KERANGKA TEORI
2.1 Deskripsi Teori
Berdasarkan uraian sebelumnya, peneliti menggunakan beberapa istilah
yang berkaitan dengan masalah penelitian. Untuk itu pada bab ini peneliti
menggunakan beberapa teori yang mendukung masalah dalam penelitian ini. Teori
berfungsi sebagai pisau analisis atau untuk menjelaskan dan menjadi panduan
dalam penelitian.
Teori-teori utama yang akan dipaparkan adalah tentang efektivitas,
pembangunan, rumah susun, dan rusunawa. Berikut ini adalah paparan tentang
konsep-konsep teori yang digunakan oleh peneliti, sebagai berikut:
2.1.1 Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian
dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas
selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang
sesungguhnya dicapai. Efektivitas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang (view
point) dan dapat dinilai dengan berbagai cara dan mempunyai kaitan yang erat
dengan efisiensi. Seperti yang dikemukakan oleh H. Emerson yang dikutip
Soewarno Handayaningrat S. (1994:16) yang menyatakan bahwa efektivitas
adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Menurut pendapat Mahmudi dalam bukunya "Manajemen Kinerja Sektor
Publik" mendefinisikan efektivitas merupakan hubungan antara output terhadap
pencapaian tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap
pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan
(Mahmudi, 2005:92). Berdasarkan pendapat tersebut, bahwa efektivitas
mempunyai hubungan timbal balik antara output dengan tujuan. Semakin besar
kontribusi output, maka semakin efektif satu program atau kegiatan.
Sedangkan Georgopolous dan Tannembaum (1985:50), mengemukakan:
Efektivitas ditinjau dari sudut pencapaian tujuan, dimana keberhasilan
suatu organisasi harus mempertimbangkan bukan saja sasaran organisasi
tetapi juga mekanisme mempertahankan diri dalam mengejar sasaran.
Dengan kata lain, penilaian efektivitas harus berkaitan dengan mesalah
sasaran maupun tujuan.
15
16
akibat
atau
mempunyai
maksud
sebagaimana
yang
dikehendakinya.
Pendapat lain mengenai efektivitas menurut Robin (dalam Hermaya,
2004:7) adalah efektivitas sering digambarkan sebagai melakukan segala sesuatu
yang benar yaitu aktivitas-aktivitas pekerjaan yang membantu organisasi
mencapai sasaran. Efektivitas menurut Gibson (1996:25) adalah pencapaian
sasaran yang telah disepakati atau usaha bersama. Bagaimana organisasi dapat
mencapai tujuan dengan menggunakan sumber daya yang terdapat dalam
organisasi
tersebut.
Sedangkan
efektivitas
menurut
Georgopualos
dan
17
18
19
Produktivitas
Kemampuan adaptasi kerja
Kepuasan kerja
Kemampuan berlaba
Pencarian sumber daya
20
21
2.1.3 Pembangunan
Dalam hal pembangunan dapat diartikan sebagai suatu upaya terkoordinasi
untuk menciptakan alternative yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga
negara untuk memenuhi dan mencapai aspirasinya yang paling manusiawi
(Nugroho dan Dahuri, 2004:9). Sedangkan Regers mengartikan pembangunan
sebagai proses perubahan sosial yang bersifat partisipator secara luas untuk
memajukan keadaan sosial dan kebendaan bagi mayoritas masyarakat melalui
perolehan mereka akan kontrol yang lebih besar terhadap lingkungannya
(Nasution, 2004:82).
SP. Siagian dalam bukunya yang berjudul Administrasi Pembangunan
(2008:45) mendefinisikan Pembangunan sebagai suatu usaha atau rangkaian usaha
pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh
suatu bangsa, negara dan pemerintahan menuju moderenitas dalam rangka
pembinaan bangsa (Nation-building).
Lebih lanjut menurut Sondang P Siagian (2002:42) mengemukakan bahwa
dalam hal ini terdapat beberapa ide pokok yang menjadi dasar pembangunan,
yaitu:
1. Pembangunan sebagai suatu perubahan yang meweujudkan suatu
kondisi kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang lebih baik dari
kondisi sekarang. Pengertian perubahan kearah kondisi yang lebih baik
tidak hanya dalam arti yang sempit seperti peningkatan taraf hidup,
tetapi juga dalam hal segala aspek kehidupan yang lainnya.
2. Pembangunan diartikan sebagai suatu pertumbuhan. Hal ini
menunjukan kemampuan sekelompok masyarakat untuk terus
berkembang baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Pertumbuhan ini
diartikan sebagai suatu yang mutlak harus terjadi dalam pembangunan.
Yang meliputi semua aspek kehidupan seperti aspek ekonomi, sosial,
politik yang berjalan seirama dengan keadaan yang saling mennjang.
3. Pemangunan sebagai suatu rangkaian tindakan atau usaha yang
dilakukan secara sadar oleh masyarakat yang bernaung dalam suatu
sistem kemasyarakatan guna mencapai hasil akhir yang diinginkan.
Dalam hal ini diharapkan suatu kesadaran yang tidak hanya terbatas
pada suatu kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat, melainkan
seluruh warga pada semua lapisan dan tindakan serta timbul dari dalam
diri sendiri, sehingga keadaan yang lebih baik dengan pertumbuhan
yang berlangsung terus-menerus.
22
SHELTER
Penunjang Identitas Keluarga
Pembangunan
Rumah (Hunian)
Fungsi Rumah
(Hunian)
23
ACCESIBILITY
Penunjang Kesempatan Kerja
SECURITY
Sumber: Turner (1982:14)
24
25
26
27
ditandai oleh tingginya angka kebutuhan perumahan di satu sisi dan kelangkaan
tanah perkotaan di sisi lain.
Kondisi yang tidak berimbang ini menjadikan masyarakat berpenghasilan
rendah tidak mampu mengakses kebutuhan rumahnya secara formal, akibatnya
muncul kantong-kantong permukiman informal yang tidak layak huni atau dikenal
sebagai permukiman liar (squatter).
Potter dan Evans (1998:139) mendefinisikan permukiman liar (squatter or
illegal settlement) sebagai suatu kawasan dimana orang-orang bertempat tinggal
tanpa adanya ijin penggunaan lahan ataupun ijin perencanaan.
Lebih lanjut, kondisi ekonomi yang rendah dari sebagian besar masyarakat
khususnya diperkotaan juga berdampak pada rendahnya kemampuan untuk
mengelola
lingkungan
permukiman
sehingga
mengakibatkan
munculnya
28
suatu tatanan sosial ekonomi yang baru yang mampu menunjang pengembangan
kota karena naiknya efektivitas, efisiensi dan produktivitas kawasan tersebut
(Yudohusodo, 1991 : 332).
Lebih lanjut, Yudohusodo, (1991:334) menguraikan prioritas pelaksanaan
peremajaan kota didasarkan pada lokasi permukiman kumuh yang terbagi menjadi
5 kelompok yakni :
1. Berada pada lokasi yang strategis dan berpotensi untuk dapat dibangun
bangunan komersial. Permajaan dapat dilaksanakan dengan prinsip
membiayai sendiri atau mengembalikan modal sendiri dengan
keuntungan yang wajar.
2. Lokasinya kurang strategis dan kurang memiliki potensi komersial,
sehingga kalau diremajakan tidak akan menguntungkan.
3. Lokasinya tidak strategis dan hanya boleh dibangun untuk perumahan.
Lingkungan semacam ini secara komersial tidak menguntungkan,
sehingga dalam peremajaannya memerlukan subsidi.
4. Berada pada lokasi yang tidak diperuntukkan bagi perumahan, sehingga
dalam peremajaannya memerlukan subsidi.
5. Berada pada lokasi yang berbahaya, seperti bantaran sungai, sepanjang
jalur kereta api, dan sebagainya. Lingkungan semacam ini tidak boleh
diremajakan, namun harus dibongkar dan permukimannya dipindah ke
tempat lain.
Pembangunan perumahan senantiasa memerlukan tanah sebagai basis
kegiatannya. Sementara itu luas tanah yang tersedia untuk pembangunan semakin
terbatas, baik dalam arti kuantitas maupun kualitas. Model-model pembangunan
berdasarkan pada masalah penyediaan tanah, mendorong lahirnya konsep
pembangunan rumah susun sebagai alternatif penyelesaian yang tidak dapat
dihindari.
Upaya pengembangan rumah susun ini dilandasi oleh beberapa pemikiran
yakni :
1.
signifikan.
2.
Masalah transportasi yang cenderung meningkat seiring dengan
peningkatan jumlah pemakai jalan yang tidak dapat diimbangi dengan
penambahan luas jalan.
29
3.
30
31
32
33
Cara
Pelaksanaan
Penggunaan,
Pemanfaatan,
Penghapusan,
dan
34
yaitu
PERMASALAHAN:
1.
2.
3.
4.
maupun lokasi rusunawa yang terletak di pinggiran kota sehingga sulit diakses.
5. Banyaknya praktek ilegal
6. Kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan dan memelihara sarana dan prasarana
permukiman belum maksimal.
7. Ketidakpedulian masyarakat akan program yang dilakukan pemerintah dalam penataan
rusunawa.
35
TUJUAN RUSUNAWA
75%
100%
36
STE
Keterangan:
SE
E
TE
STE
TE
SE
: Sangat Efektif
: Efektif
: Tidak Eefektif
: Sangat Tidak Efektif (Sumber: Sugiyono, 2005:15).