Anda di halaman 1dari 2

Polip pulpa dapat terjadi pada pasien muda oleh karena ruang pulpa yang masih besar dan

mempunyai pembuluh darah yang banyak, serta adanya perforasi pada atap pulpa yang merupakan
drainase. Polip pulpa ini merupakan jaringan granulasi yang terdiri dari serat jaringan ikat dengan
pembuluh kapiler yang banyak. Polip pulpa biasanya asimtomatik dan terlihat sebagai benjolan
jaringan ikat yang berwarna merah mengisi kavitas gigi di permukaan oklusal. Polip pulpa disertai
tanda klinis seperti nyeri spontan dan nyeri yang menetap terhadap stimulus termal. Pada beberapa
kasus, rasa nyeri yang ringan juga terjadi ketika pengunyahan Pulpitis hiperplastik kronis atau polip
pulpa adalah suatu inflamasi pulpa produktif yang disebabkan oleh suatu pembukaan karies luas
pada pulpa muda. Pada pemeriksaan klinis terlihat adanya pertumbuhan jaringan granulasi dalam
kavitas yang besar. Gangguan ini ditandai oleh perkembangan jaringan granulasi, kadang-kadang
tertutup oleh epithelium dan disebabkan karena iritasi tingkat rendah yang berlangsung lama.
Terbukanya pulpa karena karies yang lambat dan progresif merupakan penyebanya. Untuk
pengembangan pulpitis hiperplastik diperlukan suatu kavitas besar yang terbuka, pulpa muda yang
resisten, dan stimulus tingkat rendah yang kronis misalnya tekanan dari pengunyahan. Pada pulpitis
hiperplastik kronis tidak mempunyai gejala, kecuali selama mastikasi bila tekanan bolus makanan
menyebabkan rasa yang tidak menyenangkan. Pada polip ini dapat ditemukan melalui pemeriksaan
klinik tetapi perlu dipastikan melalui pemeriksaan radiologi untuk melihat tangkai dari polip, berasal
dari ruang pulpa,perforasi bifurkasi atau gingiva. Warna pulpa polip agak kemerahan mudah
berdarah dan sensitif bila disentuh. Sedangkan warna gingiva polip lebih pucat dan biasanya timbul
pada karies besar yang mengenai proksimal (kavitas kelas II). Polip berasal dari perforasi bifurkasi
terdiri dari jaringan ikat, biasanya giginya sudah mati, kalau pada pulpa polip giginya masih hidup
(vital).
Gangguan ini ditandai oleh perkembangan jaringan granulasi, kadang-kadang tertutup oleh
epitelium dan disebabkan karena iritasi tingkat rendah yang berlangsung lama. Secara
histopatalogis, permukaan polip pulpa ditutup epitelium skuamus yang bertingkat-tingkat. Polip
pulpa gigi decidui lebih mungkin tertutup oleh epitelium skuamus yang bertingkat-tingkat atau
berstrata daripada polip pulpa pada gigi permanen. Jaringan granulasi ini merupakan jaringan
penghubung vaskuler, berisi polimorfonuklear, limfosit dan sel plasma. Epitelium semacam itu dapat
berasal dari gingiva atau sel epitel mukosa atau lidah yang baru saja mengalami deskuamasi.
Jaringan di dalam kamar pulpa sering berubah menjadi jaringan granulasi, yang menonjol dari pulpa
masuk ke dalam lesi karies. Jaringan granulasi adalah jaringan penghubung vaskular, muda dan berisi
neutrofil polimorfonuklear, limfosit dan sel- sel plasma. Jaringan pulpa mengalami inflamasi kronis.
Serabut saraf dapat ditemukan pada lapisan epitel. Terbukanya pulpa karena karies yang lambat dan
progresif merupakan penyebabnya. Untuk pengembangan pulpitis hiperplastik diperlukan suatu
kavitas besar yang terbuka, pulpa muda yang resisten dan stimulus tingkat rendah yang kronis. Iritasi
mekanis yang disebabkan karena pengunyahan dan infeksi bakterial sering mengadakan stimulus.
Pulpitis hiperplastik kronis tidak mempunyai gejala kecuali selama mastikasi apabila tekanan bolus
makanan menyebabkan rasa yang tidak menyenangkan.Karakteristik polip pulpa yaitu sukar
berdarah, tenderness dan dengan kondisi gigi yang masih vital atau nekrosis parsial. Seringkali polip
pulpa dibedakan dengan polip gingiva. Pada kondisi polip gingiva terjadi dikarenakan iritasi akibat
gesekan dengan tepi permukaan gigi yang tajam dan dengan ketinggian hampir sama atau dibawah
crest gingiva, sehingga memungkinkan terbentukmya polip gingiva. Polip gingiva sendiri memiliki
karakteristik mudah berdarah namun tidak sakit jika ditekan.

Perbedaan pulpa polip dan ginggival polip adalah pulpa polip berwarnalebih terang dibanding
jaringan sekitar karena banyak mengandung kapiler darah. Permukaan tidak rata. Terjadi pada gigi
vital, berasal dari jaringan pukpa, kavitas selalu kelas I. sedangkan ginggival polip yaitu warna sama
dengan jaringan sekitar, permukaan nya rata, biasanya pada gigi vital (proksimal) atau non vital
(furkasi), berasal dari ginggival, dan kavitas dapat kelas I atau II. Usaha perawatan harus ditujukan
pembuangan jaringan polipoid diikuti oleh ekstirpasi pulpa, asalkan gigi dapat direstorasi. Jika massa
pulpa hiperplastik telah diambil dengan kuret periodontal atau ekskavator sendok, perdarahan
dapat dikendalikan dengan tekanan kemudian jaringan yang terdapat pada kamar pulpa diambil
seluruhnya dan suatu dresing formokresol ditumpatkan berkontak dengan jaringan pulpa radikular.
Usaha perawatan harus ditunjukkan pada pembuangan jaringan polipoid diikuti oleh eksterpasi
pulpa, jika masa pulpa hiperplastik telah diambil dengan kuret periodontal atau eksavator sendok,
perdarahan biasanya banyak dan dapat dikendalikan dengan tekanan. Kemudian jaringan yang
terdapat pada kamar pulpa diambil seluruhnya, dan atau dressing formonukresol ditempatkan
berkontak dengan jaringan pulpa. Hal terbaik yang dapat dilakukan setelah pulpa polip terambil
adalah dengan pulpectomy yaitu prosedur pengambilan jaringan pulpa secara menyeluruh dalam
satu kali kunjungan (one visit). Harapan bagi pulpa tidak baik, tetapi prognosis gigi baik setelah
perawatan endodontik dan restorasi yang memadai. Penatalaksanaan polip pulpa adalah dengan
cara melakukan perawatan saluran akar seperti halnya pada diagnosis pulpitis, hanya saja didahului
dengan pengangkatan jaringan polip. Pengangkatan jaringan polip dilakukan dengan cara: 1.
Anastesi jaringan polip 2. Oleskan larutan povidone iodine diatas permukaan polip
3. Angkat polip menggunakan eskavator yg tajam mulai dari tepi polip hingga seluruh polip terangkat
seluruhnya (pada saat polip terangkat akan terjadi perdarahan dari dalam saluran akar) 4. Irigasi
saluran akar dengan larutan NaOCl 2,5% untuk membersihkan sisa- sisa jaringan polip serta jaringan
darah 5. Segera lakukan ekstirpasi (pembersihan jaringan pulpa) dengan menggunakan panjang kerja
estimasi terlebih dahulu 6. Ketika perdarahan sudah dapat terkontrol, lanjutkan dengan
pemeriksaan panjang kerja sebenarnya, kemudian tahapan sama dengan perawatan pulpitis

Anda mungkin juga menyukai