Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN TINGKAT EKONOMI DAN PEKERJAAN DENGAN PERILAKU

BEROBAT MASYARAKAT DESA SEI BULUH KECAMATAN KELUA


KABUPATEN TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
TAHUN 2014
Anshari Hidayat*, M. Syafwani**, Rafidah***
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin
Program Studi S1 Keperawatan
Email : anshari_hifziani@yahoo.co.id
Abstrak
Perilaku pengobatan yang dilakukan oleh penduduk Indonesia yang mengeluh sakit, persentasi terbesar
67,71% mengobati sendiri, dan persentasi 45,14% penduduk yang berobat jalan, serta persentasi penduduk
Indonesia yang menggunakan pengobatan tradisional 24,33% (BPS, 2012). Hal tersebut cukup menarik,
dikarenakan masih banyak masyarakat yang kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan banyaknya
masyarakat yang memilih untuk mengobati penyakitnya sendiri.
Mengetahui hubungan tingakt ekonomi dan pekerjaan dengan perilaku berobat masyarakat di Desa Sei Buluh
Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimanatan Selatan 2014.
Jenis penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel 84 kepala keluarga. Dengan teknik
sampling random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala keluarga dengan tingkat ekonomi di atas UMP melakukan
pengobatan di pelayanan kesehatan yaitu sebanyak 32 responden (91,4%). Ada hubungan tingkat ekonomi
dengan perilaku berobat masyarakat Desa Sei Buluh dengan nilai = 0,000 ( < 0,05). Dan hasil penelitian
menunjukkan sebagian besar kepala keluarga mempunyai pekerjaan, yaitu sebagai petani 27 responden
(32,14%). Tidak ada hubungan pekerjaan dengan perilaku berobat masyarakat di desa Sei Buluh dengan nilai
=0,329 ( > 0,05).
Kata kunci : Pekerjaan, perilaku berobat, tingkat ekonomi

1. Pendahuluan
Di negara-negara maju banyak orang yang sangat tinggi kesadarannya akan kesehatan dan takut terkena
penyakit sehingga jika dirasakan sedikit saja kalainan pada tubuhnya, maka dia akan langsung pergi ke
dokter. Padahal ternyata tidak terdapat gangguan fisik yang nyata, keluhan psikomotis seperti ini lebih
banyak di temukan di negara maju dari pada dikalangan masyarakat tradisional.
Memang berbagai penelitian di negara-negara berkembang maupun negara maju menunjukan bahwa
tindakan pertama untuk mengatasi penyakit adalah berobat sendiri atau menunjukan bahwa tindakan
pertama untuk mengatasi penyakit atau self medication. Di negara-negara seperti Indonesia masih ada
satu tahap lagi yang dilewati banyak penderita sebelum mereka datang ke petugas kesehatan, yaitu pergi
berobat ke dukun atau ahli-ahli pengobatan tradisional lainnya. Kadang-kadang orang tidak pergi berobat
atau menggunakan sarana kesehatan yang tersedia sebab dia tidak merasa mengidap penyakit, atau jika si
individu merasa bahwa penyakitnya itu disebabkan oleh mahluk halus, maka dia akan memilih untuk
berobat kepada orang pandai yang dianggap mampu mengusir mahluk halus tersebut dari tubuhya
sehingga penyakitnya itu akan hilang.
Ada berbagai jenis dan cara pengobatan tradisional yang terdapat dan dikenal di Indonesia yang tentunya
sesuai dengan keanekaragaman masyarakat Indonesia ini sendiri, yaitu pengobatan tradisional dengan
ramuan obat, pengobatan tradisional spiritual/kebatinan, pengobatan tradisional dengan memakaai
1

peralatan/perangsang seperti akupuntur dan penggunaan benda tajam dan tumpul, pengobatan tradisional
yang telah mendapatkan pengarahan pemerintah seperti dukun beranak dan tukang gigi tradisional.
Memilih pengobatan atau mencari alternatif sendiri merupakan suatu perilaku individu. Menurut Skinner
(1983) dalam bukunya Notoatmojdo (2012) perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus
atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit (kesehatan) seperti lingkungan, makanan minuman dan
pelayanan kesehatan. Dengan perkataan lain perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan
seseorang, baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak diamati yang berkaitan dengan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Perilaku kesehatan itu sendiri menurut Notoatmojdo (2012)
dipengaruhi oleh faktor eksternal (pengalaman, fasilitas, dan sosial budaya) dan faktor internal (persepsi,
pengetahuan, keyakinan, keinginan, motivasi, niat dan sikap).
Perilaku mencari penyembuhan atau pengobatan adalah perilaku orang atau masyarakat yang sedang
mengalami sakit atau masalaha kesehatan yang lain, untuk memperoleh pengobatan sehingga sembuh
atau teratasi masalah kesehatannya. Bagi keluarga, masalah kesehatan atau penyakit keluarga lainnya,
terutama anak-anak. Anak-anak dalam keluarga, terutama anak balita dengan sendirinya perilaku mencari
penyembuhan ini masih ditentukan atau tanggung jawab orang tuanya. Apabila seseorang dewasa atau
anak balita dalam keluarga sedang sakit atau mengalami gangguan kesehatan yang lain biasanya
keputusan yang diambil adalah tidak melakukan tindakan apa-apa, melakukan pengobatan sendiri baik
menggunakan cara dan obat tradisional maupun modern serta mencari pengobatan keluar baik tradisional
maupun modern.
Tingkat sosial ekonomi merupakan gambaran kedudukan seseorang dalam bermasyarakat yang biasanya
ditentukan oleh unsur pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan yaitu kelompok tinggi, kelompok menengah,
dan kelompok rendah.
Tingkat pendapatan yang memadai akan memberikan kemungkinan-kemungkinan yang lebih besar untuk
datang ke fasilitas kesehatan, memeriksakan diri, serta mengambil obat. Hal ini dapat dihubungkan
dengan biaya transport yang dimiliki. Jadi dari tingkat pendapatan yang memadai dapat diharapkan
penderita akan berobat secara teratur walaupun jarak ke tempat pelayanan kesehatan jauh. (Syaer, 2010).
2. Metode Penelitian
Metode penelitian ini merupakan penelitian analitik, karena penelitian ini mencoba menggali dan
menganalisa korelasi antara fenomena yaitu mencari hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen (Notoatmodjo, 2012). Metode penelitian ini menggunakan cross sectional yaitu pengukuran
atau pengamatan dilakukan pada saat bersamaan (sekali waktu). (Hidayat, 2009). Dengan penelitian jenis
ini peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan tingkat ekonomi dan pekerjaan dengan perilaku
berobat masyarakat di Desa Sei Buluh Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan
Selatan Tahun 2014.
3. Hasil penelitian
3.1 Analisa Univariat
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui gambaran variabel penelitian yang digunakan dalam
penelitian yang terdiri variabel dependen yaitu perilaku berobat masyarakat dan variabel independen
yaitu tingkat ekonomi dan pekerjaan.
3.1.1 Distribusi Frekuensi tingkat ekonomi responden di Desa Sei Buluh
Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan hasil distribusi frekuensi tingkat ekonomi
kepala keluarga di Desa Dei Buluh, sebagai berikut :
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi tingkat ekonomi responden di Desa Sei Buluh Tahun 2014
No

Tingkat Ekomomi

1
2

Di atas UMP
Di bawah UMP
Jumlah

Frekuensi
F
53
31
84

%
63,09
36,01
100

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan dari 84 responden yang ada di Desa Sei Buluh didapatkan
sebagian besar reponden memiliki tingkat ekonomi dalam kategori di atas UMP (Upah
Minimum Provinsi) yaitu berjumlah 53 responden (63,09 %).
3.1.2 Distribusi frekuensi pekerjaan responden di Desa Sei Buluh
Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan hasil gambaran pekerjaan kepala keluarga di
Desa Dei Buluh, sebagai berikut :
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi pekerjaan responden di Desa Sei Buluh Tahun 2014
Frekuensi
No
Pekerjaan
F
%
1
Bekerja
81
96,4
2
Tidak bekerja
3
3,6
Jumlah
84
100
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 84 responden yang ada di Desa Sei Buluh
didapatkan 81 responden (96,4%) yang memiliki pekerjaan.
3.1.3 Distribusi frekuensi berobat responden di Desa Sei Buluh
Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan hasil gambaran perilaku berobat oleh kepala
keluarga di Desa Sei Buluh, sebagai berikut :
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi perilaku berobat responden di Desa Sei Buluh Tahun 2014
Frekuensi
No
Perilaku berobat
F
%
1
Pelayanan kesehatan
35
41,66
2
Non pelayan kesehatan
16
19,04
3
Gabungan
33
39,28
Jumlah
84
100
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 84 responden yang ada di Desa Sei Buluh
didapatakan 35 responden (41,66%) yang melakukan pengobatan dipelayanan kesehatan.
3.2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat dipergunakan untuk mengetahui hubungan tingkat ekonomi dan pekerjaan dengan
perilaku berobat masyarakat di Desa Sei Buluh. Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan
Chi Square. Hasil uji tersebut dapat disajikan sebagai berikut :
Tabel 4.6 Hubungan Tingkat Ekonomi Dengan Perilaku Berobat Masyarakat Desa Sei Buluh Tahun
2014
Perilaku Berobat Masyarakat
Jumlah
No
Tingkat Ekonomi
Yan Kes
Non Yan Kes
Gabungan
N
%
N
%
N
%
N
%
1
Di atas UMP
32
91,4
3
18,8
18
54,5
53
63,1
2
Di bawah UMP
3
8,6
13
81,3
15
45,5
31
36,9
Total
35
100
16
100
33
100
84
100
value 0,000
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa responden dengan tingkat ekonomi di atas UMP
melakukan pengobatan dipelayanan kesehatan yaitu sebanyak 32 responden (91,4%). Dari hasil uji
Chi Sqaure menunjukkan bahwa hasilnya Ho ditolak artinya ada hubungan bermakna tingkat
ekonomi dengan perilaku berobat masyarakat Desa Sei Buluh dengan nilai = 0,000 ( < 0,05).

Tabel 4.7 Hubungan Pekerjaan Dengan Perilaku Berobat Masyarakat Desa Sei Buluh Tahun 2014
Perilaku Berobat Masyarakat
Jumlah
Yan Kes dan
No
Pekerjaan
Yan Kes
Non Yan Kes
non Yan Kes
N
%
N
%
N
%
N
%
1
Bekerja
35
100
15
93,8
31
93,9
81
96,4
2
Tidak bekerja
0
0
1
6,3
2
6,1
3
3,6
Total
35
100
16
100
33
100
84
100
value 0,329
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mempunyai pekerjaan
memilih berobat dipelayanan kesehatan yaitu sebanyak 35 responden (100%). Hasil uji Chi Sqaure
menunjukkan bahwa nilai =0,329 ( > 0,05) Ho diterima, artinya tidak ada hubungan bermakna
pekerjaan dengan perilaku berobat masyarakat Desa Sei Buluh Kecamatan Kelua.
4 Pembahasan
4.1 Hubungan tingkat ekonomi dengan perilaku berobat masyarakat Desa Sei Buluh
Dari hasil uji Chi Square didapatkan hasil = 0,000 ( < 0,05), Ho ditolak artinya ada hubungan
bermakna tingkat ekonomi dengan perilaku berobat masyarakat Desa Sei Buluh.
Masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi lebih percaya berobat ke dokter atau puskesmas karena
memiliki dana yang cukup untuk melakukan pengobatan meskipun untuk penyakit ringan dan mereka
jarang menggunakan askes. Sebaliknya masyarakat yang tingkat ekonominya rendah cenderung
memanfaatkan obat-obat yang dijual di warung, dan jika sakit mereka cenderung mempergunakan
asuransi kesehatan (askin) sebagai sumber dana untuk biaya berobat. Dalam masyarakat desa lebih
mendahulukan obat tradisional untuk mengobati keluhan-keluhan ringan, karena obat modern sulit
dijangkau dan keterbatasan penghasilan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
menyatakan tingkat ekonomi akan mempengaruhi perilaku berobat masyarakat di Desa Sei Buluh.
4.2 Hubungan pekerjaan dengan perilaku berobat masyarakat Desa Sei Buluh
Dari hasil uji Chi Square didapatkan hasil = 0,329 ( < 0,05), Ho diterima, artinya tidak ada
hubungan bermakna pekerjaan dengan perilaku berobat masyarakat Desa Sei Buluh.
Seseorang yang bekerja umumnya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, sering
berhubungan dengan dunia luar ataupun berinteraksi dengan rekan kerjanya. Proses yang dijalani selama
bekerja setidaknya mempengaruhi pola pikir seseorang dan pada akhirnya mempengaruhi
keputusan pengobatan sendiri yang diambil. Pekerjaan (bekerja atau tidak bekerja) berhubungan
dengan perilaku pengobatan sendiri. Hal ini disebabkan karena masyarakat pedesaan, sehingga
perbedaan perilaku antara masyarakat desa yang bekerja dan yang tidak bekerja sangatlah nyata.
Seseorang yang bekerja mempunyai perilaku pengobatan sendiri yang lebih baik dibandingkan
dengan seseorang yang tidak bekerja.
5. Kesimpulan
Tingkat ekonomi masyarakat di desa Sei Buluh Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong Provinsi
Kalimantan Selatan sebagian besar berada di atas UMP yaitu 53 responden (63,09%).
Status pekerjaan masyarakat di desa Sei Buluh Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong Provinsi
Kalimantan Selatan sebagian besar mempunyai pekerjaan, yaitu sebagai petani 27 responden (32,14%).
Perilaku berobat masyarakat di desa Sei Buluh Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong Provinsi
Kalimantan Selatan sebagian besar responden lebih memilih melakukan pengobatan dipelayanan
kesehatan sebanyak 53 responden (41,66%).
Ada hubungan bermakna tingkat ekonomi dengan perilaku berobat masyarakat di desa Sei Buluh
Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan dengan nilai = 0,000 ( < 0,05).
4

Tidak ada hubungan bermakna pekerjaan dengan perilaku berobat masyarakat di desa Sei Buluh
Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan dengan nilai =0,329 ( > 0,05).
6. Saran
Bagi institusi pendidikan
Menambah literatur tambahan wawasan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan
masyarakat khususnya perilaku berobat masyarakat.
Bagi institusi pelayanan masyarakat
Diharapkan dapat melakukan edukasi mengenai pentingnya berobat ke tempat pelayanan kesehatan dan
mengenai pentingnya pengobatan yang rasional.
Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat melakuan penelitian tentang rasionalitas pengobatan yang dilakukan oleh
masyarakat atau faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku berobat masyarakat seperti jarak ke
fasilitas kesehatan, tingkat keparahan penyakit dan lain sebagainya.
Bagi kepala keluarga
Diharapkan agar melakukan pengobatan yang rasional dan lebih memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang telah tersedia.
Daftar Rujukan
Azizah, R. (2013). Hubungan Pengetahuan Dan Status Ekonomi Dengan Swamedikasi Masyarakat Di Desa
Masintan Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan. Skripsi, Stikes
Muhammadiyah Banjarmasin.
Aziz, A. (2013). Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Berobat Masyarakat Kelurahan Kelayan Timur B
Banjarmasin. Skripsi, Stikes Muhammadiyah Banjarmasin.
Badan Pusat statistik. (2012). Perilaku Berobat Masyarakat Indonesia, (Internet) terdapat dalam
(http://www.bps.go.id, diakses tanggal 9 Februari 2014).
Desa sei buluh. (2013). Profil desa sei buluh kecamatan kelua kabupaten tabalong. Kelua: Sei buluh.
Friedman. (2004). Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
Hidayat, A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.
Khalis. (2013). Hubungan Tingkat Ekonomi Dengan Status Kareis Gigi di Desa Pakapuran Kecil Kecamatan
Daha Utara Kabupaten Hulu Sungau Selatan. Skripsi, Stikes Muhammadiyah Banjarmasin.
Jumadi. (2013) Gubernur Kalsel Sahkan UMP 2014 Banjarmasin Post, 29 Desember, 2013.
http://banjarmasin.tribunnews.com/2013/12/29/gubernur-kalsel-sahkan-ump-2014> (Diakses tanggal
13 Mei 2014).
Kristina, S. A., Prabandari, Y. S., & Sudjaswadi, R. (2007). Perilaku Pengobatan Yang Rasional Pada
Masyarakat. Berita Kedokteran Masyarakat. Volume 23. No. 4. Halaman 176 183.
Syeh. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Mencari Pengobatan (Internet) terdapat
dalam (http://syehaceh.wordpress.com/2013/04/11/faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-perilakumencari-pengobatan/, diakses tanggal 9 Februari 2014).
Notoatmodjo, S.(2010) Ilmu perilaku kesehatan. Cetakan Pertama. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S.(2012). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
5

Zein, Y. A. dan Suryani E. (2005). Psikologi ibu dan anak. Cetakan Pertama. Yogyakarta: PT Fitramaya.

*Anshari Hidayat. Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin


** M. Syafwani S.Kp., M.Kep., Sp. Jiwa. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Banjarmasin
*** Rafidah S.Si.T., M.Kes. Dosen Poli Teknis Kesehatan (Poltekkes) Kebidanan Banjarbaru

Anda mungkin juga menyukai

  • Analisa Proses Interaksi 1 - 21
    Analisa Proses Interaksi 1 - 21
    Dokumen64 halaman
    Analisa Proses Interaksi 1 - 21
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Pada Ny
    Asuhan Keperawatan Pada Ny
    Dokumen1 halaman
    Asuhan Keperawatan Pada Ny
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Askep Kala 1
    Askep Kala 1
    Dokumen10 halaman
    Askep Kala 1
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    100% (1)
  • Tulus Sepatu
    Tulus Sepatu
    Dokumen1 halaman
    Tulus Sepatu
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Dokumen1 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Persetujuan Pembimbing
    Persetujuan Pembimbing
    Dokumen1 halaman
    Persetujuan Pembimbing
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii TB - Paru
    Bab Iii TB - Paru
    Dokumen21 halaman
    Bab Iii TB - Paru
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Intra Natal Kala III
    Asuhan Keperawatan Intra Natal Kala III
    Dokumen22 halaman
    Asuhan Keperawatan Intra Natal Kala III
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Penilaian Penyuluhan
    Penilaian Penyuluhan
    Dokumen1 halaman
    Penilaian Penyuluhan
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Konsep Sehat Dan Masalah Kesehatan
    Konsep Sehat Dan Masalah Kesehatan
    Dokumen2 halaman
    Konsep Sehat Dan Masalah Kesehatan
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Faringitis
    Asuhan Keperawatan Faringitis
    Dokumen4 halaman
    Asuhan Keperawatan Faringitis
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • SAMPUL
    SAMPUL
    Dokumen1 halaman
    SAMPUL
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Perkuliahan (Bu Evi)
    Satuan Acara Perkuliahan (Bu Evi)
    Dokumen8 halaman
    Satuan Acara Perkuliahan (Bu Evi)
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • SAMPUL
    SAMPUL
    Dokumen1 halaman
    SAMPUL
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Gastritis
    Kata Pengantar Gastritis
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Gastritis
    Una Aprilia Faziera
    Belum ada peringkat
  • Tugas Bu Yeni
    Tugas Bu Yeni
    Dokumen72 halaman
    Tugas Bu Yeni
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Kelompok Skripsi
    Kelompok Skripsi
    Dokumen1 halaman
    Kelompok Skripsi
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Kelompok Skripsi
    Kelompok Skripsi
    Dokumen1 halaman
    Kelompok Skripsi
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Absens I
    Absens I
    Dokumen1 halaman
    Absens I
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Faring It Is
    Faring It Is
    Dokumen5 halaman
    Faring It Is
    Sayed Hamzah
    Belum ada peringkat
  • Kanker Dan Tumor Ganas
    Kanker Dan Tumor Ganas
    Dokumen13 halaman
    Kanker Dan Tumor Ganas
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • BAB I Betty
    BAB I Betty
    Dokumen7 halaman
    BAB I Betty
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen12 halaman
    Bab I
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Awal
    Lampiran Awal
    Dokumen14 halaman
    Lampiran Awal
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Format Askep
    Format Askep
    Dokumen10 halaman
    Format Askep
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Skripsi
    BAB 1 Skripsi
    Dokumen9 halaman
    BAB 1 Skripsi
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat
  • Parameter
    Parameter
    Dokumen1 halaman
    Parameter
    Anshari Erlangga d'Lùv-bèz
    Belum ada peringkat