PENDAHULUAN
kepentingan
antara
pemilik/pemegang
saham
(principal)
dengan
pertama
yang
diperkenalkan
oleh
Jones
(1991)
yang
kemudian
dikembangkan oleh Dechow et al. (1995) yang dikenal dengan modified Jones
model. Menurut Stubben (2010), terdapat beberapa kelemahan dari model
modified Jones model yang diungkap seperti estimasi cross-sectional yang secara
tidak langsung mengasumsikan bahwa perusahaan dalam industri yang sama
menghasilkan proses akrual yang sama. Selain itu, model akrual juga tidak
menyediakan informasi untuk komponen mengelola laba perusahaan dimana
model akrual tidak membedakan peningkatan diskresioner pada laba melalui
efisiensi berupa penurunan biaya produksi. Merger dan akuisisi juga diharapkan
mampu meningkatkan likuiditas perusahaan. Dalam pelaksanaan merger dan
akuisisi terdapat suatu kondisi yang mendukung adanya tindakan manajemen laba
yang dilakukan oleh perusahaan pengakuisisi. Tujuannya adalah selain ingin
menunjukkan earnings power perusahaan agar dapat menarik minat perusahaan
target untuk melakukan akuisisi juga untuk meningkatkan harga saham
perusahaannya (Dharmasetya dan Sulaimin, 2009).
Struktur modal biasanya diukur dengan leverage karena untuk mengetahui
seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang perusahaan. Perusahaan
yang memiliki hutang tinggi dapat berdampak pada risiko keuangan yang semakin
besar yaitu kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar utang-utangnya.
Adanya risiko gagal bayar ini menyebabkan biaya yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk mengatasi hal tersebut semakin besar sehingga akan
menurunkan laba perusahaan. Oleh karena itu, jika tingkat leverage suatu
perusahaan tinggi maka akan memiliki kecenderungan untuk melakukan
manajemen laba yang besar sehingga kualitas laba yang dihasilkan menjadi
rendah (Ghosh dan Moon, 2010).
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya di atas dan pemaparan latar
belakang permasalahan yang diangkat maka dalam penelitian ini digunakan
variabel penelitian seperti Total Akrual, Non Discretionary Accruals, Operating
Income dan Profitabilitas. Perbedaan mendasar dengan penelitian sebelumnya
adalah penggunaan variabel tambahan yaitu profitabilitas sebagai variabel
tambahan eksogen. Digunakan variabel profitabilitas sebagai variabel eksogen
tambahan guna untuk mengetahui apakah profitabilitas dapat menjelaskan atau
laba akrual dan struktur modal terhadap merger dan akuisisi, serta
sebagai referensi bagi penelitian-penelitian yang serupa di masa
yang akan datang.
2) Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para
manajer dalam upaya mengungkapkan secara penuh dan wajar
kinerja perusahaan serta nilai perusahaan pada saat akan atau
sesudah peristiwa yang membuat perubahan yang cukup signifikan
terhadap perusahaan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Landasan Teori dan Konsep
2.1.1 Manajemen Laba
Manajemen laba (earnings management) yang ditinjau dari sudut pandang
badan penetap standar, yaitu manajemen laba terjadi ketika para manajer
menggunakan kebijakan (judgment) dalam menyusun laporan keuangan dan
dalam menyusun transaksi untuk mengubah laporan keuangan yang mempunyai
tujuan untuk memanipulasi besaran laba yang dilaporkan kepada stakeholders dan
mempengaruhi hasil perjanjian (contractual outcomes) yang tergantung pada
angka-angka akuntansi yang dilaporkan (Healy dan Wahlen, 1998). Menurut
(2001)
earnings
Earnings
10
komponen akrual tidak harus disertai dengan kas yang diterima atau dikeluarkan
perusahaan.
11
masing-masing, serta memiliki keinginan dan motivasi yang berbeda, maka ada
alasan untuk percaya bahwa agen (manajemen) tidak selalu bertindak sesuai
keinginan prinsipal (Jensen & Meckling 1976). Konflik keagenan dapat
mengakibatkan adanya sifat manajemen melaporkan laba secara oportunis untuk
memaksimumkan kepentingan pribadinya. Jika hal ini terjadi akan mengakibatkan adanya manajemen laba.
memiliki
informasi
yang
sama
dengan
menajemen
tentang
12
tersebut tidak relevan, MM juga telah memberikan petunjuk mengenai hal-hal apa
yang dibutuhkan agar membuat struktur modal menjadi relevan yang selanjutnya
akan mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil karya MM menandai awal penelitian
struktur
modal
modern,
dengan
penelitian
selanjutnya
berfokus
pada
13
pengakuisisi
melebih-lebihkan
laba
pada
kuartal
sebelum
14
15
BAB III
METODE PENELITIAN
X
1
X
2
H1
H2
16
X
3
H3
X
4
H4
17
18
19
Keterangan:
DAit : discretionary accruals perusahaan i pada tahun t
TACit : totak akrual perusahaan i pada periode tahun t
NDAit : non discretionary accruals perusahaan i pada tahun t
DER =
Total Debt
X 100%
Total Equity
20
Keterangan:
TACit : totak akrual perusahaan i pada periode tahun t
NIit : laba bersih operasi perusahaan i pada tahun t
CFOit : arus kas dari operasi perusahaan i pada tahun t
3) Non Discretionary Accruals (X2)
Model Jones dikembangkan oleh Jones (Sulistyanto, 2008) ini tidak
lagi menggunakan asuksi bahwa non discretionary accruals adalah
konstan.
Model
tersebut
mengusahakan
untuk
mengendalikan
21
Keterangan:
TAit-1 : total aktiva perusahaan i pada periode t.
Salesit : penjualan perusahaan i pada tahun t dikurangi penjualan
perusahaan i periode t
PPEit : aktiva tetap periode.
TACit : total akrual perusahaan i pada periode pelaporan t
Keterangan:
1 2 3 : koefisien dari variabel independen
TAit-1 : total aktiva perusahaan i pada periode t.
22
ROE =
23
24
Karakteristik Sampel
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Ket
141
141
lengkap dari tahun 2010-2014 berturut-turut
Perusahaan manufaktur yang melakukan merger dan akuisisi
tahun 2010-2014
Jumlah Sampel Penelitian (Perusahaan Manufaktur)
Sumber: Bursa Efek Indonesia dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Tahun 20102014 (data diolah)
25
Emiten
PT Hanson International Tbk
PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
PT Astra International Tbk
PT Astra Auto Part Tbk
PT Indospring Tbk
PT Indo Rama Synthetic Tbk
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
PT Kalbe Farma Tbk
PT Unilever Indonesia
Tbk
26
Sumber: Bursa Efek Indonesia dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Tahun 20102014 (data diolah)
3.8.2
1) Formulasi hipotesis
Uji dua arah
H0 : E(X) = E(Y)
27
Ha : E(X) E(Y)
2) Menentukan tingkat signifikansi yang diinginkan pada n tertentu. Apabila
ada data yang sama atau seri tidak ikut dimasukkan sebagai sampel.
3) Kriteria pengujian
Menggunakan tabel kuantil tertanda beranking Wilcoxon yang dinotasikan
dengan Ttabel = Tw. Dimana w merupakan kuantil ranking bertanda
Wilcoxon pada tingkat probabilitas kumulatif tertentu. Test dua sisi apabila
perbedaan arah tidak dinyatakan.
H0 diterima apabila Thitung Tw/2
Ha diterima apabila Thitung < Tw/2
4) Melihat jumlah ranking yang terkecil yang merupakan nilai T hitung,
kemudian dibandingkan dengan nilai T kritis (T tabel), serta membuat
interpretasi sesuai dengan formulasi hipotesis yang dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
Agnes Utari Widyaningdyah (2001), Analisis Faktor-faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Earnings Management Pada Perusahaan Go Public di Indonesia,
Jurnal Akuntansi & Keuangan, November Vol. 3 No. 2
28
Brealey, Richard A., Stewart C. Myers dan Alan J. Marcus, 2008. Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan Perusahaan, Jilid Kedua, Edisi Kelima, Erlangga,
Jakarta
Callen, J. L., Robb, S. W., & Segal, D. (2008). Revenue manipulation and
restatements by loss firms. Auditing: A Journal of Practice & Theory,
27(2), 1-29
Dechow, P. M., Sloan, R. G. & Sweeney, A. P.(1995). Detecting Earnings
Management. The Accounting Review, 70(2), 193-225
Dharmasetya, Lani dan Vonny Sulaimin. 2009. Merger dan Akuisisi tinjauan
dari sudut Akuntansi dan Perpajakan. Jakarta. PT Elex Media
Komputindo KOMPAS GRAMEDIA
Franco Modigliani and Merton H. Miller, (1958), The Cost of Capital,
Corporation Finance and the Theory of Investment, The American
Economic Review, Vol. 48, No. 3 (Jun., 1958), pp. 261-29
Ghosh, A. and D. Moon 2010. Corporate Debt Financing and Earnings Quality.
Journal of Business Finance and Accounting, Vol.37.pp.538-559.
29
Healy, P.M., dan J.M. Wahlen. 1998. A Review of the Earning Management
Literature and Its Implications for Standard Setting. Accounting Horizons,
Vol. 13 No. 4, pp. 365-383
Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.
1 (Revisi 2009)
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of the Firm: Managerial
behaviour, agency Cost and Ownership Structure. Journal of Finan-cial
Economics, 3(4), 305-360
Jones, J. J. (1991). Earnings Management During Import Relief Investigations.
Journal ofAccounting Research, 29(2), 193-228
Kusuma, Hadri., dan Wigiya A, Udiana Sari., (2003), Manajemen Laba oleh
Perusahaan Pengakuisisi Sebelum Merger dan Akuisisi di Indonesia,
JAAI Volume 7 No.1, ISSN: 1410-2420, Juni, Halaman 21-36
Louis, Henok., (2004), Earnings Management and The Market Performance of
Acquiring Firms, Journal of Accounting and Economics Vol.74, No.3,
September, Halaman 333-350
Myers, J. N;Myers, L. A; Skinner, D. J, 2007. Earnings Momentum and Earnings
Management. Journal of Accounting, Auditing, & Finance, 22 (2), 249-284
Rahmawati. dkk, (2006),
30
Setiawati, L. dan A. Na.im. 2000. Manajemen Laba. Journal Ekonomi dan Bisnis.
Mei: 159-176
Stubben, S. R. (2010). Discretionary Revenues as a Measure of Earnings
Management. The Accounting Review, 85(2), 695-717
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Sulistyanto, H Sri. 2008. MANAJEMEN LABA: Teori dan Model Empiris. Jakarta:
PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Utama, Suyana Made. 2011. Aplikasi Analisis Kuantitatif. Edisi kelima, Denpasar.
31