Anda di halaman 1dari 13

Kanker dan tumor ganas (malignan)

Pasien dengan infeksi HIV pada dasarnya memiliki resiko yang lebih tinggi
terhadapterjadinya beberapa kanker. Hal ini karena infeksi olehvirus DNApenyebabmutasi
genetik ; yaitu terutamavirus Epstein-Barr (EBV), virus herpes Sarkoma Kaposi
(KSHV), dan virus papilomamanusia (HPV).Sarkoma Kaposi adalah tumor yang paling
umum menyerang pasien yang terinfeksi HIV.Kemunculan tumor ini pada sejumlah
pemuda homoseksual tahun 1981adalah salah satu p e r t a n d a p e r t a m a
wabah AIDS. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari
s u b f a m i l i gammaherpesvirinae, yaituvirus herpes manusia-8yang juga disebut virus
herpes Sarkoma Kaposi (KSHV). Penyakit ini sering muncul di kulit dalam
bentuk bintik keungu-unguan,tetapi dapat menyerang organ lain, terutamamulut,saluran
pencernaan, dan paru-paru.
Kanker getah bening tingkat tinggi (limfoma s e l B ) adalah kanker yang
menyerang sel darah putih dan terkumpul dalam kelenjar getah bening, misalnya
sepertilimfoma Burkitt ( B u r k i t t ' s l ym p h o m a ) a t a u s e j e n i s n ya ( B u r k i t t ' s - l i k e
l ym p h o m a ) , d i f f u s e l a r g e B - c e l l lymphoma (DLBCL), danlimfoma sistem
syaraf pusat primer ,lebih sering muncul pada pasien yang terinfeksi HIV.
Kanker ini seringkali merupakan perkiraan kondisi ( prognosis)yang buruk. Pada
beberapa kasus, limfoma adalah tanda utama AIDS. Limfoma ini sebagian besar disebabkan
olehvirus Epstein-Barr atau virus herpes Sarkoma Kaposi.
Kanker leher rahimpada wanita yang terkena HIV dianggap tanda utama AIDS. Kanker ini
disebabkan oleh virus papilomamanusia. Pasien yang terinfeksi HIV juga dapat
terkena tumor lainnya, sepertilimfoma Hodgkin,kanker usus besar bawah(rectum), dan
kanker anus. Namun demikian, banyak tumor-tumor yang umum sepertikanker
payudara dankanker usus besar (colon), yang tidak meningkat
kejadiannya pada pasien terinfeksi HIV. Di tempat-tempat dilakukannyaterapi
antiretrovirus yang sangat aktif (HAART) dalam menangani AIDS, kemunculan
berbagai kanker yang berhubungan dengan AIDS menurun, namun pada saat yang sama
kanker kemudian menjadi penyebab kematian yang paling umum pada pasien yang terinfeksi
HIV

FARINGITIS
A. Pengertian
Faringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang
menyerang tenggorok atau faring yang disebabkan oleh bakteri atau virus tertentu. Kadang
juga disebut sebagai radang tenggorok.

B. Epidemologi
Faringitis terjadi pada semua umur dan tidak dipengaruhi jenis kelamin, tetapi frekuensi
yang paling tinggi terjadi pada anak-anak. Faringitis akut jarang ditemukan pada usia di
bawah 1 tahun. Insidensinya meningkat dan mencapai puncaknya pada usia 4-7 tahun, tetapi
tetap berlanjut sepanjang akhir masa anak-anak dan kehidupan dewasa. Kematian yang
diakibatkan faringitis jarang terjadi,tetapi dapat terjadi sebagai hasil dari komplikasi penyakit
ini.

C. Etiologi
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri.Virus penyebab adalah :

Common cold

Flu

Adenovirus

Mononucleosis

HIV
Bakteri yang menyebabkan faringitis adalah :

streptokokus grup A,

korinebakterium,

arkanobakterium,

Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae

D. Patofisiologi

Penularan terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel kemudian bila
epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi terjadi pembendungan radang
dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemi, kemudian
oedem dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal dan
cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan hiperemi,
pembuluh darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih,
atau abu-abu terdapat pada folikel atau jaringan limfoid.Tampak bahwa folikel limfoid dan
bercak-bercak pada dinding faring posterior atau terletak lebih ke lateral menjadi meradang
dan membengkak sehingaa timbul radang pada tenggorok atau faringitis.

E. Gejala Klinis.
Penyakit ini cenderung akut dengan disertai demam yang tinggi, sakit kepala, rasa nyeri
di perut dan muntah-muntah. Tenggorokan terasa nyeri, amandel menjadi berwarna merah
dan membengkak. Pada anak yang sudah lebih besar, akan terlihat adanya lapisan seperti
krim di atas amandel (eksudat) yang tidak mengeluarkan darah bila disentuh. Kelenjar getah
bening di leher sering membengkak dan terasa nyeri bila ditekan. Berbeda dengan faringitis
virus, penderita faringitis streptokokus tidak mengalami rhinitis, suara serak atau batuk.

F. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan fisik

Inspeksi : kemerahan pada faring,adanya pembengkakan di daerah leher

Palpasi : adanya kenaikan suhu pada bagian leher, adanya nyeri tekan

TTV : suhu tubuh mengalami kenaikan, nadi meningkat, dan napasnya cepat.

2. Pemeriksaan diagnostik.

Kultur dan uji resistensi

Pemeriksaan serologic

Pemeriksaan sputum untuk mengetahui basil tahan asam

Fotothorak untuk melihat adanya tuberkolusis paru

Biopsi jaringan untuk mengetahui proses keganasan serta mencari basil tahan asam di
jaringan.

G. Tindakan penanganan

Untuk faringitis virus penanganan dilakukan dengan memberikan aspirin atau asetaminofen
cairan dan istirahat baring. Komplikasi seperti sinusitis atau pneumonia biasanya disebabkan
oleh bakteri karena adanya nekrosis epitel yang disebabkan oleh virus sehingga untuk
mengatsi komplikasi ini dicadangkan untuk menggunakan antibiotika.

Untuk faringitis bakteri paling baik diobati dengan pemberian penisilin G sebanyak 200.000250.000 unit, 3-4 kali sehari selama 10 hari. Pemberian obat ini biasanya akan menghasilkan
respon klinis yang cepat dengan terjadinya suhu badan dalam waktu 24 jam. Erritromisin atau
klindamisin merupakan obat alin dengan hasil memuaskan jika penderita alergi terhadap
penisilin. Jika penderita menderita nyeri tenggorokan yang sangat hebat, selain terapi obat,
pemberian kompres panas atau dingin pada leher dapat membantu meringankan nyeri.
Berkumur-kumur dengan larutan garam hangat dapat pula meringankan gejala nyeri
tenggorokan dan hal ini dapat disarankan pada anak-anak yang lebih besar untuk dapat
bekerja sama.

H. Komplikasi

Penyakit ini, jika dibiarkan sampai menjadi berat, dapat menimbulkan radang ginjal
(glomerulonefritis akut),

demam rematik akut,

otitis media (radang telinga bagian tengah),

sinusitis,

abses peritonsila dan abses retropharynx (radang di sekitar amandel atau bagian belakang
tenggorokan yang dapat menimbulkan nanah).

I. Klasifikasi

Berdasarkan lama berlangsungnya;

Faringitis akut, adalah radang tenggorok yang disebabkan oleh virus dan bakteri yaitu
streptokokus grup A dengan tanda dan gejala mukosa dan tonsil yang masih berwarna merah,
malaise, nyeri tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk. Faringitis ini terjadinya
masih baru,belum berlangsung lama.
Faktor predisposisi:

Rinitis kronis

Sinusitis

Iritasi kronik pada perokok dan peminum alcohol

Inhalasi uap pada pekerja dan laboratorium

Orang yang sering bernafas dengan mulut karena hidungnya tersumbat.


a. Faringitis kronis hiperplastik

Gejala :

Pasien mengeluh gatal ditenggorokan

Berasa kering

Berlendir

Kadang-kadang ada batuk

Terapi:

Dicari dan diobati adanya penyalkit kronis dihidung dan sinus paranasal.

Terapi lokal dengan menggosokkan zat kimia (kaustik) yaitu : larutan nitres argenti atau
albotil maupun dengan listrik (elektrocauter)

Secara simptomatik, diberikan obat isap / kumur dan obat batuk


b. Faringitis kronis atropi (faringitis sika)

Gejala dan tanda :

Pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal

Mulut berbau

Pada pemeriksaan tampak mukosa faring terdapat lendir yang melekat

Jika lendir diangkat mukosa tampak kering

Terapi:

Sama dengan rinitis atropi

Pemberian obat kumur

Penjagaan hygiene mulut

Obat simptomatik
J. Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama,
biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di
tenggorok.Faringitis kronis umumnya terjadi pada individu dewasa yang bekerja atau
tinggal dalam lingkungan berdebu,menggunakan suara berlebihan, menderita batu
kronik, dan kebiasan menkonsumsi alcohol dan tembakau.Faringitis kronik dibagi
menjadi 3, yaitu:
a. Faringitis hipertrofi,ditandai dengan penebalan umum dan kongesti membrane
mukosa
b. Faringitis atrofi kemungkinan merupakan tahap lanjut dari jenis pertama
(membrane tipis, keputihan,licin dan pada waktunya berkerut).
c. Faringitis granular kronik terjadi pembengkakan folikel limfe pada dinding
faring

Berdasarkan agen penyebab:


d. Faringitis Virus
e. Faringitis Bakteri.

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Data Dasar

Identitas Pasien (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa,
pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis, sumber biaya, dan
sumber informasi).
Identitas Penanggung ((nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa,
pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan pasien)

2. Riwayat Keperawatan, meliputi :

Riwayat Kesehatan Sekarang


Mengkaji data subjektif yaitu data yang didapatkan dari klien, meliputi:
Alasan masuk rumah sakit
Pasien mengatakan terasa nyeri di leher dan mengatakan sakit saat menelan.
Keluhan utama:
Pasien mengatakan nyeri dan merasa tidak nyaman pada daerah leher
Pasien mengatakan mual dan muntah.
Pasien mengatakan sakit saat menelan
Kronologis keluhan: Pasien mengeluh nyeri di leher

Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Mengkaji apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit yang sama atau yang
berhubungan dengan penyakit yang saat ini diderita. Misalnya, sebelumnya pasien
mengatakan pernah mengalami infeksi pada saluran tenggorokan dan pernah menjalani
perawatan di RS
Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji apakah dalam keluarga pasien ada/tidak yang mengalami penyakit yang sama.
Riwayat Psikososial dan Spiritual
Mengkaji orang terdekat dengan pasien, interaksi dalam keluarga, dampak penyakit pasien
terhadap keluarga, masalah yang mempengaruhi pasien, mekanisme koping terhadap stres,
persepsi pasien terhadap penyakitnya, tugas perkembangan menurut usia saat ini, dan sistem
nilai kepercayaan.
Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual

Dikaji 14 kebutuhan dasar manusia menurut Virginia Handerson, seperti :


Bernafas
Dikaji apakah pasien mengalami gangguan pernafasan, sesak, atau batuk, serta ukur
respirasi rate.
Makan
Dikaji apakah klien menghabiskan porsi makan yang telah disediakan RS, apakah
pasien mengalami mual atau muntah ataupun kedua-duanya.
Minum

Dikaji kebiasaan minum pasien sebelum dan saat berada di RS, apakah ada perubahan
(lebih banyak minum atau lebih sedikit dari biasanya).
Eliminasi
Dikaji pola buang air kecil dan buang air besar. Terutama difokuskan tentang apakah
pasien cenderung susah dalam buang air kecil (kaji kebiasaan dan volume urine) atau
mempunyai keluhan saat BAK.
Gerak aktivitas
Dikaji apakah pasien mengalami gangguan/keluhan dalam melakukan aktivitasnya
saat menderita suatu penyakit (dalam hal ini adalah setelah didiagnosa mengalami Faringitis)
atau saat menjalani perawatan di RS.
Istirahat/tidur
Dikaji apakah pasien mengalami gangguan pola tidur akibat penyakitnya, misalnya
gelisah dan tidak bisa tidur nyenyak saat merasa nyeri di leher.
Pengaturan suhu tubuh
Dikaji/ukur TTV pasien untuk mengetahui keadaan umum pasien, apakah pasien
mengalami demam atau tidak. Selain itu, observasi kondisi pasien mulai dari ekspresi wajah
sampai kulit, apakah kulitnya hangat atau kemerahan, wajahnya pucat atau tidak.
Kebersihan diri
Dikaji kebersihan pasien saat dirawat di RS, bila perlu libatkan keluarga pasien dalam
melakukan perawatan diri pasien, misalnya saat mandi dan sebagainya.
Rasa nyaman
Dikaji kondisi pasien yang berhubungan dengan gejala-gejala penyakitnya, misalnya pasien
merasa nyeri di perut bagian bawah (dikaji dengan PQRST : faktor penyebabnya,
kualitas/kuantitasnya, lokasi, lamanya dan skala nyeri)
Rasa aman
Dikaji apakah pasien merasa cemas akan setiap tindakan keperawatan yang diberikan
kepadanya, dan apakah pasien merasa lebih aman saat ditemani keluarganya selama di RS.
Sosial dan komunikasi
Dikaji bagaimana interaksi pasien terhadap keluarga, petugas RS dan lingkungan sekitar
(termasuk terhadap pasien lainnya).
Pengetahuan
Dikaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya yang diderita saat ini dan terapi yang
akan diberikan untuk kesembuhannya.
Rekreasi
Dikaji apakah pasien memiliki hobi ataupun kegiatan lain yang ia senangi.
Spiritual
Dikaji bagaimana pendapat pasien tentang penyakitnya, apakah pasien menerima penyakitnya
adalah karena murni oleh penyakit medis ataupun sebaliknya.
Pengkajian Fisik, meliputi :
Keadaan Umum, yaitu dengan mengobservasi bentuk tubuh, warna kulit, kesadaran, dan
kesan umum pasien (saat pertama kali MRS)
Gejala Kardinal, yaitu dengan mengukur TTV (suhu, nadi, tekanan darah, dan respirasi)
Keadaan Fisik, yaitu melakukan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi dari kepala sampai
anus, tapi lebih difokuskan pada bagian leher
Pemeriksaan Penunjang, yaitu dari hasil pemeriksaan laboratorium dengan uji kultur dan uji
resistensi
Anamnesa
Adanya riwayat merokok,adanya riwayat streptokokus,dan yang penting ditanyakan apakah
klien pernah mengalami nyeri/lesi pada mulut (nyeri saat menelan)

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pada tenggorokan.

Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan dengan sekret yang kental ditandai
dengan kesulitan dalam bernafas,

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesulitan


menelan

Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasi.

C. INTERVENSI

No

Diagnosa Kep

Tujuan & Kriteria Hasil

Nyeri berhubungan
dengan proses
inflamasi pada
tenggorokan

1. Setelah
diberikan

Tujuan

1. Kaji ulang
2.

asuhan
keperawatan
diharapkan
nyeri pasien
berkurang

Rasional

3.
4.

tingkat nyeri
Ajarkan teknik
relaksasi
Kaji TTV
Kolaborasi
dalam
pemberian
analgetik

2.
3.
4.

Dengan kriteria
hasil:

1. Agar tepat dalam


memilih tindakan
untuk mengatasi
nyeri
Meningkatkan
relaksasi dan
mengurangi nyeri
Untuk mengetahui
keaadaan umum
pasien
Untuk mengurangi
nyeri

nyeri pasien berkurang


dari skala 5 menjadi 3

Pasien tidak tampak


meringis

TTV normal

Nadi:60-100 x permenit

RR:16-20 x permenit

TD:100-140/60-90
mmHg

Bersihan

jalan

Suhu:36,8-37,2 C

1. Pasien dapat

1. Identifikasi

1. Untuk mengetahui

napas tidak efektif


berhubungan
dengan

2.

dengan

sekret yang kental


ditandai

dengan

kesulitan

dalam

mengeluarkan
sputum
Pasien
mengatakan
dapat bernapas
dengan lancar

3.

bernafas,

4.

Ketidakseimbangan
3

1. Pasien

nutrisi kurang dari


kebutuhan

tubuh

berhubungan
dengan

kesulitan

2.
3.

menelan

4.

Kurang

berhubungan

familiar

mengatakan
tidak sakit
dalam menelan
makanan
Pasien makan
dengan lahap
Nafsu makan
pasien
meningkat
Pasien nampak
lebih segar

1. Pasien dapat

pengetahuan

dengan

2.

tidak
dengan

2.

sumber informasi.

3.

menyebutkan
kembali apa
yang dijelaskan
perawat
Pasien
mengangguk
dan nampak
mengerti
Pasien
mengatakan
mengerti

kualitas atau
kedalaman
nafas pasien
Anjurkan untuk
minum air
hangat.
Ajari pasien
untuk batuk
efektif
Kolaborasi
untuk
pemberian
ekspektoran

1. Kaji intake
2.

3.

makanan
pasien
Anjurkan
pasien untuk
makan
makanan yang
tinggi kalori
dan serat
kolaborasi
dengan ahli
gizi

1. Kaji tingkat
2.
3.
4.

pengetahuan
pasien
Lakukan
BHSP
Berikan Health
Education
Lakukan
evaluas

2.

3.
4.

keadaan napas
pasien
Untuk mencairkan
sputum agar
mudah
dikeluarkan
Untuk melegakan
saluran
pernapasan
Untuk
mengencerkan
dahak

1. Untuk mengetahui

2.
3.

adanya
peningkatan nafsu
makan
Untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
pasien
Untuk
mendapatkan
menu makanan
yang sesuai
dengan
kebutuhannya

1. Untuk mengetahui

2.
3.

4.

seberapa tahu
pasien akan
penyakitnya
Agar pasien
percaya terhadap
perawat
Untuk menambah
pengetahuan dan
informasi tentang
penyakitnya
Untuk mengetahui
daya tangkap
pasien setelah
diberikan HE

FARINGITIS

A. Pengertian
1. Faringitis adalah radang pada faring yang biasanya disebabkan oleh bakteri dan virus.
(Ngastiyah, 2005)
2. Faringitis menunjukkan pada semua infeksi akut faring, termasuk tonsilitis dan faringotonsilitis.
Ada atau tidak adanya tonsil tidak mempengaruhi kerentanan, frekuensi atau perjalanan atau
komplikasi penyakit. (Behrman K, 1999)
3. Faringitis akut adalah menunjukkan pada keadaan dimana keterlibatan utama adalah pada
tenggorokan. (Behrman K, 1999)
4. Faringitis akut adalah Inflamasi febris tenggorok yang disebabkan oleh organisme virus hampir
70 % dan sebagian lagi oleh bakteri. Streptokokus group A adalah organisme bakteri paling umum
yang menyebabkan faringitis akut. (Smeltzer, 2001)
Penyakit faringitis tidak lazim ada pada anak di bawah 1 tahun. Insidennya lalu naik sampai
puncaknya pada 4-7 tahun, tetapi berlanjut sampai akhir masa kanak-kanak dan kehidupan dewasa.
Tenggorok (termasuk tonsil) adalah sisi anatomis yang terpenting dari faringitis (sakit tenggorok).
B. Klasifikasi
Secara umum faringitis dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Faringitis Akut
Faringitis virus atau bakterialis akut adalah penyakit yang sangat penting. Beberapa usaha dilakukan
pada klasifikasi peradangan akut yang mengenai dinding faring. Yang paling logis untuk
mengelompokkan sejumlah infeksi-infeksi ini dibawah judul yang relatif sederhana Faringitis Akut.
Disini termasuk faringitis akut yang terjadi pada pilek biasa sebagai akibat penyakit infeksi akut
seperti eksantema atau influenza dan dari berbagai penyebab yang tidak biasa seperti manifestasi
herpesdan sariawan.
2. Faringitis Kronis
a. Faringitis Kronis Hiperflasi
Pada faringitis kronis hiperflasi terjadi perubahan mukosa dinding posterior. Tampak mukosa
menebal serta hipertofi kelenjar limfe di bawahnya dan di belakang arkus faring posterior (lateral
band). Dengan demikian tampak mukosa dinding posterior tidak rata yang disebut granuler.
b. Faringitis Kronis Atrofi (Faringitis sika)
Faring kronis atrofi sering timbul bersama dengan rinitis atrofi. Pada rinitis atrofi udara pernapasan
tidak diatur suhu serta kelembapannya sehingga menimbulkan rangsangan serta infeksi faring.
3. Faringitis Spesifik
a. Faringitis Luetika
1) Stadium Primer
Kelainan pada stadium ini terdapat pada lidah, palatum mole, tonsil, dan dinding faring posterior.
Kelainan ini berbentuk bercak keputihan di tempat tersebut.
2) Stadium Sekunder
Stadium ini jarang ditemukan. Pada stadium ini terdapat pada dinding faring yang menjalar ke arah
laring.
3) Stadium Tersier
Pada stadium ini terdapat guma. Tonsil dan pallatum merupakan tempat predileksi untuk tumuhnya
guma. Jarang ditemukan guma di dinding faring posterior.
b. Faringitis Tuberkulosa
Kuman tahan asam dapat menyerang mukosa palatum mole, tonsil, palatum durum, dasar lidah dan
epiglotis. Biasanya infeksi di daerah faring merupakan proses sekunder dari tuberkulosis paru,
kecuali bila terjadi infeksi kuman tahan asam jenis bovinum, dapat timbul tuberkulosis faring primer.
Sumber: Adams, 1997; 328 & Iskandar, dkk, 1993;170

C. Etiologi
1. Virus
Adenovirus, virus epstein barr, herpes simpleks, virus parainfluenza, enterovirus, v. Sinsitium
pernapasan, virus influenza (A & B).
2. Streptokokus-hemolitikus grup A
Adalah satu-satunya agen penyebab infeksi bakteri yang lazim dan kecuali selama epidemi, infeksi ini
mungkin meliputi kurang dari 15 % kasus.
3. Mikoplasma dan arcanobacterium hemolytieum.
4. Infeksi gonokokus faring dapat terjadi akibat felasio (hubungan kelamin melalui mulut)
5. Pneumokokus, Basilus influenza
Sumber: Behrman, 1999; 1458
D. Patofisiologi
Organisme yang menghasilkan eksudat saja atau perubahan kataral sampai yang menyebabkan
edema dan bahkan ulserasi dapat mengakibatkan faringitis. Pada stadium awal, terdapat hiperemia,
kemudian edema dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal atau
berbentuk mukus dan kemudian cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring.
Dengan hiperemia, pembuluh darah dinding faring menjadi melebar. Bentuk sumbatan yang
berwarna putih, kuning atau abu-abu terdapat dalam folikel atau jaringan limfoid. Tidak adanya
tonsilia, perhatian biasanya difokuskan pada faring dan tampak bahwa folikel limfoid atau bercakbercak pada dinding faring posterior atau terletak lebih ke lateral, menjadi meradang dan
membengkak. Tekanan dinding lateral jika tersendiri disebut faringitis lateral. Hal ini tentu saja
mungkin terjadi, bahkan adanya tonsilia, hanya faring saja yang terkena.
Sumber: Adams, G.L, 1997: 328
E.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Manifestasi Klinis
Mengeluh rasa kering / gatal pada tenggorok.
Malaise dan sakit kepala
Suhu tubuh meningkat
Nyeri
Disfagia
Suara parau Proses peradangan menyertai laring
Batuk
Edema Faring

Anda mungkin juga menyukai

  • Analisa Proses Interaksi 1 - 21
    Analisa Proses Interaksi 1 - 21
    Dokumen64 halaman
    Analisa Proses Interaksi 1 - 21
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Pada Ny
    Asuhan Keperawatan Pada Ny
    Dokumen1 halaman
    Asuhan Keperawatan Pada Ny
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • ASUHAN KALA 1
    ASUHAN KALA 1
    Dokumen10 halaman
    ASUHAN KALA 1
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    100% (1)
  • Tulus Sepatu
    Tulus Sepatu
    Dokumen1 halaman
    Tulus Sepatu
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Intra Natal Kala III
    Asuhan Keperawatan Intra Natal Kala III
    Dokumen22 halaman
    Asuhan Keperawatan Intra Natal Kala III
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Persetujuan Pembimbing
    Persetujuan Pembimbing
    Dokumen1 halaman
    Persetujuan Pembimbing
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii TB - Paru
    Bab Iii TB - Paru
    Dokumen21 halaman
    Bab Iii TB - Paru
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Dokumen1 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Perkuliahan (Bu Evi)
    Satuan Acara Perkuliahan (Bu Evi)
    Dokumen8 halaman
    Satuan Acara Perkuliahan (Bu Evi)
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Konsep Sehat Dan Masalah Kesehatan
    Konsep Sehat Dan Masalah Kesehatan
    Dokumen2 halaman
    Konsep Sehat Dan Masalah Kesehatan
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Penilaian Penyuluhan
    Penilaian Penyuluhan
    Dokumen1 halaman
    Penilaian Penyuluhan
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Kanker Dan Tumor Ganas
    Kanker Dan Tumor Ganas
    Dokumen13 halaman
    Kanker Dan Tumor Ganas
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Faringitis
    Asuhan Keperawatan Faringitis
    Dokumen4 halaman
    Asuhan Keperawatan Faringitis
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Konsep dan Asuhan Keperawatan Gastritis
    Konsep dan Asuhan Keperawatan Gastritis
    Dokumen2 halaman
    Konsep dan Asuhan Keperawatan Gastritis
    Una Aprilia Faziera
    Belum ada peringkat
  • SAMPUL
    SAMPUL
    Dokumen1 halaman
    SAMPUL
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Tugas Bu Yeni
    Tugas Bu Yeni
    Dokumen72 halaman
    Tugas Bu Yeni
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • BAB I Betty
    BAB I Betty
    Dokumen7 halaman
    BAB I Betty
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Kelompok Skripsi
    Kelompok Skripsi
    Dokumen1 halaman
    Kelompok Skripsi
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Absens I
    Absens I
    Dokumen1 halaman
    Absens I
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Faring It Is
    Faring It Is
    Dokumen5 halaman
    Faring It Is
    Sayed Hamzah
    Belum ada peringkat
  • SAMPUL
    SAMPUL
    Dokumen1 halaman
    SAMPUL
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen12 halaman
    Bab I
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Kelompok Skripsi
    Kelompok Skripsi
    Dokumen1 halaman
    Kelompok Skripsi
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Manu Skrip Anshari
    Manu Skrip Anshari
    Dokumen6 halaman
    Manu Skrip Anshari
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Format Askep
    Format Askep
    Dokumen10 halaman
    Format Askep
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Awal
    Lampiran Awal
    Dokumen14 halaman
    Lampiran Awal
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Parameter
    Parameter
    Dokumen1 halaman
    Parameter
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Skripsi
    BAB 1 Skripsi
    Dokumen9 halaman
    BAB 1 Skripsi
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat