: Ny. S
Umur
: 34 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Muara Enim
Agama
: Islam
Pekerjaan
Status
: Menikah
No. RM
: 857366
MRS Tanggal
: 23/12/2014
Gizi
: Cukup
Suhu Badan
: 36,8 C
Nadi
: 82 x/m
Pernapasan
: 20 x/m
Tekanan Darah
: 130/80 mmHg
Jantung
Paru-paru
Hepar
: tidak teraba
Lien
: tidak teraba
Anggota Gerak
Genitalia
: tidak diperiksa
Status Psikiatrikus
Sikap
Perhatian
: Kooperatif
: Cukup
Ekspresi Muka
Kontak Psikik
: Wajar
: Cukup
Status Neurologikus
KEPALA
Bentuk
Ukuran
: Brachiocephali
: Normal
Deformitas
Fraktur
: (-)
: (-)
Simetris
Hematom
Tumor
: simetris
: (-)
: (-)
Nyeri fraktur
: (-)
Pembuluh darah : tidak ada pelebaran
Pulsasi
: (-)
: Lurus
: (-)
: (-)
Deformitas
: (-)
Tumor
: (-)
Pembuluh darah : tidak ada pelebaran
LEHER
Sikap
Torticolis
Kaku kuduk
SYARAF-SYARAF OTAK
N. Olfaktorius
Penciuman
Anosmia
Hyposmia
Parosmia
Kanan
b.d.d
(-)
(-)
(-)
N.Opticus
Visus
Campus visi
Kanan
b.d.d
V.O.D
Kiri
b.d.d
(-)
(-)
(-)
Kiri
b.d.d
V.O.S
Kanan
Kiri
(-)
(-)
(-)
(-)
Anopsia
Hemianopsia
Papil edema
Papil atrofi
Perdarahan retina
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Kiri
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
tidak ada hambatan
bulat
3 mm
bulat
3 mm
isokor
(-)
(-)
(+)
(+)
(+)
(-)
(+)
(+)
(+)
(-)
Kanan
Kiri
Nn.Trigeminus
Motorik
- Menggigit
- Trismus
- Refleks kornea
Sensorik
- Dahi
- Pipi
- Dagu
N.Facialis
Motorik
Mengerutkan dahi
Menutup mata
Menunjukkan gigi
Lipatan nasolabialis
Bentuk Muka
- Istirahat
- Berbicara/bersiul
Kiri
simetris
simetris
sudut mulut kiri tertinggal
kiri datar
asimetris
dapat berbicara namun sedikit cadel
Sensorik
2/3 depan lidah
Otonom
- Salivasi
- Lakrimasi
- Chvosteks sign
(-)
N. Statoacusticus
N. Cochlearis
Suara bisikan
Detik arloji
Tes Weber
Tes Rinne
Kanan
Kiri
b.d.d
b.d.d
b.d.d
b.d.d
N. Vestibularis
Nistagmus
Vertigo
(-)
(-)
(-)
(-)
Kiri
tidak ada kelainan
tidak ada kelainan
tidak ada kelainan
tidak ada kelainan
tidak ada kelainan
tidak ada kelainan
tidak ada kelainan
tidak ada kelainan
tidak ada kelainan
tidak ada kelainan
Kanan
Kiri
tidak ada kelainan
tidak ada kelainan
N. Hypoglossus
Kanan
Mengulur lidah
Fasikulasi
Atrofi papil
Disartria
Kiri
deviasi lidah (-)
(-)
(-)
(-)
MOTORIK
LENGAN
Gerakan
Kekuatan
Tonus
Refleks fisiologis
- Biceps
- Triceps
- Radius
- Ulna
Refleks patologis
- Hoffman Tromner
- Leri
- Meyer
Trofik
Kanan
Cukup
5
Normal
Kiri
Kurang
4
Menurun
Normal
Normal
Normal
Normal
Menurun
Menurun
Menurun
Menurun
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
TUNGKAI
Gerakan
Kekuatan
Tonus
Klonus
- Paha
- Kaki
Kanan
Cukup
5
Normal
Kiri
Kurang
4
Menurun
(-)
(-)
(-)
(-)
Normal
Normal
Menurun
Menurun
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(+)
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Refleks fisiologis
- KPR
- APR
Refleks patologis
- Babinsky
- Chaddock
- Oppenheim
- Gordon
- Schaeffer
- Rossolimo
- Mendel Bechterew
SENSORIK
Tidak ada kelainan
GAMBAR
FUNGSI VEGETATIF
Miksi
Defekasi
Ereksi
KOLUMNA VERTEBRALIS
Kyphosis
Lordosis
Gibbus
Deformitas
Tumor
Meningocele
Hematoma
Nyeri ketok
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
GERAKAN ABNORMAL
Tremor
Chorea
Athetosis
Ballismus
Dystoni
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
Myocloni
FUNGSI LUHUR
: (-)
Afasia motorik
Afasia sensorik
Apraksia
Agrafia
Alexia
Afasia nominal
: (-)
: (-)
: b.d.d
: b.d.d
: b.d.d
: b.d.d
Hasil
Normal
Satuan
13.2-17.3
4.20-4.87
4.5-11.0
43-49
150-450
g/dL
106/mm3
103/mm3
%
103/L
12-18
Detik
Detik
<0.5
g/mL
32.8
30.6
27-42
detik
detik
252.0
528.0
159
36
15
240
42
142
363
62
7.60
200-400
<200
39-308
7-25
<200
>55
<100
<150
16.6-48.5
<8.4
mg/dL
mg/dL
mg/dL
U/L
U/L
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
10.2
3.49
14.8
30
350
14.9
13.1
1.01
0.63
Kalsium
Natrium
Kalium
Klorida
Urinalisis
Urine lengkap
Warna
Kejernihan
Berat jenis
pH
Protein
Glukosa
Keton
Darah
Bilirubin
Urobilinogen
Nitrit
Leukosit esterase
Sedimen urine
Epitel
Leukosit
Eritrosit
Silinder
Kristal
Mukus
Jamur
8.5
146
4.6
114
Kuning muda
Jernih
1.030
5.0
Positif ++++
Positif +
Negatif
Negatif
Negatif
1
Negatif
Negatif
Positif ++
0-1
0-1
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
8.8-10.2
135-155
3.5-5.5
96-106
Kuning
Jernih
1.003-1.030
5-9
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
0.1-1.8
Negatif
Negatif
Negatif
0-5
0-1
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
mg/dL
mEq/L
mEq/L
mmol/L
EU/dL
/LPB
/LPB
/LPB
/LPB
PEMERIKSAAN KHUSUS
Rontgen foto cranium
Rontgen foto thoraks
Rontgen foto columna vertebralis
Electroencephalografi
Electroneuromyografi
Electrocardiografi
Arteriografi
Pneumografi
CT-Scan
Lain-lain
: tidak diperiksa
: pasien belum mengurus jaminan
: tidak diperiksa
: tidak diperiksa
: tidak diperiksa
: kesan: normal sinus rhythm
: tidak diperiksa
: tidak diperiksa
: pasien belum mengurus jaminan
: tidak diperiksa
10
RINGKASAN
ANAMNESA
Penderita dirawat di bagian neurologi RSMH karena mengalami kelemahan
sesisi tubuh sebelah kiri secara tiba-tiba.
2 jam sebelum masuk rumah sakit penderita tiba-tiba mengalami kelemahan
pada lengan kiri dan tungkai kiri tanpa disertai penurunan kesadaran saat sedang
beristirahat. Saat serangan penderita tidak merasa sakit kepala, tidak mengalami
mual dan muntah, serta tidak mengalami kejang. Penderita juga tidak mengalami
mulut mengot dan bicara pelo. Tidak ada kesemutan dan baal dirasakan pada sisi
yang lemah. Sehari-hari penderita bekerja dengan tangan kanan. Penderita dapat
mengungkapkan isi pikirannya dan dapat mengerti isi pikiran orang lain yang
diungkapkan secara lisan, tulisan, dan isyarat. Saat serangan penderita tidak
mengalami jantung berdebar-debar.
Riwayat hipertensi sejak 3 bulan yang lalu, dan minum obat secara teratur.
Riwayat kencing manis sejak 1 tahun yang lalu, rutin minum Metformin 3 x 500 mg
tablet. Riwayat stroke sejak 3 bulan yang lalu, dirawat di RS daerah. Riwayat
penyakit jantung disangkal. Riwayat trauma disangkal.
Penderita tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
PEMERIKSAAN
Status Generalis
Kesadaran
Gizi
: Cukup
: 20 x/m
Nadi
: 82 x/m
Suhu Badan
: 36,8C
11
Status Neurologicus
Nn. Cranialis :
N III
N VII
N XII
Fungsi Motorik:
Lka
Lki
Gerakan
Cukup
Kurang
Kekuatan
Tonus
Normal
Menurun
Tka
Tki
Cukup
Kurang
5
Klonus
Normal
-
R. Fisiologis Normal
R. Patologis
Menurun
-
Fungsi Sensorik
Fungsi Luhur
Fungsi Vegetatif
GRM
: tidak ada
Gerakan abnormal
: tidak ada
Normal
-
Menurun
Menurun
+BC
:-
:+
Interpretasi
Skor Siriraj
(2,5x0) + (2x0) + (2x0) + (0,1x90) (3x1) -12 = -6
12
Interpretasi
Partial Anterior
Lacunar Infarct
Posterior
Circulation Infark
Circulation
(LACI)
Circulation
(TACI)
Infarct (PACI)
Hemiparese dengan Defisit
Infarct (POCI)
Tidak ada defisit Disfungsi
saraf
atau
visual
tanpa motorik/sensorik
otak,
satu
atau
(kontralateral
dan
sisi
lesi)
motorik/sensorik
Hemianopia
(kontralateral
Defisit
Tidak
sisi motorik/sensorik
lesi)
disertai
gangguan
gejala luhur
fungsi luhur
fungsi Gejala fungsi luhur Tidak
Gangguan
luhur:
gangguan
gangguan
gangguan
batang otak
visuospasial,
kontralateral
ada Gangguan
fungsi motorik/sensorik
bilateral
ada Gangguan gerakan
fungsi konjugat
mata
(horizontal
atau
vertikal)
hemineglect,
agnosia, apraxia.
Defisit
motorik/sensorik
long-tract
ekstensif dibanding
ipsilateral
gangguan
13
infark
lakunar
(hanya
monoparesismonosensorik)
Gangguan fungsi Gejala:
luhur saja
Isolated
atau
buta kortikal
14
-1
: Non Hemorrhagic
: Hemorrhagic
Hemoragia Serebri
Adanya defisit neurologis yang
melakukan aktivitas
Defisit neurologis terjadi
15
ataupun muntah.
terjadi
saat
aktivitas
tidur)
Kemungkinan etiologi emboli serebri dapat disingkirkan
Trombosis Serebri
Defisit neurologis tanpa disertai
kehilangan kesadaran
Defisit neurologis terjadi saat
istirahat
Kemungkinan etiologi trombosis serebri belum dapat disingkirkan.
Dapat disimpulkan untuk diagnosis etiologi kasus ini kemungkinan adalah trombosis
serebri.
Diagnosis
Diagnosa Klinik
Diagnosa Topik
: LACI
Diagnosis Etiologi
Diagnosis Tambahan
16
Pengobatan:
Non Farmakologis:
-
Farmakologis:
-
Prognosis
Quo ad Vitam
: dubia ad bonam
Quo ad Functionam
: dubia ad malam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1
Definisi Stroke
Menurut WHO, stroke didefinisikan sebagai manifestasi klinis dari gangguan
fungsi otak, baik fokal maupun global (menyeluruh), yang berlangsung cepat,
17
berlangsung lebih dari 24 jam atau sampai menyebabkan kematian, tanpa penyebab
lain selain gangguan vaskuler.1,2
Pada umumnya gangguan fungsional otak fokal dapat berupa hemiparesis
yang disertai dengan defisit sensorik, parese nervus kraniales dan gangguan fungsi
luhur. Manifestasi klinis yang muncul sangat bergantung kepada area otak yang
diperdarahi oleh pembuluh darah yang mengalami oklusi ataupun ruptur. 2,3
3.2
Epidemiologi Stroke
Stroke adalah penyebab kematian tersering ketiga pada orang dewasa di
Amerika Serikat.
18
1.
Yang tidak dapat dimodifikasi: usia, jenis kelamin pria, ras, riwayat keluarga,
riwayat TIA / stroke, penyakit jantung koroner, fibrilasi atrium.5,6
Resiko penyumbatan arteri ekstrakranial (arteri karotis interna dan arteri
vertebralis) yaitu pada laki-laki dan kulit putih. Sedangkan resiko
penyumbatan arteri intrakranial (arteri basiler, arteri serebri media, arteri
serebri anterior, arteri serebri posterio) yaitu pada wanita dan kulit berwarna.11
2.
obat,
kontrasepsi
oral,
Hipertensi,
bruit
karotis
asimtomatik,
19
b. Ambang aktivitas listrik otak: batas aliran darah otak sekitar 15 cc/100
gram/ menit, yang bila tidak tercapai akan menyebabkan aktivitas listrik
neuronal berhenti. Ini berarti sebagian struktur intrasel telah berada dalam
proses disintegrasi.
c. Ambang kematian sel, yaitu batas aliran darah otak yang bila tidak
terpenuh akan menyebabkan kerusakan total sel-sel otak. CBF dibawah 15
cc/ 100 gram/ menit.
Faktor yang mempengaruhi aliran darah keotak antara lain:
a. Keadaan pembuluh darah, dapat menyempit akibat stenosis atau ateroma
atau tersumbat oleh trombus/ embolus.
b. Keadaan darah, viskositas darah yang meningkat, hematokrit yang
meningkat akan menyebabkan aliran darah ke otak lebih lambat, anemia
yang berat dapat menyebabkan oksigenasi otak menurun.
c. Tekanan darah sistemik yang memegang peranan tekanan perfusi otak.
3.5 Autoregulasi Otak
Autoregulasi
otak
yaitu
kemampuan
darah
arterial
otak
untuk
mempertahankan aliran darah otak tetap meskipun terjadi perubahan pada tekanan
perfusi otak. Dalam keadaan fisiologis, tekanan arterial rata-rata adalah 50-150
mmHg pada penderita normotensi. Pembuluh darah serebral akan berkontraksi
akibat peningkatan tekanan darah sistemik dan dilatasi bila terjadi penurunan.
Keadaan inilah yang mengakibatkan perfusi otak tetap konstan. Autoregulasi
masih dapat berfungsi baik, bila tekanan sistolik 60-200 mmHg dan tekanan
diastolik 60-120 mmHg. Dalam hal ini 60 mmHg merupakan ambang iskemia,
200 mmHg merupakan batas sistolik dan 120 mmHg adalah batas diastolik.
Respon autoregulasi juga bergantung melalui refleks miogenik intrinsik dari
dinding arteriol dan melalui peranan dari sistem saraf otonom.
20
3.6 Trombus
Trombus adalah pembentukan bekuan platelet atau fibrin di dalam darah
yang dapat menyumbat pembuluh vena atau arteri dan menyebabkan iskemia dan
nekrosis jaringan lokal. Trombus ini bisa terlepas dari dinding pembuluh darah
dan disebut tromboemboli. Trombosis dan tromboemboli berperan penting dalam
patogenesis stroke iskemik. Lokasi trombosis sangat menentukan jenis gangguan
yang ditimbulkannya, misalnya trombosis arteri dapat mengakibatkan infark
jantung, stroke, maupun claudicatio intermitten, sedangkan trombosis vena dapat
menyebabkan emboli paru.8,11 Trombosis merupakan hasil perubahan dari satu
atau lebih komponen utama hemostasis yang meliputi faktor koagulasi, protein
plasma, aliran darah, permukaan vaskuler, dan konstitiuen seluler, tertama platelet
dan sel endotel. Trombosis arteri merupakan komplikasi dari aterokslerosis yang
terjadi karena plak aterosklerosis yang pecah.13
Trombosis diawali dengan adanya kerusakan endotel, sehingga tampak
jaringan kolagen dibawahnya. Proses trombosis terjadi akibat interaksi trombosit
dan dinding pembuluh darah, akibat adanya kerusakan endotel pembuluh darah.
Endotel pembuluh darah yang normal bersifat antitrombosis, hal ini disebabkan
adanya glikoprotein dan proteoglikan yang melapisi sel endotel dan adanya
prostasiklin (PGI2) pada endotel yang bersifat vasodilator dan inhibisi platelet
agregasi. Pada endotel yang mengalami kerusakan, darah akan berhubungan
dengan serat-serat kolagen pembuluh darah, kemudian akan merangsang
trombosit dan agregasi trombosit dan merangsang trombosit mengeluarkan zat
dalam granula-granula dalam trombosit dan zat-zat yang berasal dari makrofag
yang mengandung lemak.
21
Endapan tersebut
22
23
Bila terjadi stroke, maka di suatu daerah tertentu dari otak akan terjadi
kerusakan (baik karena infark maupun perdarahan). Neuron-neuron di daerah
tersebut tentu akan mati, dan neuron yang rusak ini akan mengeluarkan glutamat,
yang selanjutnya akan membanjiri sel-sel disekitarnya. Glutamat ini akan
menempel pada membran sel neuron di sekitar daerah primer yang terserang.
Glutamat akan merusak membran sel neuron dan membuka kanal kalsium
(calcium channels). Kemudian terjadilah influks kalsium yang mengakibatkan
kematian sel. Sebelumnya, sel yang mati ini akan mengeluarkan glutamt, yang
selanjutnya akan membanjiri lagi neuron-neuron disekitarnya. Terjadilah
lingkaran setan 8.
Neuron-neuron yang rusak juga akan melepaskan radikal bebas, yaitu
charged oxygen molecules (seperti nitric acida atau NO), yang akan merombak
molekul lemak didalam membran sel, sehingga membran sel akan bocor dan
terjadilah influks kalsium 8.
Stroke iskemik menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak yang
menyebabkan kematian sel.
3.9 Faktor Resiko
1. Yang tidak dapat diubah : usia, jenis kelamin pria, ras, riwayat keluarga,
riwayat TIA / stroke, penyakit jantung koroner, fibrilasi atrium, heterozigot
atau homozigot untuk homo sistinuria (5,6).
Resiko penyumbatan arteri ekstrakranial (arteri karotis interna dan arteri
vertebralis) yaitu pada laki-laki dan kulit putih. Sedangkan resiko
penyumbatan arteri intrakranial (arteri basiler, arteri serebri media, arteri
serebri anterior, arteri serebri posterio) yaitu pada wanita dan kulit berwarna11.
2. Yang dapat diubah : hipertensi, DM, merokok, penyalahgunaan alkohol dan
obat, kontrasepsi oral, Hipertensi tinggi, bruit karotis asimtomatik,
hiperurisemia dan dislipidemia (5,6).
24
3.10
Klasifikasi
Manifestasi Klinis
25
Diagnosis
Diagnosis stroke dibuat berdasarkan adanya gejala klinis neurologik
mendadak yang beraneka ragam mulai dari gejala motorik fokal, gejala sensorik,
gangguan fungsi luhur hingga gangguan kesadaran. Gejala tersebut dapat disertai
nyeri kepala, mual muntah, kejang, kaku kuduk dan lain sebagainya. Diagnosis stroke
seperti juga diagnosis lain di bidang Ilmu Penyakit Saraf mencakup diagnosis klinis,
topis dan etiologis. Pemahaman ilmu dasar mengenai anatomi otak dan bangunan
intrakranial di sekitarnya, sistem perdarahan otak serta fisiologi dan metabolisme otak
26
Diagnosis Klinis
Diagnosis klinis stroke ditetapkan dari pemeriksaan fisik neurologis
dimana didapatkan gejala-gejala yang sesuai dengan waktu perjalanan
penyakitnya dan gejala serta tanda yang sesuai dengan daerah pendarahan
pemnbuluh darah otak tertentu.4,10,11
Gangguan pada sistem karotis menyebabkan: gangguan penglihatan,
gangguan bicara, disafasia atau afasia bila mengenai hemisfer serebri dominan,
gangguan motorik, hemiplegi/ hemiparesis kontra lateral, dan gangguan sensorik.
Gangguan pada sistim vertebrobasilar menyebabkan: gangguan penglihatan,
pandangan kabur atau buta bila gangguan pada lobus oksipital, gangguan nervi
kranalis bila mengenai batang otak, gangguan motorik, gangguan koordinasi,
drop attack, gangguan sensorik, gangguan kesadaran, dan kombinasi. Pada
beberapa keadaan didapat gangguan neurobehaviour, hemineglect, afasia, aleksia,
2.
27
Diagnosis Etiologis
Diagnosis etiologis stroke dibedakan menjadi 2 yaitu stroke iskemik dan
stroke hemoragik. Baku emas yang digunakan untuk menentukan etiologi adalah
CT-scan kepala. 1,2
Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium (darah dan urin),
elektrokardiogram,
ekhokardiogram,
elektroensefalogram,
arteriografi,
foto
doppler
toraks,
sonography
pungsi
diperlukan
lumbal,
untuk
3.9 Penatalaksanaan
Tatalaksana stroke dibedakan menjadi dua, yaitu fase akut dan fase pasca akut.
1. Fase akut (hari ke 0-14 sesudah onset penyakit)
Sasaran pengobatan pada fase akut adalah menyelamatkan neuron yang
menderita jangan sampai mati; dan agar proses patologik lainnya yang
menyertai tak mengganggu/mengancam fungsi otak, serta dipelihara fungsi
optimal, antara lain
28
29
3. Jenis kelamin: lelaki lebih banyak (61%) yang meninggal dari pada
perempuan (41%).
4. Tekanan darah: tensi tinggi prognosis jelek.
5. Lain-lain: misalnya cepat dan tepatnya pertolongan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
30
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Silbernagl, S., Florian Lang. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. EGC: Jakarta,
2007.
Price, Sylvia A. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit ed.6. EGC,
Jakarta. 2006.
Poungvarin, N. Skor Siriraj stroke dan studi validasi untuk membedakan
perdarahan
intraserebral
supratentorial
dari
infark.
(Http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1670347/. Diakses Oktober 29,
2014).
Trent MW, John T, Sung CT, Christopher GS, Stephen MT. Pathophysiology,
treatment, animal and cellular models of human ischemic stroke. Molecular
Neurodegeneration, 2011; 6:11
Thiruma V, Arumugam Biswas, M. Sen, S. Simmons, J. Etiology and Risk
Factors of Ischemic Stroke in Indian-American Patients from a Hospital-based
Registry in New Jersey, USA. Neurology Asie. 2009; 14 (2): 81-86
Hadjiev, DI. Mineva, PP. Vukov, MI. Multiple Modifiable Risk Factors for First
Ischemic Stroke a Population-based Epidemiological Study. European Journal of
Neurology. 2003; 10: 577-582.
Guyton, AC. Hall, JE. Aliran Darah Serebral, Cairan Serebrospinal, dan
Metabolisme Otak. Dalam: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-11.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2006. Hlm: 801-808.
31