Anda di halaman 1dari 48

Pak Pengasuh Rubrik Konstruksi.

Apakah sama mutu beton K-225 dengan fc22,5


Mpa, dan apakah pula hubungannya dengan pengujian benda uji kubus dengan
silinder. Dari Irfan, BE Pekanbaru.
Pak Irfan, BE yang saya hormati. Jawabannya tidak sama, karena K-225 adalah
kuat tekan karakteristik beton 225 kg/cm2 dengan benda uji kubus bersisi 15 cm.
Sedangkan fc22,5 Mpa adalah kuat tekan beton yang disyaratkan 22,5 Mpa atau
225 kg/cm2 dengan benda uji silinder. Jadi, karena terjadi perbedaan benda uji
maka mutu betonnya menjadi tidak sama. Perlu dicatat, fc22,5 Mpa itu setara
dengan mutu beton berkisar K-271.

Apakah kuat tekan Karakteristik itu? kekuatan tekan karakteristik ialah kekuatan
tekan, dimana dari sejumlah besar hasil-hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan
adanya kekuatan tekan yang kurang dari itu terbatas sampai 5% saja. Yang
diartikan dengan kekuatan tekan beton senantiasa ialah kekuatan tekan yang
diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang bersisi 15 (+0,06) cm pada umur
28 hari.
Sedangkan fc adalah kuat tekan beton yang disyaratkan (dalam Mpa), didapat
berdasarkan pada hasil pengujian benda uji silinder berdiameter 15 cm dan tinggi
30 cm. Penentuan nilai fc boleh juga didasarkan pada hasil pengujian pada nilai
fck yang didapat dari hasil uji tekan benda uji kubus bersisi 150 mm. Dalam hal ini
fc didapat dari perhitungan konversi berikut ini. Fc=(0,76+0,2 log fck/15) fck,
dimana fck adalah kuat tekan beton (dalam MPa), didapat dari benda uji kubus
bersisi 150 mm. Atau perbandingan kedua benda uji ini, untuk kebutuhan praktis
bisa diambil berkisar 0,83.
Para pelaksana konstruksi perlu ekstra hati-hati, karena para sarjana kita dewasa ini
telah dan harus mengunakan standar perencanaan berdasarkan SNI. Sedangkan
aplikasi sampai saat ini hampir semua Bestek atau Recana Kerja dan Syarat-Syarat
(RKS) di Provinsi Riau, masih mengunakan mutu beton dengan K
(karakteristik). Jadi jangan coba, sesekali memesan mutu beton K-225 apabila di
RKS tercantum mutu beton fc22,5 Mpa karena ini sangat berbahaya, bisa
menimbulkan kegagalan struktur bangunan beton bertulang.
Contoh perhitungan mutu beton fc 22,5 Mpa, menjadi K. Misalkan mutu beton
di RKS 22,5 Mpa, maka kita dapat menghitung dengan konversi benda uji kubus

ke silinder, yakni berkisar 0,83 dan konversi satuan Mpa ke kg/cm2, yakni sama
dengan 10. Jadi mutu beton adalah sama dengan 22,5*10/0,83 = 271 kg/cm2.
Sebagai catatan tambahan. Tingkat kekuatan dari suatu mutu beton dikatakan
dicapai dengan memuaskan bila persyaratan berikut terpenuhi : (i). Nilai rata-rata
dari semua pasangan hasil benda uji yang masing masing terdiri dari empat hasil
uji kuat tekan tidak kurang dari (fc + 0,82 S). (ii). Tidak satupun dari hasil uji
tekan (rata-rata dari dua silinder) mempunyai nilai dibawah 0,85 fc.***
Kumpulan pertanyaan
1. eka yulianto | July 1, 2010 at 6:40 pm | Reply
Terimakasih pak, dari tuliasan bapak saya telah mendapatkan informasi yang saya perlukan.

2.

rifwan tanjung | July 4, 2010 at 8:07 pm | Reply


Terimakasi infonya ya pak.
kalau campuran beton untuk komposit (beton dan baja) ada ketentuan gak pak????
sebelumnya saya ucapkan terimakasih

3.

ronyardiansyah | July 4, 2010 at 10:10 pm | Reply


Sdr Rifwan Tanjung, maksud sdr komposite antara beton dan baja profil kali, ya. Tentu mutu beton dan baja
profil itu harus mengikuti spesifikasi yang telah ditentukan oleh perencananya, trims.

4.

irur | July 5, 2010 at 12:07 am | Reply


sebelumnya terimakasih atas info yang di berikan.
saya mau bertanya sedikit mengenai beton.
yang di maksud dengan K125, K175, K225, K300 gimana sih.??
apa yang membedakannya?? apakah hanya kekuatannya saja.?
terima kasih.
mohon bantuannya

ronyardiansyah | July 5, 2010 at 6:54 am | Reply

5.

Terimakasih sdr. Irur. K adalah Tegangan Karakteristik beton, istilah yang digunakan PBI-71 untuk mutu
beton, merupakan tegangan rata-rata benda uji kubus dikurangan 1,64 S (deviasi standar), selanjutnya!
silahkan baca PBI-71.Maksud K-175 adalah tegangan rata-rata benda uji kubus sisi 15 cm 1,64 S pada
umur 28 hari tidak kurang dari 175 kg/cm2.

Andita Tri Budianto | July 19, 2010 at 2:54 pm | Reply

6.

Saya mengajukan pertanyaan pak


1. untuk jenis beton sampel silinder ukuran (100 x 200) mm, konversi nya gimana ya?
2. yang saya ingin tanyakan, angka 0.83 didapat dari mana?

matur nuwun, mohon dibalas..

ronyardiansyah | July 19, 2010 at 6:03 pm | Reply

7.

Terimakasih Sdr. Andita Tri Budianto. Untuk Silinder 100 x 2000 mm, harus diadakan percobaan terlebih
daluhu, karena saya belum ada data konversinya. Adapun angka 0,83 adalah angka konversi silinder 150 x 300
mm, lebih tepatnya Anda dapat mempergunakan Rumus berikut ini.
Fc=[ 0,76+0,2 log (fck/15) ] fck
Fc adalah kuat tekan silinder (MPa), dan
Fck adalah kuat tekan kubus (Mpa)

utut | July 22, 2010 at 11:56 am | Reply

8.
ass

pak kuat tekan beton k-175 tu brapa sich.?

9.

edi | July 22, 2010 at 12:37 pm | Reply

terimakasih tulisan bapak sangat bermanfaat bagi mahasiswa sipil seperti saya.
Saya mau tanya tentang tulisan bapak diatas,angka konversi 0,83 itu untuk silinder ke kubus atau kubus ke
silinder. kalo gak salah diatas itu untuk kubus ke silinder ya pak?saya dapatnya kok sebaliknya.
kemudian untuk kuat tekan karakteristik = fc-1,64s itu untuk tekan kubus ya pak? kalau untuk silinder apa
beda. Diatas ada tulisan bapak= fc-0.82S, itu untuk standar dilapangan saja atau karakteristik untuk benda uji
silinder? Makasih sebelumnya Pak.

10.

ronyardiansyah | July 22, 2010 at 2:46 pm | Reply


Waalaikumussalam sdr Utut.kekuatan tekan karakteristik (175 kg/cm2) ialah kekuatan tekan, dimana dari
sejumlah besar hasil-hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya kekuatan tekan yang kurang dari itu
terbatas sampai 5% saja, yang diartikan dengan kekuatan tekan beton senantiasa ialah kekuatan tekan yang
diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang bersisi 15 (+0,06) cm pada umur 28 hari .

11.

ronyardiansyah | July 23, 2010 at 1:31 am | Reply


Terimakasih Sdr. Edi. Dari kubus ke silinder maupun dari silinder ke kubus sama saja yakni 0,83. Dari kubus
ke silinder Anda kalikan dengan 0,83. Sedangkan dari silinder ke kubus Anda bagi dengan 0,83.
Nilai 1,64 tidak tergantung bentuk benda uji. Nilai 1,64 berasal dari kurva normal (berbentuk lonceng/statistik)
dengan tingkat kesalahan 5%, baik kubus maupun silinder ukuran apa saja tetap 1,64.
Adapun (fc + 0,82 S) adalah persyaratan lain yang ditetapkan di PB89/SKSNI, sebagai persyaratan
penerimaan hasil uji baik silinder ataupun kubus.

12.

edi | July 23, 2010 at 10:47 am | Reply


terimakasih jawaban sebelumnya pak.
Untuk tingkat kesalahan 5% apakah tergantung dari jumlah benda uji yang dites pak?

13.

ronyardiansyah | July 23, 2010 at 1:55 pm | Reply


Buat Sdr. Edi, untuk tingkat kesalahan 5% menurut kurva distribusi normal tidak tergantung jumlah benda uji.
Tetapi untuk syarat penerimaan beton PBI-71 menyaratkan minimal 20 benda uji, SKSNI menyaratkan 30
benda uji.

14.

edi | July 25, 2010 at 7:34 pm | Reply


maksh jawabannya pak,,maaf kalo banyak tanya. saya bersyukur ada bapak yang mau terbuka dan
membagikan ilmu.
yang mau saya tanyakan, kenapa untuk tes tekan beton memakai umur 7,14,21,dan 28, tidak umur yang lain.
Bolehkah dites pada umur 3 hari Pak?kenapa? apakah ada keterangan tentang pengetesan beton umur 3 hari,
atau 1 hari didalam peraturan2 beton? Makasih pak sebelumnya.

15.

ronyardiansyah | July 25, 2010 at 7:52 pm | Reply


Buat Sdr. Edi, Sebenarnya boleh saja di tes dengan berbagai umur. Dalam peraturan beton ditetapkan 3, 7, 14,
21, dan 28 karena sudah ada nilai konversinya. Guna diuji pada berbagai umur adalah untuk: Trial mix,
pengontrolan mutu dan buat pembukaan begisting pada umur muda beton seperti kolom dsb. Trims

16.

mulyadi | July 26, 2010 at 12:22 am | Reply


bos saya mau nanya,,, kalau kuat tekan yg disyaratkan adalah 300 kg/cm2 untuk benda uji silinder, maka
jika memakai benda uji kubus dan mendapatkan angka 240 kg/cm2 untuk kuat tekan 7 hari maka konversi ke
silindernya berapa kg/cm2?

17.

ronyardiansyah | July 26, 2010 at 8:05 am | Reply


Terimakasih Pak Mulyadi. Menurut SKSNI: Kuat Tekan Beton Yang Disyaratkan adalah Kuat tekan sejumlah
benda uji (30 benda uji, silinder dia. 150 mm x 300 mm) yang diuji pada umur 28 hari, dengan simbol fc
dengan satuan MPa. Mungkin yang Anda maksud adalah fc=30 Mpa.
Sedangkan kuat tekan dari sejumlah benda uji (kubus dengan sisi 15 cm, sebanyak 20 bh) yang diuji pada
umur 28 hari dengan simbol fck.
Jadi secara simple dapat dihitung
fc= (240/0,65) * (0,83/10) = 30,64615385 MPa.
0,65 = konversi umur 7 ke 28
10 = konversi satuan Mpa ke kg/cm2
0,83= konbersi benda uji kubus ke Silinder

budivinola | July 28, 2010 at 10:29 am | Reply

18.

Pak Mulyadi, saya ingin menanyakan komposisi kekuatan Beton fc 25, fc30 pada umur 3,7,14,21 & 28 hari
itu berapa % tase kekuatan yg disyaratkan dicapai pada umur trsebut.
apakah ada rumusannya ?? yang bisa diterapkan juga untuk mutu beton yang lain seperti fc 20, fc35, fc40
dll.

19.

ronyardiansyah | July 28, 2010 at 7:12 pm | Reply


Maaf sdr. Budivinola, Saya Rony Ardiansyah, selamat datang di blog kami. Mengenai perkembangan kuat
tekan beton pada berbagai umur dapat Anda lihat di Tabel 3 Perbandingan kekuatan tekan beton pada
berbagai-bagai umur (PBI 1971:34). dan Tabel 3.10 Perbandingan kuat tekan beton berbagai umur untuk
benda uji silinder yang dirawat di laboraturium (PB 1989:17).

20.

edi | July 29, 2010 at 9:58 am | Reply


Pak Rony, bagaimana dengan beton ber-pozzolan apakah angka konversi ke umur 28 sama atau berbeda?
Apakah beton berpozzolan harus di tes pada umur diatas 28 hari? terimakasih sebelumnya.

21.

edi | July 29, 2010 at 10:21 am | Reply


Pak Rony, bagaimana untuk beton ber pozzolan apakah nilai konversinya juga sama?Apakah benar pazzolan
baru bereaksi diatas umur 28 hari? Apakah beton berpozzolan wajib dites pada umur diatas 28 hari? Terima
kasih atas jawabannya.

22.

ronyardiansyah | July 29, 2010 at 7:13 pm | Reply


Sdr. Edi, jenis Porland Cement untuk beton ada beberapa jenis di pasaran, yakni: PC, PPC, dan PCC.
Meskipun perkembangan kuat tekan pada umur mudanya ada yang lebih cepat, tetapi pada umumnya akan
mencapai kekuatan yang hampir sama pada umur 28 hari, trims.

mulyadi | July 29, 2010 at 11:19 pm | Reply

23.

@edi : sepakat. untuk jenis beton PPC atau type II ini faktor konversinya sama saja dengan semen PCC.
akan tetapi yang menjadi masalah,,, apakah kecenderungan/sifat semen PPC itu seperti yang saya alami yakni
kekuatan pada umur 7 hari dapat mencapai kekuatan yang disyaratkan sedangkan ketika berumur 28 hari dan
di tes kekuatannya hanya mencapai (jika memakai C30) 289 290 kg/cm2. kenapa yah???

mulyadi | July 29, 2010 at 11:26 pm | Reply

24.

Pak Rony,, jika menggunakan faktor konversi tersebut 0,83, jika menggunakan kubus dan benda uji yang
disyaratkan itu adalah silinder konversinya dari kubus ke silinder sangat jauh. bahkan jika diperoleh hasil kuat
tekan kubus 300 kg/cm2 (dites 28 hr) jika di konversi akan 249 kg/cm2 sehingga kekuatan yang disyaratkan
tedak memenuhi syarat. begaimana boss?

utut | July 30, 2010 at 10:26 am | Reply

25.
ass

pak..maksut dari mutu beton K-225 tu apa ya..?

26.

edi | July 31, 2010 at 9:35 am | Reply


Pak Rony,,yang dimaksud umur awal beton itu umur berapa hari ya Pak? Apakah ada standar atau pedoman
tentang umur awal beton tersebut. Terima kasih.

27.

edi | July 31, 2010 at 9:46 am | Reply


@Pak Mulyadi; jika hasil yang dicapai pada umur 28 hari dengan benda uji kubus maka bila dikonfersi kurang
lebih dapat 24 Mpa, ini jelas tidak memenuhi syarat karena dibawah fc rencana. Tapi, yang mau saya tanyakan
berapakah jumlah benda uji yang pak Mulyadi tes? karena hasil tekan yang terjadi pasti akan terjadi variasi.

28.

ronyardiansyah | July 31, 2010 at 6:47 pm | Reply

Pak Mulyadi, saya ingin bertanya kembali: yang disayaratkan itu K atau Fc? Jika yang disyaratkan itu adalah
misalnya K-300, maka benda ujinya adalah kubus, tidak perlu lagi dikonversi.

29.

budivinola | August 2, 2010 at 3:19 pm | Reply


Pak Rony, apakah ada pengaruhnya benda uji beton yang di rendah dalam air (pada curing-nya) terhadap
kekuatan beton tersebut. saya ada case spt itu.. pada proyek saya di prov babel kami melakukan uji beton di PU
Babel (JMF & Uji di PU, hasil uji beton memenuhi syarat kekuatannya pada hari ke-7,14 & 28). lalu formula
tsb kami ujikan di tempat lain(sesuai permintaan owner) di tempat Lain itu (sebut saja di Depok) JMF & uji
kami lakukan dengan menggunakan formula yang kami dapat di PU babel. tapi anehnya rumus tsb tidak
memenuhi syarat kekuatannya setelah di uji pada hari ke-7,14. saya coba mencari tahu kenapa saya curiga ada
pada curing betonnya. di Depok tersebut curing benda uji dilakukan dengan di rendamdalam bak air. (tapi
secara logika harusnya tidak pengaruh karena beton akan makin mengeras di dalam air, sesuai sifat beton),
benda uji baru diangkat dari air setelah saya datang ke Depok, kemudian di keringkan di dalam oven memakai
lampu pijar, setelah bagian luar kelihatan tidak basah, benda uji di uji tekan(benda uji Silinder). hasilnya tidak
memenuhi syarat kekuatan sesuai umur hari-hari tsb. lalu saya berlogika bila benda uji baru diangkat dari air
lalu di keringkan di bawah lampu pijar maka yang kering hanya permukaannya sedang bagian dalam beton
masih banyak mengandug air, dengan banyaknya air didalam beton tersebut mengakibatkan beton tidak
mampu menahan beban sesuai persyaratn umurnya. apakah memang demikian Pak Rony mohon
penjelasannya. termasuk syarat apa yang seharusnya dilakukan dalam curing benda uji beton dan apa yang
sebenarnya tidak boleh dilakukan dalam sistem curing beton demikian terima kasih..

30.

ronyardiansyah | August 2, 2010 at 8:35 pm | Reply


Sdr. Budivinola. Sepanjang pengetahuan saya juga tidak ada pengaruhnya. Dibeberapa buku pedoman
praktikum mensyaratkan agar beton direndam dalam bak sampai batas waktu pengujiann kuat tekan. Pada sat
mau diuji, ambil benda uji dalam bak perendaman dan permukaan benda uji cukup hanya dilap. tujuan
perawatan ini tidak perlu saya jelaskan karena Anda sendiri tentu sudah mengetahuinya. Tetapi ada pendapat
yang mengatakan bahwa beton yang dikeringkan menunjukkan peningkatan kekuatan, mungkin ada sesuatu
hal yang dapat terjadi dgn adanya perubahan struktur C-S-H pada pengeringan, atau mungkin ada perubahan
pada pergeseran dari dalam dan kaitannya dgn skala ukuran mikro, sehingga kelembaban mempunyai
pengaruh sebagai proses pelumas, mengakibatkan partikel terlepas satu sama lain dgn mudah.

31.

Hary | August 9, 2010 at 6:11 am | Reply

Assalamualaikum pak roni,

Pak roni apakah ada hubungan mutu beton..misal K-225 yang artinya kuat tekan 225 Kg/cm2 itu adalah
kekuatan dari beton yang bisa menahan beban benda di atasnya dengan maksimal berat 225 Kg??. Misal
dimensi benda 1 m2 berarti berat benda bila disimpan di beton K-225 tidak boleh dari 22510000=2250000
Kg, betul tidak pak?? ada tidak hitungannya mutu beton dengan berat beban benda di atas beton itu?
Satu lagi pak, Apakah mutu beton lama-lama bisa turun, misal K-275 setelah sekian tahun berubah menjadi K225 karena pengaruh umur atau adanya genangan air?

Trims pak sebelumnya

32.

Hary | August 9, 2010 at 6:12 am | Reply


Assalamualaikum pak roni,

Pak roni apakah ada hubungan mutu beton..misal K-225 yang artinya kuat tekan 225 Kg/cm2 itu adalah
kekuatan dari beton yang bisa menahan beban benda di atasnya dengan maksimal berat 225 Kg??. Misal
dimensi benda 1 m2 berarti berat benda bila disimpan di beton K-225 tidak boleh dari 22510000=2250000
Kg, betul tidak pak?? ada tidak hitungannya mutu beton dengan berat beban benda di atas beton itu?
Satu lagi pak, Apakah mutu beton lama-lama bisa turun, misal K-275 setelah sekian tahun berubah menjadi K225 karena pengaruh umur atau adanya genangan air?

Trims pak sebelumnya

33.

Robith | August 9, 2010 at 8:51 am | Reply


Salam Kenal Pak
Saya mintak Rumus Kompersi Besi Beton Pak
misal Di gambar kita menggunakan besi d-22mm, tetapi kita mmpunya stock besi beton d-19mm ..
Terima Kasih Pak .

34.

ronyardiansyah | August 9, 2010 at 8:21 pm | Reply

Terimakasih Sdr. Robith. Konversi tulangan adalah berdasarkan luas penampang tulangan tersebut, Anda bisa
menggunakan rumus luas lingkaran yakni, atau tabel tersebut bisa Anda dapatkan di buku Teknik Sipil yg
disusun Ir. Sunggono, terbitan Nova.

35.

ronyardiansyah | August 9, 2010 at 8:32 pm | Reply


Waalaikummussalam wr.wb Sdr. Harry. Yang dimaksud dengan kuat tekan 225 kg/cm2 adalah kuat tekan
batas/ultimate 1 cm2 dengan beban batas 225 kg. Supaya lebih jelas silahkan Anda baca di PBI-71, trims.

36.

XXX 18 + | August 13, 2010 at 11:10 pm | Reply


terimakasih banyak pa atas pencerahannya
sekalian mau nanya kalau untuk kansteen pabrikasi dengan mutu k 175 pabrikasi untuk perencanaan apa perlu
kita lampirkan hasil job mix nya dari peusahaan pembuat kansteen kepada pemilik kerjaan ???

37.

ronyardiansyah | August 14, 2010 at 11:25 pm | Reply


Buat Sdr, Yang menanyakan masalah kansteen
Pada umum perusahaan freecast tentu sudah menyediakan spesifikasi teknik produk mereka, saya kira cukup
lanpiran spesifikasi tersebut. Tinggal seberapa jauh kepercayaan konsumen yang akan menggunakan produk
ybs, trims.

38.

Marvin Apituley | August 26, 2010 at 11:16 pm | Reply


pak Rony yth. terima kasih bpk mau berbagi ilmu untuk kami, pahala bapak besar sekali, mau tanya ni pak,
kalau dalam pembacaan manometer pada alat selinder uji beton, contohnya 300 kN. apakah ada nilai kalibrasi/
konversi sehingga mendapat beton dengan karakteristik K300, kalau ada berapa nilainya. maaf ya pak sy orang
awan dalam teknik sipil.

39.

ronyardiansyah | August 27, 2010 at 10:01 pm | Reply

Sdr. Marvin Apituley. Bacaan pada manometer (misalnya 300 kN) itu adalah besarnya Gaya yg bekerja pada
benda uji. Jika gaya dibagi dengan luas penampang benda uji (misalnya kubus 15 x 15 cm = 225 cm2) itu
disebut dengan tegangan benda uji. Bila diuji pada umur 7 hari nilai konversi benda ujinya = 0,65 dan 28 hari
= 1. Terus harus dikalikan juga dengan nilai konversi satuan. Bila benda kubus 15 x 15 x 15 cm bacaan
manometer 300 kn diuji pada umur 7 hari, maka kuat tekan beton benda uji tsb adalah berkisar 215 kg/cm2
(setelah dikonversikan ke 28 hari).
Sedangkan yang dimaksud dgn kuat tekan karakteristik beton adalah kuat tekan rata-rata sejumlah benda uji
(mis. 20 bh) dikurangi dengan 1,64 deviasi standar. Jadi K beton tidak sama dengan kuat tekan yang satu buah
itu, trims.

fera febrika | September 1, 2010 at 8:29 pm | Reply

40.

Assalamualaikum
wahh keren bnget blog nya menambah ilmu pengetahuan saya, walau saya sdh bekerja. namun ternyata msh
bnyak kekurangan saya, blog bapak sangat membantu sy untuk pekerjaan saya. saya ada pertanyaan, berapa
kah komposisi atau campuran untuk beton K225, K 300 dan apakah ada kuat tekan karateristik yg melebihi dr
400, jika ada berapa kah komposisi untuk campuran masing2 ? trimakasih
wasslm

ronyardiansyah | September 1, 2010 at 11:20 pm | Reply

41.

Waalaikumussalam sdr Fera Febrika. Untuk mentukan dan merencanakan mutu beton yang kita kehendaki
harus terlebih dahulu membuat komposisi campuran beton yang disebut mix design. Dalam menentukan
proporsi campuran sangat tergantung kepada FAS (Faktor Air Semen) yang digunakan, umumnya 0,4 s/d 0,6.
Juga tergantung pada Gradasi agregat, kekerasan material (bisa dgn uji abrasi), kadar lumpur, berat isi agreagat
dan sebagainya. Setelah ditentukan parameter agregat baru dapat ditentukan proporsi campurannya. Mutu
beton K-400 atau lebih bisa dicapai, misalnya untuk lokasi Pekanbaru, dengan mempergunakan agregat halus
dari Danau Bingkuang, agregat kasar dari Tanjung Balai Karimun dan Portlang Cement berkisar 10 zak/m3
beton. Trims

Apyn | September 16, 2010 at 4:06 pm | Reply

42.
1.

Ass.

Pak Rony yang terhormat dan baik hati, maaf saya mau nanya karna saya awam dlm bidang teknik sipil, pada
alat uji kuat tekan beton apakah ada nilai konversi apabila pada manomoter dgn satuan kN, nah kalau hasil
tekan sampai beton hancur dan pada manometernya menunjukan angka 300, apakah itu sudah menunjukan
bahwa benda uji tersebut telah masuk pada K300, dan kalau ada nilai konversi, mohon di sampaikan.
selanjutnya bgmn cara untuk mendapatkan Modulus Kesehatan Agregat. terima kasih.

43.

ronyardiansyah | September 16, 2010 at 6:54 pm | Reply


Sdr Apyn, pertanyaan Anda sama dgn pertanyaan Sdr. Marvin Apituley. Lihat jawabannya saya tanggal 27
Agustus 2010, trims

44.

Apyn | September 24, 2010 at 1:48 pm | Reply


Pak rony Yth.
Apakah Benda uji beton umur 3 hari mempunyai nilai konversi ke umur 28 hr, selanjutnya pak kita
mempunyai alat uji kuat tekan beton yg mempunyai Manometer dalam skala kN, klw dikonfersikan ke Kg,
berapa nilai Konversinya. trim pak

45.

Apyn | September 24, 2010 at 2:06 pm | Reply


Mohon Maaf Pak saya baru lihat jwbx, trima kasih banyak pak atas jwabx, jgn bosan ya ama qta yg belum
paham benar tentang teknik sipil.

46.

ryan | October 3, 2010 at 11:27 am | Reply


Terima kasih pak infonya,

47.

Aditya P | October 20, 2010 at 6:57 am | Reply

Ass Pak
Aku mau nanya pak.
aku mau penelitian terus aku menggunakan kubus 15x15x15cm.
kemudian dosen penguji bertanya kenapa menggunakan kubus daripada silinder?
terus aku harus jawab apa pak.
makasih y pak

Aditya P | October 20, 2010 at 6:59 am | Reply

48.
Ass pak

aku mau tanya tentang penelitian aku karena dosen bertanya kenapa kamu memakai kubus daripada silinder?
aku harus jawab apa pak

49.

ronyardiansyah | October 21, 2010 at 8:12 pm | Reply


Waalaikummussalam Sdr. Aditya P. Sebenarnya kubus sisi 15 cm dipergunakan di PBI-71 untuk menentukan
Tekanan Karakteristik beton. Tetapi Di SKSNI kita mengenal benda uji Silinder, jadi wajar dosen Anda
menanyakan mengapa tidak menggunakan silinder yang lebih up to date. Akan tetapi kita boleh saja
menggunakan benda uji ukuran apapun, bila itu sesuai dengan tema penelitian yang akan Anda teliti.

50.

oppie | October 22, 2010 at 8:52 pm | Reply


pak saya mau tanya kalau fc itu kepanjangannya apa??

51.

Christoph | October 24, 2010 at 8:00 am | Reply


Saya mau tanya nih pa, berapa sih jumlah sample yang paling minimum dibutuhkan untuk pengujian suatu
pekerjan? Dan perberapa volume (kubikasi/m3) sample harus diambil?
Pertanyaan kedua, apakah diperbolehkan mengambil sample uji suatu pekerjaan dari pekerjaan yang lain
dengan fc yang sama, batching plant yang sama dan hari yang sama?
Dan apa dasar pertimbangannya?

52.

ronyardiansyah | October 24, 2010 at 9:34 pm | Reply


Sdr. Christoph. Yang Pertama, menurut PBI minimal 20 bh, sedangkan SKSNI Minimal 30 bh. Bila kurang
Nilai Deviasi standar harus dikalikan dgn faktor. Mnurut PBI-71 setiap 5 m3 beton harus ada satu sample.
Kedua persyaratan jumlah sample uji tersebut adalah untuk satu jenis pekerjaan, tidak digabung dengan jenis
pekerjaan lainnya, trims.

53.

Fajar | November 1, 2010 at 10:42 am | Reply


aslamualaikum pak rony
dari jawaban bpk tgl 5 july :
Nilai 1,64 tidak tergantung bentuk benda uji. Nilai 1,64 berasal dari kurva normal (berbentuk lonceng/statistik)
dengan tingkat kesalahan 5%, baik kubus maupun silinder ukuran apa saja tetap 1,64.
Adapun (fc + 0,82 S) adalah persyaratan lain yang ditetapkan di PB89/SKSNI, sebagai persyaratan
penerimaan hasil uji baik silinder ataupun kubus.
kalo menurut SNI 2002 apakah ada perbedaan ?

54.

Intan | November 8, 2010 at 4:41 pm | Reply


Pak, sy mau tanya nih. kalau konversi umur beton untuk 1 hari, kira2 berapa ya Pak?
Terima kasih.

55.

Intan | November 8, 2010 at 4:46 pm | Reply


Pak, sy mau tanya nih. kalau konversi umur beton untuk 1 hari, kira2 berapa ya Pak?
Terima kasih.

56.

fajar | November 11, 2010 at 1:55 pm | Reply


saya mau tanya pak,
misalnya ada 18 benda uji,,bagaimana cara menentukan mutu dari beton tersebut sesuai SNI2002?

fajar | November 14, 2010 at 6:02 pm | Reply

57.

assalamualaikum pak rony..saya mau bertanya lebih lanjut mengenai jawaban diatas tentang jawaban untuk
Sdr. Christoph. Yang Pertama, menurut PBI minimal 20 bh, sedangkan SKSNI Minimal 30 bh. Bila kurang
Nilai Deviasi standar harus dikalikan dgn faktor
yang saya tanyakan..untuk jumla benda uji 18, berapa nilai faktor pengali deviasi standart ny?

Ake | November 18, 2010 at 5:08 pm | Reply

58.

Assalam mualaikum Pak Rony,

Blog bapak sangat berguna bagi saya khususnya yang awam terhadap dunia Teknik Sipil.
Langsung saja Pak,
Saya sedang mencari gudang, dan lantai gudang tersebut mempunyai spesifikasi mutu beton K225, tulangan
M-6 wiremesh U-50 satu lapis dan tebal plat 20 cm.

Rencananya gudang tersebut akan ditempati oleh coil baja seberat masing2 5 Ton, apakah lantai tersebut kuat
menerima beban sebesar itu dan kadang-kadang apabila stock banyak coil dapat di tumpuk maksimal 2 baris.

Terima kasih Pak,sukses selalu

Regards

Gunawan | November 25, 2010 at 9:03 am | Reply

59.

Pak, saya mau tanya untuk umur beton menurut PBI 71 pada umur 7,14,28 hari mencapai berapa?

ronyardiansyah | November 25, 2010 at 9:38 pm | Reply

60.

Sdr. Gunawan berikut ini saya kutip Tabel 2.1 Perbandingan kekuatan tekan beton pada berbagai umur (PBI71)
Umur beton (hari) 3 7 14 21 28 90 365
Semen Portland biasa 0,40 0,65 0,88 0,95 1,00 1,20 1,35

Semen portland dengan kekuatan awal yang tinggi


0,55 0,75 0,90 1,95 1,00 1,15 1,20

ronyardiansyah | November 25, 2010 at 10:30 pm | Reply

61.

Wasalammualaikum wr wb sdr. Ake. Spesifikasi gudang Anda sudah cukup kuat untuk menahan beban coil
baja seberat masing2 5 Ton. Akan tetapi, kuat atau tidaknya pelat tidak hanya tergantung pada mutu beton,
tebal pelat, jumlah tulangan, tetapi juga sangat tergantung kepada Kekerasan Tanah Dasarnya (Sub Grade) dan
Jarak Dilatasi Pelat tersebut.

ronyardiansyah | November 25, 2010 at 10:43 pm | Reply

62.

Wasalammualaikum wr wb sdr. Fajar. Menurut Pedoman Beton 1989 (dasar SKSNI) Faktor Pengali Deviasi
Standar, Bila benda uji kurang dari 25 buah adalah 1,03, kurang dari 20 adalah 1,08 dan kurang dari 15 adalah
1,16.

63.

ronyardiansyah | November 25, 2010 at 10:55 pm | Reply


Sdr. Intan konversi umur beton umur satu hari kayaknya belum pernah diteliti orang, karena disamping kuat
tekannya kecil sekali, juga dari sisi pelaksanaan pekerjaan sipil tidak ada yang menganjurkan untuk membuka
begisting pada umur 24 jam, trims.

64.

andrialuvu | December 1, 2010 at 4:19 pm | Reply


makasih ya pa..sangat berguna

65.

Aditya | December 6, 2010 at 8:22 am | Reply


Ass Pak Rony,
Ak mau tanya:
Mengapa Beton harus direndam air terlebih dahulu sebelum diuji kuat tekan?
Standard Deviasi dalam pengolahan data buat apa Pak? dan

Berapa Standard Deviasi yg disyaratkan?


Terima Kasih Sebelumnya Pak

Aditya | December 6, 2010 at 8:27 am | Reply

66.

Ass Pak Rony


Saya mau tanya lagi Pak.:
Apakah ada pengaruh penambahan CaO (Kapur) dalam pengerasan?
Kalau ditambahkan CaO apakah mungkin kuat tekan beton akan meningkat juga dari beton normal??

Aditya | December 6, 2010 at 8:29 am | Reply

67.
Oia Pak

Mengapa Beton harus direndam terlebih dahulu sebelum diuji kuat tekan?
Standard Deviasi dalam pengolahan data pada pengujia beton buat apa pak? dan
Berapa Standard Deviasi yg disyaratkan?

68.

ronyardiansyah | December 7, 2010 at 6:40 am | Reply


Waalaikumussalam sdr. Aditya. Perlu diadakan penelitian di Laboratorium terlebih dahulu, trims.

69.

Harry Purba | December 8, 2010 at 5:03 pm | Reply


Pak mohon informasi konversi umur beton 21 hari ke 28 hari utk beton mutu tinggi (dengan menggunakan
superplastisizer dan silicafume) dengan kubus 15x15x15 dgn fcr=500 kg/cm2

70.

Rangga K. | December 9, 2010 at 7:33 am | Reply


Pak Rony
Mengapa beton perlu direndam dengan air sebelum dilakukan pengujian?

Dewi | December 9, 2010 at 11:15 am | Reply

71.

Pak Rony ak mau tanya :


Kenapa Beton harus direndam terlebih dahulu sebelum di tes kuat tekan?

yasintha | December 10, 2010 at 6:16 am | Reply

72.
pak,

bagaimana cara menentukan faktor air semen dengan mutu beton tertentu pada praktikum di laboratorium?

ronyardiansyah | December 11, 2010 at 8:06 pm | Reply

73.

Sdr Rangga K & Dewi. Sebenarnya merendam benda uji adalah persyaratan dari benda uji itu sendiri,
tujuannya untuk perawatan benda uji, agar proses pengerasannya menjadi sempurna, karena beton yang baru di
cor butuh air yang cukup untuk berhidrasi, trims

ronyardiansyah | December 11, 2010 at 8:14 pm | Reply

74.

Sdr Yasintha, Anda harus tentukan terlebih dahulu gradasi dari agregat kasar dan halus yang akan di mix,
tergolong kedalam zona berapa, kemudian tentukan mutu beton bersama nilai margin yang direncanakan. Dari
grafik mix desain Anda bisa mendapat FAS yang akan digunakan.

Ferry | December 15, 2010 at 2:28 pm | Reply

75.

Siang pak Roni,

Saya mau tanya mengenai konversi kuat tekan beton ke umur 28.
Di PBI 71, tertulis hanya sampai dengan umur 365 hari.
Apakah setelah beton umur lebih dari 365 kuat tekannya menurun mendekati kembali kuat tekan tekan rencana
28 hari?
Atau nilai kuat tekannya tetap 1.35 x (sama seperti 365 hari).

Thx.

ronyardiansyah | December 15, 2010 at 11:59 pm | Reply

76.

Sdr. Ferry. Dalam suatu penelitian beton masih menunjukkan adanya penambahan kuat tekan setelah 50 tahun.
Kuat tekan beton setelah 365 haru masih terjadi penambahan kuat tekan tetapi kecil sekali, bisa diabaikan
dalam perencanaan suatu struktur beton.

nano' | December 28, 2010 at 12:06 pm | Reply

77.

pak rony, untuk ukuran benda uji abrasi beton apakah ada pedoman selain SNI?
klo pakai ukuran 5 cm x 5 cm x 10 cm ada g pedoman yang mengacu ke arah situ?
tlong jwbnx.

ronyardiansyah | December 29, 2010 at 8:39 pm | Reply

78.

Sdr. Nano. Uji Abrasi adalah uji kekerasan Agregat, menurut SNI 2417:2008 Cara Uji Keausan Agregat
dengan Mesin Abrasi Los Angeles SNI 03-2417-1991. Sedangkan yang Anda maksud adalah pengujian kuat
tekan beton dengan alat tekan, menurut SNI adalah dengan silinder dia 15 x 30 cm, tidak dengan 5cm x 5cm x
10 cm, trims.

GeGe | December 31, 2010 at 11:04 am | Reply

79.

asslamualaikum pk,,sya mhsiswa bru smester 3,,sya mau mnt atlong pk,untuk post tggl 27 agustus yg mana
Bacaan pada manometer (misalnya 300 kN) itu adalah besarnya Gaya yg bekerja pada benda uji. Jika gaya
dibagi dengan luas penampang benda uji (misalnya kubus 15 x 15 cm = 225 cm2) itu disebut dengan tegangan
benda uji. Bila diuji pada umur 7 hari nilai konversi benda ujinya = 0,65 dan 28 hari = 1. Terus harus dikalikan
juga dengan nilai konversi satuan. Bila benda kubus 15 x 15 x 15 cm bacaan manometer 300 kn diuji pada
umur 7 hari, maka kuat tekan beton benda uji tsb adalah berkisar 215 kg/cm2 (setelah dikonversikan ke 28
hari)..
sya mnta tlong pk,,mohon dijelaskan dengan contoh kasus,,sya blm dong pk,..
mhon bantuannya y pk.,.

ronyardiansyah | January 3, 2011 at 6:33 am | Reply

80.

Sdr. Ge Ge. Nilai 0,65 & 1 adalah nilai kekuatan benda uji dalam persentase. Misalnya kekuatan benda uji
pada umur 7 hari adalah 65% sedangkan pada umur 28 hari sudah 100%. Jadi bila kuat tekan benda uji pada
umur 7 hr = 300 Mpa (tegangan satuannya MPa) bila dikonversikan ke 28 hr adalah ekivalen = 300/0,65 = 461
Mpa, trims.

Hermawan | January 3, 2011 at 11:20 am | Reply

81.
Pak,

apakah perawatan (curing) benda uji (Readymix) yang akan di test kuat tekan sangat mempengaruhi nilai kuat
tekan benda uji nya? karena kalau kita lihat, curing benda uji lebih spesial dari kondisi actual beton
dilapangan.
Apakah memungkinkan terjadinya perbedaan nilai kuat tekan benda uji dan beton yang terpasang dilapangan
sehubungan dengan cara curing nya?
Apakah itu mempengaruhi terhadap nilai kuat tekan beton lapangan? terutama untuk beton Readymix.
Terimakasih.

82.

ronyardiansyah | January 3, 2011 at 6:58 pm | Reply


Sdr. Hermawan. Perawatan benda uji harus dilakukan sesuai dengan prosedur. Mengenai mutu beton benda uji
dengan aktual yang ada di lapangan pasti berbeda, yakni mutu benda uji jelas lebih baik. Bila diadakan
pengetesan langsung di lapangan, baik dengan hammer test atau coredrill, hasil ujinya jelas akan lebih. tetapi
dikatakan memenuhi syarat apabila mutu uji tersebut tidak kurang dari 80% kuat tekan benda uji kubus atau
silinder, trims.

83.

dani | January 18, 2011 at 1:22 pm | Reply


asslkum pak roni saya dani mau bertanya untuk tugas skripsi saya apakah tinggi beton berpengaruh untuk
kuat tekan betonnya? misalnya saya uji dengan kubus 15x15x15 lalu saya uji dengan kubus namun ukurannya
berbeda untuk sisi bwah dan atas sama 15 namun untuk di tengan nya saya variasikan menjadi 20 dan saya
buat lebih lebar dari sisi bawah dan atas. mirip tumpukan 3 buah balok yg bag atas dan bwahnya sama namun

di tengahnya balok jg namun ukurnnya lebih besar dan lebih tinggi. apakah akan berbeda kuat tekannya?
menurut logika saya berbeda namun bahan referensinya masih belum jelas. mohon bantuannya pak. trims

ronyardiansyah | January 19, 2011 at 2:18 pm | Reply

84.

Walaikumussalam Sdr. Dani. Jelas, bukan hanya tinggi saja, apabila terjadi perbedaan dimensi benda uji, maka
kuat tekan benda uji pasti berbeda pula. Perbedaan dimensi benda uji yang digunakan otomatis terjadi
perbedaan nilai konversi benda-benda uji terebut, nilai konversi ini sudah ada referensi yang jelas, yakni PBI71. Buka PBI-71 nilai konvrsi benda uji kubus dengan sisi 15 cm dengan silinder adalah 0,83, sedangkan
dengan benda uji kubus 20 x 20 x 20 cm adalah 0,95.

budieee | February 7, 2011 at 2:16 pm | Reply

85.

asslmkm pak rony


pak bagaimana cara mencari kuat tekan karakteristik beton setelah di dilakukan uji beton di dapatkan data sbg
berikut pada kubus 20x20x20
umur 7 hari: memiliki kuat tekan 200,186,195,198
umur 14 hari : 260,265,264,258
umur 21 hari : 280,282,281,280
umur 28 hari : 305,302,303,306
dan apakah memenuhi syarat penyimpangan data?
makasihpak..

JAMS | February 7, 2011 at 2:34 pm | Reply

86.

assalamualaikum pak rony..


terima kasih sebelumnya,menarik sekali blog anda ini,banyak ilmu yag dapat sya gali dari sini..
ada satu hal yg mau saya tanyakan,,klo saya liht di atas konversi benda uji yg dibhas cma dari kubus (1515)
ke silinder (1530),,yg mw saya tanyakan klo konversi dari silinder (1020) ke silinder (1530) berpa ya
pak??
terima kasih..

87.

ronney | February 10, 2011 at 8:43 am | Reply

pa saya punya ruko atasnya di beton K225. tiap hari kena hujan dan panas. apakah mutu betonnya akan rusak
dan berbahaya jika terusmenerus kehujanan dan kepanasan, berapa tahun kekuatannya

88.

ronney | February 10, 2011 at 8:46 am | Reply


Assalamualikum. pa saya punya ruko atasnya di beton K225. tiap hari kena hujan dan panas. apakah mutu
betonnya akan rusak dan berbahaya jika terusmenerus kehujanan dan kepanasan, berapa tahun kekuatannya.
maaf pa saya orang awam.

89.

ronyardiansyah | February 11, 2011 at 1:27 pm | Reply


Walaikumussalam sdr. Jams. Konversi yang ada di Code, PBI & SNI memang terbatas pada kubus 15x15x15
cm3 dengan kubus 20x20x20 cm2 & silinder (1530), untuk dimensi diluar itu (mis. 1020) bisa didapat
melalui penentian, trims.

90.

ronyardiansyah | February 14, 2011 at 1:20 am | Reply


Sdr. Ronney. Pengaruh panas pada beton yang sudah mengeras dengan sempurna adalah tidak signifikan,
karena beton tahan terhadap temperatur yang sangat tinggi. Sedangkan pengaruh hujan akan berfungsi sebagai
curing dan akan membuat beton semakin mengeras lebih sempurna.

91.

rouf | February 19, 2011 at 10:29 am | Reply


pak,saya adalah mahasiswa semster 2, mo tanya
kanapa angka konversi beton kubus lebih kecil dari 1?ato lebih kecil dari silinder?
apakah ada faktor ang berpengaruh?faktornya apa saja?

92.

rouf | February 19, 2011 at 10:46 am | Reply


maksudnya angka konversi dari kubus 15x15x15 ke silinder, kenapa ssebesar 0.83?

93.

ronyardiansyah | February 19, 2011 at 2:29 pm | Reply


Maksud kekuatan silinder hanya sekitar 0,83 kali kekuatan kubus

94.

fauzhia | February 22, 2011 at 7:31 pm | Reply


assalamualaikum pak,
saya fauzhia, mahasiswi dari unmul kaltim.
saya skrg sedang skripsi, skripsi saya tentang uji tekan beton yang menggunakan semen alternatif yg terbuat
dari kapur tohor dan abu sekam padi. saya terinspirasi dari hasil penelitian ibu puti farida marzuki (kalau tidak
salah skrg jd dekan di salah satu univ di jawa), saya lihat penelitiannya tentang semen alternatif yg dipakai
untuk konstruksi rumah sederhana dan rumah sangat sederhana yg mana gk butuh kuat tekan beton yg besar.

nah, saya coba membuat semen alternatif ini juga, tp bedanya saya pakai kapur tohor dari kalimantan dan abu
sekam padi jg dr sini, agregatnya pakai koral dari Long Iram, dan pasir Mahakam. sedangkan ibu puti pakai
kapur Padalarang dan Fly Ash Suralaya, tp saya gk tau beliau pake agregat kasar dan halusnya apa. saya jg
baca penelitiannya itu cm file pdf aja pak, bukan file lengkap, karena saya download aja di internet. jd saya gk
tau perawatan betonnya seperti apa, pakai agregat apa, dan berapa lama betonnya direndam di air, karena yg
saya tau kalau semen kayak gini kan gk cm 28 hari aja, bisa 56 hari atau di atas 90 hari. yg saya tau dr file
download-an itu cm:
1. terbuat dr kapur padalarang & fly ash suralaya
2. untuk konstruksi rmh sgt sederhana, kuat tekan yg dibutuhkan rendah sekali.
3.semen campuran kapur dan fly ashnya dibuat dgn 2 cara, dibakar dan tidak dibakar.
4.kuat tekan yg dihasilkan adalah 100 kg/cm2.
5. mix design pakai metode dreux-gorrise

nah pak, setelah saya coba di lab dgn menggunakan:


1. kapur tohor dr kalimantan lolos saringan no.200
2. abu sekam padi lolos saringan no.200
3. koral long iram yg modulus halus butirnya 7,48
4. pasir mahakam MHB nya 1,12 (yg bahkan gk masuk syarat SII dan astm tentang batas MHB pasir), tp tetap
saya pakai krn dosen saya bilang gk usah ganti.
4.mix design pakai dreux-gorrise juga.
5. umur benda uji 28 & 56 hari. ( karena saya gk tau ibu puti itu sampai brp hari, jd saya paka 28 sebagai
pembanding dgn beton normal dan 56 karena pakai bahan pozolan yg butuh waktu lama untuk mencapai kuat

tekan).
6. perawatannya gk direndam di bak air, tp ditaruh di lantai lab yg bersih dan datar dan saya alasin pakai
karung goni dan atasnya saya tutupi pakai karung goni juga, dan setiap hari saya siram air supaya tetap basah.
saya gk rendam krn benda ujinya permukaannya gk seperti beton yg menggunakan semen portland. benda uji
saya setelah 24 jam dan dibuka dr cetakannya itu permukaannya masih agak lembek dan agak basah ( apa
mungkin semennya lambat kering?).
7. semen saya gk saya bakar pak, saya cm ayak kapur dan abunya pakai saringan no.200 dan saya campur rata
sesuai dengan komposisi yang saya dpt sesuai mix designnya.
8.fc rencana= 17,5 mpa
nah, setelah di uji tekan umur 28 dan 56, kuat tekannya memprihatinkan pak, kalau bu puti bisa sampai 100
kg/cm2 (tp saya gk tau brp lama beton bu puti direndam, mungkin diatas 90 hari), punya saya malah cm 1015kg/cm2. skrg saya mau seminar 2 tp gk jalan2 krn saya bingung apa penyebab rendahnya kuat tekan yg
drastis sekali kayak gini pak. apa semen saya memang gk bisa mengikat sempurna? tp kok punya bu puti bisa
tinggi ya hasil kuat tekannya. kira-kira menurut bapak apa ya penyebab terbesar beton saya ini hasil uji
tekannya rendah sekali?

mohon sekali bantuannya pak, paling tidak beri saran atau buku yg bisa saya jadikan refrensi. karena saya mau
seminar 2 dan sidang tp gk jd2 juga krn belum rampung nulis analisa hasilnya. terima kasih pak

95.

yudistira wibowo | February 22, 2011 at 11:52 pm | Reply


info ini sangat membantu saya dalam memecahkan masalah saya sebagai mahasiswa teknik sipil
terima kasih atas ilmunya.

96.

ronyardiansyah | February 25, 2011 at 8:21 pm | Reply


Walaikumussalam Sdr. Fauzhia. Saya yakin Ada terjadi kesalahan mix desain, campuran beton yang tidak
sesuai proporsi. Kecil kemungkinan pengaruh curing/merendam terhadap kuat tekan, lagi pula umur beton
apabila melebihi 28 hari sudah mencapai seratus persen. Bagaimana dengan FAS yg Anda gunakan? karena
FAS sangat mempengaruhi kuat tekan beton. Periksa juga berat isi benda uji!, trims

krishna | February 27, 2011 at 1:23 pm | Reply

97.

Dear pak Rony,

saya mau tanya, apakah ada code baik itu lokal indonesia ataupun luar (ACI, ASTM, dll) yang menyatakan
bahwa umur beton harus 28 hari saat diuji pada trial mix?
ataukah ada pernyataan yang menyatakan bahwa trial mix dapat dilakukan untuk umur beton 3 dan 7 hari saja
yang kemudian bisa dikonversi ke 28 hari untuk mendapat mix design nya?

terima kasih pak

ronyardiansyah | February 28, 2011 at 9:29 pm | Reply

98.

Sdr Krishna, hari hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan beton akan mencapai 100% sesuai dengan
mutu rencana adalah pada umur 28 hari. Bukankah semua code yang ada di dunia ini juga berdasarkan hasil
penelitian? Tujuan Trial mix diuji pada umur 3 atau 7 hari adalah untuk sesegera mungkin mengetahui secara
dini apakah mutu beton campuran bisa mencapai target, karena segera dilaksanakan untuk kebutuhan
pekerjaan. Trims

Al muharman | March 4, 2011 at 10:33 pm | Reply

99.

ass,,pak,,sblmnya saya blm mengetahui dasar2 untk beton mulai dari karakteristiknya,mutunya, kualitasnya
dan utk menjaga mutu beton,,,mohon bimbingannya pak,,,,,

100.

ronyardiansyah | March 5, 2011 at 10:07 pm | Reply

Walaikumussalam sdr Al Muharman. Karena uraiannya akan panjang lebar dan agar bisa lebih jelas, saya
sarankan Anda untuk membaca buku Teknologi Beton (banyak di toko buku), trims

101.

Tomi | March 16, 2011 at 2:39 pm | Reply

salamun alaikum..
Saya mau tanya pak.. yang dimaksud fci itu yang mana pak??
Kalo beton fc 400 kg/cm2 berarti fci nya brpa pak??
tims

102.

manusia rese | March 30, 2011 at 8:27 pm | Reply

asalamualaikum pak saya mau nanya


saya pernah dengar pada saat tes uji kuat tekan silinder yang dibaca adalah gaya dan perpindahan

mohon pencerahannya pak apa yang dimaksud dengan gaya dan perpindahan ?

terus apakah dari hasil uji kuat tekan dapat menghitung modulus elastisitas beton tersebut??

103.

Bams | May 1, 2011 at 7:57 pm | Reply

salam kenal..pak rony! maaf pak apa bisa dijelaskan tentang perhitungan konversi per hari selain ke3,
7,14,21,28 hari,mohon perhitungannya mengunakan rumus! maksudnya apakah ada perhitungan konversi kuat
tekan tiap hari?

104.

ronyardiansyah | May 2, 2011 at 9:32 am | Reply

Sdr. Bams. Maksudnya kuat tekan pada umur 3, 7, 14, 21 dapat diestimasikan/prediksi menjadi umur 28 hari,
dengan nilai konversi seperti yang telah tercantum di SNI, trims

105.

budi waluyo | May 18, 2011 at 1:48 pm | Reply

Pak Rony, saya mau menanyakan bagimana bila saya mengadakan pengujian pada paving blok ukuran
10x20x8 cm apakan angka yang hasil pengujian bisa langsung dibagi dengan luasan atau perlu ada koreksi
tertentu untuk mendapatkan hasil dalam satuan K?
trimakasih Pak< mohon penjelasannya

106.

dia | May 20, 2011 at 7:54 pm | Reply

Assalamualaikum pak.. saya mau tanya.


bagaimana mengkonversi benda uji diameter 10 cm tinggi 20 cm ke benda uji diameter 15 cm tinggi 30 cm.
trims

107.

rama hadiyanto | May 22, 2011 at 9:48 pm | Reply

Mohon penjelasannya pak, apa pengaruh bentuk dan ukuran agregat terhadap workability beton.?. terima kasih
sebelumnya atas penjelasann bapak.!

108.

darmono | May 30, 2011 at 9:08 am | Reply

Pak, diproyek ad pekerjaan pembongkaran bekisting untuk balok & pelat, untuk mengetahui beton sudah
mencapai mutunya, ada perhitungannya tidak, Pak. jadi kita tau kapan bongkar bekisting tersebut.Thanks

109.

dandi siswanto | June 6, 2011 at 9:27 pm | Reply

Nilai slump beton : 12 2 cm


maksud dari nilai slump tersebut apa pak?????

110.

k3d3la1 | June 17, 2011 at 7:53 pm | Reply

ass, pak,mohon penejelasanya tentang standar penerimaan menurut standar ACI,apabila salah satu pasal tidak
terpenuhi & adakah standar penerimaan tentang hasil test UPV ? apakah sama dengan hammer test yang hanya
80% dari mutu rencana ( PBI 71 )?

111.

mezrani | June 30, 2011 at 11:27 am | Reply

pak gmna komposisi campuran pozolith dalam beton readymix

112.

mezrani | June 30, 2011 at 12:08 pm | Reply

ass pk lam kenal gmna komposisi mencampur pozzolith dalam beton readymix? trimakasih

113.

mezrani | July 7, 2011 at 2:34 pm | Reply

ass..pk apakh sama BJ split yg dari tawau malasya dgn BJ split dalam negeri,

114.

johny mulyono | July 8, 2011 at 6:55 pm | Reply

wahyg jelas pak rony sangat membantu pola pikir ilmu beton yg ada di indonesia,terutama praktisi beton
bertulang,sy johny mulyono di surabaya pak ronykok tertarik pembahasan masalah kuat tekan karakteristik
yg di atur dalam PBI 71. sy mau tanya pak ronymutu K ama kekuatan beton rencana yg ditabelkan di PBI 71
konversinya bgm ya pak? makasih pak

115.

ronyardiansyah | July 8, 2011 at 7:36 pm | Reply

Kekuatan beton Rencana adalah nilai karakteristik yang akan dicapai yang telah ditambah Margin, pada saat
mendesain campuran (Mix Desain), trims

116.

johny mulyono | July 8, 2011 at 9:14 pm | Reply

trimakasih pak rony atas jawaban yg simpel dan tepat, kalau sy ada masalah tiang pancang kemampuan pikul
tiang tripel 28,mutu beton K 500 adalah 25 ton,kalau type yg sama tapi mutu K 350,Kemampuan pikulnya jadi
berapa ya pak rony? cara hitungnya bagaimana pak! trimksh pak

117.

QYQY ARES | July 27, 2011 at 1:56 pm | Reply

alhamdulilah saya bersyukur ada blog semacam ini dan ada orang seperti pak rony yang mau berbagi ilmunya
semoga panjang umur dan sehat selalu pak. pak saya mau tanya untuk mencari daya dukung tiang pancang

single dan group bagaimana ya. misal saja beban yang diterima tiang 20 ton dan daya dukung tanahnya 1
kg/cm2, ? terima kasih pak rony

salam RZIKI ARES

118.

ronyardiansyah | July 28, 2011 at 7:32 am | Reply

Amin. Sdr. Qyqy Ares. Untuk menghitung kuat dukung single pile gunakan saja formula praktis Qc.A/3 + JHL
Kel.tiang/5. Keterangan Qc nilai perlawanan konis dari data CPT, A luas penamoang tiang, 3 Safety factor,
JHL jumlah hambatan lekat dari data CPT, Kel. Keliling tiang dan 5 Safety factor. Untuk Pile Group Anda
harus kalikan dengan nilai efisiensi pile group, yang tergantung komposisi pile group yang nilainya kecil dari
satu, trims.

119.

Melviana Firsty | August 9, 2011 at 11:27 pm | Reply

Terimaa kasih pak rony


saya sangat terbantu dari blog bapak
hal yang terlihat sepele tapi sangat penting

120.

Yudhi | August 19, 2011 at 12:35 am | Reply

Mohon penjelasannya pak, saya ingin rumus menghitung kuat tekan beton K-300 jika didapat hasil uji kubus
hari ke 7 sebesar 330, hari ke 14 sebesar 233 Kg/Cm2 Trims

121.

Rony Ardiansyah | August 20, 2011 at 4:31 am | Reply

Sdr Yudi. Untuk menghitung kuat tekan pada umur 28 hari, Anda bisa mengkonversikan kuat tekan 7 dan 14
hari menjadi 28 hari. Nilai konversi bisa dilihat di PBI-71 atau PB 90, Nilai konversi ini tergantung jenis benda
uji yang Anda gunakan (Silinder atau kubus), serta tipe semen dan Admiture yang digunakan.

122.

ricki | August 21, 2011 at 2:26 am | Reply

pak saya mau tanyakan untuk nilai 0,83 konversi dari kubur ke selinder itu gmanya cara mendapatkan nilai
0,83??? kalau bisa minta conto perhitunganya ya pakthank..

123.

Rony Ardiansyah | August 21, 2011 at 6:05 am | Reply

Sdr. Ricky. Nilai o,83 diperoleh dari hasil penelitian, tepatnya Penentuan nilai fcdidasarkan pada hasil
pengujian pada nilai fck yang didapat dari hasil uji tekan benda uji kubus bersisi 150 mm. Dalam hal ini fc
didapat dari perhitungan konversi berikut ini. Fc=(0,76+0,2 log fck/15) fck, dimana fck adalah kuat tekan
beton (dalam MPa), didapat dari benda uji kubus bersisi 150 mm.

124.

susilo tri cahyo | August 21, 2011 at 11:38 pm | Reply

pak rony
untuk mencari karakteristik beton harus dikurangi 1,64 standar deviasi (dan dikalikan faktor sesuai jmlh benda
uji jika benda uji kurang dari nilai tertentu sni dan PBI). yg saya tanyakan, bagaimana mencari standar
deviasinya pak? dari uraian diatas kayaknya tidak ada yg menyinggung standar deviasi.

125.

Rony Ardiansyah | August 22, 2011 at 6:31 am | Reply

Sdr. Susilo Cahyo. PBI71 menyebutkan bahwa, beton adalah suatu bahan konstruksi yang menunjukan sifat
kekuatan tekan yang khas, yaitu apabila diperiksa dengan sejumlah besar benda-benda uji, nilainya akan
menyebar sekitar suatu nilai rata-rata tertentu. Penyebaran dari hasil-hasil pemeriksaan ini akan kecil atau
besar bergantung pada tingkat kesempurnaan dari pelaksanaannya. Dengan menganggap nilai-nilai dari hasilhasil pemeriksaan tersebut menyebar normal (mengikuti lengkup dari Gauss), maka ukuran dari besar-kecilnya
penyebaran dari nilai-nilai hasil pemeriksaan tersebut, jadi ukuran dari mutu pelaksanaannya, adalah deviasi
standar menurut rumus :
Formula (baca di PBI-71)..(1.1)
dimana : S = deviasi standar (kg/cm2)
b = kekuatan tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji(kg/cm2)
bm = kekutan tekan beton rata-rata (kg/cm)2 menurut rumus :
Formula (baca PBI-71)...(1.2)
dimana : n = jumlah seluruh hasil pemeriksaan, jadi jumlah seluruh benda uji yang diperiksa, yang harus
diambil minimum 20 buah benda uji, bila kurang dari 20 ada koreksinya.

Ruddy | September 5, 2011 at 5:43 pm | Reply

126.

salam kenal Pak. saya ingin bertanya berdasarkan jawaban Bapak di atas yang menyatakan bahwa dalam
pencarian nilai standar deviasi jika jumlah sampel beton kurang dari 20 buah maka ada koreksinya. yang ingin
saya tanyakan adalah dari mana kah saya bisa mendapatkan angka koreksi tersebut? dan bagaimana cara
menghitung S setelah itu? apakah angka koreksi tersebut adalah sebesar 1,64?

ronyardiansyah | September 6, 2011 at 8:50 pm | Reply

127.

Sdr Ruddy. Nilai koreksi dapat Anda lihat di Pedomen Beton 89, atau SNI beton. Perhitungan Standar Deviasi
(S) dapat dilihat di berbagai buku statistik. Angka 1,64 berasal dari kurva normal (kurve berbentuk lonceng)
dengan tingkat kesalahan 5%.

Ruddy | September 6, 2011 at 10:33 pm | Reply


apakah SNI beton yang Bapak maksudkan adalah SNI beton tentang tata cara perhitungan campuran beton
normal yang dimana di dalamnya terdapat tabel faktor pengali untuk nilai standar deviasi jika sampel beton
kurang dari 30 buah?

128.

Nabaga | September 27, 2011 at 8:25 am | Reply

Assalam We Wb Pak Ir, Rony


Saya masih ragu dengan perbandingan antara perbandingan kekuatan beton untuk K (kg/cm2), MPa dan PSi.
Sebagai contoh jika mutu beton Fc : 3000 PSi, berapakah MPa dan K nya.
Terimakasih untuk penjelasannya.
Nabaga, ST, MSi

129.

mellisa hardi | September 29, 2011 at 9:05 am | Reply

saya mau tanya pak, bapak pernah dengar mutu beton B25?
itu kalo ga salah punyanya luar negeri pak, klo bapak tau, mohon di infokan ya pak.. saya mau konfersi-in ke
K.

aty | October 10, 2011 at 2:59 pm | Reply

130.

Pak Rony, saya mau menanyakan bagimana bila saya mengadakan pengujian pada paving blok ukuran
10x20x8 cm apakan angka yang hasil pengujian bisa langsung dibagi dengan luasan atau perlu ada koreksi
tertentu untuk mendapatkan hasil dalam satuan K? Saya menguji paving menggunakan hammer utk beton uk
15x15x15 cm
trimakasih Pak< mohon penjelasannya

131.

Namo | October 13, 2011 at 9:07 am | Reply

Pak Rony, minimal benda uji dalam PBI 20 bh, dan SKSNI 30 bh, apakah terdapat minimal volumenya?
maksudnya jika dalam 1 kali pengecoran 100 meter kubik, dan 20 meter kubik, apakah sama perlakuannya jika
menyangkut jumlah benda uji?
terima kasih sebelumnya

132.

fusanto | October 13, 2011 at 8:27 pm | Reply

pak rony saya mau tanya soal K beton, saya mengadakan uji beton untuk sample paving block segi 6 dgn sisi
9,2 cm, tebal 8 cm pada umur 21 hari dan diperoleh angka 305 pada manometer. Setelah saya membaca
komen2 diatas saya bingung apakah uji tes paving yg saya gunakan ada guna nya untuk perhitungan K
paving???? (krn SNI menggunakan silender dan kubus). Dan bila bisa dihitung dari hasil test saya tersebut
berapa K paving yg diperoleh???? bagaimana cara perhitungannnya pak??? mohon pencerahannya pak. Thx

fusanto | May 17, 2013 at 8:47 pm | Reply


Pak mohon jawabannya? Thx

133.

Romi Kurniyanto | November 8, 2011 at 8:14 am | Reply

Ass. Pak Rony,bagaimana cara perhitungan rumus deviasi apabila dari sekian banyak benda uji ada
beberapa benda uji yang kuat tekannya tidak mencapai yang syaratkan???trm ksh ..romi
mohon disertakan contoh perhitungannya..tq

134.

amiruddin | November 12, 2011 at 5:47 pm | Reply

ass Pak, bisa di beritahukan bahwa berapa batas mnimum mutu yg harus di capai untuk hasil test kuat tekan
dari sample kbus dan hasil test hammer atau core di lap thanks

135.

Mickey Mouse | November 24, 2011 at 9:28 am | Reply

Numpang nanya pak


Angka konversi umur beton untuk 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari berapaan yahh pak???

136.

nia | December 18, 2011 at 1:19 am | Reply

Blog ini sngt bermanfaat pak, trima ksh. Numpang mau Nanya. Satuan GPa, Mpa, dan Psi itu satuan apa yah
pak, kePanjangannya apa ?? hubungan Gpa, MPa dan Psi seperti apa ?? Mhon penjelasannya. Terimakasih
pak.

137.

budi citra | December 25, 2011 at 2:31 pm | Reply

Salam Kenal pak Roni..


Blognya sangat sangat bermanfaat..Semoga Amal baiknya dibalas sama Alllah SWA.
Pak rony, saya ingin menanyakan takaran material mutu beton yang sesuai untuk penerapan di lapangan.
- Misalkan FAS kita tentukan sebesar 0,5
- beton K-225 SNI : PC:371Kg PB:698 KR:1047KG Air: 215ltr
Bagaimana menentukan ukuran Kotak takaran untuk pencampuran pada beton Mixer dilapangan dan berapa
perbandingannya.
Terimakasih.WAssalam.

138.

mail | December 29, 2011 at 9:13 pm | Reply

pak bagaimana caranya perhitungannya merubah beton K-250 menjadi fc terima kasih sebelumnya

139.

tri suhartanto | January 5, 2012 at 4:03 pm | Reply

pak mau tanya untuk konversi sampel grouting kubus 5x5x5

140.

yasril mahendra al-ayyubi | January 12, 2012 at 5:59 pm | Reply

Asalam..
pak saya mau tnya?? bpak tau dimana alamat web buat mengetahui tabel konversi beton terbaru?? di SNI
2002??

141.

rais | January 26, 2012 at 5:00 pm | Reply

aslmmulaikum..
saya rais
pak mohon bantuannya, saya mahasiswa semester akhir lagi bingung ni pak, saya lagi nyari kuat tekan semen
type I dan V, tanpa campuran apapun didalamnya
tolong pak kira-kira berapa ya pak kuat tekannya??
mohon pencerahannya

142.

wahyu | February 1, 2012 at 11:06 am | Reply

mohon informasi utk mix design Paving Block Mutu K300 & K400 dgn menggunakan fly ash. demikian
terima kasih

143.

Burju | February 8, 2012 at 5:02 pm | Reply

Slmt sore Pak,salam kenal.saya mau tanya pak, jika campuran betonnya direncanakan 1pc : 2 psr : 3 krkl
,temasuk mutu K berapa? atau fc berapa?
trims pak atas penjelasannya,sekali lagi selamat sore

144.

alim | February 10, 2012 at 12:01 am | Reply

Mohon bantuannya pak,


di buku Kontrak mengatakan The minimum designed strengths obtained from the trial mix test shal be one
and one third (1 1/3) times the minimum crushing strengths as specified in this specification.

1. apakah itu artinya hasil uji tekan minimal 133% dari spek kuat tekan??
2. klo benar, angka 1 1/3 itu mengacu ke standard apa ya pak?

terimakasih atas jawabannya pak

salam

145.

jamaludin | February 20, 2012 at 10:09 am | Reply

pak cara untuk konversi untuk kuat tekan beton dari berbentuk silinder supaya jd kubus bagaimana pak???

146.

Henri | February 24, 2012 at 5:21 am | Reply

Pak bisa dikirimkan data tentang jenis-jenis mutu beton

terimkasih banyak Pak


salam

147.

cahyo | March 8, 2012 at 1:48 pm | Reply

salam kenal pak Rony


saya mau tanya pak, metode dalam perencanaan struktur flate slab berapakah tebal minimum dan
maksimumnya???? dan bagaimana penulangan pada drop panelnya???
terimakasih

148.

jihad aridiaz | March 22, 2012 at 8:41 pm | Reply

saya pengusaha Paving Blok di kendari, baru 2 bln saya beroperasi, tapi saya cari lab yang bisa mengetahui
mutu paving saya nampaknya sulit karena banyak yang tidak tahu cara menghitung kuat tekan paving. Di PU
Provinsi Kendari saya di minta untuk mencetak kubus 15x15x15 baru bisa di tes , menurut saya dengan
komposisi yang sama dengan ketebalan yang berbeda hasil kuat tekan bisa berbeda. saya minta tolong di
sosialisasikan bagaimana cara tes paving blok dan cara menghituingnya sehingga saya punya standart mutu tq

149.

jihad aridiaz | March 22, 2012 at 8:45 pm | Reply

Sayang sekali Dinas PU Binamarga Kota Kendari tdk memiliki Laboratorium Beton

150.

herdi 05 | March 29, 2012 at 10:24 am | Reply

ass. pak rony..


saya mahasiswa tugas akhir, mau bertanya untuk umur beton 1 hari berapa ya pa faktor koreksinya ???
bagaimana perhitungannya.. ???
trimakasih pa. wasslm

151.

Dwi S | April 16, 2012 at 1:30 pm | Reply

Assamuallaikum . . .
salam kenal pak Rony.
saya mahasiswa tugas akhir, mau bertanya nilai koefisien hammer test jika di bandingkan mesin kuat tekan
beton brp ya ???
gmn cara mnghitung kuat tekan yang sebenarnya pada bacaan hammer test jika di bandingkan dengan hasil
kuat tekan pda mesin tekan.

jika sampel yang di gunakan silinder beton diameter 15 cm dan tinggi 30 cm ?


Bagai mana faktor koreksi dari bacaan hammer test dan juga bagaimana mengkoreksi sudut tembakan jika
medan tembakan hammer test tidak memeungkan tegak lurus dengan bidang pantulnya, kata jiak sudut
kemiringan tembak hammer test 45 derajat. dan jika sudutnya 90 derajat atau tegak lurus bidang tembak
hammer.

jamal | June 15, 2012 at 6:35 pm | Reply

152.
pa. rony

untuk mutu beton k225 dan k250


jika untuk campuran manual menggunakan campuran berapa ya untuk/m3 nya.?
terim kasih

Sundaru | June 26, 2012 at 3:00 pm | Reply


pa roni kita harus mengetahui dulu sifat2 fisik materialnya, misalnya kadar air materialnya, kadar lumpur
materialnya, penyerapan materialnya, berat jenis materialnya, bobot isi materialnya dan abrasinya. baru kita
bisa mengetahui prosentase /m3 campurannya, trims..

153.

ronyardiansyah | June 27, 2012 at 7:06 pm | Reply

Betul Sdr Sundaru, banyak faktor yang mempengaruhi mutu beton. Termasuk Gradasi agregatnya, permukaan
butirannya, dsb.

154.

risman Sebayang | June 29, 2012 at 2:55 pm | Reply

Pak Rony; Salam Kenal. kami dari PT. Sembada Graha Persada-Jakarta, produsen/importir/pemasok Peralatan
Uji Bahan untuk tanah, beton, aspal dlll, mohon info apakah di forum kita ini, kami dapat menampilkan info
produk2 alat test/QC u/konstruksi?, terutama alat uji beton dan NDT for Concrete (di beberapa
forum/komunitas lain kami bisa tampilkan sbg salah satu informasi peralatan bagi pengelola lab, Dosen,
Konsultan/Kontraktor dll) Terima kasih. Risman Sebayang/PT. Sembada Graha
Persada,email:sembada_jkt@yahoo.co.id ; 0821-1481-5431.

155.

Albert | July 4, 2012 at 10:35 am | Reply

Selamat siang Pak Roni, mohon di jelaskan perhitungan praktis dimensi penampang kolom beton. Misalnya
bangunan rumah tinggal 3 lantai, ukuran bangunan tipikal 6 x 18 m , dengan pola grid kolom Struktur 33 m.
Terimakasih banyak atas bantuan dan perhatiannya.

156.

Mia | July 5, 2012 at 10:16 pm | Reply

Ass Pak Rony

Saya mau tanya, adakah pertimbangan khusus dalam memilih mendisain bangunan dengan menggunakan K
atau fc?

Karena dalam praktek di lapangan, kebanyakan kontraktor dan supplier ready mix masih menggunakan istilah
K
Sedangkan konsultan perencana struktur kebanyakan telah menggunakan istilah fc

Apabila fc dikonversi ke nilai K, hasil angkanya menjadi ganjil, dan kontraktor biasanya mengeluh karena
mereka harus melakukan special order ke supplier ready mix
Maka timbul pertanyaan, mengapa dalam disain tidak digunakan istilah K saja? Apakah ada keistimewaan
benda uji silinder jika dibandingkan dengan benda uji kubus?
Mohon penjelasannyaTrims

157.

ronyardiansyah | July 28, 2012 at 1:09 pm | Reply

Sdri Mia, benar sekali dalam praktek di lapangan masih banyak menggunakan istilah K untuk mutu beton yang
seharusnya sudah mulai kita tinggalin. Istilah K itu terdapat pada PBI-71, sedangkan code terakhir yang kita
gunakan adalah SNI 2002, berarti sudah ketingglan 31 tahun. Dan pada tahun 2012 ini sedang dipersiapkan
SNI 2012, kalau sudah jadi berarti kita ketinggalan 41 tahun.
Sebenarnya istilah fc yakni kuat beton yang disyaratkan sudah kita kenal pada Pedoman Beton 1990,
kemudian di SKSNI 1991, jadi sudah cukup lama dikenal hanya kita saja yang terlambat mengikuti
perkembangan zaman. Apa boleh buat, itu adalah fakta. Sampai saat ini di Pekanbaru pun masih enggan
menggunakan fc untuk mutu beton.
Di sisi lain, dalam menghitung konstruksi kita sudah lama meninggalkan istilah K, pada umumnya sudah
menggunalan fc. Bila cerita masalah konversi, itu sudah benar bahwa K-225 bukan fc 25 MPa, jadi bila
didesain fc 25 MPa konversi ke K-nya kira-kira K-300. Hal ini disebabkan nilai konversi satuannya 1 Mpa
adalah 10 kg/cm2 dan konversi benda uji kubus ke silinder adalah 0,83 (tergantung mutu beton). Jadi,
hitungannya menjadi 25 x 10 / 0,83 = 301 kg/cm2. Semoga bermanfaat***

158.

hendra | August 1, 2012 at 8:37 pm | Reply

pak mau tanya kalau ada persyaratan mutu beton C25 itu sama dengan K berapa ya? makasih sebelumnya utk
jawabannya.

159.

ronyardiansyah | August 4, 2012 at 12:56 pm | Reply

Sdr Hendra Fc 25 MPa sekitar K-300

160.

Jerry | September 3, 2012 at 4:36 pm | Reply

Apakah bisa menggunakan beton K-271 ketika yang di inginkan di RKS adalah mutu beton fc22,5 Mpa?
Trima Kasih atas jawabannya.

161.

Junior | September 11, 2012 at 12:27 pm | Reply

Pak Ronykenapa hasil test kubus memiliki hasil kuat tekan yang lebih tinggi daripada cilinder.!!

162.

YOS WONUA | September 29, 2012 at 2:19 am | Reply

SALAM INDONESIA PA RONY,


APA BENAR ASUMSI BAHWA BETON K-225 ADALAH BAHWA MEMAKAI 225KG SEMEN..?
TRIMS..

163.

ronyardiansyah | September 29, 2012 at 4:46 pm | Reply

Salam Kembali Sdr. Yos Wonua. Tidak benar. K-225 adalah kekuatan karakteristik 225 kg/cm2.

164.

ObIth | October 13, 2012 at 9:25 pm | Reply

pak,, sya mau tanya,..


sebenarnya K.. itu apa,..? (mksdnya seperti K300)
dan apa bedanya dg fc? (mksdnya seperti fc30 Mpa)

165.

edi sugianto | October 29, 2012 at 8:13 pm | Reply

pak saya dari unira madura


mau nanyak, ketika sudah melakukan penelitian beton dengan K-300
dan kegiatan itu tidak memenuhi dalam artian GAGAL dalam perencanaan, biasanya letak kegagalan tu ada
dimana ???
apa mungkin kurang campuran semena atau apa ?/
mohon penjelasannya

166.

ronyardiansyah | October 30, 2012 at 12:01 pm | Reply

Sdr. Edi Sugianto, mungkin yang Anda maksud dengan gagal adalah mutu beton tidak tercapai K-300, bukan?
Perlu diketahui tidak ada istileh gagal dalam penelitian, tercapai atau tidak tercapai, berhasil atau tidak
berhasil, itulah hasil penelitian. Banyak sebab mutu beton tidak tercapai, antara lain: Asal, jenis, gradasi,
kekerasan butiran, kadar lumpur agregat, karena ada agregat asal quary tertentu yang tidak memungkinkan
untuk mencapai K-300. Disamping faktor-faktor lainnya, semoga bermanfaat.

167.

memed | November 6, 2012 at 12:50 pm | Reply

Assalamualaikum
Sy cari tentang mutu beton fc 25 mpa
Eh nyasarnya kesini.
Btw, makasih ya pak, untuk penjabaranx
Salam buat klg dan anak2

168.

ronyardiansyah | November 7, 2012 at 11:22 am | Reply

walaikummusalam Met, salam sukses selalu

169.

alvian | November 18, 2012 at 11:46 pm | Reply

Assalamu alaikum Pak Rony, saya mau menanyakan berapa lama sebaiknya bekisting kolom, balok dan plat
lantai baru boleh dibongkar untuk pekerjaan struktur beton bertulang pada gedung bertingkat karena saya
pernah melihat bekisting kolom dibongkar sehari setelah pengecoran.
Mohon penjelasannya Pak dan terima kasih banyak.

170.

gunawan | November 22, 2012 at 3:31 pm | Reply

Bapak yang terhormat,

Bisa sharing untuk nilai konversi pengujian compressive strength pada umur 7, 14, 28 atau di luar itu berdasar
sni 2012.

Terima kasih

gunawan

171.

nana | December 13, 2012 at 10:50 am | Reply

terima kasih infonya bapak, sangat membantu,


apakah nilai 0,83 ini berlaku untuk semua beton? apakah tidak dipengaruhi oleh mutu/kualitas semen, pasir,
agregate dan air itu sendiri?
terima kasih

172.

ronyardiansyah | December 14, 2012 at 2:07 pm | Reply

Sdr Nana, 0,83 adalah untuk kebutuhan praktis. Nilai sebenarnya tergantung pada mutu beton, gunakan
Fc=(0,76+0,2 log fck/15) fck, dimana fck adalah kuat tekan beton (dalam MPa) tergantung mutu beton,
didapat dari benda uji kubus bersisi 150 mm.

173.

aufklarung | December 15, 2012 at 9:49 am | Reply

maaf mau tanya.saya kerja di bruneimutu beton k300 apakah setara dengan beton Grade 25 ?

174.

aufklarung | December 15, 2012 at 9:54 am | Reply

maksud saya apakah seimbang jika saya pakai beton Grade 25 untuk mengganti beton k 300 berdasarkan
SNI..karena saya masih menunggu hasil testnya?

175.

ronyardiansyah | December 15, 2012 at 12:04 pm | Reply

Sdr Aufklarung, yang jelas K-300 itu sama dengan Fc 25 Mpa. Apakah Grade 25 = Fc 25 Mpa?

176.

nanda | December 20, 2012 at 2:40 pm | Reply

oak , misal umur beton 14 hari , kuat tekan beton 140 , brp kuat tekan beton umur 28 hari menurut pbi , gmn
pak ?

177.

ronyardiansyah | December 22, 2012 at 3:55 pm | Reply

Sdr Nanda nilai kuat tekan pada umur 28 hari bukan nilai kuat tekan sebenarnya, tetapi merupakan nilai
prediksi. Jadi nilai prediksinya adalah 140/0,88 sekitar 168,67 kg/cm2, trims.

178.

Firmansyah | December 23, 2012 at 12:08 am | Reply

Ketika membuat JMD K-300 dengan nilai standar deviasi 50 kg/cm2. hasil testnya 310 kg/cm2 (< 350 kg/cm2
tetapi lebih dari 300kg/cm2) dikatakan masuk sfek atau tidak????mohon pencerahannya, terima kasih
sebelumnya pak

179.

Yayan Hidayat | December 29, 2012 at 12:19 am | Reply

pak, apakah pernyataan saya ini salah? beton K250 adalah beton yang mampu nenahan beban maksimal 250
kg/cm2???

180.

ronyardiansyah | January 2, 2013 at 3:23 pm | Reply

Sdr Yayan, K-250 adalah Kuat tekan karakteristik yang diperoleh dari sejumlah benda uji kubus sisi 15 x 15 x
15 cm yang diuji pada umur 28 hari. K-250 diperoleh dari Nilai kuat tekan hancur rata-rata dikurangi Standar
deviasi (S), atau nilai peyimpangan. Jadi, jelas K-250 bukan beton yang mampu menahan beban maksimal 250
kg/cm2.

181.

feri | January 5, 2013 at 12:22 am | Reply

ass,pak rony yang terhormat


saya mau nanyak pak,,, apakah sama konversi umur beton menggunakan hammer test dengan menggunakan
alat streng mohon pencerahan pak,,

182.

ronyardiansyah | January 8, 2013 at 3:37 pm | Reply

Boleh dimabil sama, was.

183.

feri | January 8, 2013 at 8:45 pm | Reply

ass, pak
klo boleh tau,,, gimana ya cara mengubah nilai pantul hammer test menjadi nilai tegangannya (kgmm),,
berikan contohnya nya pak

184.

fidial jamil | February 10, 2013 at 8:06 am | Reply

Untuk info saja, kita juga bisa mengacu pada : ASTM C39 Standard test Method for Compressive Strength of
Cylindrical Concrete Specimens

185.

setya | February 12, 2013 at 6:54 pm | Reply

Selamat malam pak,


Saya mau bertanya, apabila dalam perencanaan balok (atap) menggunakan perhitungan T murni, tetapi
pelaksanaanya tidak sesuai, dalam pengertian pemasangan balok menonjol keatas 1/2h. Jadi posisi plat berada
di tengah.
Apakah ada perubahan penempatan posisi tulangan?

Terima kasih

186.

elvi | February 18, 2013 at 9:33 am | Reply

Trimaksih informasinya pak Rony,


sangat bermanfaat..

187.

ronyardiansyah | February 23, 2013 at 10:00 am | Reply

Sdr. Setya, Balok T murni hanya berfungsi untuk daerah tekan, karena pada daerah tarik, tegangan tarik
sepenuhnya dipikul oleh tulangan. Bila Anda melaksanakan pelat ditengah balok, maka sudah tidakm ada
peran pelat (flens) balok T tersebut, apalagi di tengah itu daerah netral, jadi Anda harus menghitung kembali
seperti balok persegi.
Tidak perlu merubah posisi tulangan, tetapi Anda harus menambah tulangan tariknya. trims

188.

Liki Triwijaya | February 25, 2013 at 2:04 pm | Reply

siang pak,
trims buat tulisan bapak.

kalau untuk beton decking atau tahu beton, dengan perbandingan semen pasir 1:2 apa kekuatannya hampir
mendekati beton ready mix K300.
Terima kasih

189.

ronyardiansyah | March 1, 2013 at 2:01 pm | Reply

Sdr Liki Triwijaya, untuk beton decking campuran 1:2 yang Anda maksud itu adalah mortal, yakni campuran
pasir + semen + air. Sedangkan benton adalah material mortal + krikil dengan kata lain pasir + semen + air +
krikil, tentu kekuatan mortal tidak bisa disamakan dengan beton. Beton K-300 adalah mutu beton tinggi yang
sangat besar kuat tekannya, sedangkan mortal beton decking kekuatannya akan jauh di bawahnya.
Fungsi beton decking (beton tahu) bukanlah untuk kebutuhan struktural, melainkan hanya berfungsi sebagai
pemisah besi tulangan dengan bekisting yang non strukturill.

190.

toa | March 4, 2013 at 1:51 pm | Reply

pak apakah bener pada rigid pavement tidak di perlukanx beton decking?
karena dibawah terdapat landconcrete.
trus apakah bisa bacaan kuat tekan kubus dan silender berbeda?
padahal sample beton diambil sama dan waktu yg sama jg
karena selisih bacaan terlampau jauh,kubus 600kn sdngkan silemder 400
trims pak

191.

ronyardiansyah | March 7, 2013 at 3:35 pm | Reply

Sdr Toa, Beton decking atau steel decking adalah temporary support yang berbentukn pelat baja
bergelombang, yang fungsinya bisa sebagai bekisting dan sebagai penganti tulangan positif pada slab atau
pelat lantai. Temporary support bisa sekaligus menjadi peramanent support. Untuk pekerjaan jalan di sebelah
bawah tidak dibutuhkan begisting, jadi betul kadang-kadang di buat lantai kerja dari adukan beton, jadi fungsi
steel decking sudah tidak ada lagi.
Bacaan kuat tekan kubus dengan silinder pasti jauh berbeda, orang dimensi dan bentuk benda uji saja sudah
berbeda. Tetapi tegangan yang dihasilkan tidak jauh berbeda, Anda harus mengkonversikan nilai hasil uji
kubus ke silinder atau sebaliknya dari silinder ke kubus, trims

192.

Iqbal Nurrasa Bakti (@iqbal_iting) | March 9, 2013 at 7:01 pm | Reply

assalamualaikum,, pak ada ga sih konversi beton dengan usia beton umur 1 hari ke 28 hari?
yang saya baca dari artikel artikel,, kebanyakan dari 3 sampai 28 hari aja.

mohon responnya pak,,


trimaksih

ronyardiansyah | March 10, 2013 at 9:07 am | Reply

193.

Walaikumussalam wr.wb. Sdr. Iqbal Nurrasa Bakti. Dari umur beton konversi umur 3, 7, 14, 21, & 28 hari,
Anda bisa menarik garis regresi (statistik). Dari persamaan Regresi itu Anda bisa memoperediksi umur berapa
hari saja termasuk umur 1 hari. Mengapa umur 1 hari tidak dibutuhkan dilapangan? karena pembukaan
begisting yang disayaratkan oleh SNI setidak-tidaknya 2 x 24 jam, maka pembukaan begisting untuk elemen
struktur tertentu minimal 2 hari dan tews beton yang dibutuhkan minimal 3 hari, trims.

Cuk Hasih | March 12, 2013 at 7:18 pm | Reply

194.

Assalamualaikum Wr. Wb.


Mohon penjelasannya Pak.
Pada BSNi : Membuat 1 m3 beton mutu fc = 16,9 Mpa ( K200 ), slump ( 12+2 ) cm. w/c = 0,61.
Apa yg dimaksud slump ( 12 + 2 ) dan w/c = 0,661
Terima kasih
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Cuk Hasih | March 14, 2013 at 2:15 pm | Reply


Koreksi pak.
Apa yang dimaksud dg. slump ( 12 + 2 ) dan w/c = 0,61

195.

ronyardiansyah | March 14, 2013 at 4:02 pm | Reply

12 -2 dan 12 + 2, bearti slumpnya antara 10-14 cm. w/c 0,6 artinya water cement ratio 0,6. Sdr Cuk Hasih,
maksud Anda ingin koreksi atau bertanya?

196.

Cuk Hasih | March 14, 2013 at 9:09 pm | Reply

Mohon maaf Pak.


Maksud saya koreksi pertanyaan saya tgl. 12/03/2103, yang tertulis w/c =0,661, yang seharusnya w/c = 0,61.
Terima kasih Pak.

197.

Sigit | March 26, 2013 at 10:22 am | Reply

Assalamualaikum Wr. Wb.


Mohon penjelasannya Pak.
Jika saya akan ngecor beton plat lantai sebanyak 15m3 dengan mutu K-300 dengan memakai beton readymix
dari batching plant drymix, berapakah jumlah minimum sampel yg saya ambil? apakah 20 buah (PBI 71) utk
15m3 ataukan 20buah utk 1 truck mixer ukuran 5m3.
Terimakasih pak.

198.

Mona Rachmadalina | April 5, 2013 at 10:26 am | Reply

saya mau bertanya lebih lanjut mengenai jawaban diatas tentang jawaban untuk Sdr. Christoph. Yang
Pertama, menurut PBI minimal 20 bh, sedangkan SKSNI Minimal 30 bh. Bila kurang Nilai Deviasi standar
harus dikalikan dgn faktor
yang saya tanyakan..untuk jumlah benda uji 4, berapa nilai faktor pengali deviasi standart nya Pak?
Terima Kaish sebelumnya Pak.

199.

Hendrawan | April 9, 2013 at 10:34 am | Reply

selamat siang pak, saya mau bertanya karena bingung, untuk keperluan lantai gudang yang selalu dilewati
kendaraan berbeban berat, sebaiknya bagaimana komposisi cornya ya pak. karena lantai gudang yang sekarang
berkualitas jelek dan retak2. terimakasih sebelumnya.

200.

Rahmat fajri | April 19, 2013 at 5:07 pm | Reply

Ass pak..
saya mau bertanya, saya sering kebingungan tentang cara pengambilan kuat karateristik beton pada acuan
kerja. sepengetahuan saya apabila beton dengan mutu 22.5mpa = K 225 kg/cm2. nah, kenapa referensi yg saya
lihat dibrosur semen (tidak saya sebutkan merk) dengan mutu 22,5mpa = k250.

saya mohon penjelasan dari bapak.


terima kasih sebelumnya.

201.

Rony Ardiansyah | April 21, 2013 at 8:18 am | Reply

Walaikumussalam wr.wb. Sdr. Rahmat Fajri. Referensi dari brosur semen yang Anda maksud itu adalah benar
adanya, mengapa? Karena dia menyatakan bahwa tegangan yang diperoleh adalah 225 kg/cm2 yang konversi
satuannya adalah sama dengan 22,5 MPa, sebab 1 MPa = 10 kg/cm2.
Akan tetapi mutu beton K 225 tentu tidak sama dengan fc 22,5 MPa. Istilah K (kuat tekan karakteristik)
adalah dari PBI-71 yang menggunakan benda uji kubus sisi 15 cm, sedangkan istilah fc (kuat tekan beton
yang disyaratkan) adalah dari SNI 2002 yang benda ujinya silindir dia 15 cm tinggi 30 cm. Perlu diketahui
bahwa kekuatan kedua benda uji ini berbeda, kekuatan silindir hanya 83% kekuatan kubus, maka untuk mutu
beton K-225 akan sama dengan 225*0,83/10, jadi fc=18,675 Mpa

Anda mungkin juga menyukai