Anda di halaman 1dari 6

Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka):

"Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu


tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari
tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi
seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang
buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku
menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan
kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di
rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda
(kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.
(QS: Ali Imran Ayat: 49)

Dalam kitab

Al-Ulum al-Fakhirah fi al-Nazhri fi Umur al-Akhirab, Sayyid `Abdurrahman bin Muhammad al Tsa`labi al-Ja`fari al-Maghribi, yang dimakamkan di Aijazair,
mengemukakan riwayat Anas r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw berkata kepada Fariah, Sesungguhnya anak laki-lakimu, Ibrahim, telah mati.
Fariah lalu berkata, Sungguhkah,ya Rasululullah? Rasul menjawab, Ya. Fariah lalu berdoa, Segala puji bagi Allah. Ya Allah, Engkau tahu bahwa aku berhijrah
kepadaMu dan kepada Nabi-Mu dengan harapan agar Engkau menolongku dalam setiap kesulitan. Oleh karena itu, jangan Engkau timpakan musibah ini atasku.
Rasulullah membuka penutup wajah anak Fariah, kemudian anak itu hidup kembali dan makan bersama kami.

Hikayat ini juga dituturkan oleh Ibnu Qattan dan `Iyadh dari Anas r.a. dengan redaksi, `Ada seorang pemuda dari golongan Anshar meninggal dunia. Ia
mempunyai seorang ibu yang lemah dan buta. Kami mengafani jenazahnya dan menghibur hati ibunya agar sabar. Kemudian ibunya bertanya, `Benarkah putraku
telah mati? Kami menjawab, `Ya. Ibunya lalu berdoa, `Ya Allah, Engkau tahu bahwa aku benar-benar berhijrah kepada-Mu dan kepada Nabi-Mu. Kisah
selanjutnya sama dengan hadis di atas. Riwayat lain dan Ibnu Qattan menceritakan bahwa ketika itu, Allah Swt. menghidupkan anaknya, lalu anak itu makan di
hadapan Rasululahh Saw.

Kisah tersebut juga saya kemukakan dalam bab IV kitab Hujjatullah ala al-Alamin. Anas r.a. berkata, Ketika kami sedang berada di beranda masjid di hadapan
Rasulullah Saw, datanglah seorang perempuan tua dan buta yang ikut hijrah membawa putranya yang telah baligh. Tak lama kemudian, putranya terkena
penyakit yang scdang mewabah di Madinah. Anak itu sakit beberapa hari, kemudian meninggal dunia. Nabi Saw. menutupkan mata anak itu dan memerintahkan
kami untuk mempersiapkan pemakamannya. Ketika kami akan memandikannya, Rasulullah Saw berkata, Anas, panggillah ibunya dan beritahukan kabar ini
kepadanya. Aku memberitahu ibunya, ia datang lalu duduk di depan kedua kaki anaknya. Ia memegang kedua kaki anaknya, dan bertanya, Benarkah anakku
mati? Kami menjawab, Ya. Ibu itu berdoa, Ya Allah, Engkau tahu aku benar-benar telah menyerahkan diri kepada-Mu dengan sukarela, meninggalkan berhalaberhala dengan sungguh-sungguh, dan berhijrah kepada-Mu karena rasa cinta.Ya Allah, janganlah Engkau masukkan aku ke dalam golongan penyembah berhala,
dan janganlah Engkau timpakan musibah yang tidak mampu aku pikul. Demi Allah, belum sempat ibu itu menyelesaikan doanya, kedua kaki anaknya bergerakgerak dan menyibakkan pakaian yang menutupi wajahnya. Kemudian anak itu makan bersama kami dan Rasulullah Saw. Anak itu hidup kembali sampai Nabi
Saw dan ibunya wafat. (HR Ibnu Adiy, Ibnu Abi Dunya, Al-Baihagi, dan Abu Naim)

Menghidupkan Orang Mati


Anas r.a. berkata, Ketika kami sedang berada di beranda masjid di hadapan Rasulullah Saw, datanglah seorang perempuan tua dan buta
yang ikut hijrah membawa putranya yang telah baligh. Tak lama kemudian, putranya terkena penyakit yang scdang mewabah di
Madinah. Anak itu sakit beberapa hari, kemudian meninggal dunia. Nabi Saw. menutupkan mata anak itu dan memerintahkan kami untuk
mempersiapkan pemakamannya. Ketika kami akan memandikannya, Rasulullah Saw berkata, Anas, panggillah ibunya dan beritahukan
kabar ini kepadanya. Aku memberitahu ibunya, ia datang lalu duduk di depan kedua kaki anaknya. Ia memegang kedua kaki anaknya,
dan bertanya, Benarkah anakku mati? Kami menjawab, Ya. Ibu itu berdoa, Ya Allah, Engkau tahu aku benar-benar telah menyerahkan
diri kepada-Mu dengan sukarela, meninggalkan berhala-berhala dengan sungguh-sungguh, dan berhijrah kepada-Mu karena
rasa cinta.Ya Allah, janganlah Engkau masukkan aku ke dalam golongan penyembah berhala, dan janganlah Engkau timpakan musibah
yang tidak mampu aku pikul. Demi Allah, belum sempat ibu itu menyelesaikan doanya, kedua kaki anaknya bergerak-gerak dan
menyibakkan pakaian yang menutupi wajahnya. Kemudian anak itu makan bersama kami dan Rasulullah Saw. Anak itu hidup kembali
sampai Nabi Saw dan ibunya wafat.
HR Ibnu Adiy, Ibnu Abi Dunya, Al-Baihagi, dan Abu Naim. Riwayat ini juga dituturkan oleh Ibnu Qattan dan Iyadh.

Dikisahkan sebuah kisah seorang lelaki yang berkata kepada Nabi saw, Saya tidak akan beriman kepadamu sehingga kamu mampu
menghidupkan putriku untukku. Dalam kisah itu disebutkan bahwa Nabi mendatangi kuburannya lalu berkata, Wahai fulanah. Lalu
anak itu berkata, Aku sambut panggilanmu dan dengan setia menerima perintahmu serta semoga kebahagiaan senantiasa dilimpahkan
kepada baginda Rasulallah.
Dalailun Nubuwwah karya Imam Bayhaqi

Menyembuhkan Penyakit Kusta


Bahwa istri Muadz bin Afra menderita kusta lalu melaporkannya kepada Rasulallah saw, lalu beliau mengusapnya dengan sebuah
tongkat maka Allah menghilangkan penyakit kusta itu darinya.
(Al-Imam Al Hafidz Ahmad bin Muhammad Al Qasthalani)

Menyembuhkan Orang Buta

Fudayk bercerita bahwa ayahnya datang menemui Rasulullah SAW mengeluhkan matanya yang putih, dan tidak bisa melihat. Rasulullah
bertanya apa yang menyebabkannya? Beliau menjawab: Aku pernah menginjak telur ular, pecah dan mengenai mataku hingga akhirnya
buta. Rasulullah SAW meniup mata Abu Fudayk dan dia bisa melihat kembali.
(Hadits riwayat Ibn Abi Syaibah, Ibn Sakan, al Baghawi, dan Abu Nuaim serta at Tabari)

Menurut syariat Islam, tidak ada mukjizat yang diberikan Allah kepada seorang nabi melainkan mukjizat itu pun diberikan kepada Nabi saw. Untuk itu, kita
patut mensyukuri nikmat iman yang diberikan oleh Allah melalui kehadiran seorang nabi mulia, sang utusan, manusia terdekat dengan Tuhan, sekaligus
wakil Tuhan di muka bumi. Karena Rasulullah-lah kita mengenal Tuhan dengan lebih baik.

Semua mukjizat itu merupakan bukti kedekatannya dengan Tuhan yang melaluinya Tuhan menggambarkan kekuasaan-Nya yang tidak mungkin dilakukan
oleh manusia. Tidak sepatutnya kita/mereka membandingkan keagungan Nabi Muhammad terhadap mukjizat-mukjizat yang dimiliki oleh nabi-nabi
sebelumnya.

Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat perbandingan-perbandingan tentang kamu (Muhammad), lalu sesatlah mereka, mereka
tidak sanggup (mendapatkan) jalan (untuk menentang kerasulanmu).
(QS. Al-Furqaan, 25:9)

Nabi Musa Menghidupkan Orang Mati


Posted by: admin
Salah satu dari beberapa mukjizat yang telah diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa ialah penyembelihan sapi yang terkenal dengan sebutan
sapi Bani Israil.
Dikisahkan bahwa ada seorang anak laki-laki putera tunggal dari seorang kaya-raya memperolehi warisan harta peninggalan yang besar dari
ayahnya yang telah wafat tanpa meninggalkan seorang pewaris selain putera tunggalnya itu.
Saudara-saudara sepupu dari putera tunggal itu iri hati dan ingin menguasai harta peninggalan yang besar itu atau setidak-tidaknya sebahagian
daripadanya. Dan karena menurut hukum yang berlaku pada waktu itu yang tidak memberikan hak kepada mereka untuk memperoleh walau
sebahgian dari peninggalan bapak saudara mereka , mereka bersekongkol untuk membunuh saudara sepupu pewaris itu, sehingga bila ia sudah
mati hak atau warisan yang besar itu akan jatuh kepada mereka.
Pembunuh atas pewaris sah itu dilaksanakan menurut rencana yang tersusun rapi kemudian datanglah mereka kepada Nabi Musa melaporkan,
bahwa mereka telah menemukan saudara sepupunya mati terbunuh oleh seorang yang tidak dikenal identitinya maupun tempat di mana
iamenyembunyikan diri. Mereka mengharapkan Nabi Musa dapat menyingkap tabir yang menutupi peristiwa pembunuhan itu serta siapakah
gerangan pembunuhnya.
Untuk keperluan itu, Nabi Musa memohon pertolongan Allah yang segera menwahyukan perintah kepadanya agar ia menyembelih seekor sapi
dan dengan lidah sapi yang disembelih itu dipukullah mayat sang korban yang dengan izin Allah akan bangun kembali memberitahukan siapakah
sebenarnya yang telah melakukan pembunuhan atas dirinya.
Tatkala Nabi Musa menyampaikan cara yang diwahyukan oleh Allah itu kepada kaumnya ia ditertawakan dan diejek karena akal mereka tidak
dapat menerima bahwa hal yang sedemikian itu boleh terjadi. Mereka lupa bahwa Allah telah berkali-kali menunjukkan kekuasaan-Nya melalui
mukjizat yang diberikan kepada Musa yang kadang kala bahkan lebih hebat dan lebih sukar untuk diterima oleh akal manusia berbanding
mukjizat
yang
mereka
hadapi
dalam
peristiwa
pembunuhan
pewaris
itu.
Berkata mereka kepada Musa secara mengejek: Apakah dengan cara yang engkau usulkan itu, engkau bermaksud hendak menjadikan kami
bahan ejekan dan tertawaan orang? Akan tetapi kalau memang cara yang engkau usulkan itu adalah wahyu, maka cobalah tanya kepada
Tuhanmu, sapi betina atau jantankah yang harus kami sembelih? Dan apakah sifat-sifatnya serta warna kulitnya agar kami tidak dapat salah
memilih sapi yang harus kami sembelih?
Musa menjawab: Menurut petunjuk Allah, yang harus disembelih itu ialah sapi betina berwarna kuning tua, belum pernah dipakai untuk
membajak tanah atau mengairi tanaman tidak cacat dan tidak pula ada belangnya.
Kemudian dikirimkanlah orang ke pelosok desa dan kampung-kampung mencari sapi yang dimaksudkan itu yang akhirnya diketemukannya pada
seorang anak yatim piatu yang memiliki sapi itu sebagai satu-satunya harta peninggalan ayahnya serta menjadi satu-satunya sumber nafkah
hidupnya. Ayah anak yatim itu adalah seorang fakir miskin yang soleh, ahli ibadah yang tekun yang pada saat mendekati waktu wafatnya,
berdoalah kepada Allah memohon perlindungan bagi putera tunggalnya yang tidak dapat meninggalkan warisan apa-apa baginya selain seekor
sapi itu. Maka berkat doa ayah yang soleh itu terjuAllah sapi si anak yatim itu dengan harga yang berlipat ganda karena memenuhi syarat dan
sifat-sifat yang diisyaratkan oleh Musa untuk disembelih.
Setelah disembelih sapi yang dibeli dari anak yatim itu, diambillah lidahnya oleh Nabi Musa, lalu dipukulkannya pada tubuh mayat, yang seketika
bangunlah ia hidup kembali dengan izin Allah, menceritakan kepada Nabi Musa dan para pengikutnya bagaimana ia telah dibunuh oleh saudarasaudara sepupunya sendiri.Demikianlah mukjizat Allah yang kesekian kalinya diperlihatkan kepada Bani Israil yang keras kepala dan keras hati
itu namun belum juga dapat menghilangkan sifat-sifat congkak dan membangkang mereka atau mengikis-habis bibit-bibit syirik dan kufur yang
masih melekat pada dada dan hati mereka.
Ayat-ayat Al-Quran yang mengisahkan pokok cerita di atas, terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 67 sehingga 73 sebagaimana tersebut di
bawah ini : 67 Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih sapi betina. Mereka
berkata: Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan. Musa menjawab: Aku berlindung kepada Allah dari menjadi salah seorang dari

orang-orang yang jahil. 68 Mereka menjawab: Mohonlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami sapi betina apakah
itu? Musa menjawab: Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda pertengahan antara
itu maka kerjakanlah apa yang telah diperintahkan kepadamu. 69 Mereka berkata: Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia
menerangkan kepada kami apakah warnanya. Musa menjawab: Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang
kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya. 70 Mereka berkata: Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami
agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan
sesungguhnya kami insya-Allah akan dat petunjuk. 71 Musa berkata: Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina adalah sapi betina yang
belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak cacat, tidak ada belangnya. Mereka berkata:
Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenar. Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak
melaksanakan perintah itu. 72 Dan (ingatlah) ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah
hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan. 73 Lalu Kami berfirman: Pukullah mayat itu dengan sebahagian anggota sapi
betina itu. Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati dan memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaan-Nya
agar kamu mengerti. ( Al-Baqarah : 67 73 )
Nabi
Ibrahim
AS
Qs.2 Baqarah:260. Dan ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang
mati." Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu ?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap yakin. Allah
berfirman: "Ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari
bagian- bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera." Dan ketahuilah bahwa Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Qs.2 Baqarah:259. Atau apakah orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata:
"Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian
menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya tinggal di sini sehari atau
setengah hari." Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu
yang belum lagi beubah; dan lihatlah kepada keledai kamu; Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah
kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging." Maka tatkala
telah nyata kepadanya, diapun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

SYEKH ABDUL QODIR AL JAELANI MENGHIDUPKAN


ORANG MATI
Suatu hari Syaikh Abdul Qadir Al Jaelani berjalan-jalan dan
dalam perjalanan itu berjumpa dengan dua orang, satu orang
muslim dan yang satu orang nasrani. Mereka berdebat hebat
sampai Al jaelani mendekat ingin tahu apa yang terjadi.
Kemudian seorang Muslim menjelaskan perihal apa yang sedang
mereka perdebatkan kepada Al Jaelani. Si muslim mejelaskan
bahwa Al Isuwi nama dari orang nasrani tersebut mengatakan
bahwa Nabi Isa lebih utama dari Nabi Muhammad. Kemudian Al
Jaelani menjelaskan duduk permasalahan yang sebenarnya
bahwa nabi terakhir dan penutup bagi para nabi adalah
Muhammad SAW. Namun orang nasrani tersebut selalu
membantah dan tak mau menerima penjelasan dari AL Jaelani.
Akhirnya Al Jaelani meminta bukti dari orang nasrani tersebut.
Al Isuwi menjawab bahwa nabinya mampu menghidupkan orang
yang sudah mati. Al Jaelani menjawab, "Aku bukanlah seorang
Nabi, namun aku adalah pengikut Nabi Muhammad SAW, jika
nanti dengan izin Allah aku bisa menghidupkan orang mati
sebagaimana Isa Nabimu,,, Apakah kamu mau beriman kepada
Allah dan mau mengakui Bahwa Nabi penutup adalah

Muhammad SAW?"
Kemudian Al Jaelani meminta kepada orang nasrani supaya
menujukan kuburan yang mana yang ingin dihidupkan lagi
hingga sampailah mereka pada kuburan yang dituju. Sebelum
dihidupkan, Al Jaelani menjelaskan dulu perihal orang yang
telah mati tersebut dulunya semasih hidup didunia.
Al Jaelani berkata" dahulu orang ini adalah seorang penyanyi,,,
Bagaimana kalau ahli kubur ini saya bangunkan dan saya suruh
dia bernyanyi..?"
"Silahkan saja,,," dengan nada tak percaya dan bingung bahwa
Al Jaelani mampu menghidupkan orang tersebut.
Sesaat kemudian Al Jaelani melangkah kedepan kuburan lalu dia
berkata seperti apa yang diucapkan Nabi Isa ketika
menghidupkan orang yang sudah mati. ''Bangunlah Dengan Izin
Allah"
Serta merta kuburan itupun bergerak dan membelah seketika,
dan munculah orang yang sudah mati tersebut dan Al Jaelani
menyuruhnya bernyanyi.
Dengan rasa tak percaya dan takjub dengan kejadian tersebut
kedua orang tersebut saling bertatapan keheranan. Namun
kejadian itu adalah kejadian yang nyata yang dilihat dengan
kedua mata mereka sendiri. Dan akhirnya AL Isuwi mau
mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai Nabinya dan diapun
masuk Islam dihadapan AL Jaelani.
Kisah Ini Diambil Dari "Sejuta Keajaiban Dalam Dunia Sufi"

Dajal dpt Menghidupkan Orang Mati


Dari Abu Said radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallambercerita tentang Dajjal. Salah satu yang beliau
ceritakan,

Dajjal datang dan diharamkan masuk jalan Madinah. Lalu ia singgah di lokasi yang tak ada tetumbuhan dekat
Madinah. Kemudian ada seseorang yang mendatanginya, dan ia adalah di antara manusia terbaik, dia berkata, Saya
bersaksi bahwa engkau adalah Dajjal yang telah diceritaan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Kemudian Dajjal
mengatakan, Apa pendapat kalian jika aku membunuh orang ini lantas aku menghidupkannya, apakah kalian masih
ragu terhadap perkara ini?
Tidak. Jawab mereka.
Dajjalpun membunuh orang ini kemudian menghidupkannya.
Orang tersebut mengatakan, Demi Allah, pada hari ini aku semakin yakin bahwa kamu dajjal. Lantas Dajjal ingin
membunuh orang itu, namun ia tak mampu membunuhnya. (HR. Bukhari 7132)
Dalam riwayat lain, terdapat keterangan tambahan,











:

:





:



:

:

:












:
:


Lalu Dajjal memerintahkan agar orang itu digergaji dari ujung kepala hingga pertengahan antara kedua kaki. Setelah
itu Dajjal berjalan di antara dua potongan tubuh itu lalu berkata, Berdirilah! Tubuh itu pun berdiri utuh. Selanjutnya
Dajjal bertanya padanya, Apa kau beriman padaku? Ia menjawab, Aku semakin yakin tentang siapa kamu.
Setelah itu orang itu berkata, Wahai sekalian manusia, sesungguhnya tidak ada seorang pun yang dilakukan seperti ini
setelahku. (HR. Muslim 2938).

Anda mungkin juga menyukai