Disusun oleh:
Lia Kusnul Khotimah
050112a045
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik dan salah satu dari
foodborne disease yang banyak ditemukan di semua negara.(WHO,2002).
Demam tifoid juga dikenali sebagai Typhus abdominalis, Typhoid fever dan
Enteric Fever. (Herawati, 2007). Di Indonesia, penyakit infeksi ini tergolong
penyakit endemik yang didapat sepanjang tahun.(Rohman, 2010)
Demam tifoid merupakan penyakit yang terdapat di seluruh dunia namun
merupakan masalah utama bagi negara-negara di Asia Tenggara termasuk
Indonesia , Malaysia dan Thailand. Pada tahun 2007, CDC melaporkan
prevalensi kasus demam tifoid di Indonesia sekitar 358-810 per 100.000
penduduk dengan 64% terjadi pada usia 3 sampai 19 tahun. Di Jakarta,
demam tifoid adalah infeksi kedua tertinggi setelah gastroenteritis dan
menyebabkan angka kematian yang tinggi. (Moehario, 2009)
Demam tifoid merupakan golongan typhoidal species dari penyakit
Salmonellosis dimana Salmonellosis bisa terbagi kepada dua yakni typhoidal
species dan non typhoidal species. Bakteri Salmonella adalah penyebab bagi
Salmonellosis. Bagi typhoidal species, bakteri Salmonella utama yang
ditemukan adalah Salmonella typhi. (Brooks, 2004)
B. Tujuan
Untuk mengetahui efektivitas zat aktif saponin yang terkandung dalam daun
sambiloto (Andrographis paniculata (Burn.f) Ness) mempunyai aktivitas
antibakteri terhadap bakteri Salmonella thypi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi tanaman
Kingdom
Divisio
Sub division
Class
Ordo
Family
Genus
Species
B. Nama
Daerah :
Sumatera
Jawa
: Plantae
: Spermathohyta
: Angiospermae
: Dicotyledonae
: Tubiflorae
: Acanthaceae
: Andrographis
: Andrographis paniculata (Burn.f) Ness
: sambilata, pepaitan (Melayu), ampadu tanah (Sumatera
Barat)
: sambiloto, ki pait, bidara, ambiloto, ki oray, ki peurat,
pada saat muda batang berbentuk segi empat (kwadrangularis) dan bulat
setelah tua, percabangan monopodial, berwarna hijau.
Daun sambiloto merupakan daun tunggal, bertangkai pendek, tidak
memiliki daun penumpu (stipul). Daun tersusun berhadapan, berbentuk
lanset, pangkal dan ujung daun tajam atau meruncing, tepi daun rata, daun
bagian atas dari batang berbentuk seperti braktea, permukaan daun halus.
Permukaan atas daun berwarna hijau tua dan bagian bawah berwarna hijau
muda. Panjang daun 2-8 cm dan lebar 1-3 cm.
Perbungaan rasemosa yang bercabang membentuk malai, keluar dari ujung
batang atau ketiak daun. Bunga berukuran kecil, berbentuk tabung, biseksual,
zigomorf, sepal (daun kelopak) berjumlah 5 buah, tajuk berjumlah 5 buah,
mempunyai bibir yang terbelah dua, berwarna putih dengan strip ungu,
benang sari berjumlah 2 buah dengan antenna bergabung, tangkai sari
digabungkan dengan tabung korola. Ovarium bunga menumpang dengan 2
karpela (daun buah) dan 2 ruang dan bakal biji berjumlah 2 atau lebih.
Buah kapsul berbentuk jorong (memanjang). Panjang buah sekitar 1,5 cm
dan lebar 0,5 cm, pangkal dan ujung tajam. Bila masak akan pecah membujur
menjadi 4 keping. Biji gepeng, kecil-kecil, berwarna coklat muda.
D. Kandungan kimia
Daun sambiloto mengandung saponin, flavonoid, dan tannin. Cabang,
batang dan daun sambiloto mengandung laktone yang terdiri dari deoxyandrographolide,
andrographolide,
didehydrographolide
mengandung
dan
neoandrographolide,
homoandrographolide.
olymethoxyflavone,
andrographin,
14-deoxy-11,12
Flavonoid
panicolin,
dari
akar
mono-o-
E. Khasiat
Saponin merupakan senyawa kimia yang memberikan rasa pahit
pada
(Purnawati, dkk)
Empiris
Kencing manis
Daun sambiloto segar sebanyak 1/2 genggam dicuci lalu direbus dengan 3
gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, lalu
diminum sehabis makan, 3 kali sehari @ 3/4 gelas.
TB paru
Daun sambiloto kering digiling menjadi bubuk. Tambahkan madu
secukupnya sambil diaduk rata lalu dibuat pil dengan diameter 0,5 cm. Pil ini
Ialu diminum dengan air matang. Sehari 2 3 kali, setiap kali minum 15 30
pil.
Disentri
Herba krokot segar (Portulaca oleracea) sebanyak 500 g diuapkan selama 3
4 menit, lalu ditumbuk dan diperas. Air perasan yang terkumpul ditambahkan
bubuk kering sambiloto sebanyak 10 g sambil diaduk. Campuran tersebut lalu
diminum, sehari 3 kali masing-masing 1/3 bagian.
Obat Tifus
dengan cara mengambil 10-15 daun yang direbus dengan 2 gelas air sampai
mendidih hingga air rebusan yang tersisa di perkirakan tinggal 1 gelas lalu
diminum air rebusannya.
Dapat mengobati gigitan binatang berbisa
Caranya dengan mengunyah daun sambiloto dengan menelan airnya, lalu