Anda di halaman 1dari 19

APOTEK ZENI FARMA

MATA KULIAH : Etika Bisnis (Semester 3)


DOSEN : Dr. Dahmir Dahlan
Disusun Oleh :

Dini Oktaviana

(123 300 66)

PROGRAM STUDI FARMASI S1


FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUSI SAINS DAN TEGNOLOGI NASIONAL
TAHUN 2013

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyelesaikan penyusunan Outline paper dan salah satu bahan kuliah yang relevan
tentang etika dalam berbisnis di sebuah perusahaan yang saya inginkan yaitu dengan
mendirikan Apotek Zeni Farma.
Penulisan outline paper ini merupakan salah satu tugas uts dan persyaratan untuk
menyelesaikan mata kuliah Etika Bisnis pada semester 3 (tiga) oleh dosen pengajar Dr.
Dahmir Dahlan di Institusi Sain dan Tegnologi Nasional. Paper ini disusun secara baik dan
sistematis agar dapat memotivasi kita khususnya saya sehingga mampu menerepkan etika
dalam berbisnis dalam kehidupan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas ini dan kepada dosen pengajar yang telah membimbing kami. Semoga
paper ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Dalam penulisan paper ini, saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi dalam penerapan etika berbisnis. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat saya harapkan guna kelancaran dan penyempurnaan dalam pembelajaran.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Jakarta, 07 November 2013

Penyusun

Streptococcus Pneumoniae Page i


Mikrobiologi & Virologi

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Ruang Lingkup

1
2
3

BAB II KAJIAN TEORI


2.1 Teori Etika Umum

2.2 Teori Etika Khusus

2.3 Terori Etika Bisnis

BAB III ETIKA BISNIS DI PERUSAHAAN


3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6

Nama Perusahaan dan Jenis Usaha


Butir-butir Kode Etik behubungan Negara
Butir-butir Kode Etik dengan Pemodal
Butir-butir Kode Etik dengan Pemasok
Butir-butir Kode Etik dengan Pelanggan
Butir-butir Kode Etik Internal

13
13
14
15
15
16

BAB IV IMPLIKASI

17

DAFTAR PUSTAKA

18

Streptococcus Pneumoniae Page ii


Mikrobiologi & Virologi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Sektor pendidikan dan kesehatan merupakan bidang layanan publik yang

menjadi pendukung utama sektor ekonomi suatu negara. Masih buruknya layanan kesehatan
di

negara

ini,

membuat

sebagian

masyarakat

terutama

masyarakat

kecil beralih

kepada layanan pengobatan alternatif. Peningkatan layanan publik memerlukan pemahaman


yang baik tentang nilai-nilai. Nilai-nilai ialah suatu yang diakui orang berdasarkan perasaan
sebagai sesuatu yang tersusun rapi, orang dapat berbuat terhadap nilai dengan jalan
memikirkan, mengakui, menghargai dan mendorongnya. Dalam kehidupan individu, nilainilai merupakan tenaga pendorong dan pemberi arah dari perilaku, nilaimerupakan fondasi
untuk memahami sikap dan motivasi, oleh karenanya apabila suatu organisasi berkeinginan
menumbuhkan pemahaman tentang nilai-nilai ekonomi dibutuhkan komitmen bersama
diantara anggota organisasi.
Nilai-nilai merupakan sesuatu yang tidak dapat ditangkap begitu saja secara
kebetulan, melainkan diperoleh oleh seseorang melalui proses indrawi (dorongan hidup dan
insting), kata hati (hati nurani) dan ratio (akal). Terdapat empat macam sumber nilai bagi
seseorang, yaitu :
1.
2.
3.
4.

Orang tua,
masyarakat, termasuk lembaga pendidikan dan tempat bekerja,
teman bergaul dan
diri sendiri melalui perjalanan pengalaman dan akalnya.

Pada dasarnya nilai-nilai bisnis yang dipraktekkan bersumber pada etika bisnis yang
hidup dan di praktekkan oleh pandangan manajemen tentang etika bisnis dan pandangan
karyawan tentang etika bisnis. Untuk menentukan etika bisnis yang dipraktekkan dalam suatu
organisasi diperlukan konfirmasi dengan visi dan misi organisasi dan teori tentang etika
bisnis.
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus di wujudkan sesuai
dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagai mana di maksudkan dalam pembangunan UUD
1945 melalui pembangunan Nasional yang berkesinambungan.
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan Nasional bertujuan untuk
mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan gizi masyarakat dan penyediaan obatStreptococcus Pneumoniae Page 1
Mikrobiologi & Virologi

obatan di Apotek dalam rangka peningkatan kualitas dan taraf hidup serta kecerdasan dan
kesejahteraan pada umumnya.
Usaha apotek merupakan suatu kombinasi dari unsur pengabdian profesi farmasi,
usaha sosial dan usaha dagang yang masing-masing aspek ini tidak dapat dipisah-pisahkan
satu dengan lainnya dari usaha apotek. Apotek sendiri merupakan salah satu sarana pelayanan
kesehatan yang melakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi pada
masyarakat. Peraturan mengenai apotek tertuang dalam peraturan Mentri Kesehatan No.
1332/Menkes/SK/X/2002.
Farmasis adalah tenaga ahli yang mempunyai kewenangan dibidang kefarmasian
melalui keahlian yang diperoleh selama pendidikan tinggi kefarmasiaan. Sifat kewenangan
yang berlandaskan ilmu pengetahuan ini memberinya semacam otoritas dalam berbagai
aspek obat atau proses kefarmasian yang tidak dimiliki oleh tenaga kesehatan lainnya.
Farmasi sebagai tenaga kesehatan yang dikelompokkan profesi, telah diakui secara universal.
Lingkup pekerjaannya meliputi semua aspek tentang obat, mulai penyediaan bahan baku obat
dalam arti luas, membuat sediaan jadinya sampai dengan pelayanan kepada pemakai obat
atau pasien. (ISFI, Standar Kompetensi Farmasi Indonesia, 2004).
1.2

Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi semua lapisan

masyarakat melalui pendekatan pemeliharaan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit


(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan peraturan perundang-undangan dengan tidak
memandang agama, golongan dan kedudukan.
Tujuan Khusus
1. Tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan khususnya
untuk saya sebagai kepala apoteker.
2. Meningkatkan kesehatan masyarakat setempat khususnya dan masyarakat pada umumnya.
3. Membuka kesempatan kerja bagi masyarakat dan berupaya meningkatkan kesejahteraan
karyawan
4. Memberikan pelayanan yang profesional kepada masyarakat.
5. Mendapatkan keuntungan dalam berbisnis di bidang kesehatan dengan menerapkan
beberapa aspek etika berbisnis.
1.3

Ruang Lingkup

Streptococcus Pneumoniae Page 2


Mikrobiologi & Virologi

Bagi eksekutif apotek, etika seharusnya berarti kewajiban dan tanggung jawab khusus
terhadap pasien dan klien lain, terhadap organisasi dan staff, terhadap diri sendiri dan profesi,
terhadap pemerintah dan pada tingkat akhir walaupun tidak langsung terhadap masyarakat.
Kriteria wajar, jujur, adil, profesional dan terhormat tentu berlaku juga untuk eksekutif lain di
apotek.
Bagi asosiasi profesi, etika adalah kesepakatan bersama dan pedoman untuk
diterapkan dan dipatuhi semua anggota asosiasi tentang apa yang dinilai baik dan buruk
dalam pelaksanaan dan pelayanan profesi itu.
Untuk dapat mengelola sebuah apotek diperlukan tenaga kerja yang sesuai di bidang,
oleh karenanya diperlukan pengelolaan SDM yang efektif dan efisien sehingga tujuan apotek
dapat tercapai. Apotek Bina Farma merekrut karyawan sebagai berikut :
Apoteker

1 orang

Apoteker Pendamping

1 orang

Asisten Apoteker (AA)

2 orang

Tenaga Administrasi

1 orang

Tenaga Umum

2 orang

Pengrekrutan karyawan dilakukan sesuai kebutuhan dan perkembangan apotek ke depan,


untuk tahun pertama jumlah karyawan sebanyak 5 orang yaitu : seorang apoteker, seorang
apoteker pendamping, seorang tenaga administrasi/ keuangan dan 2 orang asisten apoteker.

BAB II
KAJIAN TEORI
Pengertian Etika
Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat
internasional di perlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia
bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal
dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.

Streptococcus Pneumoniae Page 3


Mikrobiologi & Virologi

Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang
berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia
yang baik, ada dua macam etika yang menentukan baik dan buruknya prilaku manusia :
1. Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional
sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini
sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar
2.

untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola
prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai
sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi
norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

Pengertian etika menurut para ahli antara lain :


Rosita Noer Ajaran (normatif0 dan pengetahuan (positif) tentang yang baik dan yang
buruk menjadi tuntutan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
Etika (Yunani Kuno : ethikos, berarti timbul dari kebiasaan) adalah cabang utama
filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan
penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik,
buruk, dan tanggung jawab.
Drs. H Burhanudin Salam : Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai
norma dan moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
Dan menurut pendapat saya apabila melihat definisi dari etika menurut beberapa ahli,
maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan etika adalah suatu cabang dari
ilmu filsafat yang berbicara tentang perilaku manusia mulai dari baik buruk, benar salah,
tanggung jawab dan di dalam etika terdapat norma-norma.
2.1

Etika Umum
Berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis,

bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral
dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai
baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat dianalogkan dengan ilmu pengetahuan,
yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
2.2

Etika Khusus
Merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang

khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak
Streptococcus Pneumoniae Page 4
Mikrobiologi & Virologi

dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara,
teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana
saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang
dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis. Cara bagaimana
manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar yang
ada dibaliknya.
Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua bagian:
1.

Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap


dirinya sendiri.

2.

Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku
manusia sebagai anggota umat manusia.

Norma Umum dan Norma Khusus


Pengertian Norma
Norma adalah memberi pedoman tentang bagaimana kita harus hidup dan bertindak
secara baik dan tepat, sekaligus menjadi dasar bagi penilaian mengenai baik buruknya
perilaku dan tindakan kita. Macam Norma :
1. Norma Khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau
kehidupan khusus, misalnya aturan olah raga, aturan pendidikan dan lain-lain.
2. Norma Umum sebaliknya lebih bersifat umum dan sampai pada tingkat tertentu
boleh dikatakan bersifat universal.
- Norma Sopan santun/ Norma etiket adalah norma yang mengatur pola perilaku
dan sikap lahiriah dalam pergaulan sehari-hari. Etika tidak sama dengan Etiket.
Etiket hanya menyangkut perilaku lahiriah yang menyangkut sopan santun
atau tata karma.
- Norma Hukum adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh
masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan
kesejahteraan manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
- Norma Moral adalah aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai
manusia. Norma moral ini menyangkut aturan tentang baik buruknya, adil
tidaknya tindakan dan perilaku manusia sejauh ia dilihat sebagai manusia.
Nilai Umum dan Khusus
Pengertian Nilai
Streptococcus Pneumoniae Page 5
Mikrobiologi & Virologi

Nilai telah diartikan oleh para ahli dengan berbagai pengertian, dimana pengertian
satu berbeda dengan yang lainnya. Adanya perbedaan pengertian tentang nilai ini dapat
dimaklumi oleh para ahli itu sendiri karena nilai tersebut sangat erat hubungannya dengan
pengertian-pengertian dan aktivitas manusia yang komplek dan sulit ditentukan batasannya.
Bahkan, karena sulitnya itu Kosttaf (dalam Thoha, 1996 : 61), memandang bahwa nilai
merupakan kualitas empiris yang tidak dapat didefinisikan, tetapi hanya dapat dialami dan
dipahami secara langsung.
a) Nilai Secara Umum
Nilai (value) merupakan sebuah istilah yang menunjukkan sesuatu yang baik,
diinginkan, dan dicita-citakan oleh setiap manusia. Ketika kata ini akan
didefinisikan para ahli mengalami kesulitan. Bahkan Moore dan A.C. Ewing,
menjelaskan bahwa mendefinisikan nilai berdasarkan atas hal-hal lain seperti
rasa nikmat dan kepentingan adalah sesat. Nilai tidak dapat didefinisikan
dengan pengertian-pengertian biasa, namun harus dijelaskan dengan cara yang
lain, seperti dengan menunjukkan contoh-contohnya.
b) Nilai Secara Khusus
Setiap nilai mempunyai daya yang dapat menggerakkan seseorang untuk
mewujudkannya. Nilai estetis umpamanya, selalu mengerakkan dan mendesak
seseorang untuk mewujudkannya lewat karya nyata seperti lukisan, syair, atau
nyanyian. Nilai yang tadinya tidak terlihat menjadi lebih jelas terlihat ketika
diwujudkan dalam karya yang nyata. Selain itu karena keindahnya, orang lain pun
terdorong untuk membelinya dan kemudian memanfaatkannya, bahkan lebih dari
itu, dia memajangnya dan memamerkannya agar orang lain dapat melihat dan
mengaguminya.
Teori Etika
Etika Deontologi
Etika deontologi adalah sebuah istilah yang berasal dari kata Yunani deon yang
berarti kewajiban dan logos berarti ilmu atau teori. Mengapa perbuatan ini baik dan
perbuatan itu harus ditolak sebagai keburukan, deontologi menjawab, karena perbuatan
pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang.

Streptococcus Pneumoniae Page 6


Mikrobiologi & Virologi

Sejalan dengan itu, menurut etika deontologi, suatu tindakan dinilai baik atau buruk
berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Karena bagi etika
deontology yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan
deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori
etika yang terpenting.
Ada tiga prinsip yg harus dipenuhi :
1. Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdasarkan
2.

kewajiban.
Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari
tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang
untuk melakukan tindakan itu, berarti kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu

3.

sudah dinilai baik.


Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal yang niscaya
dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral

universal.
Dengan kata lain, suatu tindakan dianggap baik karena tindakan itu memang baik pada
dirinya sendiri, sehingga merupakan kewajiban yang harus kita lakukan. Sebaliknya, suatu
tindakan dinilai buruk secara moral sehingga tidak menjadi kewajiban untuk kita lakukan.
Bersikap adil adalah tindakan yang baik, dan sudah kewajiban kita untuk bertindak demikian.
Sebaliknya, pelanggaran terhadap hak orang lain atau mencurangi orang lain adalah tindakan
yang buruk pada dirinya sendiri sehingga wajib dihindari.

Etika Teleologi
Etika teleologi yaitu etika yang mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan
tujuan yang hendak dicapai, atau berdasarkan akibatnya yang ditimbulkan atas tindakan yang
dilakukan. Suatu tindakan dinilai baik, jika bertujuan mencapai sesuatu yang baik,atau akibat
yang ditimbulkannya baik dan bermanfaat. Misalnya : mencuri sebagai etika teleology tidak
dinilai baik atau buruk. Berdasarkan tindakan itu sendiri, melainkan oleh tujuan dan akibat
dari tindakan itu. Jika tujuannya baik, maka tindakan itu dinilai baik. Contoh seorang anak
mencuri untuk membiayai berobat ibunya yang sedang sakit, tindakan ini baik untuk moral
kemanusian tetapi dari aspek hukum jelas tindakan ini melanggar hukum. Sehingga etika
teologi lebih bersifat situasional, karena tujuan dan akibatnya suatu tindakan bisa sangat
bergantung pada situasi khusus tertentu. Karena itu setiap norma dan kewajiban moral tidak
bisa berlaku begitu saja dalam situasi sebagaimana dimaksudkan.
Streptococcus Pneumoniae Page 7
Mikrobiologi & Virologi

Filosofinya:
- Egoism
Perilaku yang dapat diterima tergantung pada konsekuensinya. Inti pandangan
egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar
pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang
adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya.Egoisme ini baru menjadi
persoalan serius ketika ia cenderung menjadihedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan
kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar.
Memaksimalkan kepentingan kita terkait erat dengan akibat yang kita terima.
- Utilitarianism
Semakin tinggi kegunaannya maka semakin tinggi nilainya. Berasal dari bahasa
latin utilis yang berarti bermanfaat. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika
membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan
masyarakat sebagai keseluruhan. Dalam rangka pemikiran utilitarianisme, kriteria untuk
menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah the greatest happiness of the greatest
number, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar.
2.3

Teori Etika Bisnis

Pengertian Etika Bisnis


Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup aspek
yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika bisnis dalam suatu
perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubunga yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,
masyarakat.
Indikator Etika Bisnis
Dari berbagai pandangan tentang etika bisnis, beberapa indikator yang dapat
dipakai untuk menyatakan apakah seseorang dan suatu perusahaan telah melaksanakan
etika bisnis dalam kegiatan usahanya antara lain adalah: Indikator ekonomi; indikator
peraturan khusus yang berlaku; indikator hukum; indikator ajaran agama; indikator budaya
dan indikator etik dari masing-masing pelaku bisnis.
1.

Indikator Etika bisnis menurut ekonomi adalah apabila perusahaan atau pebisnis
telah melakukan pengelolaan sumber daya bisnis dan sumber daya alam secara
efisien tanpa merugikan masyarakat lain.

Streptococcus Pneumoniae Page 8


Mikrobiologi & Virologi

2.

Indikator etika bisnis menurut peraturan khusus yang berlaku. Berdasarkan


indikator ini seseorang pelaku bisnis dikatakan beretika dalam bisnisnya
apabila masing-masing pelaku bisnis mematuhi aturan-aturan khusus yang telah

3.

disepakati sebelumnya.
Indikator etika bisnis menurut hukum. Berdasarkan indikator hokum
seseorang atau suatu perusahaan dikatakan telah melaksanakan etika bisnis
apabila seseorang pelaku bisnis atau suatu perusahaan telah mematuhi

4.

segala norma hukum yang berlaku dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.


Indikator etika berdasarkan ajaran agama. Pelaku bisnis dianggap beretika
bilamana dalam pelaksanaan bisnisnya senantiasa merujuk kepada nilai- nilai

5.

ajaran agama yang dianutnya.


Indikator etika berdasarkan nilai budaya. Setiap pelaku bisnis baik secara
individu maupun kelembagaan telah menyelenggarakan bisnisnya dengan
mengakomodasi nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang ada disekitar operasi

6.

suatu perusahaan, daerah dan suatu bangsa.


Indikator etika bisnis menurut masing-masing individu adalah apabila masingmasing pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak mengorbankan integritas
pribadinya.

Prinsip Etika Dalam Berbisnis


Secara umum, prinsip-prinsip yang dipakai dalam bisnis tidak akan pernah lepas dari
kehidupan keseharian kita. Namun prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis sesungguhnya
adalah implementasi dari prinsip etika pada umumnya.
1. Prinsip Otonomi
Orang bisnis yang otonom sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya
dalam dunia bisnis. la akan sadar dengan tidak begitu saja mengikuti norma dan nilai moral
yang ada, namun juga melakukan sesuatu karena tahu dan sadar bahwa hal itu baik, karena
semuanya sudah dipikirkan dan dipertimbangkan secara matang. Dalam kaitan perusahaan
memiliki kewajiban terhadap para pelanggan, diantaranya adalah:
(1) Memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang terbaik dan sesuai dengan
tuntutan mereka;
(2) Memperlakukan

pelanggan

secara

adil

dalam

semua

transaksi,

termasuk pelayanan yang tinggi dan memperbaiki ketidakpuasan mereka;


Streptococcus Pneumoniae Page 9
Mikrobiologi & Virologi

(3) Membuat

setiap

usaha

menjamin

mengenai

kesehatan

dan

keselamatan pelanggan, demikian juga kualitas Iingkungan mereka, akan


dijaga kelangsungannyadan ditingkatkan terhadap produk dan jasa perusahaan;
(4) Perusahaan
harus
menghormati
martabat
manusia
dalam
menawarkan, memasarkan dan mengiklankan produk.
Untuk bertindak otonom, diandaikan ada kebebasan untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan keputusan yang menurutnya terbaik. karena kebebasan adalah unsur
hakiki dari prinsip otonomi ini. Dalam etika, kebebasan adalah prasyarat utama untuk
bertindak secara etis, walaupun kebebasan belum menjamin bahwa seseorang bertindak
secara otonom dan etis. Unsur lainnya dari prinsip otonomi adalah tanggungjawab, karena
selain sadar akan kewajibannya dan bebas dalam mengambil keputusan dan tindakan
berdasarkan apa yang dianggap baik, otonom juga harus bisa mempertanggungjawabkan
keputusan dan tindakannya (di sinilah dimung-kinkan adanya pertimbangan moral).
Kesediaan bertanggungjawabmerupakan ciri khas dari makhluk bermoral, dan
tanggungjawab disini adalah tanggung jawab pada diri kita sendiri dan juga tentunya
pada stakeholder
.
2. Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama jika tidak ada kejujuran, karena kejujuran merupakan
modal utama untuk memperoleh kepercayaan dari mitra bisnis-nya, baik berupa kepercayaan
komersial, material, maupun moril. Kejujuran menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran.
Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang berkaitan dengan kejujuran:
(1) Kejujuran relevan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Pelaku
bisnis disini secara a priori saling percaya satu sama lain, bahwa masingmasing pihak jujur melaksanakan janjinya. Karena jika salah satu pihak
melanggar,

maka

tidak

mungkin

lagi

pihak

yang dicuranginya

mau

bekerjasama lagi, dan pihak pengusaha lainnya akan tahu dan tentunya malas
berbisnis dengan pihak yang bertindak curang tersebut.
(2) Kejujuran relevan dengan penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga
yang baik. Kepercayaan konsumen adalah prinsip pokok dalam berbisnis.
Karena jika ada konsumen yang merasa tertipu, tentunya hal tersebut akan
rnenyebar yang menyebabkan konsumen tersebut beralih ke produk lain.
(3) Kejujuran relevan dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan
yaitu antara pemberi

kerja dan pekerja, dan berkait dengan kepercayaan.

Streptococcus Pneumoniae Page 10


Mikrobiologi & Virologi

Perusahaan akan hancur jika kejujuran karyawan ataupun atasannya tidak


terjaga.
3. Prinsip Keadilan
Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan
aturan yang adil dan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Keadilan berarti tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya. Salah satu teori
mengenai keadilan yang dikemukakan oleh Aristoteles adalah:
(1) Keadilan legal. Ini menyangkut hubungan antara individu atau kelompok
masyarakat dengan negara. Semua pihak dijamin untuk mendapat perlakuan
yangsama sesuai dengan hukum yang berlaku. Secara khusus dalam bidang
bisnis,

keadilan

legal

menuntut agar Negara

bersikap

netral

dalam

memperlakukan semua pelaku ekonomi, negara menjamin kegiatan bisnis yang


sehat dan baik dengan mengeluarkan aturan dan hukum bisnis yang berlaku
secara sama bagi semua pelaku bisnis.
(2) Keadilan komunitatif. Keadilan ini mengatur hubungan yang adil antara orang
yang satu dan yang lain. Keadilan ini menyangkut hubungan vertikal antara
negara dan warga negara, dan hubungan horizontal antar warga negara. Dalam
bisnis keadilan ini berlaku sebagai kejadian tukar, yaitu menyangkut pertukaran
yang fair antara pihak-pihak yang terlibat.
(3) Keadilan distributif. Atau disebut juga keadilan ekonomi, yaitu distribusi
ekonomi yang merata atau dianggap adil bagi semua warga negara. Dalam dunia
bisnis keadilan ini berkaitan dengan prinsip perlakuan yang sama sesuai dengan
aturan dan ketentuan dalam perusahaan yang juga adil dan baik.
4. Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini menuntut agar semua pihak berusaha untuk saling mengun tungkan satu
sama lain. Dalam dunia bisnis, prinsip ini menuntut persaingan bisnis haruslah bisa
melahirkan suatu win-win situation.
5. Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini menyarankan dalam berbisnis selayaknya dijalankan dengan tetap menjaga
nama baiknya dan nama baik perusahaan.
Dari kelima prinsip yang tentulah dipaparkan di atas, menurut Adam Smith, prinsip
keadilanlah yang merupakan prinsip yang paling penting dalam berbisnis. Prinsip ini
menjadi dasardan jiwa dari semua aturan bisnis, walaupun prinsip lainnya juga tidak akan
terabaikan. Karena menurut Adam Smith, dalam prinsip keadilan khususnya keadilan
Streptococcus Pneumoniae Page 11
Mikrobiologi & Virologi

komutatif berupa no harm, bahwa sampai tingkat tertentu, prinsip ini telah mengandung
semua prinsip etika bisnis lainnya. Karena orang yang jujur tidak akan merugikan orang
lain, orang yang mau saling menguntungkan dengan pibak Iain, dan bertanggungjawab untuk
tidak merugikan orang lain tanpa alasan yang diterima dan masuk akal.

BAB III
ETIKA BISNIS PERUSAHAAN
3.1

Nama Perusahaan dan Jenis Usaha


Membangun dan menjalankan rumah sakit, klinik, dan laboratorium tergolong bisnis

dalam bidang kesehatan. Apotek dapat dikategorikan sebagai bisnis yang berkaitan dengan
bidang kesehatan. Salah memberi saran, kurang teliti dalam diagnosis, atau keliru
meresapkan obat bisa berakibat fatal. Bisnis dalam bidang kesehatan sangat beresiko jika
ditinjau dari segi tanggung jawabnya. Pada skala bisnis dalam bidang kesehatan ini mengacu
pada pabrik farmasi atau obat yang kemudian berkembang menjadi konglomerat. Pabrik
farmasi atau obat modern sekarang menghasilkan banyak varians produk, mulai dari obat
gosok hingga makanan/minuman kesehatan, terutama vaksin hewan.
Dalam hal ini saya memilih membangun dan menjalankan sebuah usaha di bidang
kesehatan yaitu dengan mendirikan sebuah apotek bernama Apotek Zeni Farma. Pemilihan
nama tersebut saya ambil dari gabungan nama kedua orang tua saya dan digabung kata Farma
yang artinya memberikan pelayanan kefarmasian dengan profesional.
Nama Perusahaan

: Apotek Zeni Farma

Jenis Usaha

: Usaha Kefarmasian Apotek


milik pribadi (Perdagangan)

Jenis Barang

: Obat-obat, alat kesehatan, dan


pelayanan kefarmasian.

ZENI
FARMA
3.2

Butir-Butir Kode Etik Berhubungan dengan Negara

Streptococcus Pneumoniae Page 12


Mikrobiologi & Virologi

Apotek merupakan tempat yang menyediakan berbagai macam obat, baik resep dokter
ataupun obat-obat yang beredar di masyarakat. Apotek sekarang sudah banyak kita temui
baik di perkotaan ataupun di daerah pedesaan. Peredaran ini tidak lain mengingat pentingnya
keberadaan apotek di kalangan masyarakat.
Agar dapat melakukan usaha-usaha di bidang farmasi dan pekerjaan kefarmasian
sebuah apotek harus memiliki Surat Izin Apotek (SIA) yaitu surat yang diberikan oleh
Menteri Kesehatan kepada Apoteker atau Apoteker bekerja sama dengan pemilik sarana
untuk menyelenggarakan apotek di suatu tempat tertentu.

Izin apotek berlaku untuk

seterusnya selamaapotek yang bersangkutan masih aktif melakukan kegiatan dan Apoteker
Pengelola Apotek dapat melaksanakan pekerjaannya dan masih memenuhi persyaratan.
Pemerintah telah mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan apotek. Dasar
hukum pemberian Izin Mendirikan Apotek Dan Toko Obat berdasarkan kepada peraturan
Undang-Undangan antaranya :
1. Persyaratan Pemohon
2. Syarat mendapatkan Surat Permohonan izin mendirikan apotek
Apabila kesemua syarat telah dipenuhi, kita akan melalui berbagai tahapan dalam
mengurus perijinan tersebut. Untuk mempermudah anda yang berencana mengurus perizinan
apotik, berikut ini alur atau tahapan dalam memngurus perizinan.
Mekanisme Pengajuan Pendirian apotek
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mengajukan berkas permohonan di loket pelayanan


Pemeriksaan berkas (lengkap)
Survey ke lapangan (apabila perlu)
Penetapan SKRD
Proses Izin
Pembayaran di Kasir
Penyerahan Izin pendirian apotek
Dan kami berkomitmen untuk bertindak dengan kejujuran dan integritas dan mematuhi

seluruh hukum dan peraturan yang berlaku ketika menjalankan bisnis dengan pejabat
pemerintah di negara mana pun.
Kita akan mematuhi kebijakan dan hukum pengadaan barang yang berlaku dan
peraturan ketika menjual barang atau jasa kepada pemerintah mana pun.
Kita tidak akan melakukan pembayaran yang tidak pantas untuk mendapatkan
kontrak pemerintah
3.3

Butir-Butir Kode Etik dengan Pemodal


Membuat perjanjian perusahaan antara pemodal dengan penerima modal.

Streptococcus Pneumoniae Page 13


Mikrobiologi & Virologi

Dana Pemodal bukan merupakan harta kekayaan milik pribadi oleh karenanya harus
dipisahkan dari harta kekayaan milik pribadi dan harus dibuat dalam laporan
keuangan.
Investasi dalam jumlah banyak wajib disimpan pada bank yang atas nama milik
perusahaan yang telah ditentukan.
Memungut iuran-iuran yang dikenakan kepada Pemodal berdasarkan Peraturan ini
dalam jumlah sebagaimana ditetapkan dalam peraturan berbisnis.
Pemodal yang telah memenuhi kewajiban berhak untuk mendapatkan hak-haknya
berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Peraturan yang berlaku.
Serta saling bertanggung jawab atas perjanjian yang telah disepakati.
3.4

Butir-Butir Kode Etik dengan Pemasok


Membuat perikatan hukum/perjanjian dalam rangka kepentingan usaha/bisnis dengan pihak
pemasok/supplier dengan memenuhi persyaratan atas sahnya suatu perjanjian.

Dilarang melakukan perbuatan yang melanggar hukum, ingkar janji atas suatu perjanjian
yang sudah disepakati dengan pihak pemasok/supplier.
Tidak menggunakan barang/peralatan dari Pemasok/supplier yang nyata-nyata diketahui

berasal dari perbuatan yang melanggar hukum, misalnya: barang-barang hasil


pencurian dan penggelapan karena alasan harga yang murah.
Wajib melakukan pembayaran-pembayaran terhadap pemasok/supplier sesuai dengan jangka
waktu yang sudah disepakati.

3.5

Kode Etik dengan Pelanggan


Perlihatkan Benefit yang Sensasional
Kami akan memberikan pelayanan kepada pasien penyakit degenaratif untuk
penebusan resep dokter di apotek persekian kali berturutturut, maka akan mendapat

garansi cek laboratorium senilai Rp 200 ribu .


Mekanisme Jemput & Giring Bola
Menggunakan strategi harga murah, maka bisnis apotek anda harus rajin menggaet
pasien, lalu giringlah mereka bahwa tidak akan pernah menyesal bertransaksi di
apotek anda. Tembak juga mindset-nya, bahwa ada benefit yang layak mereka
pertimbangkan dibanding harga yang murah, yakni quality of serve.
Garansi
Pasien hanya membutuhkan satu garansi, yakni kesembuhan / perbaikan setelah
mengkonsumsi produk kefarmasian yang dibeli. Untuk itu perlu kiranya profesi di
apotek & staf memberikan garansi ini. Garansi yang bisa dirasakan & terukur
waktunya, tentu akan membuat pasien lebih mantap & patuh untuk menggunakan

Streptococcus Pneumoniae Page 14


Mikrobiologi & Virologi

produk kefarmasian sesuai fungsinya. Garansi semacam ini juga salah satu alat yang
ampuh untuk membendung persaingan pada level harga murah.
Pelayanan Sensasional
Starting touch setiap keberhasilan transaksi adalah pelayanan. Kunci utama pelayanan
adalah no one customers wrong. Pelayanan sensasional akan membuat pelanggan
menjadi homely, ini juga senjata ampuh untuk meruntuhkan pesaing dengan strategi
jual harga murah.
3.6

Kode Etika Internal


Kami berkomitmen untuk membangun hubungan bisnis yang baik dengan pelanggan

dan pemasok. Kami memastikan hubungan ini dibangun dengan prinsip integritas, standar
etika yang tinggi dan kepatuhan terhadap seluruh hukum dan peraturan yang berlaku untuk
kepentingan bisnis dan operasional kami.
Kami akan membuat keputusan pembelian berdasarkan beberapa kriteria bisnis yang
sesuai seperti harga, kualitas, kepemimpinan teknis, keandalan, dan reputasi dari
pemasok.
Kami akan bersikap jujur ketika menawarkan kualitas, keadaan, atau potensi bahaya
dari produk kami.
Kami tidak akan membuat pernyataan palsu mengenai kompetitor kami.
Kami tidak akan terlibat dalam tindak-tindak perdagangan yang tidak adil,
menyesatkan, atau menipu.
Kami akan mematuhi seluruh hukum yang berlaku ketika mengumpulkan informasi
persaingan usaha.
Kepatuhan Perusahaan

BAB IV
IMPLIKASI

Streptococcus Pneumoniae Page 15


Mikrobiologi & Virologi

Mengejar keuntungan merupakan hal yang wajar, asalkan tidak tercapai dengan
merugikan pihak lain. Bisnis yang etis tidak membawa kerugian bagi bisnis itu sendiri,
terutama apabila dilihat dalam prespektif jangka panjang. Tolak ukur dalam bisnis
kefarmasian atau pun yang lain dikatakan bisnis yang baik menurut sudut pandang hukum
dan ekonomi. Sudut pandang hukum merupakan sudut pandang normatif, karena menetapkan
apa yang boleh dan tidak boleh untuk dilakukan. Dari segi norma, hukum bahkan lebih jelas
dari etika, karena peraturan hukum dituliskan hitam di atas putih dan ada sanksi tertentu
apabila terjadi pelanggaran. Untuk bisnis, sudut pandang hukum tentu penting.
Dalam bisnis modern, keuntungan tersebut kebanyakan berupa uang. Tetapi tidak
selamanya bisnis yang baik jika hanya memberikan manfaat dalam segi ekonomis saja.
Melainkan memperhatikan aspek-aspek lain dalam bisnis. Misalnya aspek keamanan dalam
berbisnis itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
http://ikeyko-bleky.mhs.narotama.ac.id/2012/10/01/etika-umum-dan-etikakhusus/
http://ocianjar.blogspot.com/2013/10/etika-bisnis.html
http://bisnisukm.com/izin-mendirikan-apotek-dan-toko-obat.html

Streptococcus Pneumoniae Page 16


Mikrobiologi & Virologi

Anda mungkin juga menyukai