BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
2.2.
Unsur Berat
Unsur berat ialah unsur yang memiliki densitas lebih besar daripada 5 g/cm3
dan bersifat racun (Pikir, 1993). Berdasarkan sifat kimia dan fisikanya, maka tingkat
atau daya racun logam berat terhadap hewan air dapat diurutkan (dari tinggi ke
rendah) sebagai berikut: merkuri (Hg), kadmium (Cd), seng (Zn), timah hitam (Pb),
krom (Cr), nikel (Ni), dan kobalt (Co). Menurut Darmono (1995) daftar urutan
toksisitas logam
paling tinggi ke
yang
mengkomsumsi ikan adalah sebagai berikut Hg2+ > Cd2+ >Ag2+ > Ni2+ > Pb2+ >
As2+ > Cr2+ Sn2+ > Zn2+.
Menurut Kementrian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (1990) sifat
toksisitas logam berat dapat dikelompokan ke dalam 3 kelompok, yaitu :
a.
Bersifat toksik tinggi yang terdiri dari atas unsur-unsur Hg, Cd, Pb, Cu, dan Zn.
b.
Bersifat
c.
Bersifat
toksik
sedang
tosik
terdiri
rendah
dari
terdiri
unsur-unsur
atas
Cr,
unsur
Ni,
Mn
dan
dan
Co.
Fe.
ini
berkaitan
dengan
sifat-sifat
logam
berat
yaitu
dan
2.
Hal
keberadaannya
secara
alami
sulit
terurai
(dihilangkan).
Dapat terakumulasi dalam organisme termasuk kerang dan ikan, dan akan
sumber
pencemar
potensial
dalam
skala
waktu
tertentu.
2.2.1. Zn (Seng)
Seng adalah unsur yang mempunyai simbol kimia Zn dengan nomor
atom 30 serta mempunyai massa molekul relatif 65,39. Sumber utama Zn
berasal dari aktivitas manusia, yaitu dari buanganlimbah dan polusi udara,
sedangkan sumber alami Zn adalah erosi batuan sulfida sfalerit (ZnS) di
sungai (Bryan 1976). Zink dan beberapa bentuk senyawanya digunakan
dalam produksi logam campuran, pelapisan logam, industri pengecoran
logam, alat-alat mobil, pestisida, cat, dan sebagainya (Darmono 1995).
Dampak Zn pada biota laut juga membuat perubahan pada warna dan rasa
dagingnya (Haldstead 1972).
2.3.
Analisis Spektrofotometri
Warna adalah salah satu kriteria untuk mengidentifikasi suatu objek. Pada
spesies
kimia
dan
menelaah
interaksinya
dengan
radiasi
elektromagnetik. Karena tiap spesies kimia memiliki tingakt energi radiasi yang
berbeda, maka transisi perubahan energinya juga berbeda (Khopkar, 2003).
Gangguan-gangguan saat pengukuran yang dapat menggangu hasil analisa
adalah (Underwood et al, 1984):
1. Sidik jari dan kotoran padat yang melekat kuat pada sel yang digunakan,
sehingga dapat menyerap radiasi dari sinar yang dihasilkan.
2. Penempatan sel dalam sinar harus dihitung kembali.
3. Gelembung gas tidak boleh ada dalam lintasan optik, karena dapat
mengganggu pada saat pembacaan hasil.
4. Ketidakstabilan panjang gelombang pada sirkuit harus diteliti dan diperbaiki.