Anda di halaman 1dari 3

3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Pencemaran Perairan Oleh Logam


Pencemaran yang terjadi di daerah perairan pesisir sebagian besar berasal

dari aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhannya, baik di darat maupun di


perairan pesisir itu sendiri. Secara alamiah, unsur-unsur logam terdapat di alam,
namun dalam kadar yang sangat rendah. Oleh karena itu, terdapatnya logam dalam
organisme merupakan keadaan normal dalam kehidupan perairan (Simmons, 1981).
Kadar ini meningkat jika terjadi peningkatan jumlah bahan pencemar yang masuk ke
perairan tersebut. Logam di laut berasal dari pembuangan sampah dari kapal-kapal,
pembuangan logam di laut, dan kegiatan lainnya yang berasal dari aktivitas
manusia.
Pada proses koagulasi dalam perairan, ion-ion logam yang semula terikat
pada permukaan partikel akan terperangkap ke dalam partikel yang lebih besar dan
akhirnya mengendap bersama sedimen (Hammer, 1975). Bahan pencemar ini
diadsorpsi pada permukaan luar dari partikel lempung yang berbutir halus, sehingga
sedimen berfungsi sebagai tempat penyimpanan tunggal dan terbesar dari logam
yang terdapat di lingkungan (Solomons et al, 1987).

Gambar 1. Proses masuknya zat pencemar ke lingkungan laut

2.2.

Unsur Berat
Unsur berat ialah unsur yang memiliki densitas lebih besar daripada 5 g/cm3

dan bersifat racun (Pikir, 1993). Berdasarkan sifat kimia dan fisikanya, maka tingkat
atau daya racun logam berat terhadap hewan air dapat diurutkan (dari tinggi ke
rendah) sebagai berikut: merkuri (Hg), kadmium (Cd), seng (Zn), timah hitam (Pb),
krom (Cr), nikel (Ni), dan kobalt (Co). Menurut Darmono (1995) daftar urutan
toksisitas logam

paling tinggi ke

paling rendah terhadap manusia

yang

mengkomsumsi ikan adalah sebagai berikut Hg2+ > Cd2+ >Ag2+ > Ni2+ > Pb2+ >
As2+ > Cr2+ Sn2+ > Zn2+.
Menurut Kementrian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (1990) sifat
toksisitas logam berat dapat dikelompokan ke dalam 3 kelompok, yaitu :

a.

Bersifat toksik tinggi yang terdiri dari atas unsur-unsur Hg, Cd, Pb, Cu, dan Zn.

b.

Bersifat

c.

Bersifat

toksik

sedang

tosik

terdiri

rendah

dari

terdiri

unsur-unsur
atas

Cr,

unsur

Ni,

Mn

dan
dan

Co.
Fe.

Adanya logam berat di perairan, berbahaya baik secara langsung terhadap


kehidupan organisme, maupun efeknya secara tidak langsung terhadap kesehatan
manusia.
1.

ini

berkaitan

dengan

sifat-sifat

logam

berat

yaitu

Sulit didegradasi, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan

dan
2.

Hal

keberadaannya

secara

alami

sulit

terurai

(dihilangkan).

Dapat terakumulasi dalam organisme termasuk kerang dan ikan, dan akan

membahayakan kesehatan manusia yang mengkomsumsi organisme tersebut.


3.

Mudah terakumulasi di sedimen, sehingga konsentrasinya selalu lebih tinggi

dari konsentrasi logam dalam air.


Disamping itu sedimen mudah tersuspensi karena pergerakan masa air yang
akan melarutkan kembali logam yang dikandungnya ke dalam air, sehingga sedimen
menjadi

sumber

pencemar

potensial

dalam

skala

waktu

tertentu.

2.2.1. Zn (Seng)
Seng adalah unsur yang mempunyai simbol kimia Zn dengan nomor
atom 30 serta mempunyai massa molekul relatif 65,39. Sumber utama Zn

berasal dari aktivitas manusia, yaitu dari buanganlimbah dan polusi udara,
sedangkan sumber alami Zn adalah erosi batuan sulfida sfalerit (ZnS) di
sungai (Bryan 1976). Zink dan beberapa bentuk senyawanya digunakan
dalam produksi logam campuran, pelapisan logam, industri pengecoran
logam, alat-alat mobil, pestisida, cat, dan sebagainya (Darmono 1995).
Dampak Zn pada biota laut juga membuat perubahan pada warna dan rasa
dagingnya (Haldstead 1972).

2.3.

Analisis Spektrofotometri
Warna adalah salah satu kriteria untuk mengidentifikasi suatu objek. Pada

analisis spektrofotometri, spektrum radiasi elektromagnetik digunakan untuk


menganalisis

spesies

kimia

dan

menelaah

interaksinya

dengan

radiasi

elektromagnetik. Karena tiap spesies kimia memiliki tingakt energi radiasi yang
berbeda, maka transisi perubahan energinya juga berbeda (Khopkar, 2003).
Gangguan-gangguan saat pengukuran yang dapat menggangu hasil analisa
adalah (Underwood et al, 1984):
1. Sidik jari dan kotoran padat yang melekat kuat pada sel yang digunakan,
sehingga dapat menyerap radiasi dari sinar yang dihasilkan.
2. Penempatan sel dalam sinar harus dihitung kembali.
3. Gelembung gas tidak boleh ada dalam lintasan optik, karena dapat
mengganggu pada saat pembacaan hasil.
4. Ketidakstabilan panjang gelombang pada sirkuit harus diteliti dan diperbaiki.

Anda mungkin juga menyukai