Oleh :
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
TESIS
Oleh :
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
i
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
ii
Lembar Pengesahan
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,
Direktur
Program Pascasarjana
Universitas Udayana
iii
Ir. I Gusti Putu Suparsa, MT
NIP. 195202201 197812 1 001
Ketua
Anggota
iv
NAMA
NIM
PROGRAM STUDI
JUDUL TESIS
:
:
:
:
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.
Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam tesis ini, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 tahun 2010 dan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Penulis
vi
vii
viii
DAFTAR ISI
ii
iii
iv
vi
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.5.1
Trayek ............................................................................. 13
2.5.2
Rute ................................................................................ 16
2.6.2
2.6.3
2.7
2.8
2.9
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
sistem
Operasional
Angkutan
Khusus
Karyawan .................................................................. 83
3.10.4 Perhitungan Waktu Siklus, Frekwensi dan Headway ..... 83
3.10.5 Perhitungan Kebutuhan Armada dan Penjadwalan ........ 84
3.10.6 Analisis Biaya Operasi Kendaraan ................................... 84
3.10.7 Analisis Penghematan BOK dan Penghematan Konsumsi
BBM ............................................................................... 87
4.2
4.3
4.2.1
4.2.2
5.2
5.3
5.3.2
5.4
5.3.3
5.3.4
5.3.5
5.3.6
5.4.2
5.4.3
5.5
5.5.2
5.5.3
5.6
5.6.2
6.2
LAMPIRAN
Lampiran A
Lampiran B
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Gambar 4.9
Gambar 5.2
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Standar Kualitas Pelayanan Angkutan Umum ............................ 12
Tabel 2.2 Penentuan Jenis Angkutan Berdasarkan Ukuran Kota dan Trayek
Secara Umum ............................................................................ 16
Tabel 2.3 Kapasitas Kendaraan .................................................................. 24
Tabel 2.4 Perbandingan Metode Departemen Perhubungan, Metode DLLAJ,
dan Metode FSTPT (ITB)........................................................... 34
Tabel 3.1 Jumlah Populasi pada Masing-masing SKPD ............................. 74
Tabel 3.2 Perhitungan Jumlah Sampel Berdasarkan Pendapatan keluarga
Responden ................................................................................. 76
Tabel 3.3 Jumlah Sampel Minimum Perlokasi ........................................... 79
Tabel 4.1 Jumlah Kepemilikan Kendaraan ................................................ 90
Tabel 4.2 Cara Menuju Kantor Saat Ini ...................................................... 91
Tabel 4.3 Pendapatan Responden .............................................................. 92
Tabel 4.4 Biaya Transportasi Keluarga ...................................................... 93
Tabel 4.5 Karakteristik Alamat Karyawan Berdasarkan Kelurahan/Desa ... 97
Tabel 4.6 Fasilitas Kendaraan yang diharapkan ......................................... 99
Tabel 4.7 Jenis Kendaraan yang diinginkan ............................................... 99
Tabel 4.8 Pola Layanan yang diinginkan ................................................... 101
Tabel 5.1 Lintasan dan Panjang Trayek Angkutan Khusus Karyawan ....... 113
Tabel 5.2 Estimasi Jumlah Penumpang Kawasan Lumintang Denpasar ..... 115
Tabel 5.3 Estimasi Jumlah Penumpang diluar Kota Denpasar .................... 117
Tabel 5.4 Estimasi Jumlah Penumpang Angkutan Khusus Karyawan ........ 118
Tabel 5.5 Waktu Sirkulasi Tiap Trayek ..................................................... 119
Tabel 5.6 Perhitungan Kebutuhan Kendaraan Operasi ............................... 120
Tabel 5.7 Kebutuhan Halte Layanan ......................................................... 124
Tabel 5.8 Total Biaya Operasional Angkutan Khusus Karyawan per
Tahun ........................................................................................ 140
Tabel 5.9 Total Biaya Operasional Angkutan Khusus Karyawan untuk
Semua Armada ......................................................................... 152
Tabel 5.10 Total Biaya Operasional untuk Seluruh Kendaraan Pribadi .... 153
xiv
Tabel 5.11 Total Biaya Penggunaan BBM Angkutan Khusus Karyawan ..... 154
Tabel 5.12 Total Biaya Penggunaan BBM Kendaraan Pribadi ..................... 155
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kebutuhan akan transportasi menjadi kebutuhan utama manusia dalam
melakukan
pergerakan.
Menurut
Morlok
(1981),
transportasi
adalah
menggunakan ruang jalan yang cukup besar namun daya angkutnya relatif lebih
kecil dibandingkan dengan kendaraan umum. Sehingga, pembangunan prasarana
transportasi seharusnya diimbangi dengan pembangunan sarana angkutan umum
atau yang bersifat massal untuk mengurangi pergerakan kendaraan pribadi dan
memaksimalkan perpindahan orang secara cepat, aman dan efisien. Angkutan
adalah pemindahan orang dan/atau barang dari suatu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan kendaraan (Departemen Perhubungan, 2002). Salah satu
angkutan massal yang dapat diterapkan adalah angkutan khusus karyawan yang
mampu mengurangi penggunaan angkutan pribadi menuju kawasan pusat kegiatan
yang sering menimbulkan bangkitan perjalanan.
Kota Denpasar sebagai Ibu Kota Provinsi Bali merupakan pusat
pendidikan, pemerintahan dan perdagangan yang mengalami pertumbuhan
penduduk dan laju pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat. Sebuah
konsekuensi dari perkembangan kota tentunya menimbulkan permasalahan
perkotaan khususnya di sektor transportasi. Pusat-pusat pemerintahan yang sering
menjadi pusat bangkitan perjalanan menjadi pemicu permasalahan transportasi
yaitu menimbulkan kemacetan pada jam-jam tertentu. Kondisi lalu lintas di Kota
Denpasar pada jam-jam kerja sudah sangat mengkhawatirkan, dimana pada
beberapa ruas jalan utama tepatnya pada kawasan pusat pemerintahan Kota
Denpasar di Lumintang sering menimbulkan kemacetan.
Kawasan Lumintang Denpasar merupakan kawasan pemerintahan Kota
Denpasar yang padat dengan aktivitas perkantoran pemerintahan Kota Denpasar.
Berdasarkan data dari Badan Kepegawaian Kota Denpasar terdapat 15 SKPD
2
Kota Denpasar yang berada di kawasan Lumintang, dengan total jumlah karyawan
mencapai 1.129 orang. Setiap harinya sebagian besar karyawan menggunakan
kendaraan pribadi menuju kawasan ini, apabila setiap karyawan menggunakan
kendaraan sendiri bisa dibayangkan jumlah kendaraan yang memasuki kawasan
Lumintang Denpasar setiap harinya. Hal ini tentunya menimbulkan kepadatan lalu
lintas pada jam-jam sibuk (peak hour) yaitu pagi hari ketika menuju kantor, siang
hari ketika waktu istirahat dan sore hari ketika jam pulang kerja. Berdasarkan
penelitian Ariyasa (2013), tingkat pelayanan simpang disekitar Lumintang
Denpasar telah mencapai tingkat pelayanan F. Kondisi tingkat pelayanan lalu
lintas ini tentunya paling buruk.
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan sarana transportasi yang dapat
mengurangi penggunaan kendaraan pribadi karyawan menuju pusat kegiatan.
Angkutan khusus karyawan merupakan suatu penerapan manajemen lalu lintas
dengan meniru carpooling. Carpooling merupakan sebuah aktivitas menggunakan
kendaraan bersama-sama atau berbagi mobil dalam perjalanan sehingga lebih dari
satu orang berada di dalam mobil dalam satu rute perjalanan. Carpooling ini
mampu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang digunakan menuju pusat
kegiatan dengan satu armada angkutan khusus karyawan. Potensi penggunaan
angkutan khusus karyawan ini sangat perlu dikembangkan, bahkan diharapkan
setiap pusat pemerintahan memiliki angkutan khusus karyawan.
Ketersediaan angkutan umum merupakan hak seluruh masyarakat tidak
terkecuali para karyawan, dimana salah satu pengelolaan dari angkutan umum
adalah angkutan khusus karyawan yang hanya diperuntukkan bagi karyawan.
3
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dibuat suatu rumusan
1.3
Tujuan Penelitian
Secara spesifik tujuan dari penelitian ini adalah:
I.4
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, adapun
di
bidang
transportasi
dalam
upaya
untuk
mengurangi
I.5
Batasan Masalah
Adapun batasan penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Angkutan
Pengertian angkutan berdasarkan pedoman teknis penyelenggaraan
angkutan penumpang umum di wilayah perkotaan dalam trayek tetap dan teratur
Departemen Perhubungan (2002) adalah pemindahan dan/atau barang dari suatu
tempat ke tempat yang lain dengan menggunakan kendaraan. Angkutan
(transport) merupakan suatu kegiatan perpindahan orang dari suatu tempat (asal)
ke tempat lain (tujuan), atau perpindahan barang dari tempat asal ke tempat tujuan
menggunakan sarana berupa angkutan (Warpani, 2002).
2.2
Jenis-jenis Angkutan
Pada dasarnya ada tiga jenis angkutan yaitu angkutan darat, angkutan laut,
10
2.3
yang dipakai untuk mengantar baik bekerja maupun pergi untuk kegiatan lain
yang tempat dan waktunya sudah ditentukan. Pelayanan angkutan khusus
karyawan berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM. 35 Tahun
2003 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan
Umum, dilaksanakan dalam trayek yang melayani dari dan ke satu tujuan sentra
kerja dengan beberapa titik asal penumpang.
Pelayanan angkutan khusus karyawan diselenggarakan dengan cirri-ciri
sebagai berikut :
a. Khusus mengangkut karyawan
b. Berjadwal dan tidak boleh singgah di terminal
c. Menggunakan mobil bus
d. Menggunakan plat tanda nomor warna dasar kuning dengan tulisan hitam
e. Pembayaran dilakukan secara langsung atau tidak langsung oleh karyawan
f. Tidak menaikkan penumpang umum
Kendaraan yang digunakan untuk angkutan karyawan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
10
11
2.4
11
12
Tabel 2.1
Standar Kualitas Pelayanan Angkutan Umum
NO
ASPEK
1.
Waktu Tunggu
2.
3.
4.
5.
6.
PARAMETER
Jumlah waktu tunggu penumpang
menunggu angkutan di pemberhentian
(menit)
- Rata-rata
- Makismum
Jarak
Jarak perjalanan menuju rute angkutan
Perjalanan
kota (meter)
Menuju Rute - Di pusat kota
Angkutan Kota - Di pinggiran kota
Pergantian
Frekwensi penumpang yang berganti
Rute dan Moda moda dalam perjalanan dari / ke tempat
Perjalanan
tujuan (kali)
- Rata-rata
- Maksimum
Waktu
Jumlah waktu yang diperlukan dalam
Perjalanan
perjalanan setiap hari dari / ke tempat
tujuan (jam)
- Rata-rata
- Maksimum
Headway
Waktu antara kendaraan (menit)
- Headway ideal
- Headway puncak
2.5
STANDAR
5 10
10 20
300 - 500
500 1000
01
2
1,0 1,5
23
5 10
23
Kecepatan
30
20 40
20
10 20
20
10
orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan tetap, lintasan tetap dan
jadwal tetap maupun tidak berjadwal. Jaringan trayek adalah kumpulan trayek
12
13
2.5.1 Trayek
Berdasarkan PP No. 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan, trayek
pelayanan jasa angkutan umum dibagi dalam 4 (empat) kelompok, yaitu:
1. Trayek Antar Kota Antar Propinsi, dengan ciri-ciri pelayanan:
a. Mempunyai jadwal tetap.
13
14
b. Pelayanan cepat.
c. Dilayani oleh mobil bus umum.
d. Tersedianya terminal tipe A pada awal pemberangkatan, persinggahan dan
terminal tujuan.
2. Trayek Antar Kota dalam Propinsi, dengan ciri-ciri pelayanan:
a. Mempunyai jadwal tetap.
b. Pelayanan cepat dan atau lambat.
c. Dilayani oleh mobil bus umum.
d. Tersedianya terminal penumpang sekurang-kurangnya tipe B pada awal
pemberangkatan, persinggahan dan terminal tujuan.
3. Trayek Kota, terdiri atas:
a. Trayek Utama, dengan ciri-ciri pelayanan:
1. Mempunyai jadwal tetap.
2. Pelayanan cepat dan atau lambat.
3. Dilayani oleh mobil bus umum.
4. Melayani angkutan antar kawasan utama, antara kawasan utama dan
kawasan pendukung dengan ciri melakukan perjalanan ulang-alik secara
tetap dengan pengangkutan yang bersifat massal.
5. Jarak pendek.
6. Melalui tempat-tempat yang ditetapkan hanya untuk menaikkan dan
menurunkan penumpang.
b. Trayek Cabang, dengan ciri-ciri pelayanan:
1. Mempunyai jadwal tetap.
14
15
angkutan antar
kawasan
pendukung,
antara
kawasan
menurunkan penumpang.
d. Trayek Langsung, dengan ciri-ciri pelayanan:
1. Mempunyai jadwal tetap.
2. Pelayanan cepat.
3. Dilayani oleh mobil bus umum.
4. Melayani angkutan antar kawasan secara tetap yang bersifat massal dan
langsung.
5. Jarak pendek.
Penentuan jenis angkutan berdasarkan klasifikasi trayek dan ukuran kota
berdasarkan Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Umum di Wilayah
Perkotaan Dalam Trayek Tetap dan Teratur, Direktorat Jendral Perhubungan
Darat, Departemen Perhubungan tahun 2002 seperti yang terlihat pada Tabel 2.2.
15
16
Tabel 2.2
Penentuan Jenis Angkutan Berdasarkan Ukuran Kota dan Trayek
Secara Umum
Ukuran Kota
Klasifikasi
Kota Raya
Kota Besar
Kota Sedang
Kota Kecil
Trayek
> 1.000.000
500.000100.000<100.000
Penduduk
1.000.000
500.000
Penduduk
Penduduk
Penduduk
Utama
KA,
Bus Besar
Bus
Besar/ Bus Sedang
Bus
Besar
Sedang
(SD/DD)
Cabang
Bus
Besar/ Bus Sedang
Bus Sedang/ Bus Kecil
Sedang
Kecil
Ranting
Bus Sedang Bus Kecil
MPU (hanya MPU (hanya
/Kecil
roda empat)
roda empat)
Langsung
Bus Besar
Bus Besar
Bus Sedang
Bus Sedang
Sumber: Departemen Perhubungan, 2002
2.5.2 Rute
Dalam perencanaan suatu rute, secara umum dihadapkan pada dua
kepentingan utama, yaitu kepentingan pihak pengguna jasa (penumpang) dan
kepentingan pengelola. Berdasarkan kepentingan penumpang, maka suatu rute
memberikan kemudahan bagi penumpang, nyaman dan cepat dalam memenuhi
kebutuhan mobilitasnya. Sedangkan ditinjau dari kepentingan pengelola, suatu
rute yang baik adalah rute yang akan memperbesar tingkat pendapatan dan
memperkecil biaya operasinya, sehingga secara keseluruhan akan mempertinggi
margin keuntungannya. Untuk memenuhi dua kepentingan tersebut tidaklah
mudah, karena kedua kepentingan tersebut pada kenyataannya bertolak belakang
satu dengan yang lainnya. Dibutuhkan suatu kompromi, yang mampu
memaksimalkan keinginan penumpang dan dilain pihak dapat menghasilkan
tingkat operasi yang menguntungkan pihak pengelola.
16
17
18
18
19
Hasil akhir yang diperoleh dari tahapan ini adalah beberapa (dua sampai
empat) alternatif lintasan rute, dimana semuanya masih dalam koridor daerah
pelayanan.
6. Analisis dan Penentuan Rute terpilih
Dalam analisis rinci yang dilakukan terhadap masing-masing alternatif lintasan
rute, hal-hal yang mendapat perhatian utama adalah potensi demand dan
kondisi serta karakteristik lalu lintas, baik pada ruas maupun pada
persimpangan.
2.6
Perhentian Bus
Perhentian bus adalah lokasi dimana penumpang dapat naik dan turun dari
bus, dan juga lokasi dimana bus dapat berhenti untuk menaikkan dan menurunkan
penumpang
sesuai
dengan
pengaturan
operasional
ataupun
permintaan
20
masalah kapan seharusnya bus berhenti biasanya tergantung pada dua faktor
utama yaitu (Santoso, 1996):
1. Level of travel demand adalah banyaknya pergerakan penumpang yang perlu
diantisipasi oleh operasionalisasi bus pada lintasan rutenya.
2. Jarak berjalan kaki yang masih bisa diterima.
Jarak berjalan kaki adalah jarak dari tempat calon penumpang ke perhentian
bus. Sedangkan jarak yang masih dapat diterima penumpang adalah jarak yang
masih dianggap nyaman bagi calon penumpang untuk berjalan dari tempat
tinggal ke perhentian bus terdekat.
21
lainnya. Untuk beberapa kasus tertentu, bus diatur jadwalnya agar pada saat
mencapai titik transfer ini pada waktu yang bersamaan, sehingga penumpang
yang ingin transfer tidak perlu menunggu.
4. Perhentian bus pada intermoda terminal, dimana penumpang dapat bertukar
moda. Pada perhentian jenis ini pengaturan dan perencanaan yang baik
sangatlah dibutuhkan agar intermodality dapat terjadi secara efisien dan efektif.
22
23
2.7
tertentu dapat didekati dengan beberapa cara. Jika kebutuhan pengangkutan yang
ada atau permintaan aktualnya sudah diketahui, kemudian disediakan sejumlah
kendaraan untuk melayani trayek tersebut sesuai dengan jumlah kebutuhannya,
maka kondisi ini mendekati permintaan pasar (Market Leads Approach). Jika
kondisi diatur sesuai kriteria atau kinerja pelayanan trayek sebagai acuan alokasi
kendaraan pada suatu trayek tertentu, kondisi ini mendekati penentuan jumlah
kendaraan tersebut dengan pendekatan produksi (Production Leads approach).
Jika semata-mata mempertimbangkan rencana tata ruang wilayah dan trayek yang
akan dilayani diperuntukkan untuk mendukung dan mendorong pengembangan
wilayah tersebut pendekatannya mengacu dengan pendekatan arahan perencanaan
(Planning Objectives).
Untuk penentuan jumlah kendaraan pada trayek baru, data tentang
kebutuhan angkutan didapat dari survei wawancara rumah tangga atau survei
sejenis lainnya yang memasukkan pertanyaan tentang preferensi penumpang
terhadap pelayanan yang akan diberikan (Departemen Perhubungan, 2002).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 41 Tahun 1993 tentang
Angkutan Jalan pada pasal 28 ayat (1) menyatakan bahwa Pembukaan trayek
baru dilakukan dengan ketentuan:
a. Adanya permintaan angkutan yang potensial, dengan perkiraan faktor muatan
di atas 70 % (tujuh puluh persen), kecuali angkutan perintis.
b. Tersedianya fasilitas terminal yang sesuai.
23
24
Tabel 2.3
Kapasitas Kendaraan
Kapasitas Kendaraan
Jenis Angkutan
Duduk
Berdiri
Total
8
19
30
79
120
Kapasitas
penumpang perhari/
Kendaraan
250 300
300 400
500 600
1000 - 1200
1500 1800
25
6. Ukur waktu tempuh dari awal sampai ke akhir trayek beserta waktu berhenti di
persinggahan sepanjang lintasan (running time), serta tambahkan waktu
singgah (stand time) yang direncanakan di terminal (WT = waktu tempuh).
7. Tentukan jam operasi per hari (JO = lama operasi per hari).
8. Ukur panjang lintasan trayek (PT = panjang trayek).
9. Taksir rata-rata panjang perjalanan penumpang yang diperkirakan akan
menggunakan trayek tersebut (TL = trip length), dengan rumus:
TL
PT JP
JP
ij
ij
................................................................. 2.1
ij
Keterangan:
TL
PTij
JPij
10. Hitung jumlah kendaraan untuk trayek yang direncanakan dengan rumus
sebagai berikut:
JK
JP
x (PT/TL) x c ............................. 2.2
K x 70% x (JO/WT)
Keterangan:
JK
JP
= Jumlah penumpang.
= Kapasitas kendaraan.
70%
= Faktor muatan.
JO
WT
= Waktu tempuh.
25
26
PT
= Panjang trayek.
TL
= Panjang perjalanan.
2.8
Penjadwalan Bus
Penjadwalan bus adalah pekerjaan untuk memastikan bahwa bus-bus yang
2.9
tetap antara dua terminal. Bus-bus sering berhenti pada rute menaikkan dan
menurunkan penumpang. Di banyak Negara pelayanan demikian dioperasikan
menurut jadwal perjalanan yang disiapkan sebelumnya. Para operator harus
26
27
berusaha setiap hari untuk memastikan bahwa tiap perjalanan bus yang
dioperasikan selalu dalam jadwal, atau paling tidak sedapat mungkin mendekati
waktu yang tepat.
Kebutuhan akan angkutan yang meningkat tanpa dibarengi pembangunan
prasarana yang terencana mengakibatkan beban jalan arteri dan kolektor menjadi
semakin tak tertampung. Jarak yang semakin jauh dari tempat kerja semula,
mendorong penggunaan kendaraan semakin meningkat. Dampak terhadap
kebutuhan akan angkutan tercermin dari peningkatan jumlah kendaraan bermotor,
terutama sepeda motor yaitu jenis kendaraan yang sesuai untuk keperluan seharihari dan terjangkau oleh penghasilan masyarakat menengah (bawah maupun atas).
Persoalan pelayanan angkutan umum penumpang dikota-kota di Indonesia
pada masa kini adalah mutu dan keandalan pelayanan yang belum memadai.
Beberapa indikator kinerja angkutan umum penumpang (Warpani, 2002), adalah:
a) Tarif
Tarif adalah biaya yang dibayarkan oleh pengguna jasa angkutan umum
persatuan berat atau penumpang per km. Penetapan tarif dimaksudkan untuk
mendorong terciptanya penggunaan sarana dan prasarana perangkutan secara
optimum dengan mempertimbangkan lintas yang bersangkutan. Guna
melindungi konsumen, pemerintah menetapkan batas tarif maximum, dan bila
dianggap perlu untuk menjaga persaingan sehat, pemerintah juga menetapkan
tarif minimum, sementara itu tarif harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga
masih memberi keuntungan wajar kepada pengusaha angkutan umum.
27
28
b) Kapasitas kendaraan
Penumpang lebih senang faktor muatan atau kapasitas angkutan yang rendah,
yang dapat diartikan bahwa selalu tersedia tempat duduk bagi mereka, dan
perjalanannya lebih nyaman pada tingkat muatan yang rendah. Selama waktu
sibuk pagi hari sering terjadi faktor muatan angkutan umum sangat tinggi. Pada
tingkat muatan (dinamis) yang melebihi 90% pada jam sibuk pagi memberi
peringatan bahwa pertumbuhan permintaan yang akan terjadi akan melampaui
kapasitas yang tersedia untuk trayek tersebut. Oleh karena itu trayek-trayek
yang faktor muatannya kurang dari 90% pada jam sibuk pagi dari sudut
pandang penumpang bukan merupakan trayek yang mempunyai masalah.
c) Fasilitas
Asuransi, khususnya asuransi kecelakaan, secara keseluruhan merupakan
beban biaya yang tidak sedikit. Asuransi ini menyangkut santunan kepada
penumpang yang meninggal atau cedera, asuransi kendaraan dan asuransi harta
lain milik perusahaan. Dari tahun ke tahun korban kecelakaan dijalan raya
ternyata jauh lebih besar dari pada dilaut maupun diudara. Hal ini
membuktikan bahwa tingkat kehati-hatian dan disiplin dijalan masih sangat
rendah.
d) Waktu perjalanan
Waktu yang diperlukan untuk menjalani setiap ruas trayek. Untuk perjalanan
keluar terminal yang bermula di terminal bus atau daerah terminal maka titik
berangkat dalam terminal bus harus diberlakukan sebagai simpul dan ruas
pertama pada trayek tersebut adalah dari titk tersebut sampai dicapai jaringan
28
29
jalan, untuk perjalanan yang masuk terminal bus maka ruas terakhir dari trayek
itu adalah sedari pintu masuk terminal bus/daerah terminal sampai ke titik para
penumpang turun kendaraan di terminal bus.
e) Frekuensi
Frekuensi mempengaruhi waktu tunggu rata-rata. Penumpang mengharapkan
frekuensi pelayanan yang tinggi hingga waktu menunggunya rendah terutama
kebutuhan akan jasa angkutan memuncak. Untuk pelayanan dalam kota
dianjurkan frekuensi pada jam sibuk sebaiknya 12 kendaraan per jam atau
headway rata-rata 5 menit. Dengan demikian, jika pelayanan suatu tryek
sebanyak 12 kendaraan atau lebih pada jam sibuk, maka pelayanan trayek
tersebut dikatakan tidak ada masalah dilihat dari frekuensinya.
f) Tingkat perpindahan
Dari segi penumpang, pelayanan angkutan umum dikatakan baik jika suatu
trayek melayani secara langsung penumpang tersebut dari asal ke tujuan
perjalanannya tanpa adanya perpindahan antar moda angkutan maupun antar
pelayanan trayek. Jika mereka harus berpindah, maka keseluruhan waktu
perjalanannya akan makin lama dan mereka pun harus mengeluarkan uang
lebih banyak.
g) Umur rata-rata kendaraan.
Kendaraaan baru memberikan beberapa keuntungan potensial kepada
penumpang
dibanding
kendaraan
tua,
oleh
karena
kendaraan
baru
30
2.10
tipe
perkerasan,
kecepatan
operasi,
dan
berbagai
jenis
30
31
32
32
33
33
34
Tabel 2.4
Perbandingan Metode Departemen Perhubungan, Metode DLLAJ,
dan Metode FSTPT (ITB)
Komponen
No
Biaya
Operasi
Kendaraan
1
Biaya
Penyusutan
Biaya
Bunga
Modal
Metode Departemen
Perhubungan
Metode DLLAJ
Biaya
Awak
Kendaraan
- Terdiri
dari
: - Terdiri
dari
: - Terdiri
dari
:
gaji/upah,
biaya
gaji/upah, uang dinas
gaji/upah,
uang
pakaian
dinas,
jalan,
tunjangan
dinas
jalan
ASTEK
sosial, (jasa produksi,
tunjangan sosial,
pengobatan, pakaian
(jasa
produksi,
dinas, ASTEK)
pengobatan,
- Susunan
awak
pakaian
dinas,
kendaraan.
- Susunan
awak
ASTEK)
Patas : 1,6 supir;
kendaraan.
- Susunan
awak
1,6 kondektur
Patas AC : 2 supir;
kendaraan.
Regular: 1,6 supir;
1 kondektur
Patas AC : 2
1,6 kondektur
Patas : 1,6 supir;
supir; 1 kondektur
34
35
Biaya
BBM
B. Sedang : 1,2
supir;
1,2
kondektur
Mikrolet : 1 supir
1,6 kondektur
Regular : 1,6 supir;
1,6 kondektur
B. Sedang : 1,2
supir;
1,2
kondektur
Mikrolet : 1 supir
Asumsi
penggunaan
bahan bakar:
- Patas : solar 4
Km/liter
- Reguler : solar 3,2
Km/liter
- Bus sedang : solar 5
Km/liter
- Mikrolet : bensin 9
Km/liter
Asumsi
penggunaan
bahan bakar:
- Patas AC: solar 2,4
Km/liter
- Patas : solar 4
Km/liter
- Reguler : solar 3,2
Km/liter
- Bus sedang : solar 5
Km/liter
- Mikrolet : bensin 9
Km/liter
35
36
Komponen
Metode Departemen
Biaya Operasi
Perhubungan
Metode DLLAJ
Kendaraan
5
Biaya Ban
penggunaan Asumsi
ban:
penggunaan
ban:
24.000 Km
24.000 Km
6
buah, - Patas
24.000 Km
buah,
24.000 Km
24.000 Km
24.000 Km
sedang
buah, 24.000 Km
24.000 Km
Biaya
Terdiri dari :
Terdiri dari :
Terdiri dari :
- Servis kecil
- Overhoul mesin
Reparasi
- Servis besar
- Servis besar
- Overhoul body
Kendaraan
- Overhoul mesin
- Overhoul mesin
- Penggantian
- Overhoul body
- Overhoul body
- Penambahan
mesin
- Penggantian
24.000 Km
Biaya
oli - Penambahan
mesin
suku - Penggantian
cadang
cadang
- Cuci bus
- Cuci bus
Dihitung
oli - Penggantian
per
Terminal
biaya resmi
50%
suku
- Cuci bus
sebesar
Dimasukkan
mesin
cadang
Retribusi
Biaya
oli
37
langsung
(biaya
pengelolaan kantor)
9
(STNK)
10 Biaya
KIR Dihitung
Kendaraan
per
dua kali
per
tahun
11 Biaya
2,5% per tahun, tetapi 2,5% per tahun, hanya 2,5% per tahun, semua
Asuransi
tidak
Kendaraan
dalam
diasuransikan
biaya
12 Biaya
Susunan
pegawai Susunan
Pegawai
Kantor
pada tabel
pegawai Susunan
dapat
dilihat kantor
pada tabel
Pegawai
pegawai
dapat
dilihat
pada tabel
tersebut Pegawai
tersebut Pegawai
tersebut
adalah untuk setiap 10 adalah untuk setiap 100 adalah untuk setiap 100
kendaraan
SGO
(9 kendaraan
SGO
(90 kendaraan
SGO
(90
sedang
mikrolet
dan (18
kendaraan
untuk mikrolet
37
SO) (18
kendaraan
untuk mikrolet
SO)
38
Komponen
Metode Departemen
Biaya Operasi
Perhubungan
Kendaraan
13 Biaya
- Penyusutan
Pengelolaan
bangunan kantor
Kantor
- Penyusutan
bangunan pool dan
bengkel
- Penyusutan
peralatan kantor
- Penyusutan
peralatan pool dan
bengkel
- Pemeliharaan
kantor,
bengkel
dan peralatannya
- Biaya administrasi
kantor
- Biaya listrik, air
dan telepon
- Biaya perjalanan
dinas
- Pajak bumi dan
bangunan
- Biaya ijin usaha
- Biaya ijin trayek
- Biaya lain-lain
Sumber : FSTPT-ITB, 1997a
2.11
Metode DLLAJ
- Penyusutan
bangunan kantor
- Penyusutan
bangunan pool dan
bengkel
- Penyusutan
peralatan kantor
- Penyusutan
peralatan pool dan
bengkel
- Pemeliharaan
kantor, bengkel dan
peralatannya
- Biaya administrasi
kantor
- Biaya listrik, air dan
telepon
- Biaya
perjalanan
dinas
- Pajak bumi dan
bangunan
- Biaya ijin usaha
- Biaya lain-lain
- Penyusutan
bangunan kantor
- Penyusutan
bangunan pool dan
bengkel
- Penyusutan
peralatan kantor
- Penyusutan
peralatan pool dan
bengkel
- Pemeliharaan
kantor, bengkel dan
peralatannya
- Biaya administrasi
kantor
- Biaya listrik, air dan
telepon
- Biaya
perjalanan
dinas
- Pajak bumi dan
bangunan
- Biaya ijin usaha
- Biaya lain-lain
38
39
HK NR
.................................................................... 2.3
MP
Keterangan:
BP
HK
NR
= Nilai residu.
MP
= Masa penyusutan.
n 1 (HK x i)
..................................................... 2.4
2
MP
Keterangan:
BBMo = Biaya bunga modal per tahun.
HK
MP
= Masa penyusutan.
39
40
c. Biaya Administrasi
Biaya administrasi per tahun dihitung dengan rumus:
Admin / th = PKB / th + KIR / th + IU / th + JR / th + IT / th .......... 2.5
Keterangan:
Admin / th = Biaya administrasi per tahun.
PKB / th
KIR / th
IU / th
JR / th
IT / th
BP / th
BBMo /th
Admin /th
40
41
Gaji/hr
JHO/th
c. Biaya Ban
Biaya pemakaian ban per tahun dihitung dengan rumus:
BB/th =
1
x JPB x JT x HB .............................................. 2.9
DT
Keterangan:
BB/th
DT
42
= Jarak tempuh
HB/unit
JPA
HA
e. Biaya Servis
Biaya servis terdiri atas biaya servis kecil dan biaya servis besar, dihitung
dengan rumus:
BS = BB + OS ...................................................................
2.11
Keterangan:
BS
= Biaya servis.
BB
= Biaya bahan.
OS
= Ongkos servis.
2.12
43
BCK/hr
JHO/th
2.13
Keterangan:
BOKVariabel/th
BAK/th
BBBM/th
BB/th
BPA/th
BS/th
BCK/th
BOK Tetap / th
BOK Variabel / th
2.14
44
2.15
Keterangan:
JT/th
RJT/hr
HO/th
BOK/Km
BOK Total/th
...............................................
JT/th
2.16
Keterangan:
BOK/Km
JT/th
JP/Km
JP / roundtrip
.....................................................
JT / roundtrip
44
2.17
45
Keterangan:
2.12
JP/Km
JP/trip
JT/trip
karyawan baru akan terasa manfaatnya jika dapat memberikan dampak bagi
pengguna angkutan serta memberikan kontribusi bagi pemerintah berupa
penghematan biaya operasional kendaraan (BOK) dan penghematan terhadap
konsumsi BBM. Penghematan BOK dan penghematan BBM yang dimaksud
merupakan penghematan dari segi persepsi penumpang. Sub bab ini menganalisis
perbandingan besarnya biaya perjalanan yang dikeluarkan penumpang jika
menggunakan kendaraan pribadi dengan biaya menggunakan angkutan khusus
karyawan.
Beberapa variabel yang diperlukan untuk menghitung penghematan BOK
dan penghematan BBM berdasarkan persepsi penumpang sebagai berikut:
2.18
2.19
Keterangan:
KP
AKK
46
BBBM KP
BBBM AKK
2.13
TAB
TBA
AB
47
BA
TTA
TTB
K
(kendaraan/jam)
60
.(2.21)
Keterangan :
F
= Frekuensi (kendaraan/jam)
47
48
Jp
X 100%
C
.(2.22)
Keterangan :
Lf
Jp
CT
H x fA
(kendaraan)
(2.23)
48
49
Keterangan :
Jk
CT
FA
2.14
Pengambilan Data
Pengambilan data yang diperlukan dalam penelitian ini dengan
50
51
membuat
pertanyaan
untuk
kuesioner
dan
cara-cara
52
Ciri umum dari teknik ini adalah memakai suatu desain eksperimental untuk
membuat sejumlah alternatif situasi imajiner. Responden kemudian ditanyai untuk
mengindikasi bagaimana mereka akan merespon jika situasi imajiner tersebut
benar- benar ada dalam realitanya. Dalam teknik Stated Preference peneliti dapat
melakukan kontrol terhadap semua faktor yang dibuat dalam alternatif pilihan
yang ditawarkan. Karena teknik ini memungkinkan situasi yang lebih luas dapat
diteliti, yang mana hal ini tidak mudah untuk diukur dengan teknik observasi
aktual (Revealed Preference) yaitu teknik pengumpulan data berdasarkan hasil
observasi yang ada dilapangan.
Teknik observasi lapangan ini sering digunakan namun dirasa memiliki
kelemahan sebagai berikut (Pearmain, 1990):
1. Perilaku yang dapat diamati kemungkinan bukan hal-hal yang diperlukan oleh
peneliti, hal ini umumnya terjadi pada variabel yang merupakan variabel
kualitatif sekunder seperti layanan informasi angkutan umum.
2. Dalam kebijakan yang bersifat baru (contohnya pengoperasian kendaraan
angkutan umum yang baru yang sebelumnya belum ada), tidak ada informasi
bagaimana masyarakat akan memberikan tanggapannya.
3. Untuk memperoleh data yang cukup, diperlukan biaya yang sangat tinggi dan
seringkali data yang diperoleh tidak dapat dimanfaatkan secara optimal,
sedangkan informasi dari operator atau pengusaha angkutan sulit diperoleh.
Menurut Parikesit (1993), dalam perencanaan angkutan umum maupun
transportasi pada umumnya, salah satu unsur yang esensial adalah tersedianya
data yang akurat dalam jumlah yang cukup. Oleh karena itu dicari upaya untuk
52
53
54
55
55
56
1. Tahap identifikasi atribut kunci dan penyusunan paket alternatif. Pilihan semua
atribut esensial harus dipergunakan dan paket - paket alternatif pilihan yang
ditawarkan harus masuk akal dan realistik.
2. Tahap penyusunan formulir survei.
Bentuk penyajian formulir survei dan tata cara memberikan respon pertanyaan
survei harus mudah dimengerti dan berada dalam konteks pengalaman dan
kendala-kendala yang sesuai dengan situasi responden yang diteliti.
3. Tahap penyusunan cara pengambilan data.
Dalam pengambilan data perlu dibuat strategi sampling yang akan dikerjakan
untuk menjamin diperolehnya data yang representative.
4. Tahap pelaksanaan survei Stated Preference.
Dalam tahap pelaksanaan survei ini diperlukan keterangan pendahuluan yang
menerangkan maksud dan tujuan survei, alternatif situasi perjalanan yang
dibuat dan cara memberikan jawabannya.
5. Tahap analisis data Stated Preference.
Untuk menganalisis data stated preference diperlukan model analisis yang
sesuai dengan tujuan analisis dan ketersediaaan data yang ada.
Ortuzar (1990), menyatakan bahwa dalam eksprimen Teknik Stated
Preference memiliki salah satu penyusunan perangkat alternatif pilihan hipotesis
yang dikenal sebagai alternatif yang layak secara teknologis (tecnologically
feasible alternatives). Alternatif ini didasarkan pada faktor-faktor yang
diasumsikan berpengaruh secara kuat dalam masalah yang berkaitan dengan studi.
56
57
58
58
59
59
60
60
61
S=
( x x)
n 1
.......................................................................
2.24
Keterangan :
Se = 0,05 x nilai rata-rata parameter yang dikaji
Se(x) = Se/1,96
2). Untuk populasi yang besarnya tak hingga:
n'
S2
.............................................................................
( Se( x)) 2
2.25
n'
..............................................................................
1 n' /N
61
2.26
62
Keterangan:
x
Standar deviasi
S2
Variansi
Se
(Se(x)) =
Jumlah populasi
62
63
2.15
Keduanya akan muncul serentak, kehadiran yang satu adalah akibat kehadiran
yang lain. Apabila membahas tentang perangkutan, lalu-lintas akan terkena
imbasnya, demikian pula sebaliknya (Warpani, 2002). Permasalahan lalu lintas
perlu diatasi dengan langkah-langkah dan strategi yang spesifik sesuai dengan
latar belakang permasalahan yaitu dengan menerapkan angkutan khusus karyawan
seperti beberapa penelitian sebelummnya.
1. Hasil penelitian Supoyo (2004)
Berdasarkan penelitian Supoyo (2004), prospek pengembangan angkutan antar
jemput karyawan (AJK) di Provinsi Jawa Tengah cukup baik yang terlihat dari
63
64
minat karyawan yang tinggi berdasarkan hasil analisis bahwa waktu tempuh 15
s/d 30 menit, moda dominan untuk ke kantor adalah sepeda motor (44,68%) dan
angkutan umum (41,13%). Hal ini perlu dilakukan pengembangan yang lebih baik
seperti perbaikan/pengembangan dan penambahan armada, adanya kerjasama
dengan pihak swasta, tingkat pelayanan dan fasilitas yang lebih baik serta perlu
dilakukan pengembangan lokasi-lokasi halte baru untuk karyawan yang
tempatnya relatif jauh (tersebar) yang belum terlayani oleh rute yang ada.
2. Hasil penelitian Dewa Ketut Adi Pradnyana (2011)
Penelitian yang terkait dengan angkutan pernah dilakukan di Kawasan
Pendidikan Jalan Kamboja Denpasar pada tahun 2011. Kemacetan yang sering
terjadi pada jam-jam pulang sekolah pada kawasan ini sebagai akibat dari
kegiatan antar jemput siswa sekolah menimbulkan kemacetan lalu lintas.
Sehingga diperlukan sarana transportasi yang dapat mengurangi penggunaan
kendaraan pribadi dengan menyediakan angkutan kota anak sekolah yang di
sediakan oleh pemerintah. Dalam penelitian ini diperoleh 5 trayek angkutan kota
anak sekolah dengan headwaynya 5 menit dan jumlah kendaraan 90 unit. Hasil
analisis finansialnya menyatakan bahwa angkutan kota anak sekolah layak di
semua trayek untuk dioperasikan apabila diterapkan dan dikelola oleh pihak
swasta dan pemerintah berperan dalam pengadaan armada serta penyiapan
fasilitas pendukung lainnya.
3. Hasil Penelitian Dewa Ayu Nyoman Sriastuti (2010)
Penelitian yang lain terkait angkutan juga pernah dilakukan di Kota Denpasar
pada ruas jalan Gunung Agung. Pada ruas jalan Gunung Agung terdapat beberapa
64
65
66
66
67
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Kerangka Penelitian
Pada metode penelitin ini terdapat beberapa langkah-langkah yang harus
68
terkait. Sedangkan data sekunder berupa data jumlah pegawai per SKPD yang
berada pada kawasan Lumintang yang diperoleh dari Badan Kepegawaian Kota
Denpasar dan data sekunder lainnya berupa data dari penjual kendaraan (show
room). Tahap selanjutnya adalah merencanakan operasional angkutan meliputi
estimasi penumpang (demand), penentuan rute pelayanan, pola pelayanan dan
penjadwalan angkutan. Langkah selanjutnya adalah penentuan biaya operasi
kendaraan.
Secara terperinci rancangan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada kerangka
penelitian di bawah ini:
Desain Penelitian
Pengumpulan Data
Data Primer
- Hasil survei kuesioner kepada responden
- Hasil survei wawancara kepada pengelola
angkutan (UPT Transportasi Darat), toko
suku cadang, dan dealer kendaraan.
68
Data Sekunder
Jumlah karyawan
Tempat tinggal karyawan
Karakteristik kendaraan
Peta Jaringan Jalan Kota Denpasar
69
Analisis Biaya :
- Perhitungan BOK Angkutan Khusus Karyawan
- Perhitungan BOK Angkutan Pribadi
Analisis Manfaat :
- Penghematan BOK
- Penghematan Konsumsi BBM
3.2
Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini dipilih kawasan pusat Pemerintahan Kota Denpasar
di Lumintang sebagai lokasi penelitian karena pada kawasan ini merupakan pusat
perkantoran Pemerintah Kota Denpasar. Setiap harinya sebagian besar karyawan
menggunakan kendaraan pribadi untuk menuju kawasan ini. Sehingga kawasan
69
70
70
71
3.3
masalah yang akan diteliti. Pada penelitian ini, studi pendahuluan dilakukan
dengan datang langsung kelokasi penelitian dan mengamati kondisi lalu lintas di
kawasan pusat pemerintahan Kota Denpasar di Lumintang terutama pada jam-jam
71
72
sibuk yaitu pada pagi, siang dan sore hari. Dari hasil pengamatan dan wawancara
dengan beberapa karyawan teridentifikasi permasalahan di kawasan Lumintang
dan sekitarnya adalah kemacetan lalu lintas memang sering terjadi. Kemacetan
ini terutama terjadi pada pagi hari saat jam kerja dimulai dan siang hari pada saat
istirahat dan sore hari ketika jam pulang kerja. Salah satu penyebab kemacetan
memang kegiatan penggunaan kendaraan pribadi untuk pergi dan pulang kerja
yang sebagian besar menggunakan angkutan pribadi terutama sepeda motor.
3.4
lalu lintas yang merupakan kawasan perkantoran di Kota Denpasar. Kawasan ini
menimbulkan bangkitan dan tarikan perjalanan yang cukup besar, sehingga
kawasan ini sering mengalami kemacetan lalu lintas terutama pada jam-jam sibuk.
Penggunaan kendaraan pribadi untuk pergi dan pulang kerja yang berada pada
kawasan ini merupakan salah satu penyebab kemacetan yang sering terjadi pada
kawasan ini. Apalagi sebagian besar dilakukan dengan kendaraan pribadi terutama
sepeda motor. Untuk mengatasi hal ini diperlukan suatu alternatif dengan
manajaemen lalu lintas yang mengutamakan perpindahan orang bukan kendaraan
yaitu dengan penggunaan angkutan khusus karyawan agar penggunaan angkutan
pribadi dapat dikurangi. Agar terjadi keseimbangan antara penyelenggara
angkutan dengan pengguna jasa serta manfaat yang diperoleh dari penerapan
angkutan khusus karyawan, maka diperlukan suatu pengkajian operasional. Dari
72
73
latar belakang dan rumusan masalah, dapat ditetapkan tujuan dalam penelitian ini
adalah seperti yang disebutkan pada Bab I Pendahuluan, halaman 3.
3.5
3.6
Desain Sampel
Desain sampel dilakukan untuk menentukan tata cara penarikan sampel
(teknik sampling) yang digunakan dan menentukan besarnya jumlah sampel yang
akan digunakan pada penelitian. Desain sampel pada penelitian ini meliputi:
1. Menentukan target populasi
Target populasi pada penelitian ini adalah karyawan pada pusat pemerintahan
Kota Denpasar di Lumintang. Populasi pada masing-masing SKPD pada pusat
73
74
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Nama SKPD
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Dinas Koperasi dan UKM
Badan Lingkungan Hidup Kota Denpasar
UPT Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Dinas Tata Ruang dan Perumahan
UPT Transportasi Darat
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
Dinas Pekerjaan Umum
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Denpasar
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Denpasar
Dinas Perijinan / Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Satu
Pintu dan Penanaman Modal
Total
Jumlah
Karyawan
(Orang)
49
42
43
65
73
54
181
86
73
57
148
62
79
39
78
1129
74
75
3.7
Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan (pilot survey) adalah survei skala kecil yang dilakukan
sampel
pada
penelitian ini adalah jumlah pendapatan keluarga tiap bulan responden yang
75
76
Tabel 3.2
Perhitungan Jumlah Sampel Berdasarkan Pendapatan Keluarga Responden
No
Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Jumlah
Pendapatan Keluarga
(Xi)
4.250.000
3.500.000
3.000.000
3.600.000
2.750.000
2.500.000
4.250.000
6.000.000
4.500.000
4.250.000
8.000.000
11.500.000
5.000.000
4.550.000
7.800.000
2.500.000
4.700.000
2.800.000
3.250.000
3.000.000
5.750.000
3.550.000
6.000.000
4.750.000
5.000.000
5.500.000
6.500.000
2.750.000
2.250.000
2.500.000
136.250.000
Rata-rata (X
X)
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
4.541.667
76
(XX-X
- X)
(291.667)
(1.041.667)
(1.541.667)
(941.667)
(1.791.667)
(2.041.667)
(291.667)
1.458.333
(41.667)
(291.667)
3.458.333
6.958.333
458.333
8.333
3.258.333
(2.041.667)
158.333
(1.741.667)
(1.291.667)
(1.541.667)
1.208.333
(991.667)
1.458.333
208.333
458.333
958.333
1.958.333
(1.791.667)
(2.291.667)
(2.041.667)
( X-X
(X
- X )2
85.069.444.444
1.085.069.444.444
2.376.736.111.111
886.736.111.111
3.210.069.444.444
4.168.402.777.778
85.069.444.444
2.126.736.111.111
1.736.111.111
85.069.444.444
11.960.069.444.444
48.418.402.777.778
210.069.444.444
69.444.444
10.616.736.111.111
4.168.402.777.778
25.069.444.444
3.033.402.777.778
1.668.402.777.778
2.376.736.111.111
1.460.069.444.444
983.402.777.778
2.126.736.111.111
43.402.777.778
210.069.444.444
918.402.777.778
3.835.069.444.444
3.210.069.444.444
5.251.736.111.111
4.168.402.777.778
118.795.416.666.667
77
Xi 136.250.000 4.541.667
n
30
(X X) 2
n -1
118.795.416.666.667
2.023.955
(30 1)
S2 = 4.096.393.678.161
= Se/1,65
= 227.083/1,65
= 115.859
Se(x)2 = 115.8592
= 13.423.271.626
77
78
n'
S2
(Se(x)) 2
4.096.393. 678.161
13.423.271 .626
n = 305,1710
n
n'
1 n' / N
305,1710
1 305,1710 / 1129
n = 240,235 ~ 240
49
x 240 10 Sampel
1129
Jumlah sampel per SKPD selengkapnya diperlihatkan pada tabel di bawah ini:
78
79
Tabel 3.3
Jumlah Sampel Minimum Perlokasi
No
Jumlah
Populasi
Nama SKPD
(Orang)
1
2
3
3.8
Jumah
Jumlah
Sampel
Sampel
Minimum
(Orang) (Orang)
49
42
43
10
9
9
25
19
18
65
14
19
73
54
181
86
16
11
39
18
32
17
22
19
73
16
19
57
12
31
148
31
32
62
13
26
79
17
26
39
22
78
17
25
1129
240
352
Pelaksanaan Survei
Pelaksanaan survei pada penelitian ini menggunakan metode stated
80
3.9
81
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber lain yaitu berupa
data atau informasi yang diperoleh dalam format yang sudah tersusun atau
terstruktur, berupa publikasi-publikasi, brosur-brosur melalui pihak lain (lembaga
atau instansi). Adapun data sekunder yang dikumpulkan meliputi:
jumlah
karyawan, nama dan tempat tinggal karyawan, peta kawasan Lumintang dan Kota
Denpasar, serta peraturan-peraturan pemerintah yang terkait.
3.10
hasil berupa data yang siap digunakan pada tahap analisis. Dalam tahap ini terjadi
81
82
pengkategorian data ke dalam parameter analisis. Data awal yang akan diolah
masih berupa kumpulan kuesioner hasil pengisian di lapangan (data mentah).
Kompilasi data bertujuan untuk menkonversikan data mentah menjadi data yang
siap untuk dianalisis. Data yang siap untuk dianalisis dapat ditampilkan dalam
bentuk tabel atau grafik.
82
83
83
84
84
85
86
86
87
87
88
BAB IV
DISKRIPSI DATA
4.1
89
89
90
Tabel 4.1
Jumlah Kepemilikan Kendaraan
No.
Jenis Kendaraan
Jumlah Kendaraan
1
2
3
Kendaraan Roda 4
191
Kendaraan Roda 2
595
Sepeda
295
Jumlah
1081
Sumber : Hasil Kompilasi Data, 2014
Prosentase
(%)
17.67%
55.04%
27.29%
100.00%
91
Tabel 4.2
Cara Menuju Kantor Saat Ini
No.
1
2
3
4
5
Jenis Kendaraan
Jumlah
Kendaraan Umum
2
Sepeda Motor
304
Mobil
43
Diantar
10
Lainnya
1
Jumlah
360
Sumber : Hasil Kompilasi Data, 2014
Prosentase (%)
0.56%
84.44%
11.94%
2.78%
0.28%
100.00%
92
Tabel 4.3
Pendapatan Responden
Pendapatan Responden
Rp. /Keluarga /Bulan
1
< Rp. 2.000.000
2
Rp. 2.000.000 - 3.000.000
3
Rp. 3.000.000 - 5.000.000
4
Rp. 5.000.000 - 10.000.000
5
> Rp. 10.000.000
Jumlah
Sumber : Hasil Kompilasi Data, 2014
No.
Jumlah
(Orang)
49
107
112
73
11
352
Prosentase
(%)
13.92%
30.40%
31.82%
20.74%
3.13%
100.00%
93
katagori yaitu, kurang dari Rp. 150.000, Rp. 150.000 Rp. 250.000, Rp. 250.000
Rp. 350.000, Rp. 350.000 - Rp. 500.000, lebih dari Rp. 500.000.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, biaya transportasi keluarga per
bulan yang memiliki prosentase paling tinggi adalah 26,99% yaitu antara Rp.
350.000 - Rp. 500.000 dan prosentase pengeluaran biaya transportasi keluarga
per bulan yang paling rendah adalah 9,09% yaitu kurang dari Rp. 150.000.
Prosentase jumlah masing-masing katagori biaya trasportasi keluarga per bulan,
diperlihatkan pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4
Biaya Transportasi Keluarga
Biaya Transportasi
Jumlah
Rp. /Keluarga /Bulan
(Orang)
1
< Rp. 150.000
32
2
Rp. 150.000 - 250.000
74
3
Rp. 250.000 - 350.000
82
4
Rp. 350.000 - 500.000
95
5
> Rp. 500.000
69
Jumlah
352
Sumber : Hasil Kompilasi Data, 2014
No.
Prosentase
(%)
9.09%
21.02%
23.30%
26.99%
19.60%
100.00%
94
Gambar 4.1
Prosentase Jarak Perjalanan dari Rumah ke Kantor
Sumber : Hasil Kompilasi Data, 2014
94
95
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, waktu tempuh perjalanan dari rumah ke
kantor yang memiliki prosentase paling tinggi adalah 47,76% yaitu antara 11 20
menit dan prosentase waktu tempuh perjalanan dari rumah ke kantor yang paling
rendah adalah 3,69% yaitu antara 31 40 km dan lebih besar dari 50 menit.
Prosentase jumlah masing-masing katagori waktu tempuh perjalanan dari rumah
ke kantor, diperlihatkan pada Gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.2
Prosentase Waktu Tempuh Perjalanan dari Rumah ke Kantor
Sumber : Hasil Kompilasi Data, 2014
96
Dari hasil survei yang dilakukan, pada Gambar 4.3 dapat memberikan
gambaran secara jelas bahwa 75% (264 orang) responden berminat untuk beralih
dari kendaraan yang digunakan saat ini menggunakan angkutan khusus karyawan
dan 25% (88 orang) responden tidak bersedia beralih menggunakan angkutan
khusus karyawan.
Gambar 4.3
Prosentase Minat Karyawan Terhadap Pemakaian Angkutan Khusus Karyawan
Sumber : Hasil Kompilasi Data, 2014
96
97
97
98
Tabel 4.5
Karakteristik Alamat Karyawan Berdasarkan Kelurahan/Desa
Denpasar Jumlah
Denpasar
Persen
Utara
(Orang)
Timur
Pemecutan
Dangin Puri
1
2
0,76%
Kaja
Klod
Dauh Puri
Penatih
2
19
7,20%
Kaja
Dangin Puri
Sumerta
3 Ubung Kaja
18
6,82%
Kauh
Peguyangan
Sumerta
4
6
2,27%
Kaja
Kaja
Peguyangan
Sumerta
5
4
1,52%
Kangin
Klod
Dangin Puri
Kesiman
6
0,00%
Kauh
Kertalangu
Dangin Puri
Kesiman
7
4
1,52%
Kaja
Petilan
Dangin Puri
8
6
2,27% Dangin Puri
Kangin
No
Jumlah
(Orang)
Persen
1,14%
1,89%
1,52%
3,03%
1,89%
0,00%
9 Peguyangan
20
7,58% Kesiman
10 Ubung
11 Tonja
Total
1
7
87
0,38% Sumerta
2,65% Penatih
32,95% Total
3
7
46
Denpasar Jumlah
Denpasar
Persen
Barat
(Orang)
Selatan
Pemecutan
3
1,14% Sidakarya
Kelod
Padangsam
1
0,38% Pemogan
bian Kelod
Dauh Puri
Sanur Kaja
Kangin
Dauh Puri
3
1,14% Sanur Kauh
Kauh
Dauh Puri
1
0,38% Serangan
Kelod
Padangsam
6
2,27% Pedungan
bian Kaja
Tegal
2
0,76% Sesetan
Harum
Jumlah
Persen
(Orang)
Jumlah
(Orang)
Persen
a. Abiansemal
19
7,20%
b. Sukawati
12
4,55%
0,76%
c. Kuta Utara
14
5,30%
0,00%
d. Mengwi
14
5,30%
2,27%
e. Petang
0,38%
3,03%
f. Kuta Selatan
1,14%
g. Tabanan
2,27%
Lain-Lain
0,38%
1,52% Panjer
2,27%
2,27% Renon
1,52%
4
3
33
1,52% Sanur
0,00%
1,14%
12,50% Total
29
10,98% Total
Total Jumlah Responden (Orang)
Jumlah Persentase
69
26,14%
264
100,00%
99
Gambar 4.4
Karakteristik Alamat Karyawan Berdasarkan Kecamatan
Sumber : Hasil Kompilasi Data, 2014
100
Kecil (kapasitas 35 orang). Pendapat ini diperoleh dari responden yang bersedia
beralih menggunakan angkutan khusus karyawan.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap responden yang bersedia
beralih ke angkutan khusus karyawan, sebagian besar mengharapkan kendaraan
dilengkapi fasilitas AC yaitu sejumlah 256 orang (96,97%) sedangkan dengan
kendaraan tanpa AC sejumlah 8 orang (3,03%). Kemudian jenis kendaraan yang
diharapkan oleh responden yang bersedia beralih menggunakan angkutan khusus
karyawan yaitu sebanyak 213 (80,68%) orang menginginkan menggunakan
kendaraan minibus dan 51 (19,32%) orang menginginkan menggunakan bus kecil.
Prosentase jumlah masing-masing katagori fasilitas kendaraan yang diinginkan
karyawan yang bersedia menggunakan angkutan khusus karyawan dapat dilihat
pada Tabel 4.6 dan Tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.6
Fasilitas Kendaraan yang diharapkan
Jumlah
(Orang)
1
Dengan AC
256
2
Tanpa AC
8
Jumlah
264
Sumber : Hasil Kompilasi Data, 2014
No
Fasilitas Kendaraan
Prosentase
(%)
96.97%
3.03%
100.00%
Tabel 4.7
Jenis Kendaraan yang diinginkan
Jumlah
(Orang)
1
Minibus
213
2
Bus Kecil
51
Jumlah
264
Sumber : Hasil Kompilasi Data, 2014
100
No
Jenis Kendaraan
Prosentase
(%)
80,68%
19,32%
100.00%
101
Gambar 4.5
Kesediaan Pengaturan Jam Kerja Per SKPD
Sumber : Hasil Kompilasi Data, 2014
102
Alternatif Layanan
Jumlah
(Orang)
Prosentase
(%)
199
75.38%
65
264
24.62%
100.00%
102
103
Gambar 4.6
Rata-rata Melakukan Perjalanan Keluar Kantor
Sumber : Hasil Kompilasi Data, 2014
104
Keperluan lainnya
Gambar 4.7
Keperluan Pergerakan Keluar Kantor yang Biasa Dilakukan
Sumber : Hasil Kompilasi Data, 2014
104
105
106
b. Harga kendaraan
Rp. 238.000.000,00
c. Tahun kendaraan
2014
d.
Solar
Jenis BBM
1 : 10 Km
: AC
106
107
Gambar 4.8
Tampak depan dan belakang Isuzu NKR 55 Long Wheel Base
Sumber: Dealer Isuzu, 2014
107
108
Gambar 4.9
Isuzu NKR 55 Long Wheel Base dan Fasilitasnya
Sumber: Dealer Isuzu, 2014
b. Harga kendaraan
Rp. 186.200.000,00
c. Tahun kendaraan
2014
d.
Premium
Jenis BBM
108
109
1 lt : 10 Km
: AC
Gambar 4.10
Avanza Veloz dan Fasilitasnya
Sumber: Dealer Toyota, 2014
109
110
b. Harga kendaraan
Rp. 15.950.000,00
c. Tahun kendaraan
2014
d.
Premium
Jenis BBM
1 lt : 60 Km
Gambar 4.11
Vario NC 110 CW/AT
Sumber: Dealer Honda, 2014
110
111
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
6.1
lokasi kebutuhan demand, berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan pada
352 responden yang mewakili 1.129 populasi. Dari hasil survei stated
preference diperoleh data responden yang bersedia menggunakan angkutan
khusus karyawan sebesar 264 orang atau 75% dari 352 responden. Selanjutnya
data dari hasil survei terhadap karyawan tersebut dipetakan pada ruas jalan
pada wilayah studi.
Tahapan perencanaan operasi angkutan diawali dengan penentuan rute
pelayanan yaitu usaha dalam memilih alternatif daerah pelayanan yang terbaik
sesuai lokasi demand atau tempat tinggal karyawan, yang akan dijadikan sebagai
koridor daerah pelayanan definitif. Terdapat beberapa kriteria - kriteria dasar
dalam melakukan evaluasi penentuan koridor daerah pelayanan definitif ini yaitu
besarnya potensi demand dan lokasi demand berada, luas daerah pelayanan dan
kondisi struktur serta konfigurasi prasarana lain yang tersedia.
Berdasarkan data dari responden yang bersedia menggunakan angkutan
khusus karyawan, kemudian diperoleh data-data tempat tinggal karyawan yang
kemudian direkapitulasi dan dipetakan pada peta jaringan jalan Kota Denpasar.
Dalam penentuan trayek ini, tentunya memperhatikan jalur-jalur yang dilalui oleh
111
112
112
113
DU 01
LUMINTANG - UBUNG
DS 01
LUMINTANG - RENON
DB 01
LUMINTANG G. AGUNG
DT 01
LUMINTANG KAMBOJA
Gambar 5.1
Peta Rancangan Jaringan Trayek Angkutan Khusus Karyawan
Sumber: Hasil Analisis, 2014
113
114
Tabel 5.1
Lintasan dan Panjang Trayek Angkutan Khusus Karyawan
NO
KODE
NAMA
TRAYEK
DU-01
Lumintang - Ubung
DT-01
Lumintang Kamboja
DB-01
Lumintang
Gunung Agung
DS-01
Lumintang Renon
JARAK
(KM)
RUTE (JALAN)
PP
6,5
Puspem Lumintang - Jl. A. Yani Jl.
Lembu Sora - Jl. Kertanegara Jl.
Kendedes Jl. Cokroaminoto Jl. Gatot
Subroto Puspem Lumintang
10,5
Puspem Lumintang Jl. Gatot Subroto
Jl. Nangka Jl. Patimura Jl. WR
Supratman Jl. Kamboja Jl. Angsoka Jl. Melati Jl. Surapati Jl. Kapten
Agung Jl. Kapten Regug Jl.
Sugianyar Jl. P. Bliton Jl. Pulau
Sumatra Jl. Hasanudin Jl. Thamrin
Jl. Gajah Mada Jl. Kartini Jl. A Yani
Jl. Maruti Jl. Cokroaminoto Jl.
Gatot Subroto Puspem Lumintang
10
Puspem Lumintang Jl. Gatot Subroto
Barat Jl. Kebo Iwa Jl. Gunung
Agung Jl. Setia Budi Jl.
Cokroaminoto Jl. Gatot Subroto
Puspem Lumintang
17,5
114
115
Penentuan masing-masing rute dibuat agar mampu melayani pusatpusat demand yaitu lokasi tempat tinggal karyawan dan terkoneksi dengan
jaringan trayek Bus Trans Sarbagita serta terkoneksi juga dengan pelayanan
angkutan pengumpan yang di rancang oleh Pemerintah Provinsi Bali. Jumlah
dan pola jaringan trayek angkutan Bus Trans Sarbagita serta angkutan
pengumpannya dapat dilihat pada lampiran A.5.
Jalur lintasan angkutan khusus karyawan juga disusun untuk menghindari
tumpah tindih dengan trayek lainnya, terjadinya konektivitas antara jaringan
angkutan khusus karyawan dengan jaringan angkutan lainnya, serta dirancang
untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat secara menyeluruh. Misalnya
lintasan angkutan khusus karyawan pada trayek Denpasar Selatan yaitu DS-01
(Lumintang-Renon) rute lintasannya hanya melewati Jl. Puputan kemudian
menuju Jl. Diponogoro hal ini diharapkan agar penumpang menggunakan trayek
angkutan pengumpan atau pelayanan angkutan kota lainnya yang melewati ruas
jalan itu. Selain lintasan yang berbeda, trayek ini akan memiliki pola layanan
operasional yang berbeda dengan angkutan umum yang ada khususnya dilihat dari
penumpang yang diangkut hanya karyawan Pusat Pemerintahan Kota Denpasar di
Lumintang yang jam operasinya sesuai dengan jam berangkat dan pulang kerja
karyawan serta sistemnya yang antar jemput pada tempat pemberhentian yang
telah ditentukan.
Untuk mengantisipasi penumpukan penumpang pada lokasi transfer
penumpang angkutan khusus karyawan akan disediakan halte khusus pada
simpang-simpang yang lintasannya bersinggungan.
115
116
6.2
hasil survei stated preference pada 352 sampel. Dari hasil survei tersebut
kemudian diperoleh jumlah responden yang berminat menggunakan angkutan
khusus karyawan adalah sebesar 264 orang atau sebesar 75% dari jumlah
sampel yang di ambil sebesar 352 sampel. Dari hasil survei tersebut, maka dapat
di estimasi jumlah penumpang yang akan dilayani angkutan khusus karyawan
pada kawasan Lumintang Denpasar adalah sebesar 75% x 1.129 orang (jumlah
seluruh populasi) = 847 orang.
Dari data tersebut diketahui alamat karyawan berkisar 32,95 % berada di
wilayah Denpasar Utara, 26,14% diluar Denpasar, 17,42 % di wilayah Denpasar
Timur, 12,50 % di wilayah Denpasar Barat dan 10,98 % berada di wilayah
Denpasar Selatan seperti yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya, sehingga
dapat di estimasi jumlah penumpang pada tiap-tiap trayek dengan tujuan kawasan
pusat Pemerintahan Kota Denpasar di Lumintang seperti pada Tabel 5.2 berikut.
Tabel 5.2
Estimasi Jumlah Penumpang Kawasan Lumintang Denpasar
No
Kode
Trayek
Trayek
Total
Jumlah
Karyawan
f=dxe
1
2
DU-01
DT-01
847
847
32,95%
17,42%
279
148
847
12,50%
106
847
10,98%
73,86%
93
626
Lumintang - Ubung
Lumintang - Kamboja
Lumintang - Gunung
3
DB-01
Agung
4
DS-01 Lumintang - Renon
Jumlah
Sumber : Hasil Analisis, 2014
116
117
117
118
Tabel 5.3
Estimasi Jumlah Penumpang diluar Kota Denpasar
No
Kode
Trayek
Trayek
Total
Jumlah
Karyawan
DU-01
Lumintang Ubung
Lumintang Kamboja
Lumintang 3
DB-01
Gunung Agung
Lumintang 4
DS-01
Renon
Jumlah
Sumber : Hasil Analisis, 2014
2
DT-01
847
Wilayah yang
Dilewati
e
Abiansemal,
Mengwi,
Petang,
Tabanan
Estimasi
Jumlah
Penumpang
(Orang)
f=dxe
15,15%
128
847
Sukawati
4,55%
38
847
Kuta Utara
5,30%
45
847
Kuta
Selatan
1,14%
10
26,14%
221
118
119
Tabel 5.4
Estimasi Jumlah Penumpang Angkutan Khusus Karyawan
No
Kode
Trayek
DU-01
Trayek
Jumlah Pnp
yang
Berminat
(Orang)
Jumlah Pnp
diluar Kawasan
(Orang)
Jumlah
(Orang)
279
128
407
148
38
186
106
45
151
93
626
10
221
103
847
Lumintang - Ubung
Lumintang 2
DT-01
Kamboja
Lumintang 3
DB-01
Gunung Agung
4
DS-01 Lumintang - Renon
Jumlah
Sumber : Hasil Analisis, 2014
6.3
120
masing-masing trayek. Berikut contoh perhitungan waktu siklus pada trayek DU 01 lintasan Lumintang Ubung PP :
CTABA = (TAB +TBA) + (AB + BA) + (TTA +TTB)
Waktu perjalanan rata-rata dari A B A
(TABA) = 13 menit
= 1 menit x 5
Tabel 5.5
Waktu Sirkulasi Tiap Trayek
Nama
Trayek
Kode
b
DU-01
DT-01
DB-01
DS-01
c
Lumintang Ubung
Lumintang Kamboja
Lumintang G. Agung
Lumintang Renon
Roundtrip
A-B-A
(Km)
d
Waktu
Tempuh A Jumlah Titik
ke B ke A Perhentian
(Menit)
e
f
Waktu
Berhenti
(Menit)
Waktu
Sirkulasi
(Menit)
h = e + (f x g)
6,500
13,0
10
1,0
23
10,500
21,0
1,0
30
10,000
20,0
1,0
28
17,500
35,0
23
1,0
58
121
Jk (Jumlah Kendaraan)
CT
18
9 kendaraan
H x fA
2 x 100%
Tabel 5.6
Perhitungan Kebutuhan Kendaraan Operasi
Nama
Trayek
Waktu
Jarak (Km) Sirkulasi CT
(Menit)
Headway
(Menit)
Faktor
Angkutan
Kota / Fa
(a)
Kebutuhan
Kendaraan
Per Shift
No
Kode
DU-01
Lumintang Ubung
6,500
23,0
100%
DT-01
Lumintang Kamboja
10,500
30,0
10
100%
DB-01
Lumintang G. Agung
10,000
28,0
10
100%
DS-01
Lumintang Renon
17,500
58,0
100%
Jumlah
21
122
kendaraan
perlu
dilakukan
untuk
mengatur
jam
123
harus berangkat pada pukul 06.00 Wita sehingga akan sampai kembali di Pusat
Pemerintahan di Lumintang pada pukul 06.58 Wita.
khususnya
UPT
Transportasi
Darat.
Pada
penelitian
ini
pelayanan
angkutan
khusus
karyawan
akan
dilakukan
124
Gambar 5.2
Contoh Desain Halte Portable Angkutan Khusus Karyawan
Penentuan jumlah halte pada layanan ini adalah berdasarkan hasil survei
lapangan pada lintasan yang telah disusun sehingga diperoleh titik perpotongan
antar trayek lainnya dan belum terdapat halte selain itu juga memperhatikan
besarnya estimasi jumlah penumpang pada masing-masing lintasan.
Pada tahap awal pelaksanaan dibutuhkan halte sebanyak 50 unit dapat
dilihat pada Tabel 5.7, untuk lokasi penempatannya dapat dilihat pada gambar
peta lokasi halte selengkapnya pada lampiran A.3.
124
125
Tabel 5.7
Kebutuhan Halte Layanan
No.
Kode
DU-01
Lumintang DT-01
Kamboja
DB-01
DS-01
Nama Trayek
Jumlah Kebutuhan
Halte (Unit)
Lumintang Ubung
Lumintang - G.
Agung
Lumintang Renon
Jumlah
Lokasi Halte
10
23
50
5.4
125
126
HK NR
MP
238.000.000 47.600.000
7
n 1 Hk x i
x
2
MP
4 1
238.000.00 0 x 13,5 %
x
2
7
= Rp.11.475.000,-/th.
3. Biaya administrasi kendaraan terdiri atas:
a. Biaya pajak kendaraan (STNK) per tahun
126
127
Rp.
120.000 / th.
Rp.
- / th.
Rp.
5.000 / th.
= BP / th + BBMo / th + Admin/ th
= Rp. 27.200.000/th + Rp. 11.475.000/th + Rp.
1.451.000/th.
= Rp. 40.126.000 / th
128
= BBM/hr x JHO/th
1 liter
= 10 Km
Konsumsi BBM =
6,5 Km
x 2 (jumlah operasi per hari) = 1,3 lt/hr
10 Km
1
X JPB x JT x HB
DT
1
x 4 x (13 Km/hr x 240)
25.000
1
x 4 x 3.120 Km/th
25.000
128
129
= Rp. 385.000
- Gemuk
= Rp. 13.625
- Minyak rem
9.625
- Filter Solar
2.750
= Rp.
= Rp. 411.000
Dengan jarak tempuh 3.120 kilometer per tahun maka servis kecil
dilakukan 0,6 kali dalam setahun, sehingga total biaya servis kecil per
tahun adalah 0,6 x Rp. 411.000 = Rp. 256.464 /th.
6. Biaya Servis Besar
Servis besar dilakukan setiap 40.000 Km, terdiri atas:
a. Biaya bahan
129
130
- Oli Mesin
= Rp.
385.000
- Oli Gardan
= Rp.
122.500
- Oli Transmisi
= Rp.
165.000
- Gemuk
= Rp.
13.625
= Rp.
52.000
- Filter Solar
= 2 liter x Rp.5.500
= Rp.
11.000
= Rp.
749.125
Dengan jarak tempuh 3.120 kilometer per tahun maka servis besar
dilakukan 0.08 kali dalam setahun, sehingga biaya yang disiapkan untuk
servis besar per tahunnya adalah 0,08 x Rp. 749.125 = Rp. 58.431 /th.
7. Biaya Cuci Bus
Cuci bus dilakukan sekali seminggu, sehingga biaya cuci bus per tahun
dihitung dengan rumus:
BCB
= 4 x 12 x Rp. 35.000
= 1.680.000 / th.
131
= BBM/hr x JHO/th
1 liter
= 10 Km
Konsumsi BBM =
10,5 Km
x 2 (jumlah operasi per hari) = 2,1 lt/hr
10 Km
1
X JPB x JT x HB
DT
1
x 4 x (21 Km/hr x 240)
25.000
1
x 4 x 5.040 Km/th
25.000
131
132
= Rp. 385.000
- Gemuk
= Rp. 13.625
- Minyak rem
9.625
- Filter Solar
2.750
= Rp.
Rp. 411.000
Dengan jarak tempuh 5.040 kilometer per tahun maka servis kecil
dilakukan 1,01 kali dalam setahun, sehingga total biaya servis kecil per
tahun adalah 1,01 x Rp. 411.000 = Rp. 414.288 /th.
6. Biaya Servis Besar
Servis besar dilakukan setiap 40.000 Km, terdiri atas:
a. Biaya bahan
132
133
- Oli Mesin
= Rp.
385.000
- Oli Gardan
= Rp.
122.500
- Oli Transmisi
= Rp.
165.000
- Gemuk
= Rp.
13.625
= Rp.
52.000
- Filter Solar
= 2 liter x Rp.5.500
= Rp.
11.000
= Rp.
749.125
Dengan jarak tempuh 5.040 kilometer per tahun maka servis besar
dilakukan 0.13 kali dalam setahun, sehingga biaya yang disiapkan untuk
servis besar per tahunnya adalah 0,13 x Rp. 749.125 = Rp. 94.389/th.
7. Biaya Cuci Bus
Cuci bus dilakukan sekali seminggu, sehingga biaya cuci bus per tahun
dihitung dengan rumus:
BCB
= 4 x 12 x Rp. 35.000
= 1.680.000 / th.
134
= BBM/hr x JHO/th
1 liter
= 10 Km
Konsumsi BBM =
10 Km
x 2 (jumlah operasi per hari) = 2 lt/hr
10 Km
1
X JPB x JT x HB
DT
1
x 4 x (20 Km/hr x 240)
25.000
1
x 4 x 4.800 Km/th
25.000
134
135
= Rp. 385.000
- Gemuk
= Rp. 27.250
- Minyak rem
9.625
- Filter Solar
2.750
= Rp.
Rp. 411.000
Dengan jarak tempuh 4.800 kilometer per tahun maka servis kecil
dilakukan 0,96 kali dalam setahun, sehingga total biaya servis kecil per
tahun adalah 0,96 x Rp. 411.000 = Rp. 394.560/th.
6. Biaya Servis Besar
Servis besar dilakukan setiap 40.000 Km, terdiri atas:
a. Biaya bahan
135
136
- Oli Mesin
= Rp.
385.000
- Oli Gardan
= Rp.
122.500
- Oli Transmisi
= Rp.
165.000
- Gemuk
= Rp.
13.625
= Rp.
52.000
- Filter Solar
= 2 liter x Rp.5.500
= Rp.
11.000
= Rp.
749.125
Dengan jarak tempuh 4.800 kilometer per tahun maka servis besar
dilakukan 0.12 kali dalam setahun, sehingga biaya yang disiapkan untuk
servis besar per tahunnya adalah 0,12 x Rp. 749.125 = Rp. 89.895/th.
7. Biaya Cuci Bus
Cuci bus dilakukan sekali seminggu, sehingga biaya cuci bus per tahun
dihitung dengan rumus:
BCB
= 4 x 12 x Rp. 35.000
= 1.680.000 / th.
137
= BBM/hr x JHO/th
1 liter
= 10 Km
Konsumsi BBM =
17,5 Km
x 2 (jumlah operasi per hari) = 3,5 lt/hr
10 Km
1
X JPB x JT x HB
DT
1
x 4 x (35 Km/hr x 240)
25.000
1
x 4 x 8.400 Km/th
25.000
137
138
= Rp. 385.000
- Gemuk
= Rp. 27.250
- Minyak rem
9.625
- Filter Solar
2.750
= Rp.
Rp. 411.000
Dengan jarak tempuh 8.400 kilometer per tahun maka servis kecil
dilakukan 1,68 kali dalam setahun, sehingga total biaya servis kecil per
tahun adalah 1,68 x Rp. 411.000 = Rp. 690.480/th.
6. Biaya Servis Besar
Servis besar dilakukan setiap 40.000 Km, terdiri atas:
a. Biaya bahan
138
139
- Oli Mesin
= Rp.
385.000
- Oli Gardan
= Rp.
122.500
- Oli Transmisi
= Rp.
165.000
- Gemuk
= 0,25 kg x Rp.54.500/Kg
= Rp.
13.625
= Rp.
52.000
- Filter Solar
= 2 liter x Rp.5.500
= Rp.
11.000
= Rp.
749.125
Dengan jarak tempuh 8.400 kilometer per tahun maka servis besar
dilakukan 0.21 kali dalam setahun, sehingga biaya yang disiapkan untuk
servis besar per tahunnya adalah 0,21 x Rp. 749.125 = Rp. 157.316/th.
7. Biaya Cuci Bus
Cuci bus dilakukan sekali seminggu, sehingga biaya cuci bus per tahun
dihitung dengan rumus:
BCB
= 4 x 12 x Rp. 35.000
= 1.680.000 / th.
140
BOK total/hari
B. Rute II
BOK total/tahun
BOK total/bulan
BOK total/hari
C. Rute III
BOK total/tahun
BOK total/bulan
BOK total/hari
= Rp.
256.166 /hari
D. Rute IV
BOK total/tahun
BOK total/bulan
BOK total/hari
= Rp.
270.241 /hari
140
141
Kode
DU-01
DT-01
DB-01
Nama
Trayek
Lumintang Ubung
(Rp)
BOK total/th
(Rp)
40.126.000
20.481.625
60.607.625
Lumintang Kamboja
40.126.000
22.027.241
62.153.241
Lumintang G. Agung
40.126.000
21.834.039
61.960.039
24.732.068
64.858.068
BOK tetap/th
Lumintang 40.126.000
Renon
Sumber : Hasil Analisis, 2014
4
5.5
DS-01
141
142
HK NR
MP
238.000.000 37.240.000
7
n 1 Hk x i
x
2
MP
4 1
186.200.00 0 x 13,5 %
x
2
7
= Rp.8.977.500,-/th.
142
143
Rp.
- / th.
Rp.
- / th.
Rp.
- /th.
Rp.
- / th.
= BP / th + BBMo / th + Admin/ th
= Rp. 21.280.000/th + Rp. 8.977.500 /th +
Rp.1.968.000/th.
= Rp. 32.225.500 / th
143
144
= BBM/hr x JHO/th
1 liter
= 10 Km
Konsumsi BBM =
5 lt. Km
x 2 (jumlah operasi per hari) = 1 lt/hr
10 Km
1
X JPB x JT x HB
DT
145
BB
1
x 4 x (10 Km/hr x 240)
100.000
1
x 4 x 2.400 Km/th
100.000
= Rp. 300.000
- Oli Filter
= Rp. 38.500
- Gasket 14
= Rp.
- Break Cleaner
= Rp. 25.000
- Air Accu
= Rp.
3.000
- Minyak Rem
= Rp.
80.000
5.500
= Rp. 452.000
145
146
Dengan jarak tempuh 2.400 kilometer per tahun maka servis kecil
dilakukan 0,24 kali dalam setahun, sehingga total biaya servis kecil per
tahun adalah 0,24 x Rp. 452.000 = Rp. 108.480 /th.
6. Biaya Servis Besar
Servis besar dilakukan setiap 20.000 Km, terdiri atas:
a. Biaya bahan
- Oli Mesin
= Rp.
300.000
- Oli Filter
= Rp.
38.500
- Oli Gardan
= Rp.
130.000
- Oli Transmisi
= Rp.
130.000
- Kampas Rem
= Rp.
245.000
- Tune-Up Busi
= Rp.
80.000
= Rp.
150.000
= Rp. 1.073.500
Dengan jarak tempuh 2.400 kilometer per tahun maka servis besar
dilakukan 0.12 kali dalam setahun, sehingga biaya yang disiapkan untuk
servis besar per tahunnya adalah 0,12 x Rp. 1.073.500 = Rp. 128.820/th.
7. Biaya Cuci Kendaraan
Cuci kendaraan dilakukan sekali seminggu, sehingga biaya cuci kendaraan
per tahun dihitung dengan rumus:
BCK
= 4 x 12 x Rp. 35.000
= 1.680.000 / th.
147
HK NR
MP
15.950.000 3.190.000
7
n 1 Hk x i
x
2
MP
4 1
15.950.000 x 13,5 %
x
2
7
147
148
Rp.
- / th.
Rp.
- / th.
Rp.
- /th.
Rp.
- / th.
= BP / th + BBMo / th + Admin/ th
= Rp.1.822.857/th
Rp.769.017/th
Rp.225.000/th.
= Rp. 2.816.875 / th
149
= BBM/hr x JHO/th
1 liter
= 60 Km
Konsumsi BBM =
5 lt.Km
x 2 (jumlah operasi per hari) = 0,17 lt/hr
60 Km
1
X JPB x JT x HB
DT
1
x 2 x (10 Km/hr x 240)
15.000
149
150
1
x 2 x 2.400 Km/th
15.000
=
=
= Rp.
37.500
- Karburator
= Rp. 42.000
- Filter Udara
= Rp. 45.000
- Busi
= Rp. 22.000
= Rp.
3.000
= Rp.
5.000
= Rp. 154.500
Dengan jarak tempuh 2.400 kilometer per tahun maka servis kecil
dilakukan 0,6 kali dalam setahun, sehingga total biaya servis kecil per
tahun adalah 0,6 x Rp. 154.500 = Rp. 92.700 /th.
150
151
= Rp.
37.500
- Karburator
= Rp.
42.000
- Filter Udara
= Rp.
45.000
- Busi
= Rp.
22.000
= Rp.
3.000
= Rp.
5.000
= Rp.
20.000
- Pelumasan Kopling
= Rp.
24.000
= Rp.
198.500
Dengan jarak tempuh 2.400 kilometer per tahun maka servis besar
dilakukan 0.3 kali dalam setahun, sehingga biaya yang disiapkan untuk
servis besar per tahunnya adalah 0,3 x Rp. 198.500 = Rp. 59.550 /th.
7. Biaya Cuci Kendaraan
Cuci kendaraan dilakukan sekali seminggu, sehingga biaya cuci kendaraan
per tahun dihitung dengan rumus:
BCK
= 4 x 12 x Rp. 10.000
= 480.000 / th.
151
152
BOK total/bulan
BOK total/hari
5.6
BOK total/bulan
BOK total/hari
kendaraan
secara
bersama-sama
yaitu
dengan
153
Tabel 5.9
Total Biaya Operasional Angkutan Khusus Karyawan untuk Semua Armada
Nama
Trayek
BOK total/th
(Rp)
Kebutuhan
Kendaraan
Per Shift
Total BOK
Angkutan
(Rp)
b
DU01
c
Lumintang Ubung
f = d x xe
60.607.625
DT01
Lumintang Kamboja
62.153.241
DB01
Lumintang G. Agung
61.960.039
DS01
Lumintang Renon
64.858.068
No Kode
a
1
Jumlah
249.578.974
9
3
3
6
21
545.468.628
186.459.723
173.488.109
376.176.796
1.281.593.256
Berdasarkan data dari Tabel 4.2 yaitu cara karyawan menuju kantor saat
ini diperoleh jumlah karyawan yang menggunakan kendaraan roda empat dan
153
154
kendaraan roda dua adalah sebesar 43 kendaraan dan 304 kendaraan untuk seluruh
karyawan. Prosentase jumlah karyawan yang menggunakan kendaraan pribadi
adalah :
-
Roda 4
43
x 100% 12,39 %
347
Roda 2
304
x 100% 88,47 %
347
Roda 4
= 12,39 % x 264
= 33 kendaraan
Roda 2
= 88,47 % x 264
= 231 kendaraan
Tabel 5.10
Total Biaya Operasional untuk Seluruh Kendaraan Pribadi
No
Jenis
Kendaraan
BOK total/th
(Rp)
Penggunaan
Kendaraan
Pribadi
a
1
2
b
c
Roda 4
36.085.200
Roda 2
3.900.925
Jumlah
39.986.125
Sumber : Hasil Analisis, 2014
Total BOK
Kendaraan Pribadi
(Rp) /th
d
33
231
264
e=cxd
1.190.811.600
901.113.675
2.091.925.275
Berdasarkan Tabel 5.9 dan Tabel 5.10 diatas, total biaya yang dikeluarkan
untuk
pengoperasian
seluruh
angkutan
khusus
karyawan
sebesar
155
kendaraan
pribadi
selalu
membutuhkan
bahan
bakar
untuk
Tabel 5.11
Total Biaya Penggunaan BBM Angkutan Khusus Karyawan
Nama
Trayek
BBM /th
(Rp)
Kebutuhan
Kendaraan
Per Shift
Total BBM
Angkutan
(Rp)
c
Lumintang Ubung
f = d x xe
1.716.000
15.444.000
No
Kode
DU-01
DT-01
Lumintang Kamboja
2.772.000
8.316.000
DB-01
Lumintang G. Agung
2.640.000
7.392.000
4.620.000
26.796.000
11.748.000
21
57.948.000
Lumintang Renon
Jumlah
Sumber : Hasil Analisis, 2014
4
DS-01
155
156
Tabel 5.12
Total Biaya Penggunaan BBM Kendaraan Pribadi
Jenis
No
Kendaraan
BBM /th
(Rp)
Penggunaan
Total BBM
Kendaraan Kendaraan Pribadi
Pribadi
(Rp)
Roda 4
1.560.000
33
Roda 2
260.000
231
60.060.000
1.820.000
264
111.540.000
Jumlah
e=cxd
51.480.000
156
157
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1
Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang dilakukan pada bab-bab
Rp. 350.000 -
157
158
158
159
159
160
161
Shift I beroperasi mulai pukul 06.00 s/d 07.30 dilanjutkan dengan shift II
yang beroperasi mulai pukul 15.30 s/d 17.00 dan shift III beroperasi sesuai
dengan kebutuhan kegiatan keluar kantor yang dilakukan karyawan.
3. Besarnya biaya operasional kendaraan total untuk pengoperasian angkutan
khusus karyawan pada pusat Pemerintahan Kota Denpasar di Lumintang
adalah Rp.60.607.625 /th untuk trayek DU-01, Rp.62.153.241 /th untuk trayek
DT-01, Rp.61.960.039 /th untuk trayek DB-01, dan Rp. 64.858.068 /th untuk
trayek DS-01.
4. Total biaya yang dikeluarkan untuk pengoperasian seluruh angkutan khusus
karyawan sebesar Rp.1.281.593.256, sedangkan total biaya yang dikeluarkan
untuk
penggunaan
kendaraan
pribadi
dari
264
karyawan
sebesar
6.2
Saran
Berdasarkan simpulan yang diperoleh dari penelitian ini, terdapat beberapa
161
162
162
163
DAFTAR PUSTAKA
Ariyasa, P.A. 2013. Analisis Kinerja Simpang dan Pembebanan Ruas
Jlaan pada Pengelolaan Lalu Lintas dengan Sistem Satu Arah (Studi Kasus
Simpang Jalan Gatot Subroto Jalan Ahmad Yani). Denpasar: Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana.
Departemen Perhubungan. 2002. Pedoman Teknis Penyelenggaraan
Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan dalam Trayek dan Teratur,
Jakarta: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Departemen Perhubungan. 2003. Keputusan Mentri Perhubungan Nomor
KM. 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan angkutan Orang di Jalan dengan
Kendaraan Umum. Jakarta: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Departemen Perhubungan. 1993. Peraturan Pemerintah No. 41
Tahun1993 tentang Angkutan Jalan. Jakarta: Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat.
Departemen Perhubungan. 1996. Penentuan Jumlah Armada dan
Penjadwalan. Jakarta: Badan Pendidikan dan Latihan Perhubungan Pusat
Pendidikan dan Latihan Perhubungan Darat.
FSTPT ITB. 1999. Studi Evaluasi Tarif Angkutan Umum dan Analisis
Ability to Pay (ATP) dan Willingness to Pay (WTP) di DKI Jakarta. Bandung :
Kelompok Bidang Keahlian Rekayasa Transportasi Jurusan Teknik Sipil.
Igbal, H. M. 2002. Pokok Pokok Materi Statistik 2. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
LPM ITB. 1997. Studi Kelayakan Proyek Transportasi. Bandung:
Lembaga Pengabdian Masyarakat ITB bekerjasama dengan Kelompok Bidang
Keahlian Rekayasa Transportasi Jurusan Teknik Sipil ITB.
Ortuzar, J.D. 1994. Modeling Transport. England: John Wiley & Sons,
Chichester.
Parikesit, D. 1993. Kemungkinan Penggunaan Stated Preferrence dalam
Perencanaan Angkutan Umum. Yogyakarta: Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
UGM.
Pearmain, D. 1990. Stated Preference Technigues. Belanda: A. Guide to
Practice. Hague Consultancy Group, Den Haag.
163
164
164
165
Lampiran A.1
Peta Pulau Bali
165
166
Lampiran A.2
Peta Kawasan Lumintang Denpasar (Tanpa Skala)
Sumber : Google Map
166
167
Keterangan :
Lokasi Halte
Lampiran A.3
Peta Lokasi Halte
167
167
Lampiran A.4
Keterangan Nama Halte Angkutan Khusus Karyawan
Trayek Lumintang-Ubung
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
DU - 01
Halte A.Yani I
Halte A.Yani II
Halte A.Yani III
Halte A.Yani IV
Halte A.Yani V
Halte Kertanegara
Halte Cokroaminoto I
Halte Cokroaminoto II
Halte Ubung I
Halte Ubung II
Trayek Lumintang-Gunung
Agung
NO
11
12
13
14
15
16
17
18
DB - 01
Halte Gunung Catur
Halte Kebo Iwa I
Halte Kebo Iwa II
Halte Gunung Agung I
Halte Gunung Agung II
Halte Gunung Agung III
Halte Setia Budi
Halte Cokroaminoto
Trayek LumintangKamboja
NO
19
20
21
22
23
24
25
26
27
DT - 01
Halte Nangka I
Halte Nangka II
Halte Melati
Halte Hayam Wuruk I
Halte Kapten Regug
Halte Hasanudin
Halte Thamrin
Halte Kartini
Halte Maruti
167
Trayek Lumintang-Renon
NO
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
DS - 01
Halte Gatsu I
Halte Gatsu II
Halte Gatsu III
Halte Ratna I
Halte Ratna II
Halte Supratman
Halte Nusa Indah
Halte Hayam Wuruk II
Halte Hayam Wuruk III
Halte Kapten Japa
Halte Letda Kajeng
Halte Cok Agung Tresna I
NO
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
DS - 01
Halte Cok Agung Tresna II
Halte Dr. Kusuma Atmaja
Halte Puputan I
Halte Puputan II
Halte Dewi Sartika
Halte Diponogoro I
Halte Diponogoro II
Halte Udayana
Halte Vetran
Halte Suli I
Halte Suli II
168
Lampiran A.5
Peta Jaringan Trayek Angkutan Pengumpan Trans Sarbagita
168
169
UNIVERSITAS UDAYANA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL
JL.PB. Sudirman Lt II Denpasar Telp/Fax (0361) 224124
FORMULIR SURVAI
Perihal : Pengantar Permohonan Pengisian Kuesioner
Lam : 1 (satu) gabung
Kepada
Yth. Bapak/Ibu PNS di Lingkungan
Pusat Pemerintahan Kota Denpasar
diTempat
Dengan hormat,
Dalam rangka mengurangi kemacetan di kawasan Lumintang Denpasar,
diperlukan dukungan dan partisipasi dari semua pihak khususnya dari PNS yang
berkantor di kawasan Lumintang Denpasar dengan kesediaannya untuk
mendukung penyelenggaraan Angkutan Khusus Karyawan. Hal ini merupakan
topik penulisan Tesis kami pada Program Magister Teknik Sipil Universitas
Udayana, Bidang Keahlian Transportasi yang berjudul Analisis Kebutuhan
Pengembangan Angkutan Khusus Karyawan pada Pusat Pemerintahan Kota
Denpasar di Lumintang, bersama ini kami mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk
mengisi kuesioner terlampir. Setiap jawaban yang Bapak/Ibu berikan akan sangat
berarti untuk penelitian kami.
Perlu juga kami sampaikan bahwa kuesioner ini hanya semata-mata untuk
penelitian, yang tidak akan berpengaruh terhadap pencitraan Bapak/Ibu terkait
dengan jawaban yang diberikan.
Demikian pengantar permohonan pengisian kuesioner ini dibuat, atas
perhatian, bantuan dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Denpasar,
Hormat saya,
169
170
UNIVERSITAS UDAYANA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL
JL.PB. Sudirman Lt II Denpasar Telp/Fax (0361) 224124
KUESIONER
I.
II.
Data Responden :
SKPD
Jabatan
Kasi Peralatam
Nama
I Ketut Darsana
Alamat :
Jalan
III.
Desa/Kelurahan
Penatih
Kecamatan
Denpasar Timur
Pertanyaan Kuesioner
1. Kepemilikan Kendaraan :......................buah
R4..................Buah
R2
1
Buah
Sepeda...........Buah
2. Kendaraan yang digunakan untuk berangkat ke kantor saat ini :
Kendaraan umum
Diantar
Sepeda motor
Lainnya, sebutkan
Mobil
3. Pendapatan keluarga (suami + istri): ........................ / bulan
< Rp. 2.000.000
Rp. 2.000.000 - Rp. 3.000.000
Rp. 3.000.000 - Rp. 5.000.000
Rp. 5.000.000 - Rp. 10.000.000
> Rp. 10.000.000
170
171
10
Km
15
menit
172
-------------------------Terima Kasih--------------------------
172
173
UNIVERSITAS UDAYANA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL
JL.PB. Sudirman Lt II Denpasar Telp/Fax (0361) 224124
Jenis Kendaraan
1.
b. Tahun pembuatan
: 2014
: Rp. 186.200.000
d. Harga BBM
: 6.500
e. Penggunaan BBM
: 1 lt : 10 Km
g. Penggunaan Aki
: Rp. 35.000
Biaya Tetap
a. Asuransi kendaraan
: Rp. -
b. STNK
c. KIR
:-
/6 bln
:-
/tahun
:-
/tahun
:-
/tahun
g. Iuran organda
:-
173
/tahun
174
Oli Mesin
Oli Filter
Rp.
38.500
Gasket 14
Rp.
5.500
Break Cleaner
Rp.
25.000
Air Accu
Rp.
3.000
Minyak Rem
Rp.
80.000
Rp.
Jumlah
Rp. 452.000
Oli Mesin
Oli Filter
Oli Gardan
Oli Transmisi
Kampas Rem
Rp. 245.000
Tune-Up Busi
Tune-Up Saringan
Rp. 38.500
Rp. 80.000
Rp. 150.000
Udara
8
Rp.
Rp.
Jumlah
Rp. 1.073.500
174