SEROTINUS
Disusun Untuk Memenuhi sebagian Syarat dalam Mengikuti Program Pendidikan Profesi
Bagian Obstetri dan Ginekologi
Di Ajukan Kepada :
Dr. Adi Pramono Sp.OG
Disusun Oleh :
Puspita Prihatini
(20070310028)
HALAMAN PENGESAHAN
SEROTINUS
Tanggal :
Desember 2012
Disusun Oleh:
Puspita Prihatini
(20070310028)
Desember2012
REFLEKSI KASUS
PENGALAMAN
Pada tanggal 6 November 2012, pasien datang rujukan puskesmas dengan
G2P1A0 usia 25 tahun , Hamil 41 minggu 3 hari dengan diagnosa serotinus . Pasien
belum merasakan kenceng-kenceng, tidak adanya lendir darah, dan air ketuban tidak
keluar namun pasien masih merasakan gerak janin.
MASALAH YANG DIKAJI
1
ANALISA MASALAH
I. SEROTINUS
A.
Definisi
Kehamilan serotinus atau kehamilan post term adalah kehamilan yang
berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid
terahir menurut rumus neagle dan siklus haid rata 28 hari (Prof. Dr. dr. Sarwono
Prawirohardjo ). Kehamilan post term memiliki pengaruh terhadap janinnya, walau masih
dalam perdebatan tetapi kehamilan post term memiliki hubungan terhadap perkembangan
hingga kematian janin. Ada janin yang lebih dari 42 minggu berat badannya terus
bertambah, dan ada yang tidak bertambah dan lahir dengan berat badan kurang dari
semestinya, atau meninggal di dalam rahim karena kekurangan oksigen dan makanan.
B.
Diagnosis
Dalam menegakan diagnosis pada kehamilan post term sebenarnya cukup sulit,
karena pada diagnosis kasus ini harus ditegakan berdasarkan umur kehamilan, bukan
terhadap kondisi kehamilan, maka menentukan umur kehamilan harus dapat
dipastikan karena dalam beberapa kasus, kesalahan dalam mendiagnosis kehamilan
post term adalah karena kesalahan dalam perhitungan kehamilan. Untuk mendiagnosis
kehamilan post term dapat dilakukan dengan beberapa cara :
2
a. Riwayat haid
Harus ditentukan dengan pasti riwayat HPHT nya, lalu siklus haid yang teratur, dan
tidak minum pil KB dalam 3 bulan terakhir ini.
b. Riwayat pemeriksaan antenatal
Dilihat dari tes kehamilannya,
Gerak janin biasanya dirasakan dalam 18-20 minggu. Pada primigravida biasanya
dirasakan pada 18 minggu, sedangkan pada multigravida dirasakan pada umur
kehamilan 16 minggu. Petunjuk umum untuk menentukan umur kehamilan adalah
pada primigavida mulai gerak janin ditambah 22 minggu, sedangkan pada
multigravida ditambahan 24 minggu dari awal garak janin.
Pemeriksaan DJJ : DJJ dapat di dengar dengan stetoskop leanec pada kehanmilan 1820 minggu, sedangkan dengan dopler dapat didengarkan 10-12 minggu.
c. Pemeriksaan TFU
Jika umur kehamilan lebih dari 20 minggu umur kehamilan dapat diperkirakan secara
kasar.
d. Pemeriksaan USG
Dengan USG dapat diperkirakan umur kehamilan dengan mengukur diameter
biparietal dan panjang femur.
Yang paling penting dalam menangani kehamilan lewat waktu ialah menentukan
keadaan janin, karena setiap keterlambatan akan menimbulkan resiko kegawatan.
Penentuan keadaan janin dapat dilakukan:
1. Tes tanpa tekanan (non stress test).
Bila memperoleh hasil non reaktif maka dilanjutkan dengan tes tekanan
oksitosin. Bila diperoleh hasil reaktif maka nilai spesifisitas 98,8% menunjukkan
kemungkinan besar janin baik. Bila ditemukan hasil tes tekanan yang positif,
meskipun sensitifitas relatif rendah tetapi telah dibuktikan berhubungan dengan
keadaan postmatur.
3
2. Gerakan janin.
Gerakan janin dapat ditentukan secara subjektif (normal rata-rata 7 kali/
20 menit) atau secara objektif dengan tokografi (normal rata-rata 10 kali/ 20 menit),
dapat juga ditentukan dengan USG. Penilaian banyaknya air ketuban secara kualitatif
dengan USG (normal >1 cm/ bidang) memberikan gambaran banyaknya air ketuban,
bila ternyata oligohidramnion maka kemungkinan telah terjadi kehamilan lewat waktu.
3. Amnioskopi.
Bila ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih mungkin keadaan
janin masih baik. Sebaliknya air ketuban sedikit dan mengandung mekonium akan
mengalami resiko 33% asfiksia.
4. Kematian janin
disebabkan oleh makrosomnia yang dapat menyebabkan distosia, insufisiensi placenta
yang berakibat pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion, hiposia dan kelarnya
muconium dan terjadi aspirasi.
Pengaruh pada ibu
Morbiditas ibu karena makrosomnia bayi yang dilahirkan sehingga terjadi distosia
persalian, partus lama, meningkatkan tindakan obstetric yang traumatis.
C.
Komplikasi
Kematian janin terhadap kehamilan post teram adalah 30%sebelum persalinan, 55%
dalam persalinan, dan 15% setelah persalinan. Menurut Mochtar (1998), komplikasi yang
terjadi pada kehamilan serotinus yaitu:
(1) Komplikasi pada Ibu
Komplikasi yang terjadi pada ibu dapat menyebabkan partus lama, inersia uteri,
atonia uteri dan perdarahan postpartum.
Penatalaksanaan
1. Pengelolaan aktif dengan persalinan anjuran atau induksi persalinan dapat dilakukan
dengan metode :
a). Persalinan anjuran dengan infus pituitrin (sintosinon)
Persalinan anjuran dengan infus oksitosin, pituitrin, sintosinon 5 unit dalam 500 cc
glukosa 5%, banyak digunakan. Teknik induksi dengan infus glukosa lebih
sederhana dan mulai dengan 8 tetes dengan maksimal 40 tetes/menit. Kenaikan
tetesan 4 setiap 30 menit sampai kontraksi optimal. Bila dengan 30 tetes kontraksi
maksimal telah tercapai, maka tetesan tersebut dipertahankan sampai terjadi
persalinan.
b). Memecahkan ketuban
Memecahkan ketuban merupakan salah satu metode untuk mempercepat persalinan.
setelah ketuban pecah, ditunggu sekitar 4 sampai 6 jam dengan harapan kontraksi
otot rahim akan berlangsung. Apabila belum berlangsung kontraksi otot rahim
dapat diikuti induksi persalinan dengan infus glukosa yang mengandung 5 unit
oksitosin.
c). Persalinan anjuran yang menggunakan protaglandin
Prostaglandin berfungsi untuk merangsang kontraksi otot rahim. pemakaian
prostaglandin sebagai induksi persalinan dapat dalam bentuk infus intravena dan
pervaginam (prostaglandin vagina suppositoria).
12. Mengurangi trauma janin (misal presentasi bokong premature kecil) dan infeksi janin
(misal resiko tertular HIV)
13. Mengurangi resiko pada ibu dengan gangguan jantung
14. Terdapat tumor yang menghalangi jalan lahir
15. Ibu dengan pre-eklampsia dan hipertensi
16. Keadaan dimana usaha untuk melahirkan janin pervaginam gagal
I.
II.
IDENTITAS PASIEN
a. Nama
b. Umur
: 25 tahun
c. Pendidikan
: SMA
d. Agama
: Islam
e. Suami
: Tn Suyoto
f. Umur
: 30 tahun
g. Pendidikan
: SMU
h. Alamat
i. Tanggal masuk
: 16tahun
Siklus
: 28 hari
Lama
: 7 hari
Jumlah
: 2-3 pembalut/hari
: tidak ada
8
HPHT
: 22 Januari 2012
6. Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali selama 5 tahun.
7. Riwayat Obsetri
N
Kehamilan,persalinan,ke
Umur
Keadaan
Tempat
sekarang
anak
perawatan
1.
/tanggal
Perempuan, 3400 gram, 4 tahun
Sehat
no daftar
Bidan
aterm,
2
spontan,
dan
nifas
normal
Hamil ini
PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
HR
: 80x/menit
RR
:24x/menit
Suhu
: 36,8 0 C
TB
:157 cm
9
BB
:43 kg
Kepala
: Mesochepal
Mata
Hidung
Leher
Thorax
Abdomen
Genitalia
tidak terdapat
10
Bishops Score
Score
DILATATION
EFFICEMENT
CONSISTENC
0
0
0-30%
Firm
1
1-2
40-50%
Medium
2
3-4
60-70%
Soft
3
5-6
80%
0
0
0
Y
POSITION
STATION
Posterior
-3
Medial
-2
Anterior
0
-1,0
+1,+2
1
Score pada pasien 1
IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin
V.
Hb
: 11,6 g%
Angka Leukosit
: 15,66/L
Angka Trombosit
: 34,8/L
DIAGNOSIS
G3P1 A1, 33 tahun ,hamil 42 minggu3 hari
Janin I hidup intrauterine
Letkep
puka
Belum inpartu
11
Serotinus
VI.
SIKAP
Inform consent
Kosongkan VU
Infus Ringer Laktat 500 ml, 20 tetes permenit
Pengawasan 10
Akhiri persalinan dengan priming misoprostol 1/8 tab pervaginam observasi dan
evaluasi dalam 6 jam (19.00)
A. Tanggal 6 November 2012 jam 18.30
Keadaan umum
Tekanan darah
: 120/80 mmhg
Nadi
: 80 x permenit
Suhu
: 36,5oC
Respirasi
: 20x permenit
His
Djj
: 11.11.12
VT
D/
G3P1 A1, 33 tahun ,hamil 42 minggu 3 hari
Janin I hidup intrauterine
Letkep
puka
Inpartu kala 2
Serotinus
S/
Pimpin Persalinan
DAFTAR PUSTAKA
12
13