Anda di halaman 1dari 13

BAB I

KONSEP TEORI
A.

Definisi
-

Perilaku bunuh diri/mencederai diri sendiri adalah: suatu kegiatan yang dapat
menimbulkan kematian secara langsung maupun tidak langsung. Sebenarnya
dapat dicegah.

Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat
mengakhiri kehidupan

B. Pembagian bunuh diri


A. Ada 2 jenis perilaku mencederai diri:
a. Mencederai diri langsung
Adalah segala bentuk perilaku bunuh diri yang tujuannya menyebabkan
kematian yang dilakukan seseorang secara sadar dan terjadi dalam waktu
yang singkat.
b. Mencederai diri tak langsung
Kegiatan yang merugikan kehidupan fisik seseorang yang bisa menimbulkan
kematian

dan

biasanya

individu

tidak

menyadari

bila

individu

dikonfrontasikan.
Contoh: merokok, mengebut, berjudi, tindakan kriminal, terlibat dalam
tindakan rekreasi beresiko tinggi, penyalahgunaan zat, perilaku yang
menyimpang secara sosial. Perilaku yang menimbulkan stres.

B. Perilaku bunuh diri biasanya dibagi 3 kategori:

a. Ancaman bunuh diri


Peingatan verbal atau non-verbal bahwa orang tersebut mempertimbangkan
untuk bunuh diri
b. Upaya bunuh diri
Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh individu yang
dapat mengarah pada kematian jika tidak dicegah
c. Bunuh diri
Terjadi setelah tanda peringatan dilewatkan atau diabaikan.

Respon adaptif

Menghargai
diri sendiri

Berani mengambil
resiko untuk pertumbuhan diri

Respon maladaptif

Prilaku
merusak diri
tidak langsung

Mencederai
diri

Bunuh diri

Rentang respon perlindungan diri (Stuart Sandra, 1998)

C. Faktor resiko bunuh diri


A. Psikososial dan klinik
-

Keputusasaan

Ras kulit putih

Jenis kelamin laki-laki

Usia lebih tua

Hidup sendiri

B. Riwayat
-

Pernah mencoba bunuh diri

Riwayat keluarga tentang percobaan bunuh diri

Riwayat keluarga tentang penyalahgunaan zat

C. Diagnostik
-

Penyakit medik umum

Psikosis

Penyalahgunaan zat

D. Faktor penyebab bunuh diri


A. Penyebab bunuh diri pada anak
1. Pelarian dari penganiayaan atau pemerkosaan
2. Situasi keluarga yang kacau
3. Perasaan tidak disayang atau selalu dikritik
4. Gagal sekolah
5. Takut atau dihina di sekolah
6. Kehilangnan orang yang dicintai
7. Dihukum orang lain
B. Penyebab bunuh diri pada remaja
1. Hubungan interpersonal yang tidak bermakna
2. Sulit mempertahankan hubungan interpersonal
3. pelarian dari penganiayaan fisik atau pemerkosaan
4. Perasaan tidak dimengerti orang lain
5. Kehilangan orang yang dicintai

6. Keadaan fisik
7. Masalah dengan orang tua
8. Masalah seksual
9. depresi
C. Penyebab bunuh diri pada mahasiswa
1. Self ideal terlalu tinggi
2. Cemas akan tugas akademik yang banyak
3. Kegagalan akademik berarti kehilangan penghargaan dan kasih saying orang
tua
4. Kompetisi untuk sukses
D. Penyebab bunuh diri pada usia lanjuti
1. Perubahan status dari mandiri bergantung
2. Penyakit yang menurunkan kemampuan berfungsi
3. Perasaan tidak berarti di masyarakat
4. Kesepian dan isolasi sosial
5. Kehilangan ganda (seperti pekerjaan, kesehatan, pasangan)
6. Sumber hidup berkurang.
E. Mekanisme koping
Mekanisme koping pada klien dengan prilaku mencederai diri yang biasanya
muncul adalah:
a. Denial
b. Rasionalisasi
c. Regresi

d. Berpikir magis
e. Bunuh diri
G Pengobatan
Biasanya diberi sedasi ringan seperlunya, benzodiazepine merupakan obat
terpilih dan ramuan khas lorazepam (Alivam). 1 mg 1 3x sehari untuk 2
minggu.

B. Pohon Masalah
Bunuh Diri

Resiko Bunuh Diri

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah Kronis

BAB II
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian Yang yang dikemukakan oleh bailey dan Dreyer
Skor 1 : Tidak ada ide bunuh diri yang lalu dan sekarang
Skor 2

: ada ide bunuh diri, tidak ada percobaan bunuh diri, tidak mengancan
bunuh diri.

Skor 3

: Mengancam bunuh diri, misalnya tinggalkan saya sendiri atau bunuh


diri

Skor 4

: Aktif mencoba bunh diri.

Dimana dapat diidentifikasi klien yang termasuk kedaruratan adalah klien risiko
tinggi dengan skor yang tinggi, tingkat lain juga mempunyai risiko
Menurut Ingram pengkajian yang dilakukan adalah
1. Personal dan sosial
Pria, diatas 40 tahun, duda, terpisah atau bercerai, imigran, hidup sendirian, tak
bekerja atau pensiun, tinggal dalam perumahan buruk
2. Riwayat sebelumnya:
Usaha bunuh diri, kelainan afektif, alkoholisme, penyalahgunaan obat.
3. Riwayat keluarga
Bunuh diri, kelainan afektif, alkoholisme
4. Kepribadian
Siklotim, psikopat
5. Kelainan psikiatri

Penyakit afektif, alkoholisme, adiksi, demensia dini, epilepsy atau trauma


kapitis.
6. Stress kehidupan
Kehilangan, terpisah dari keluarga, pindah rumah, kehilangan pekerjaan,
ketidakmampuan, penyakit fisik yang nyeri.
7. Gejala
Penurunan berat badan, bicara lambat, insomnia, penarikan diri dan masyarakat,
kehilangan minat, putus asa, penyalahan diri sendiri, agitasi, pikiran bunuh diri,
komplikasi fisik dari alcohol

Diagnosa keperawatan
1.

Resiko untuk bunuh diri B/D keadaan krisis yang tiba-tiba


(di rumah, di masyarakat)
Tujuan jangka panjang:
-

Klien tidak melukai/membunuh diri

Tujuan jangka pendek:


-

Klien tetap aman dan selamat

Klien berperan serta dalam mengontrol prilaku

Intervensi:
1. Temani klien terus menerus sampai ia dapat dipindahkan ke tempat yang aman

2. Mendapatkan orang yang dapat segera membawa klien ke rumah sakit untuk
mengkaji lebih lanjut dan kemungkinan dirawat
3. Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misal: pisau, gelas, silet, tali
pinggang, dsb)
4. Cek keberadaan klien setiap 10 15 menit, dengan observasi yang tidak teratur.
5. Dengan lembut jelaskan pada klien bahwa saudara akan melindingi sampai tidak
ada keinginan bunuh diri
6. Yakini bahwa klien menelan obatnya

2.

Resiko bunuh diri B/D ketidakmampuan menangani stress dan


perasaan bersalah
Tujuan jangka panjang:
-

Klien dapat mengontrol tingkah laku bunuh diri

Tujuan jangka pendek:


-

Klien terlindungi dari merusak diri sendiri

Klien dapat mengungkapkan dan menerima perasaannya

Klien dapat mengidentifikasi dan mengembangkan koping yang sehat

Intervensi:
1. Tentukan tingkat intensitas bunuh diri klien:
a. Menggali percobaan bunuh diri sebelumnya
b. Mengidentifikasi ide, pikiran, rencana bunuh diri
2. Lakukan tindakan perlindungan (pencegahan) bunuh diri
a. Ciptakan lingkungan yang aman

b. Observasi perilaku klien (lihat pedoman observasi)


c. Pertahankan supervise melekat
3. Terangkan semua tindakan pada klien
4. Lakukan kontrak tentang penanganan bunuh diri dengan klien dan lokasi staf
jika ide, pikiran dan atau rencana bunuh diri muncul.
5. Lakukan pendekatan individual (perseorangan) untuk mendorong klien
menyadari, mengungkapkan dan menerima perasaannya
6. Kuatkan koping yang sehat
7. Gali dan kembangkan koping yang baru
8. Diskusikan alternatif pemecahan selain bunuh diri

3.

Resiko untuk bunuh diri B/D alam perasaan depresi


Tujuan jangka panjang klien dapat:
1. Mengembangkan konsep diri yang lebih realistik dan positif.
2. Membina hubungan yang berguna dengan orang yang lebih berarti (keluarga
atau teman)
Tujuan jangka pendek klien dapat:
1. Terlindungi dari merusak diri sampai klien bertanggung jawab atas dirinya
2. Mengekspresikan marah dengan konstruktif
3. Memenuhi kebutuhan fisik
4. Berperan serta dalam aktivitas
Intervensi:
1. Beritahu tindakan pengawasan ketat yang dilakukan

2. Dorong klien untuk berpartisipasi mengevaluasi tingkat control yang diperlukan


3. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan marah
4. Sertakan klien dalam kelompok latihan asertif
5. Terima perasaan marah klien
6. Diskusikan cara mengungkapkan marah yang sehat
7. Dorong klien untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari:

5.

a.

Kebersihan dan penampilan diri

b.

Makanan yang cukup (3 kali sehari)

c.

Tidur yang cukup (tanpa terbangun)

d.

Hubungan sosial yang intim

e.

Peran serta aktivitas di bangsal

Koping yang in efektif B/D keinginan bunuh diri sebagai pemecahan


masalah
Tujuan jangka panjang:
i. Klien menggunakan koping konstruksi dalam pemecahan
masalah
Tujuan jangka pendek:
ii. Klien dapat mengungkapkan perasaannya
iii. Klien belajar pendekatan pemecahan masalah
iv. Klien menggunakan koping yang konstruktif
Intervensi:

10

1.

Dengarkan dengan penuh perhatian dan serius pada


semua pembicaraan tentang

bunuh diri

2. Jangan berbicara di luar bunuh diri


3. Pakai pendekatan pemecahan masalah untuk memecahkan keinginan bunuh diri:
a.

Dorong klien meneliti alasan untuk hidup dan

untuk mati
b.

Dorong klien menguraikan tujuan yang ingin

dicapai
c.

Mengingatkan bahwa bunuh diri hanya satu dari

banyak alternatif
d.

Diskusikan kemungkinan akibat dari bunuh diri

e.

Diskusikan kemungkinan hasil dari alternatif lain.

4. Kuatkan koping klien yang sehat.


a. Bantu klien mengenali koping yang maladaptive
b. Identifikasi alternatif koping yang lain
c. Beri pujian atau pengakuan atas prilaku loping yang sehat

6.

Isolasi sosial B/D usia lanjut atau fungsi tubuh yang menurun
Tujuan jangka panjang klien dapat:
i. Mempertahankan hubungan sosial dengan orang lain
Tujuan jangka pendek klien dapat:
ii. Membina hubungan dengan perawat dan klien di bangsal

11

iii. Menerima dukungan dari keluarga dan sistem sosial lain di


masyarakat
Intervensi:
1. Memperlihatkan penerimaan, minat dan perhatian
2.

Beri kesempatan pada klien untuk kontak dengan orang


lain (staf, klien lain) untuk waktu yang singkat

3. Kaji respon klien pada hubungan individual dan tingkatkan peran serta dalam
aktivitas kelompok
4. Kaji sistem pendukung yang tersedia
5. Bantu orang yang dekat berkomunikasi dengan klien
6. Tingkatkan hubungan yang sehat dalam keluarga
7. Lakukan rujukan pada sumber di masyarakat

7.

Gangguan konsep diri: perasaan tidak berharga sehubungan dengan


kegagalan
Tujuan jangka panjang klien dapat:
i. Menerima dirinya dan mempunyai harga diri
Tujuan jangka pendek klien dapat:
ii. Mengungkapkan perasaannya
iii. Mengidentifikasi hal positif dari dirinya
iv. Mendemonstrasikan kemampuannya
Intervensi:
1. Terima klien seadanya

12

2. Perlihatkan sikap yang memperhatikan


3. Dorong untuk mengungkapkan perasaan
4.

Tekankan dan refleksikan hal positif yang dimiliki


(pekerjaan, keluarga, hasil yang dicapai)

5. Dorong untuk melakukan pekerjaan yang disukai dan dapat ia lakukan


6. Beri pujian pada pencapaian dan hindari tindakan perilaku yang negative
DAFTAR PUSTAKA
Keliat A. Budi, Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:
EGC.
Yosep, Iyus. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama
Jenny, dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Psikososial dan
Gangguan Jiwa. Medan: USU Press.
Sujono & Teguh. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta: Graha Ilmu.

13

Anda mungkin juga menyukai