Anda di halaman 1dari 4

STUDI KASUS SISTEM BASIS DATA TERDISTRIBUSI PADA SISTEM

INFORMASI PEMBAYARAN BIAYA AKADEMIK MAHASISWA SECARA


ONLINE, LANGSUNG TUNAI DAN AUTODEBET (PENARIKAN OTOMATIS)

15 Juni 2013 Muhammad Panji Muslim


I. PENDAHULUAN
1.

SISTEM INFORMASI

Sistem Informasi (SI) adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang
menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen.Dalam arti yang
sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara
orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan
untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi
(TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam
mendukung proses bisnis.
Ada yang membuat perbedaan yang jelas antara sistem informasi, dan komputer sistem TIK,
dan proses bisnis. Sistem informasi yang berbeda dari teknologi informasi dalam sistem
informasi biasanya terlihat seperti memiliki komponen TIK. Hal ini terutama berkaitan
dengan tujuan pemanfaatan teknologi informasi. Sistem informasi juga berbeda dari proses
bisnis. Sistem informasi membantu untuk mengontrol kinerja proses bisnis.
Alter berpendapat untuk sistem informasi sebagai tipe khusus dari sistem kerja. Sistem kerja
adalah suatu sistem di mana manusia dan/atau mesin melakukan pekerjaan dengan
menggunakan sumber daya untuk memproduksi produk tertentu dan/atau jasa bagi
pelanggan.

KOMPONEN
Ini terdiri dari komputer, instruksi, fakta yang tersimpan, manusia dan prosedur.
SI dapat dikategorikan dalam empat bagian:
1.
2.
3.
4.

Sistem Informasi Manajemen


Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Informasi Eksekutif
Sistem Pemrosesan Transaksi

* Nomor 4 Adalah Sistem informasi yang di pakai pada SISTEM INFORMASI


PEMBAYARAN BIAYA AKADEMIK
2.

SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA TERDISTRIBUSI

DBMS (Database Management Sistem) terdistribusi adalah sistem software yang


memungkinkan ditatanya suatu basis data terdistribusi dan membuat distribusi tersebut
transparan bagi setiap pemakai (user).sistem basis data tunggal yang terbagi ke dalam
beberapa penggalan, masing-masing penggalan tersebut akan diletakkan pada suatu atau
beberapa komputer di bawah pengontrolan terpisah oleh DBMS. Komputer-komputer
tersebut terkoneksi dalam suatu jaringan komunikasi.
User mengakses basis data terdistribusi tersebut melalui sebuah aplikasi yang berbasis
database. Aplikasi-aplikasi tersebut tidak diperoleh atau diakses oleh user secara lokal (dari
work-station tempat mereka bekerja), namun diakses secara global dari suatu server yang
terpusat. Kita mengasumsikan bahwa DBMS terdistribisi memiliki paling tidak satu aplikasi
yang global. Oleh karena itu, DBMS terdistribusi akan memiliki beberapa karakteristik
berupa antara lain :
1. Kumpulan data-data logic (yang dapat digunakan secara bersama) terdistribusi pada
beberapa unit komputer yang berbeda.
2. Komputer tersebut terkoneksi ke dalam suatu jaringan komunikasi.
3. Data pada masing-masing unit komputer (work-station) terkontrol oleh suatu DBMS.
4. DBMS pada masing-masing bagian dapat menangani aplikasi-aplikasi local, secara
otomatis.
5. Masing-masing DBMS berpartisipasi paling tidak pada satu apliakasi global.
KEUNTUNGAN SISTEM BASIS DATA TERDISTRIBUSI

Manajemen data terdistribusi dengan tingkat transparansi yang berbeda


Keandalan dan ketersediaan
Peningkatan performa
Ekspansi yang lebih mudah

FUNGSI TAMBAHAN BASIS DATA TERDISTRIBUSI

3.

Keeping track of data


Proses query yang terdistribusi
Manajementransaksi yang terdistribusi
Manajemenreplikasi data
Pemulihan basis data terdistribusi
Keamanan
Manajemendirektori (katalog) terdistribusi
PENGERTIAN AUTODEBET

Autodebet (direct debit) adalah pembayaran elektronik yang dibuat langsung dari rekening
bank, biasanya pada tanggal yang telah ditentukan.
II. PEMBAHASAN
Mengapa perlu autodebet ? pertama Universitas ingin mencoba sistem informasi pembayaran
online dan autodebet agar mempermudah pihak universitas mengatur keuangan akademik

mahasiswa dengan bekerja sama dengan Bank Bank yang ada. Kedua tidak dipungkiri agar
mempermudah mahasiswa tidak perlu mengantri dalam pembayaran.
PEMBAHASAN STUDI KASUS SISTEM BASIS DATA TERDISTRIBUSI PADA
SISTEM INFORMASI PEMBAYARAN BIAYA SEMESTER MAHASISWA SECARA
ONLINE , TUNAI , DAN AUTODEBET
Kasus : Basis Data Terdistribusi Pada Sistem Informasi Pembayaran Semester Secara
Tunai, Online dan Autodebet
Terdapat beberapa kantor Bank Negeri maupun Swasta yang menangani pembayaran Biaya
Semester Mahasiswa pada Universitas Negeri maupun Swasta.
Masing-masing cabang Bank yang terdapat di Universitas Negeri maupun Swasta merupakan
sebuah lokasi pembayaran Semester pada Universitas tersebut dan ada suatu lokasi
(Universitas) seperti contoh di Universitas Pendidikan Indonesia Badan yang mengurus
Akademik maupun Keuangan (BAAK) yang mengelola seluruh data pembayaran Semester.
Masing-masing cabang menangani skema pembayaran Semester :
Untuk Pembayaran Langsung Tunai pada Bank Cabang
skema cabang = ( id_transaksi, nim ,biaya, keterangan , cabang )
Untuk Pembayaran secara Online dan AutoDebet pada Bank Cabang
skema cabang = ( id_transaksi, nim , biaya, keterangan )
Sedangkan skema Pusat BAAK
skema BAAK = ( jumlah SKS, nim ,nama, jurusan, fakultas, )
Untuk menggambarkan perbendaan antara tiga tipe pembayaran, Online , Autodebet , dan
Tunai pada suatu cabang menambah data pembayaran pada sebuah cabang. Jika
pembayaran dilakukan di cabang maka ini dianggap lokal, jika tidak maka dianggap Online.
Tetapi untuk Autodebet Pembayaran akan dilakukan apabila Tabungan Mahasiswa yang ada
di Bank tersebut memenuhi Nominal nya untk melakukan pembayaran , dan itu akan masuk
kedalam rekapan data mahasiswa yang sudah membayar Biaya Semester.
Contoh untuk sebuah pembayaran dimana mahasiswa akan membayar Uang atau Biaya
Semester di cabang A maka data mahasiswa dapat diakses oleh cabang tersebut dan BAAK,
sedang cabang lain tidak bisa.
Pada sistem basis data terdistribusi yang ideal, lokasi akan berbagi skema global. Semua
lokasi akan menjalankan DBMS terdistribusi yang sama dan masing-masing lokasi akan
mengetahui keberadaan yang lainnya. Jika dibangun dari awal sebuah basis data terdistribusi
yang mungkin dapat mencapai tujuan di atas. Namun dalam kenyataannya basis data
terdistribusi harus dibuat dengan menggabungkan beberapa sistem basis data yang sudah ada,
masing-masing dengan skemanya sendiri dan mugkin menjalankan DBMS berbeda. Sistem

semacam ini kadang disebut sistem multi basis data atau sistem basis data terdistribusi
heterogen.
1. Keheterogenan
Komputer yang digunakan pada setiap cabang serta pada pusat BAAK belum tentu sama
spesifikasi dan sistem operasinya.
2 . Keterbukaan
Sistem dapat dikembangkan kembali oleh developer lain apabila masih terdapat kekurangan
atau terdapat kebutuhan yang baru
3. Keamanan
Data yang disimpan pada database dienkripsi terlebih dahulu agar tidak bisa diakses dan
dibaca oleh orang lain diluar sistem.
4. Scalability
Komputer pada suatu cabang dapat ditambah atau ditingkatkan spesifikasinya tanpa harus
mengubah sistem.
5. Penanganan Kegagalan
Saat terjadi kerusakan pada komputer disalah satu cabang, sistem pembayaran Semester akan
tetap berjalan. Komputer pada setiap cabang berdiri secara independen sehingga tidak
mempengaruhi sistem pembayaran.
6. Concurrency
Semua cabang dapat mengakses satu database yang sama yaitu database pusat dalam waktu
bersamaan
7. Transparansi
Sistem pembayaran pada sebuah cabang selain memiliki database sendiri, sistem ini juga
menggunakan database pusat secara bersama-sama dengan cabang lain, namun yang terlihat
hanya menggunakan satu database saja.

Anda mungkin juga menyukai