Cestoda
Cestoda
Editor : Fia
CESTODA
PENDAHULUAN
MORFOLOGI
Dewasa : Skolex; Proglottid (imatur, matur, gravid) Strobila
Telur : bulat, bddg tebal dg garis radier, berisi onkosfere
SIKLUS HIDUP
Kompleks : butuh Hospes Perantara (HP) dan Hospes Definitif (HD)
Manusia :
HD (D. latum, T. saginata, D. caninum, H. diminuta)
HD dan HP (T. solium, H. nana).
Spesies penting :
Taeniidae (T. solium, T. saginata, E. granulosus)
Diphyllobothriidae (D. latum)
Dilepididae (D. caninum)
Hymenolepididae (H. nana ; H. diminuta)
Cestoda
79
Editor : Fia
Untuk mengingat-ingat aja yang yang taenia solium ini cirinya cabangnya agak gemuk-gemuk
dan jumlahnya tidak begitu banyak tapi kalo yang saginata lebih ramping dan jumlah cabangnya
lebih banyak
Siklus Hidup T. solium
Cestoda
80
Editor : Fia
Siklus hidup (Gambar dihalaman sblmnya) dari taenia solium ini agak mirip sama yang
saginata tapi agak beda sedikit inilah yang menyebabkan kenapa larvanya bisa ada dalam tubuh
kita, sedangkan kalo saginata itu hanya dalam bentuk dewasa aja dia bisa ada di usus. Sedangkan
yang lebih patogen adalah bentuk larva yang ada di organ lain (selain usus). istilah penyakit yang
disebabin sama si taenia ini adalah taeniasis, tapi kalo yang nyerang itu larvanya nama penyakitnya
adalah sistiserkosis (sistiserkus itu artinya larva).
Siklusnya itu bisa diliat digambar yaa kalo dalam perut penderita itu ada cacing pita maka
fesesnya itu ada telur atupun proglotid dari si saginata ini. Telur itu akan mencemari tanah lalu
masuk deh keperut babi karena babi maemnya kan jorok tuhhh (menurut beliau berdasarkan yang
ada di TV babi itu dikasih makan sampah, hal ini sangat berbahaya karena bisa menjadi sumber
infeksi taenia). Di dalam babi ini telur ini akan berkembang jadi larva, nahh kalo dagingg babi yang
kurang mateng ini kemaem sama oranggg kena deh dia taeniasis tapi kalo dagingnya mateng
sebenernya larva ini bisa mati. Larva yang masuk kedalam tubuh manusia akan menyebabkan 2 hal
yang mungkin terjadi. Pertama embriofor akan menembus dinding usus melalui aliran darah menuju
organ-organ lain. Ini yang menyebabkan terjadinya sistiserkosis. Tapiii ada juga sebagian larva
yang menjadi cacing dewasa dan hidup dalam usus manusia maka terjadilah taeniasis. Nahhh jadi
perlu diinget ya kalo solium ini bisa mengakibatkan sistiserkosis dan taeniasis.
Nahh kenapa kok pada saginata g terjadi sistiserkosis pada manusia??? Kalo pada hewan
misalnya pada sapi nihh bisa aja dia kena taeniasis dan sistiserkosis tapi kalo pada manusia kok g
pernah ditemuin terjadi sistiserkosis. Jawabannya adalahhh belum ada yang bisa menjelaskan
kenapa hal ini terjadi AHAHAHAHHAHA #maap. Ada teori yang mengatakan kalo larva solium itu
memiliki enzim tertentu yang bisa menyebabkan terjadinya penetrasi larva ke organ-organ.
Epidemiologi
Menyebabkan sistiserkosis (ini hanya pada solium) dan taeniasis (kalo ini bisa saginata dan
solium) pd manusia
Manusia dapat terinfeksi melalui :
Telur cacing di feses (kontaminasi tanah/air) termakan
Makan daging babi tidak matang yg mengandung sistiserkus autoinfeksi
Jadi kalo ada orang yang kena solium terus makan telur solium (dari proglotid yang terlepas
terus masuk ke feses dan di dalem proglotid ini banyak telurnya) yang ada di fesesnya sendiri
secara g sengaja (misalnya habis cebok terus g cuci tangan langsung maem pecel lele pake tangan)
bisa terjadi auto infeksi tapi penyakitnya namanya taeniasis bukan sistiserkosis loh yaa dan ini hanya
bisa terjadi pada solium). Hal ini disebabkan karena telur yang masuk ntu oleh enzim pencernaan
menjadi pecah dan bisa melanjutkan siklusnyaa dehh (jadi g harus makan daging babi). Oleh karena
itu kalo ada penderita yang kena solium harus segera diobati karena bisa menjadi autoinfeksi bukan
reinfeksi, dan jumlah cacingnya bisa tambah banyak.
Klinik
Cestoda
81
Editor : Fia
Diagnosis Sistiserkosis
SC Pembedahan nodul ;
Otot Radiograf ;
Mata Tampak sistiserkus
Serologis Gejala ggn neurologis dg sistiserkus di tpt lain
Secara serologis ini belum banyak di pakai karena masih sering terjadi reaksi silang.
Pengobatan/Treatment
Cacing dewasa :
praziquantel; niklosamid
Pengobatan segera setelah diagnosis ditegakkan (ingat bisa terjadi
autoinfeksi!).
Sistiserkosis :
Sistiserkosis mata pembedahan.
Sistiserkosis kulit / otot : praziquantel; metrifonat
Sistiserkosis otak (rasemosa) : praziquantel, antikonvulsan, corticosteroids,
pembedahan pd kasus-kasus tertentu (misalnya: rosemosa masih sedikit).
Pencegahan
Waspada thd cara-cara infeksi
Menjaga sanitasi dan personal hygiene
Tdk makan sayuran mentah dg pupuk limbah
Memasak daging babi dan produk lain dg benar (> 65oC; asam / garam
tidak efektif)
Echinococcus granulosus
Ini merupakan cacing pita yang paling pendek atau kecil ukurannya
0,3- 0,8 meter.
Siklus Hidup
Echinococcus granulosus ini sebenernya adalah cacing pita yang
masuk ke dalam tubuh manusia secara accidental artinya manusia
bukan sebagai hospes definitf, karena siklus definitifnya adalah anjing.
Kenapa anjing?? Karena anjing merupakan hewan carnivora yang
banyak memakan daging hewan yang mengandung cacing ini. Ketika
anjing makan cacing ini maka dalam fesesnya akan terdapat telur dari
echinococcus granulosus ini, nah telur ini kemakan sama hewan lain terus
hewan yang makan telur ini dagingnya dimaem sama anjing (yahhh
Cuma bolak-balik aja lahh intinya).
Sedangkan kalo siklis yang pada manusia menelan telur secara
tidak sengaja dari hospes (kan banyak tuhh yang suka melihara
Cestoda
82
Editor : Fia
anjing). Manusia yang secara tidak sengaja makan telur inii maka telurnya akan menetas menjadi
larva ini bisa menembus dinding usus dan akan menuju organ-organ di luar gastrointestinal. Cacing ini
hanya berkembang sampai tahap larva aja g bisa jadi cacing dewasa. Lapisan paling luar dari
larva ini bersifat germinativum artinya dia bisa menghasilkan calon skoleks ( skoleks itu bagian yang
menonjol yang ada di dalam larva ini). Skoleks ini akan lepas dan masuk ke dalam rongga, proses ini
berlangsung lama tetapi gejalanya itu bisa menyebabkan seperti seseorang terkena tumor. Insidensi
akibat cacing ini terbanyak adalah di hepar
Epidemiologi
Ada 3 spesies yang mengifeksi manusia (E. granulosus, E. multilokularis, dan E. vogelli)
Yang paling sering menginfeksi adalah E. granulosus. Sedangkan yang multilokularis ini yang
paling berbahaya karena tidak hanya menjadi satu larva yang terfokus pada satu tempat
tapi larva cacing ini bisa menjadi banyak dan tersebar keberbagai organ makanya namanya
multilokularis dan bisa menyebabkan kematian.
Hospes definitif pada anjing, sdgkan manusia sebagai hospes perantara (hydatid disease)
Nama penyakitnya hidatidosis karena larva penyebab penyakit ini namanya hidatida. Pada
seseorang yang menderita hidatosis ini kalo dibelah di dalam hidatidnya bakalan banyak
sekali calon skoleks. Kejadian penyakit ini paling banyak di hepar dan gejalanya juga
bergantung daerah mana yang terkena. Gejala juga bergantung pada besar kecilnya cyst
kalo makin kecil ya gejanya makin ringan.
Manusia terinfeksi dari makan telur cacing
Hidatidosis
Infeksi melalui tertelannya telur cacing di feses anjing atau Canidae lain
Larva ada di dalam jaringan
Cestoda
83
Editor : Fia
Cestoda
84
Editor : Fia
EPIDEMIOLOGI
Manusia terinfeksi dari makan ikan kurang matang yg mengandung larva pleroserkoid atau
minum air yang mengandung larva proserkoid distribusi prevalensi berkaitan dg kebiasaan
makan ikan kurang matang (Skandinavia, Finlandia, Alaska dan Kanada)
Penularan Diphyllobothriasis
Siklus hidup dari cacing ini membutuhkan air untuk proses perkembangannya. Pada manusia
yang menderita dipilobotriasis itu pada fesesnya akan mengandung telur yang menetas di air
(namanya mirasidium). Kemudian di dalam siklop (merupakan serangga air yang terlihat secara
mikroskopis) akan berkembang menjadi bentuk proserkoid dan kemudian keluar dari siklop lalu
masuk ke dalam tubuh ikan dan akan keluar dari tubuh ikan menjadi bentuk pleroserkoid. Nah kalo
orang terinfeksi dari bentuk pleroserkoid yang ada di ikan hanya akan berkembang menjadi cacing
dewasa di usus, tapi kalo minum air yang mengandung siklop berproserkoid maka perkembangan di
Cestoda
85
Editor : Fia
dalam tubuh akan menjadi pleroserkoid. Pleroserkoid ini hanya merupakan bentuk larva bukan
dewasa yang bisa menginfeksi organ-organ ekstra intestinal. Jadi penyakit yang bisa mengenai
manusia itu ada 2 yaitu sparganosis (yaitu keberadaan larva yang bernama sparganum) dan
dipilobotriasis yaitu keberadaan cacing dewasa dalam usus.
Penularan Sparganosis
Selain bisa menderita sparginosis karena menelan siklop yang mengandung proserkoid,
penderita bisa juga menderi sparginosis karena menempelkan hewan-hewan yang mengandung
pleroserkoid (mis: katak, ular) ke tubuh yang mengalami luka atau penyakit tertentu. Tapi ada
penelitian lain yang menyatakan g Cuma karena ditempelkan aja tapi bisa juga terkena sparganosis
karena memakan hewan-hewan tersebut (liat gambar ya). Perlu diingat yaaa kalo makan ikan yang
dagingnya mengandung pleroserkoid sebagian besar akan berkembang menjadi cacing dewasa
(Cuma di ikan ajaa lohh). Sedangkan menurut penelitian selain pada ikan hanya bisa menjadi
sparginosis aja. Nahh terus ita si anjing sama kucing buat apaa??? Itu maksudnya anjing dan kucing
bisa berperan sebagai hospes reservoar. Jadi kalo anjing atau kucing ini kena infeksi maka bisa
menjadi sumber infeksi yang lain.
Sparganosis
Sparganosis adalah infeksi larva berbagai spesies cacing pita diphyllobothroid
(Diphyllobothrium latum).
Sparganosis dilaporkan secara sporadis di seluruh dunia, terutama di negara-negara di Asia.
Penularan sparganosis
Sparganosis terjadi melalui 3 cara:
1. Infeksi melalui minum air terkontaminasi copepods(ini sama kayak siklop) yang
mengandung larva procercoid Larva menembus dinding usus dan migrasi ke otot
atau subkutan dan berkembang menjadi larva Sparganum
Cestoda
86
Editor : Fia
2. Infeksi melalui makan daging kurang matang (babi, ular) yang terinfeksi pleroserkoid.
Larva plerocercoid (sparganum) di usus akan melepas strobila, meninggalkan usus
melalui dinding usus dan menuju ke jaringan untuk kembali berkembang ke bentuk
sparganum.
3. Infeksi dapat juga terjadi karena menapelkan daging katak atau ular yang
mengandung pleroserkoid pada luka terbuka atau konjungtiva untuk pengobatan.
Gejala Klinis Sparganosis
Tergantung Jaringan yg terkena:
dinding usus, payudara, skrotum, epididymis, ureter, kantung kemih, rongga perut,
jantung, paru-paru, otak, subcutan atau mata.
Stadium awal (migrasi) asimtomatik, (kalo pas si larva ini jalan-jalan belum menetap di
suatu daerah tidak akan menimbulkan gejala klinis)
Di tempat akhir radang di jaringan sekitar.
Contoh:
Ocular sparganosis
radang berat dengan edema periorbital
kebutaan.
Cerebral sparganosis
gangguan CNS.
Proliferative sparganosis (S. proliferum)
tumor pada sc di leher menyebar ke
seluruh tubuh.
Dapat berlangsung 5-25 tahun dan biasanya
fatal.
Terapi
Praziquantel dg total dosis 120 - 150 mg/kg BB
diberikan selama 2 hari, dengan tingkat
keberhasilan rendah.
Praziquantel ini merupakan terapi hampir bagi
seluruh cacing pita dan cacing daun.
Operasi (mengambil sparganum)
Cerebral sparganosis tidak efektif dengan
praziquantel.
Pada cerebral sparginosis ini apabila
dilakukan operasi resikonya terlalu besar,
sedangkan penggunaan praziquantel juga
kurang efektif.
Tidak ada tindakan yg efektif
sparganum proliferum yg sudah menyebar.
Prevensi
Daerah endemik
(Asia: Cina, Jepang, Taiwan, Vietnam,
Amerika: Florida, Venezuela, Paraguay).
Dilarang minum air mentah yang mungkin mengandung copepods
Karena, siklop itu banyak hidup di air mentah meskipun air itu keliatannya
bersih tapi bisa saja mengandung siklop iniii
Penyediaan air bersih.
Pencegahan penggunaan hewan yang potensial terinfeksi untuk pengobatan.
Cestoda
87
Editor : Fia
Hymenolepis nana
cacing ini banyak hidup pada tikus. Sebenarnya keberadaan cacing ini pada tubuh manusia
karena suatu proses acidental, dan cacing ini bisa berkembang menjadi cacing dewasa pada tubuh
manusia.
Siklus Hidup
Cacing ini tidak terlalu berbahaya karena hanya bisa berada pada usus sajaa. Kebanyakan
menginfeksi pada anak-anak karena anak-anak biasanya bermain di daerah yang habis terkena
feses tikus, selain itu kalo hymenolepis diminuta bisa juga penyebarannya melalui kutu beras. Selain
di beras bisa juga berada di cereal, pada cereal ini yang paling banyak menyebabkan infeksi
karena kalo cereal kan biasanya g dimasak Cuma diseduh ajaa (kasus ini jarang terjadi).
EPIDEMIOLOGI
Perkiraan 20 juta orang terinfeksi, terutama anak-anak.
Penularan melalui menelan telur cacing ( dapat menyebabkan hiperinfeksi) atau menelan kutu
beras (Tenebrio molitor) yang mengandung larva.
KLINIK
Telur yg tertelan onchosphere masuk ke mukosa usus larva (sistiserkoid) cacing dewasa
(hymenolepiasis)
Gejala Klinis: ringan: asimtomatik; berat: nyeri perut, diare, anoreksi, gejala tidak spesifik
lainnya.
TREATMENT DAN PREVENSI
Praziquantel 25 mg/kg BB single oral dose
Niklosamid, Nitazoxanide.
Hymenolepis diminuta
Morfologi hampir sama dengan H. nana, ukuran lebih besar.
Parasitik pada tikus, zoonotik bagi manusia.
Dalam siklus hidup membutuhkan hospes intermedier arthropoda (kumbang tepung).
Cestoda
88
Editor : Fia
Dipilidum caninum ini tidak terlalu berbahaya. Penularan D. caninum ini melalui feses, tapi
harus melalui pinjal (kutu anjing/kucing). Jadi misalnya nih ada anak kecil punya anjing dan ternyata
anjingnya itu berkutu, terus sama anak ini dimaenin dih kutu anjing ntuuu. Setalah bosan main sama
Cestoda
89
Editor : Fia
kutu, otomatis tangan anak itu sudah tekontaminasi oleh telur dari caninum ini lah yaa dan ternyata eh
ternyata anak ini sudah bisa terinfeksi tanpa harus menelannya (ini yang paling sering terjadi). Dan
telur ini bisa berkembang menjadi cacing dewasa seperti halnya yang terjadi pada anjing dan
kucing.
Morfologi
Dipylidium caninum dewasa
Bentuk: seperti pita, 40-50 cm.
Tubuh: scolex, leher dan strobila.
Scolex : mempunyai duri untuk
melekat, tiap proglotid mengandung
organ reproduksi.
Identifikasi
Dipylidium
caninum
berdasarkan segmen yang keluar
melalui anus.
Dipylidium caninum mempunyai porus
genitalis yg terletak di lateral tiap
segmen, dg dua proglotid tiap
segmen. Segmen seperti biji mentimun,
dan terlihat sangat aktif ketika keluar
bersama feses.
Cestoda
90