TINJAUAN PUSTAKA
A. Kebisingan
1. Pengertian Kebisingan
Bising umumnya didefinisikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki3). Bunyi
adalah sensasi yang timbul dalam telinga akibat getaran udara atau median lain.
Apabila orang mendengar bunyi suatu benda ada tiga hal yang dapat diperhatikan
kerasnya, tingginya, dan macamnya. Keras ditentukan oleh lebar getaran yang
memukul telinga. Macamnya ditentukan oleh sumber getar2).
Bising dapat diartikan sebagai suara yang timbul dari getaran-getaran yang
tidak teratur dan periodik, ada pula yang mengartikan bahwa kebisingan adalah
suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran10).
2. Sumber Kebisingan
a. Alat transportasi
1) Transportasi darat
Gangguan kebisingan yang biasa dari kendaraan di jalan ada
kecenderungan meningkat, dengan adanya peningkatan jumlah kendaraan
dan panjang jalan.
2) Transportasi udara
Kebisingan dari pesawat terbang pada umumnya bervariasi dan
sifatnya terputus-putus. Lain halnya yang berasal dari kendaraan darat
yang biasanya terus menerus, puncak kebisingan biasanya terjadi apabila
pesawat landing dan take off dari bandara udara.
b. Kebisingan yang ditimbulkan dari mesin-mesin dalam industri dan prosesproses yang ada di dalamnya4).
Menulikan
100-120
Sangat hiruk
80-100
Kuat
60-80
Sedang
40-60
Tenang
20-40
Sangat Tenang
0-20
Halilintar
Meriam
Mesin Uap
Jalan hiruk pikuk
Perusahaan sangat gaduh
Pluit polisi
Kantor gaduh
Jalan pada umumnya
Radio
Rumah gaduh
Kantor pada umumnya
Percakapan kuat
Radio perlahan
Rumah tenang
Kantor perorangan
Auditorium
Percakapan
Suara daun-daun
Berbisik
Batas dengan terendah
orang-orang yang sangat peka terhadap kebiasaan terutama pada nada tinggi
dapat menyebabkan masalah psikologis, mungkin pada kebisingan akibatnya
peningkatan kelelahan1).
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tuli Akibat Bising
a. Intensitas bising
Nada 1000 Hz dengan intensitas 85 dB, jika diperdengarkan selama 4
jam, tidak akan membahayakan. Intensitas menentukan derajat kebisingan.
b. Frekuensi bising
Bising dengan frekuensi tinggi lebih berbahaya dari pada bising dengan
frekuensi rendah.
c. Masa kerja
Semakin lama masa kerja seseorang di dalam lingkungan kebisingan di
atas NAB (Bilai Ambang Batas) maka akan semakin berbahaya pula bagi
pendengaran.
d. Sifat Bising
Bising yang didengar terus menerus lebih berbahaya dari bising yang
terputus-putus.
e. Waktu diluar lingkungan bising
Waktu kerja di lingkungan bising diselingi degan bekerja beberapa jam
sehari
di
lingkungan
tenang
akan
mengurangi
bahaya
mundurnya
pendengaran.
f. Kepekaan seseorang
Kepekaan seseorang mempunya kisaran luas, secara teliti hanya dapat
dilakukan dengan pemeriksaan Audiogram secara berulang-ulang.15)
g. Umur
Penurunan pendengaran akibat bertambahnya umur atau proses ketuaan
yang dinamakan presbiakusis. Presbiakusis timbulnya sangat individual,
sebagian timbul pada usia 40 tahun, maka orang yang berumur lebih dari 40
tahun akan lebih mudah tuli akibat bising.
h. Sifat perorangan
teknik
pelaksanaannya,
pengendalian
kebisingan
dapat
isolasi
mesin
terhadap
lantai
sehingga
tidak
28,12 detik
14,06 detik
7,03 detik
3,52 detik
1,76 detik
0,88 detik
0,44 detik
0,22 detik
0,11 detik
Sumber : Kep. Menaker No. Kerp. 51/Men/1999
115
118
121
124
127
130
133
136
139
B. Pendengaran Manusia
1. Nilai Ambang Pendengaran
Lingkungan kerja yang mempunyai kebisingan di atas NAB akan
mengakibatkan kenaikan ambang pendengaran pada tenaga kerja dan hal ini lebih
dikenal dengan ketulian. Ketulian dikategorikan menjadi tiga:
a. Trauma Akustik yaitu gangguan pendengaran yang disebabkan oleh adanya
pemaparan tunggal oleh intensitas kebisingan yang sangat tinggi dan terjadi
secara mendadak.
b. Kenaikan Ambang Pendengaran sementara, terjadinya pada saat seorang
tenaga kerja masuk ke dalam ruang kerja yang bising setelah beberapa kali
masuk ruangan. Bila selesai kerja dan keluar dari ruang bising maka sedikit
demi sedikit ambang pendengaran akan pulih kembali. Waktu yang
dibutuhkan sampai dengan pulihnya ambang pendengaran seperti sediakala 37 x 24 jam.
c. Ketulian menetap yaitu ketulian yang sifatnya permanen, hal ini terjadi karena
tenaga kerja yang mengalami ketulian sementara dan kembali terpapar bising
sebelum pemulihan terjadi secara sempurna. Apabila hal ini terjadi secara
terus menerus dan dalam waktu yang lama. Maka dapat menyebabkan
ketulian permanen.
Berkurangnya daya pendengaran pada tenaga kerja yang mengenai satu atau
kedua telinga akibat bising dapat diketahui dengan melalui hasil pemeriksaan
pengaruh negatif pada pekerja dengan kebisingan di atas NAB (Nilai Ambang
Batas) bila semakin lama berada dalam lingkungan bising maka semakin
berbahaya untuk pendengaran12).
C. Kerangka Teori
Sumber Kebisingan di atas NAB
- Frekuensi bising
- Jenis kebisingan
- Intensitas bising
- Sifat bising
Faktor Internal
- umur
- masa Kerja
- riwayat
penyakit
Nilai Ambang
Pendengaran
Faktor Eksternal
- alat
pelindung
telinga
- riwayat pekerjaan
- lama paparan
- kepekaan
Sumber : 4, 9, 8
D. Kerangka Konsep
Variabel Bebas
Umur
Variabel Terikat
Nilai ambang
pendengaran
Masa Kerja
Intensitas
Kebisingan
Variabel Penganggu
- Status kesehatan*
- Riwayat pekerjaan*
- Riwayat penyakit*
- Alat pelindung diri*
- Lama paparan*
- Kepekaan*
*) Tidak dianalisis
E. Hipotesis