TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Tirotoksikosis ialah manifestasi klinis kelebihan hormon tiroid yang
beredar dalam sirkulasi. Hipertiroidisme adalah tirotoksikosis
yang
3.2 Epidemiologi
Di Inggris prevalensi hipertiroid pada praktek umum 25-30 kasus dalam
10.000 wanita, di rumah sakit 3 kasus dalam 10.000 wanita. Prevalensi
hipertiroid 10 kali lebih sering pada wanita dibanding pria (wanita : 20-27
kasus dalam 1.000 wanita, pria : 1-5 per 1.000 pria). Data dari Whickham
survey pada pemeriksaan penyaring kesehatan dengan Free Thyroxine Index
(FT4) menunjukkan prevalensi hipertiroid pada masyarakat sebanyak 2 %.
Di Indonesia, angka kejadian hipertiroid mencapai 44,44%-48,93% dari
seluruh
penderita
dengan
penyakit
kelenjar
tiroid
dengan
variasi
perbandingan jenis kelamin dan usia (Sumanggar, 1981). Pada usia muda
umumnya disebabkan oleh penyakit Graves sedangkan struma multinodular
toksik umumnya timbul pada usia tua. Di daerah pantai dan kota insidennya
lebih tinggi dibandingkan daerah pegunungan atau di pedesaan.
16
17
3.4 Patogenesis
Perjalanan penyakit hipertiroid biasanya perlahan-lahan dalam beberapa
bulan sampai beberapa tahun. Pada penyakit graves, hipertiroid merupakan
akibat dari antibodi reseptor thyroid-stimulating antibody (TSI) yang
merangsang aktivitas tiroid, sedangkan pada goiter multinodular toksik
berhubungan dengan autonomi tiroid itu sendiri. Pada penyakit graves,
limfosit T menjadi peka terhadap antigen yang terdapat dalam kelenjar tiroid
dan merangsang limfosit B untuk mensintesis antibody terhadap antigenantigen ini. Adanya antibodi dalam darah ini kemudian berkorelasi dengan
18
keadaan
normal
hormon
tiroid
berpengaruh
terhadap
sintesa protein dan lain-lain akan terpengaruh, keadaan ini secara klinis akan
terlihat dengan adanya palpitasi, takikardi, fibrilasi atrium, kelemahan,
banyak keringat, nafsu makan yang meningkat, berat badan yang menurun.
Kadang-kadang gejala klinis yang ada hanya berupa penurunan berat badan,
payah jantung, kelemahan otot serta sering buang air besar yang tidak
diketahui sebabnya. (American Thyroid Association, 2012)
19
IgG + reseptor TSH
(Graves disease)
Kelainan
padaepitelium
kelenjar tiroid
Kerja
Sensitif orbital
Fibroblast dan
otot-otot orbital
T4
Aktivitas CNS
Inflamasi
Infiltrasi limfosit,
sel mast, dan
sel-sel plasma
Pembengkakan
jaringan orbital
Miosin
Miosin
Kontraksi
cardiac muscle
Simpatis
Konsumsi O2
Epinefrin
Kortisol
Cardiac output
HR
aktivitas medula
Spinalis yang
mengatur
tonus otot
Kerja
adrenal
Ekstrapiramidalis
BMR
Nervous
Exopthalmus
Anxiety
Tremor
Takikardia
Sensitivitas
terhadap panas
Perubahan
Degeneratif
otot-otot
ekstraocular
Vasodilatasi
Heat intolerance
Output ATP
Kalor
ATP using
Sekresi
keringat
Blood flow
Curah jantung
Cepat lelah
Polarisasi
Transkripsi Ca2+
Kontraksi-relaksasi
3.5 Diagnosis
Gambaran klinik hipertiroid dapat ringan dengan keluhan-keluhan yang
sulit dibedakan dari reaksi kecemasan, tetapi dapat berat sampai mengancam
jiwa penderita karena timbulnya hiperpireksia, gangguan sirkulasi dan kolaps.
Keluhan utama biasanya berupa salah satu dari meningkatnya nervositas,
berdebar-debar atau kelelahan. Dari penelitian pada sekelompok penderita
didapatkan 10 geiala yang menonjol yaitu (National Institutes of Health,
2008)
Nervositas
Kelelahan atau kelemahan otot-otot
Penurunan berat badan sedang nafsu makan baik
Diare atau sering buang air besar
Intoleransi terhadap udara panas
Keringat berlebihan
Mood swings
20
Tremor
Berdebar-debar
Goiter
Pada pemeriksaan klinis didapatkan gambaran yang khas pasien tegang
disertai cara bicara dan tingkah laku yang cepat, tanda-tanda pada mata,
telapak tangan basah dan hangat, tremor, onchlisis, vitiligo, pembesaran
leher, nadi yang cepat, aritmia, dan tekanan nadi yang tinggi. Atas dasar
tersebut sebenarnya diagnosis klinis sudah dapat ditegakkan (Werner, 1978).
Untuk daerah di mana pemeriksaan laboratorik yang spesifik untuk
hormon tiroid tak dapat dilakukan, penggunaan indeks Wayne dan New
Castle sangat membantu menegakkan diagnosis hipertiroid. Pengukuran
metabolisme basal (BMR), bila basil BMR > 30, sangat mungkin bahwa
seseorang menderita hipertiroid.
Indeks Wayne
Gejala subjektif
Angka
Dispneu deffort
+1
Palpitasi
Gejala Objektif
Ada
Tidak
Tiroid teraba
+3
-3
+2
+2
-2
Capai/lelah
+2
Eksoftalmus
+2
Suka panas
-5
Lid reatraction
+2
Suka dingin
+5
Lid lag
+1
Keringat banyak
+3
Hiperkinesis
+4
-2
Nervous
+2
Tangan panas
+2
-2
Tangan basah
+1
Nadi
Tangan panas
-1
80x/menit
-3
Nafsu makan
+3
80-90 x/menit
Nafsu makan
-3
>90 x/menit
BB
-3
<11 eutiroid
BB
+3
11-18 normal
Fibrilasi atrial
+4
>19 hipertiroid
+3
21
3.6 Penatalaksanaan
Pada dasarnya pengobatan penderita hipertiroidi meliputi :
1) Pengobatan Umum
- Istirahat.
Hal ini diperlukan agar hipermetabolisme pada penderita tidak
makin meningkat. Penderita dianjurkan tidak melakukan pekerjaan
yang melelahkan/mengganggu pikiran balk di rumah atau di tempat
bekerja. Dalam keadaan berat dianjurkan bed rest total di Rumah Sakit.
- Diet.
Diet harus tinggi kalori, protein, multivitamin serta mineral. Hal ini
antara lain karena : terjadinya peningkatan metabolisme, keseimbangan
nitrogen yang negatif dan keseimbangan kalsium yang negatif.
2) Pengobatan Khusus
- Obat antitiroid.
Obat-obat yang termasuk golongan ini adalah thionamide, yodium,
lithium, perchlorat dan thiocyanat. Obat yang sering dipakai dari
golongan thionamide adalah propylthiouracyl (PTU), 1 - methyl - 2
22
dan
diiodotyrosine
(DIT),
serta
menghambat
coupling
MMI mempunyai waktu paruh dan akumulasi obat yang lebih lama
dibanding PTU di clalam kelenjar tiroid. Waktu paruh MMI 6 jam
sedangkan PTU + 11/2 jam
2.
3.
23
beberapa
kemungkinan
yang
dapat
menggagalkan
persiapan operasi,
24
kasus
yang
berat
dan
krisis
tiroid
(Cooper
Ridgway,1986).
- Ablasi kelenjar gondok.
Pelaksanaan ablasi dengan pembedahan atau pemberian I131
1. Tindakan pembedahan
dan
25
lain
adalah
mereka
yang
sulit
dievaluasi
26
gangguan
pada
proses
kelahiran,
tanda-tanda
27
hipertiroid
diduga
mempengaruhi
derajat
Krisis tiroid
Krisis tiroid merupakan suatu keadaan tirotoksikosis yang
sekonyong-konyong menjadi hebat dan disertai antara lain adanya
panas badan, delirium, takikardi, dehidrasi berat dan dapat dicetuskan
oleh antara lain : infeksi dan tindakan pembedahan. (Cooper dan
Ridgway,1986)
Prinsip
tirotoksikosis
pengelolaan
dan
hampir
mengatasi
sama,
yakni
mengendalikan
komplikasi
yang
teijadi.
Untuk
28
3.7 Prognosis
- Hipertiroidisme pada umumnya prognosis baik, jarang sekali
berakibat fatal jika kausal ditangani dengan baik.
- Pada banyak pasien, oftalmopati bisa sembuh sendiri dan tidak
memerlukan pengobatan selanjutnya. Tetapi pada kasus yang berat
hingga ada bahaya kehilangan penglihatan, perlu diberikan
pengobatan glukokortikoid disis tinggi disertai tindakan dekompresi
orbita untuk menyelamatkan mata tersebut.
- Pasien yang menjalani RAI 40-70% mengalami hipotiroidisme
dalam
10
tahun
mendatang.
Hipertiroidisme
bisa
menjadi
3.8 Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah
krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara
spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama
pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang
tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah yang
sangat
besar
yang
menyebabkan
takikardia,
agitasi,
tremor,