lemak, serta
berperan sebagai alat untuk mengeluarkan hasil buangan dari darah.
3. Pankreas adalah organ lunak yang berjalan miring dan menyilang dinding
posterior abdomen pada regio epigastrium , terletak dibelakang lambung dan
terbentang dari duodenum sampai ke limpa. Organ ini memiliki 2 fungsi :
Bagian eksokrin dari pankreas berfungsi sebagai sel asinar pankreas,
memproduksi cairan pankreas yang disekresi melalui duktus pankreas ke
dalam usus halus.
4. Pengaturan insulin pada metabolism berperan dalam mengendalikan gula
darah. Tubuh menyerap mayoritas karohidrat sebagai glukosa (gula darah).
Dengan meningkatnya gula darah setelah makan, pankreas melepaskan insulin
yang membantu membawa gula darah ke dalam sel untuk digunakan sebagai
bahan bakar dalam proses metabolism. Sedangkan Pengaturan glukagon pada
metabolism bekerja terutama di hati, tempat hormon ini menimbulkan
berbagai efek pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
5. Pengaturan

glukosa

darah

sangatlah

penting

bagi

tubuh

untuk

mempertahankan konsentrasi glukosa darah karena secara normal, glukosa


sangat berpengaruh terhadap tekanan osmotik cairan ekstraseluler.

DAFTAR PUSTAKA

Bawono, Mokhamad Nur. ____. Kontrol Hormon Insulin dan Glukagon dalam
Perubahan Metabolisme Selama Latihan.
Evelyn C. Pearce. 2005. Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis. Jakarta : PT.
Gramedia
Guyton, A. C., dan Hall, J. E., 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.Jakarta
: EGC.
Guyton, A. C., dan Hall, J. E., 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.Jakarta
: EGC.
Murray, R.K., Granner, D.K., Mayes, P.A., dan Rodwell, V.W. (2003). Biokimia
Harper. Edisi 25. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Nurachmah, Elly., Rida Angriani. 2011. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta:
Salemba Medika
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Syaifuddin.2009. Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Watson, Roger. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk perawat eds 10.Jakarta : EGC
Widiastuty, Astri Sri. 2010. Patogenesis Batu Empedu. Jurnal, Volume 1, Edisi, 1
Qomariah, Romadhoni. 2013. Peran Insulin Pada Metabolisme Karbohidrat,Lemak
Dan Protein, Kelaparan Serta Defisiensi Insulin. Dalam internet
[Diakses. 11 September 2014]
http://romadhoniqomariah.blogspot.com/2013/04/peran-insulin-padametabolisme.html

Anda mungkin juga menyukai