Anda di halaman 1dari 6

REFLEKSI KASUS

SERUMEN
Disusun untuk Memenuhi Syarat
Mengikuti Program Pendidikan Profesi Dokter
di RSUD Tidar Kota Magelang

Diajukan kepada :
dr. Asti Widuri, Sp. THT, M.Kes
Disusun oleh :
WANDI
2009.031.0202

BAGIAN ILMU KESEHATAN TELINGA, HIDUNG, TENGGOROK,


KEPALA DAN LEHER
RSUD TIDAR KOTA MAGELANG
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014

A. PENGALAMAN

Tuan F datang ke poli THT dengan keluhan pendengaran berkurang dikedua


telinga. Ketika dilakukan pemeriksaan otoskopi ditemukan adanya masa hitam pada
kanalis aurtikus dikedua telinga. Saat akan dibersihkan ternyata pasien merasa
kesakitan karena serumen yang menumpuk sangat keras. Maka dokter memberikan
resep obat tetes telinga kepada pasien tersebut dan minta pasien tersebut datang lagi
3 hari kemudian.
B. MASALAH YANG DIKAJI
1. Apa diagnosis pada pasien? apa yang menyebabkan serumen terkumpul dan
mengeras di liang telinga sehingga menyumbat ?
2. Apa kandungan tetes telinga dan apakah kontraindikasi penggunaan tetes telinga
tersebut ?
C. ANALISIS MASALAH
Pada kasus diatas ditemukan adanya serumen yang menyumbat kanalis
eksterna telinga sehingga menyebabkan gangguan pendengaran. Serumen adalah
hasil dari produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa yang terdapat dibagian
kartilago liang telinga luar dan epitel kulit yang terlepas dan pertikel debu, yang
berguna untuk melicinkan dinding liang telinga dan mencegah masuknya serangga
kecil kedalam liang telinga. Dalam keadaan normal serumen terdapat disepertiga luar
liang telinga karena kelenjar tersebut hanya ditemukan didaerah ini dan keluar
dengan sendirinya dari liang telinga akibat migrasi epitel kulit yang bergerak dari
arah membrane timpani menuju keluar serta dibantu oleh gerakan rahang sewaktu
mengunyah.

Faktor yang menyebabkan serumen terkumpul dan mengeras di liang telinga


sehingga menyumbat, antara lain: 1). Dermatitis kronik liang telinga luar 2). Liang
telinga sempit 3). Produksi serumen banyak dan kental 4). Adanya benda asing di
liang telinga 5). Adanya eksostosis liang telinga 6). Serumen terdorong oleh jari
tangan atau ujung handuk setelah mandi atau kebiasaan mengorek telinga.
Gejala yang timbul akibat sumbatan serumen adalah pendengaran berkurang.
Rasa nyeri timbul apabila serumen keras membatu dan menekan dinding liang
telinga. Telinga berdengung (tinitus), pusing (vertigo) bila serumen telah menekan
membrane timpani, kadang-kadang disertai batuk oleh karena rangsangan nervus
vagus melalui cabang aurikuler.
Penatalaksanaan disesuaikan dengan konsistensi serumen. Jika serumen
lembek hanya dibersihkan dengan kapas yang dililitkan pada aplikator. Serumen
yang sudah keras dikeluarkan dengan cara dikait dengan alat pengait. Serumen yang
terlalu dalam (mendekati membrane timpani), dikeluarkan dengan cara mengirigasi
liang telinga. Pada serumen yang keras membatu sebelum dikeluarkan harus
dilembekkan terlebih dahulu dengan karbol gliserin 10% tiga kali tiga tetes sehari,
selama tiga sampai lima hari, setelah itu dikait dengan alat pengait atau diirigasi jika
serumen telah terdorong jauh kedalam liang telinga.
Pada kasus ini seperti teori yang ada dokter memberikan obat tetes telinga
terlebih dahulu pada pasien yang serumen prop (serumen yang keras) selama 3hari
kemudian diminta datang kembali,sehingga serumen melunak dan memudahkan
pengambilan. Tetes telinga yang digunakan pada kasus diatas mengandung karbol
gliserin 10% yang berfungsi untuk melunakkan serumen.
D. DOKUMENTASI
IDENTITAS
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Alamat
Pekerjaan

: Tn.F
: Laki-laki
: 23th
: Magelang utara
: Mahasiswa

STATUS LOKALISATA

TELINGA
Auricula Dextra
Inspeksi :
Deskuamasi
Otore
Serumen
Tumor
Edema
Hiperemis
Kelainan konginetal
Benjolan pada telinga luar
Palpasi :
Tragus pain
Nyeri Tarik Auricula
Pembesaran Kelenjar limfe
retroaurikuler dan preaurikuler
Otoskopi :
Retraksi
Bulging
Perforasi
Hiperemis
Discharge
Reflek Cahaya (cone of light)

Auricula Sinistra

+
-

+
-

Nasi Detra

Nasi Sinistra

HIDUNG
Inspeksi :
Deformitas
Deviasi septum
Edema
Kelainan konginetal
Jaringan parut
Hiperemis
Tumor
Discharge
Palpasi :
Nyeri tekan dorsum nasi (-)
Nyeri tekan frontalis (-)
Krepitasi (-)
Edema (-)
Rhinoskopi Anterior :
Mukosa hiperemis
Mukosa edema
Konka hiperemis
Konka edema

Deviasi septum
Discharge
Massa
Benda asing
Rinoskopi posterior tidak dilakukan

TENGGOROKAN
Inspeksi :
Pada labia tidak terdapar kelainan
Lidah kotor (-), hiperemis (-).
Mukosa lidah dalam batas normal
Tonsil tidak terdapat pembesaran, kripte licin, hiperemis (-).
Uvula simetris, hiperemis (-).
Palpasi :
Kelenjar submandibula oedem (-), nyeri tekan (-).

DAFTAR PUSTAKA
1. Iskandar N, Soepardi EA, Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga, Hidung, dan
Tenggorok, edisi ketiga FKUI. Jakarta 2005.
2. Adam GL, Boies LC. Bois Fundamentals. A textbook of Ear, Nose, and Throat
Disease. 6th edition. WB Saunders .2000.
3. www. Bcm.edu/oto/ototlogyprimer: otitis media compications

Anda mungkin juga menyukai