Anda di halaman 1dari 2

DERITA ORANG MISKIN DI RUMAH SAKIT.

Dalam undang-undang no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 2 dinyatakan


bahwa Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai
kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti
diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai
fungsi sosial.

Tetapi prakteksnya sekarang kebanyakan Rumah sakit baik milik pemerintah maupun
swasta sudah tidak menggunakan asas Pancasila, melainkan menggunakan asas
Materialistis. Rumah sakit bukan bersifat pelayanan kemanusiaan, melainkan bisnis
mencari keuntungan yang berlim pah, demi mengeruk uang dari penderitaan orang
miskin.

Maafkan bapakmu, Nak. Bapak terpaksa lakukan ini.'' Itulah sepenggal ucapan yang
disampaikan ayah almarhum (alm) bayi Puti Putri, buah hati pasangan suami-istri
(pasutri) Aspin Ekwadi dan Sri Sulismi, warga Desa Sinar Bulan, Kecamatan Lungkang
Kule Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, saat memasukkan jenazah anaknya ke tas
pakaian untuk dibawa ke kampung halaman.

Aspin terpaksa memasukkan jenazah anaknya ke tas pakaian untuk kemudian


menumpang jasa angkutan umum lantaran tidak mampu membayar biaya jasa
ambulans dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M Yunus Bengkulu, sebesar Rp3,2
juta. Dengan menggunakan angkutan umum, bersama kakak perempuannya, Septi
Asturida, Aspin membawa jenazah putrinya itu.

[http://news.okezone.com/read/2017/04/16/340/1668569/kisah-bapak-
sembunyikan-jenazah-bayi-di-tas-lantaran-tak-mampu-bayar-ambulans]

Kebanyakan rumah sakit sekarang tidak mempunyai hati nurani, direktur dan
pegawainya telah buta hatinya, yang ada dalam benak dan pikirannya adalah uang,
uang dan uang, maka jangan heran orang miskin memang tidak boleh sakit jika
matipun kalau bisa harus diperas uangnya.

Imam Ali berpesan kepada puteranya Sayidina Hasan, Wahai anakku, orang miskin itu
terhina. Pembicaraannya tidak didengar, statusnya tidak diharga. Bila si miskin jujur, ia
disebut pendusta. Bila ia zuhud, ia bodoh. Wahai anakku, jika orang ditimpa kemiskinan,
ia akan mendapat empat perkara: kelemahan dalam keyakinan, kekurangan dalam
pemikiran, kelembekan dalam beragama, kekurangan rasa malu. Marilah kita berlindung
kepada Allah dari kefakiran (Al-Bihar 72:47).
"Seandainya Kemiskinan berwujud seorang manusia, niscaya aku
akan membunuhnya" (Ali bin Abi Thalib)

Anda mungkin juga menyukai