Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di negara-negara maju banyak orang yang sangat tinggi kesadarannya akan
kesehatan dan takut terkena penyakit sehingga jika dirasakan sedikit saja
kalainan pada tubuhnya, maka dia akan langsung pergi ke dokter. Padahal
ternyata tidak terdapat gangguan fisik yang nyata, keluhan psikomotis
seperti ini lebih banyak di temukan di negara maju dari pada dikalangan
masyarakat tradisional.

Memang berbagai penelitian di negara-negara berkembang maupun negara


maju menunjukan bahwa tindakan pertama untuk mengatasi penyakit adalah
berobat sendiri atau menunjukan bahwa tindakan pertama untuk mengatasi
penyakit atau self medication. Di negara-negara seperti Indonesia masih ada
satu tahap lagi yang dilewati banyak penderita sebelum mereka datang ke
petugas kesehatan, yaitu pergi berobat ke dukun atau ahli-ahli pengobatan
tradisional lainnya. Kadang-kadang orang tidak pergi berobat atau
menggunakan sarana kesehatan yang tersedia sebab dia tidak merasa
mengidap penyakit, atau jika si individu merasa bahwa penyakitnya itu
disebabkan oleh mahluk halus, maka dia akan memilih untuk berobat
kepada orang pandai yang dianggap mampu mengusir mahluk halus tersebut
dari tubuhya sehingga penyakitnya itu akan hilang.

Ada berbagai jenis dan cara pengobatan tradisional yang terdapat dan
dikenal di Indonesia yang tentunya sesuai dengan keanekaragaman
masyarakat Indonesia ini sendiri, yaitu pengobatan tradisional dengan
ramuan obat, pengobatan tradisional spiritual/kebatinan, pengobatan
tradisional dengan memakaai peralatan/perangsang seperti akupuntur dan
penggunaan benda tajam dan tumpul, pengobatan tradisional yang telah
1

mendapatkan pengarahan pemerintah seperti dukun beranak dan tukang gigi


tradisional.
Memilih pengobatan atau mencari alternatif sendiri merupakan suatu
perilaku individu. Menurut Skinner (1983) dalam bukunya Notoatmojdo
(2012) perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus atau
objek yang berkaitan dengan sehat-sakit (kesehatan) seperti lingkungan,
makanan minuman dan pelayanan kesehatan. Dengan perkataan lain
perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik
yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak diamati yang berkaitan
dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Perilaku kesehatan itu
sendiri menurut Notoatmojdo (2012) dipengaruhi oleh faktor eksternal
(pengalaman, fasilitas, dan sosial budaya) dan faktor internal (persepsi,
pengetahuan, keyakinan, keinginan, motivasi, niat dan sikap).

Perilaku pengobatan yang dilakukan oleh penduduk Indonesia yang


mengeluh sakit, persentasi terbesar 67,71% mengobati sendiri, dan
persentasi 45,14% penduduk yang berobat jalan, serta persentasi penduduk
Indonesia yang menggunakan pengobatan tradisional 24,33% (BPS, 2012).
Hal tersebut cukup menarik, dikarenakan masih banyak masyarakat yang
kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan banyaknya masyarakat
yang memilih untuk mengobati penyakitnya sendiri.

Perilaku mencari penyembuhan atau pengobatan adalah perilaku orang atau


masyarakat yang sedang mengalami sakit atau masalaha kesehatan yang
lain, untuk memperoleh pengobatan sehingga sembuh atau teratasi masalah
kesehatannya. Bagi keluarga, masalah kesehatan atau penyakit keluarga
lainnya, terutama anak-anak. Anak-anak dalam keluarga, terutama anak
balita dengan sendirinya perilaku mencari penyembuhan ini masih
ditentukan atau tanggung jawab orang tuanya. Apabila seseorang dewasa
atau anak balita dalam keluarga sedang sakit atau mengalami gangguan

kesehatan yang lain biasanya keputusan yang diambil adalah tidak


melakukan

tindakan

apa-apa,

melakukan

pengobatan

sendiri

baik

menggunakan cara dan obat tradisional maupun modern serta mencari


pengobatan keluar baik tradisional maupun modern.

Memilih pengobatan atau mencari alternatif sendiri merupakan suatu


perilaku individu. Menurut Skinner (1983) dalam bukunya Notoatmojo
(2010) perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus atau
objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit dan faktor-faktor yang
mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti lingkungan, makanan
minuman dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain perilaku kesehatan
adalah semua aktifitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati
(observable) maupun yang tidak dapat diamati, yang berkaitan dengan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Perilaku kesehatan itu sendiri
menurut Notoatmojo (2012) dipengaruhi oleh faktor eksternal (pengalaman,
fasilitas, dan sosial budaya) dan faktor internal (persepsi, pengetahuan,
keyakinan, keinginan, motivasi, niat dan sikap).

Pengobatan sendiri adalah penggunaan obat oleh masyarakat untuk tujuan


pengobatan sakit ringan (minor illnesses), tanpa resep atau intervensi dokter.
Keuntunganya aman bila digunakan sesuai dengan aturan, efektif untuk
menghilangkan keluhan karena 80% keluhan sakit bersifat selflimiting, yaitu
dapat sembuh sendiri tanpa intervensi tenaga kesehatan, efisiensi biaya dan
waktu. Alasan pengobatan sendiri adalah kepraktisan waktu, kepercayaan
pada obat tradisional, masalah privasi, biaya, jarak, dan kepuasan terhadap
pelayanan kesehatan.

Menurut Andersen R (1968) dalam Behavioral model of families use of


health services, perilaku berobat ke pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh
faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pemungkin (enabling
factors), dan faktor kebutuhan (need factors). Faktor predisposisi adalah

ciri-ciri yang telah ada pada individu dan keluarga sebelum menderita sakit,
yaitu pengetahuan, sikap dan kepercayaan terhadap kesehatan. Faktor
predisposisi berkaitan dengan karakteristik individu yang mencakup usia,
jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan. Faktor pemungkin adalah kondisi
yang memungkinkan orang sakit memanfaatkan pelayanan kesehatan, yang
mencakup status ekonomi keluarga, akses terhadap sarana pelayanan
kesehatan yang ada, dan penanggung biaya berobat. Faktor kebutuhan
adalah kondisi individu yang mencakup keluhan sakit.

Tingkat sosial ekonomi merupakan gambaran kedudukan seseorang dalam


bermasyarakat yang biasanya ditentukan oleh unsur pendidikan, pekerjaan,
dan pendapatan yaitu kelompok tinggi, kelompok menengah, dan kelompok
rendah.

Tingkat pendapatan yang memadai akan memberikan kemungkinankemungkinan yang lebih besar untuk datang ke fasilitas kesehatan,
memeriksakan diri, serta mengambil obat. Hal ini dapat dihubungkan
dengan biaya transport yang dimiliki. Jadi dari tingkat pendapatan yang
memadai dapat diharapkan penderita akan berobat secara teratur walaupun
jarak ke tempat pelayanan kesehatan jauh. (Syaer, 2010).

Pekerjaan adalah penduduk yang berpotensial dapat bekerja, yang dapat


memproduksi barang atau jasa ada permintaan terhadap tenaga mereka mau
berpartisipasi dalam rangka aktifitas tersebut. Menurut Labor Force
Consepth, yang digolongkan bekerja adalah mereka yang melakukan
pekerjaan untuk menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan untuk
memperoleh penghasilan atau keuntungan, baik mereka yang bekerja penuh
maupun tidak. Pekerjaan adalah suatu yang dilakukan untuk mencari atau
mendapatkan nafkah. (Syaer, 2011).

Bekerja atau tidaknya seseorang akan turut berpengaruh atas perminatan


masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, semakin baik jenis pekerjaan dari
seseorang semakin tinggi permintaan terhadap pelayanan kesehatan.
Indikatornya adalah mempunyai pekerjaan tetap memanfaatkan pelayanan
kesehatan walaupun harus meninggalkan pekerjaan. (Syafruddin Syaer,
2010).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan observasi dan wawancara dengan 10


kepala keluarga di desa Sei Buluh Kecamatan Kelua. Ketika diwawancara 6
kepala keluarga (60%) dengan tingkat ekonomi rendah dan status pekerjaan
sebagai petani dan buruh tani mengatakan melakukan pengobatan sendiri
dengan cara membeli obat di warung dan meminta air (yang sudah diberi
doa) kepada orang pintar dengan alasan mereka sakit karena diguna-guna
syaitan/jin oleh orang yang memiliki niat jahat. Kebanyakan warga yang
datang kepada orang pintar tersebut dengan keluhan sakit gigi, flu, demam
dan meriang (panas dingin) padahal secara medis penyakit mereka itu
dikarenakan infeksi atau penurunan daya tahan tubuh yang bisa diobati
dengan lebih banyak istirahat dan konsumsi makanan bernutrisi. Sedangkan
4 kepala keluarga (40%) yang termasuk dalam tingkat ekonomi menengah
dan atas dengan memiliki pekerjaan sebagai karyawan perusahan swasta dan
karyawan negeri memilih berobat ke pelayanan kesehatan seperti
puskesmas, klinik pengobatan dan rumah sakit. Hal ini menunjukan adanya
perbedaan perilaku masyarakat berobat dalam tingkat ekonomi. Ini
mendukung peneliti untuk melakukan penelitian apakah faktor status
ekonomi dan pekerjaan berhubungn dengan perilaku beroabat masyarakat
desa Sei Buluh Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, didapatkan rumusan masalah
pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan tingkat ekonomi dan

pekerjaan dengan perilaku berobat masyarakat di Desa Sei Buluh


Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan.

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, didapatkan dua
tujuan dari dilakukannya penelitian ini, yaitu tujuan umum dan khusus.
1.3.1

Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingakt ekonomi dan pekerjaan dengan
perilaku berobat masyarakat di Desa Sei Buluh Kecamatan Kelua
Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimanatan Selatan 2014.

1.3.2

Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi tingkat ekonomi masyarakat di Desa Sei
Buluh Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong Provinsi
Kalimantan Selatan.
1.3.2.2 Mengidentifikasi pekerjaan masyarakat di Desa Sei Buluh
Kecamatan

Kelua

Kabupaten

Tabalong

Provinsi

Kalimantan Selatan.
1.3.2.3 Mengidentifikasi perilaku berobat masyarakat di Desa Sei
Buluh Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong Provinsi
Kalimantan Selatan.
1.3.2.4 Menganalisis hubungan tingkat ekonomi dengan perilaku
berobat masyarakat di Desa Sei Buluh Kecamatan Kelua
Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan.
1.3.2.5 Menganalisis hubungan pekerjaan dengan perilaku berobat
masyarakat di Desa Sei Buluh Kecamatan Kelua Kabupaten
Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1

Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan dan referensi bagi
mahasiswa lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan.

1.4.2

Bagi Institusi Pelayanan Masyarakat


Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi petugas
kesehatan agar lebih banyak memberikan informasi kesehatan
kepada masyarakat.

1.4.3 Bagi Profesi Keperawatan


Penelitian ini dapat dijadikan salah satu sumber informasi untuk
penelitian selanjutnya dan pengembangan ilmu keperawatan di masa
mendatang. Dan menjadi bahan masukan dalam menambah ilmu
keperawatan khususnya kesehatan masyarakat.
1.4.4 Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi
peneliti dalam memberikan pelayanan keperawatan yang benar.

1.5 Penelitian Terkait


Setelah penelusuran kepustakaan yang peneliti lakukan terdapat penelitian
terdahulu :
1.5.1 Abdul Aziz (2013) dengan judul Hubungan Pengetahuan Dengan
Perilaku Berobat Masyarakat Kelurahan Kelayan Timur B
Banjarmasin. Penelitian yang dilakukan bersifat analitik dan
menggunakan desain Cross Sectional, cara pengambilan sampel
dengan

purposive

sampling

(non-random).

Instrumen

yang

digunakan adalah observasi dan kuesioner. Dianalisis dengan Uji Chi


Squer. Hasil penelitian menunjukan Ho ditolak artinya pengetahuan
ada hubungan dengan perilaku berobat masyarakat Kelurahan
Kelayan Timur Banjarmasin dengan nilai p=0,003 (p<0,05).
1.5.2 Khalis (2013) dengan judul Hubungan Tingkat Ekonomi Dengan
Status Kareis Gigi di Desa Pakapuran Kecil Kecamatan Daha Utara
Kabupaten Hulu Sungau Selatan. Metode penelitian ini adalah
analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini
adalah kepala keluarga di Desa Pakapuran Kecil Kecamatan Daha
Utara Kabupaten HSS. Jumlah sampel adalah 56 kepala keluarga.

Teknik pengambilan sampel yaitu Purposive sampling. Instrumen


penelitian berupa wawancara dan lembar observasi. Analisa data
menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan tingakt
ekonomi di Desa Pakapuran Kecil Kecamatan Daha Utara
Kabupaten HSS paling banyak pada kategori rendah sebanyak 34
orang (60,7%), dan status karies gigi di Desa Pakapuran Kecil paling
banyak pada kategori tinggi sebanyak 36 orang (64,3%). Ada
hubungan tingkat ekonomi dengan status karies gigi di Desa
Pakapuran Kecil Kecamatan Daha Utara Kabupaten HSS, =0,001;
(0,05).
1.5.3 Erwina Martisa (2013) dengan judul Hubungan Pekerjaan Dengan
Kejadian Preeklampsia Pada Primigravida Di RSUD Hadji Boejasin
Pelaihari 2013. Metode penelitian adalah Survey Analitik dengan
pendekatan Cross Sectional. Populasi semua ibu primigravida
dengan status preeklampsia di Di RSUD Hadji Boejasin Pelaihari.
Sampel berjumlah 22 orang. Data dianalisi dengan menggunakan uji
kolerasi Spearman Rank dengan batasan kemaknaan 0,05. Hasil
menunjukkan bahwa paling banyak ibu primigravida yang bekerja
yaitu berjumlah 13 orang (59,1%) dan sebagian besar mengalami
preeklampsia berat yaitu berjumlah 13 orang (54,5%). Hasil =
0,009 yang berarti < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna pekerjaan dengan kejadian
preeklampsia pada primigravida.

Penelitian yang akan dilakukan ini berbeda dengan penelitian sebelumnya,


yaitu pada judul, variable, populasi, tempat dan waktu penelitian. Judul
penelitian ini adalah hubungan tingkat ekonomi dan pekerjaan dengan
perilaku berobat masyarakat desa Sei Buluh Kecamatan Kelua Kabupaten
Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis tingkat ekonomi dan pekerjaan masyarakat yang berpengaruh
dengan pengambilan keputusan masyarakat berobat ke pengobatan

tradisional atau kepengobatan medis. Penelitian ini merupakan penelitian


analitik. Variabel independen yaitu tingkat ekonomi dan pekerjaan,
sedangkan variabel dependen adalah pengambilan keputusan masyarakat
dalam memilih berobat antara tradisional atau medis. Sampelnya adalah
masyarakat desa Sei Buluh RT. 04 Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong
Provinsi Kalimantan Selatan. Instrumen yang akan digunakan berupa
wawancara secara observasi dan koesioner.

Anda mungkin juga menyukai

  • Analisa Proses Interaksi 1 - 21
    Analisa Proses Interaksi 1 - 21
    Dokumen64 halaman
    Analisa Proses Interaksi 1 - 21
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Pada Ny
    Asuhan Keperawatan Pada Ny
    Dokumen1 halaman
    Asuhan Keperawatan Pada Ny
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Askep Kala 1
    Askep Kala 1
    Dokumen10 halaman
    Askep Kala 1
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    100% (1)
  • Tulus Sepatu
    Tulus Sepatu
    Dokumen1 halaman
    Tulus Sepatu
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Dokumen1 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Persetujuan Pembimbing
    Persetujuan Pembimbing
    Dokumen1 halaman
    Persetujuan Pembimbing
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii TB - Paru
    Bab Iii TB - Paru
    Dokumen21 halaman
    Bab Iii TB - Paru
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Intra Natal Kala III
    Asuhan Keperawatan Intra Natal Kala III
    Dokumen22 halaman
    Asuhan Keperawatan Intra Natal Kala III
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Penilaian Penyuluhan
    Penilaian Penyuluhan
    Dokumen1 halaman
    Penilaian Penyuluhan
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Konsep Sehat Dan Masalah Kesehatan
    Konsep Sehat Dan Masalah Kesehatan
    Dokumen2 halaman
    Konsep Sehat Dan Masalah Kesehatan
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Faringitis
    Asuhan Keperawatan Faringitis
    Dokumen4 halaman
    Asuhan Keperawatan Faringitis
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • SAMPUL
    SAMPUL
    Dokumen1 halaman
    SAMPUL
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Perkuliahan (Bu Evi)
    Satuan Acara Perkuliahan (Bu Evi)
    Dokumen8 halaman
    Satuan Acara Perkuliahan (Bu Evi)
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • SAMPUL
    SAMPUL
    Dokumen1 halaman
    SAMPUL
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Gastritis
    Kata Pengantar Gastritis
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Gastritis
    Una Aprilia Faziera
    Belum ada peringkat
  • Tugas Bu Yeni
    Tugas Bu Yeni
    Dokumen72 halaman
    Tugas Bu Yeni
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Kelompok Skripsi
    Kelompok Skripsi
    Dokumen1 halaman
    Kelompok Skripsi
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Kelompok Skripsi
    Kelompok Skripsi
    Dokumen1 halaman
    Kelompok Skripsi
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Absens I
    Absens I
    Dokumen1 halaman
    Absens I
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Faring It Is
    Faring It Is
    Dokumen5 halaman
    Faring It Is
    Sayed Hamzah
    Belum ada peringkat
  • Kanker Dan Tumor Ganas
    Kanker Dan Tumor Ganas
    Dokumen13 halaman
    Kanker Dan Tumor Ganas
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • BAB I Betty
    BAB I Betty
    Dokumen7 halaman
    BAB I Betty
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen12 halaman
    Bab I
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Awal
    Lampiran Awal
    Dokumen14 halaman
    Lampiran Awal
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Format Askep
    Format Askep
    Dokumen10 halaman
    Format Askep
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Manu Skrip Anshari
    Manu Skrip Anshari
    Dokumen6 halaman
    Manu Skrip Anshari
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Parameter
    Parameter
    Dokumen1 halaman
    Parameter
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat