Anda di halaman 1dari 2

Allah menciptakan Nur Muhammad, atau al-haqiqat Al-

Muhammadiyya (Hakikat Muhammad) sebelum menciptakan


segala sesuatu. Nur Muhammad disebut sebagai pangkal atau
asas dari ciptaan. Ini adalah misteri dari hadis qudsi yang
berbunyi lawlaka, lawlaka, maa khalaqtu al-aflakaJika bukan
karena engkau, jika bukan karena engkau (wahai
Muhammad), Aku tidak akan menciptakan ufuk (alam)
ini.
Allah ingin dikenal, tetapi pengenalan Diri-Nya pada Diri-Nya
sendiri menimbulkan pembatasan pertama (taayyun awal).
Ketika Dia mengenal Diri-Nya sebagai Sang Pencipta, maka Dia
membutuhkan ciptaan agar Nama Al-Khaliq dapat
direalisasikan. Tanpa ciptaan, Dia tak bisa disebut sebagai Al-
Khaliq. Tanpa objek sebagai lokus limpahan kasih sayang-Nya, dia
tak bisa disebut Ar-Rahman.
Maka, perbendaharaan tersembunyi dalam Diri-Nya itu rindu
untuk dikenal, sehingga Dia menciptakan Duniaseperti
dikatakan dalam hadis qudsi, Aku adalah perbendaharaan
tersembunyi, Aku rindu untuk dikenal, maka kuciptakan
Dunia.

Tetapi kosmos atau alam adalah kegelapan, sebab dalam


dirinya sendiri alam sebenarnya tidak ada. Dalam kegelapan
tidak akan terlihat apa-apa. Karenanya, agar sesuatu segala
sesuatu muncul dalam eksistensi ini diperlukanlah cahaya.
Melalui cahaya inilah Dia memahami dan dipahami sekaligus.
Inilah manifestasi pertama dari Perbendaharaan Tersembunyi,
yakni Nur Muhammad. Jadi yang pertama diciptakan adalah Nur
Muhammad yang berasal dari Cahaya-Ku.
Nur Muhammad adalah sebentuk pembatasan (taayyun)
atas Keberadaan Absolut; dan bagian ini tidaklah diciptakan,
tetapi sifat dari Pencipta. Dengan demikian, berdasar hadis-hadis
tersebut dapat disimpulkan bahwa dunia adalah dari Nur
Muhammad dan Nur Muhammad berasal dari Nur Allah. Karena
fungsinya sebagai prototipe aturan tata semesta dalam keadaan
global, maka Nur Muhammad adalah wadah tajalli-Nya yang
sempurna dan sekaligus kecerdasan impersonal yang mengatur
tatanan kosmos, atau Logos, seperti dikatakan dalam hadis
masyhur lainnya, Yang pertama diciptakan Allah adalah akal (aql
al-awwal).
Jadi, Nur Muhammad adalah semacam wadah yang
senantiasa dialiri oleh Cahaya Pengetahuan ilahiah, yang dengan
Pengetahuan itulah alam semesta ditata. Maulana Rumi
menyatakan bahwa pada saat penciptaan Nur itu, Allah menatap
Nur Muhammad itu 70,000 kali setiap detik. Ini berarti bahwa
Hakikat Muhammadiyyah itu terus-menerus dilimpahi Cahaya
Pengetahuan, Cahaya Penyaksian. Cahaya demi Cahaya terus
berdatangancahaya di atas cahayamasuk ke dalam hakikat
Nur Muhammad atau Hakikat Muhammad.

Anda mungkin juga menyukai