Anda di halaman 1dari 11

Tidak ada kata “KEBETULAN” Semua Dari Allah

Wahai Hamba….
Sebagaimana telah AKU katakan dlm Al-Qur’an;

Qul kullun min indillaah (segala sesuatu itu datangnya dari ALLAH).
Wa ALLAHU kholaqokum wa mata’maluun (ALLAH yg menciptakan kamu dan segala
apapun yg terjadi padamu).

Qul laayyushibana illa maakataballohilana…dst.(tdk akan menimpa sesuatu musibah


melainkan telah AKU tetapkan dlm kitabKU..dst

Laa tataharroku zharrotun illa biiznillaah(tdk akan bergerak sebutir abu pun melainkan
atas izinKU).

Maka, wahai hamba…janganlah pernah ada istilah KEBETULAN yg kau ucapkan dari
lisanmu… krn itu berarti kau telah mengambil HAK-KU.

Wahai hamba…tidak pernah ada KEBETULAN bagimu, seluruhnya adalah dari AKU…
Wahai hamba, inilah tauhid fi’liyahKU yg HAQ bagimu, maka dari itu camkan lah
(pahamilah) dgn baik.

-oo0oo-

SEKAPUR SIRIH DI HAKIKAT MUDRAJAT

Ketahui olehmu hai para salik…

Bahwa semua apa yg dibicarakan disini baik teori dan praktek, semua itu hnya lewat saja
dan kalaupun mampir di akal pikiran hati serta pengetahuan ilmu itu hanya sementara
boleh dikatakan hanya embel-embel atau hiasan tampilan saja.
Yg sebenarnya ialah DIAM.

diam artinya adalah mempunyai kuasa apa-apa walau sebesar zarrah.


Mau tidak sholat kah tidak puasakah tidak apa kah... terserah allah.
Mau jadi malingkah perampok kah mau jadi preman kah mau mabuk-mabukah mau
berzina kah terserah Allah. yg penting antara aku dan Allah itu satu.
Tiada aku lihat akan sesuatu selain Allah sebelum nya, Allah didalamnya, Allah besrtanya,
Allah sesudah nya.

Dan itikad ku sekarang


KAPIR AKU JIKA AKU LUPA DAN TIADA MELIHAT MESKI SESAAT DENGAN ALLAH.
BAHAS MUHAMMAD?

MUHAMMAD TIADA LAGI.

YG LAIN SDH TIADA. SEMUA ALLAH, ALLAH SEMUANYA Menjadi satu ia dlm pandangan
dan akuan, yaitu ALLAH.

Dan aku bersumpah di maqam ini TIDAK ADA LAGI REJEKI LAGI. Dan engkau telah manjadi
KAFIR di hadapan pandangan Mahluk.

Engkau telah menjadi orang gila. Engkau telah menjadi org hina dan engkau tidak diakui
saudara keluarga orang tua sanak kerabat handai tulan. Engkau gila dan engkau yg penuh
musibah bala dan bencana.

BERHATI - HATILAH JALAN INI SANGAT LICIN.

-oo0oo-

Tak adanya hidayah untuk mengetahui ilmu makrifat

Hijab atau tabir penghalang seseorang yg tidak mau belajar ilmu ketuhanan dan alasannya;
1. Menganggap remeh ajaran dan tidak mempercayai ajaran Ilmu Tasawuf,karena jika
belajar tasawuf jika otak tidak sampai atau tidak mampu akan berdampak kepada kejiwaan
yaitu strees bahkan bisa gila.Nah.. Ini tabir pertama yg sangat tebal untuk dilewati sesorang
penuntut. Akan tetapi ketahui lah oleh sahabat semua bahwa hal tersebut adalah tidak
sama sekali. Bahkan seorang yg mendalami ilmu tasawuf yg sampai sedemikian rupa (gila)
sesungguhnya mereka lah org yang beruntung.
2. Belajar tanpa guru. Yakni belajar sendiri melalui kitab atau sosmed atau pergaulan bisa
menyebabkan Sesat. Padahal tidak. Kenapa saya bilang tidak,,lihat tamsil seorang nabi-nabi
lain dan lihatnya Nabi Muhammad s.a.w sendiri gurunya lansung Allah Ta’ala.
3. Patokan Syariat tanpa hakikat,hakikat tanpa syariat batal dan sia-sia. Itu pendapat keliru
dan inilah hijab yg banyak salah mengartikan.
Tiga garis besar ini adalah penghalang nyata untuk mengenal Allah dengan senyata-
nyatanya. Dalam dan sedalam akan saya paparkan dalam konteks mabuk hakikat
dipostingan yg akan datang,Insya Allah.
Mungkin demikian singunggan saya, mohon maaf lahir dan batihin..”Faillun Illallah,semua
nyata kerja Allah”.

-oo0oo-
TANDA MA’RIFAT

Apabila Ilmu pada seseorang salik telah terbukti kebenarannya maka dia akan takut, jika
benar akan rasa takutnya dia akan berlari dan jika ia berlari dia Selamat.
Apabila telah terbit sinar yakin didalam qalbunya, dia akan menyaksikan Keutamaan, maka
itulah tauhidnya.
Dan Apabila Cahaya Ma’rifat telah terang didalam Hatinya, berhembuslah Angin cinta dan
jika angin cinta telah berhembus serta berada dalam bayangan Kekasihnya.. maka dia akan
mengutamakan kekasihnya.
Dan apabila engkau berada pada suatu keadaan, dan pada saat itu engkau merasa senang
menemui akan Kematian dan merindukannya, maka engkaulah KekasihNya. bersyukurlah
kepada Allah atas taufiq dan PenjagaanNya.
Ketahui tanda ma’rifatullah:

1.Takut- cabangnya ilmu- tandanya lari, semakin ia tawadhu akan ketentuanNya.

2.Harap- cabangnya yakin- tandanya mencari. Ihram tercengang dalam musyahadah dan
muraqabah.

3.Cinta- cabangnya Ma’rifat- tandanya mengutamakan yang di cintainya diatas selainNya.


Mahabbah rahman rahim lakunya.

-oo0oo-

JALAN MAKRIFAT

Acuan dalam pengamalan tarekat bertumpu kepada tradisi dan akhlak nubuwah
(kenabian), dan mencakup secara keseluruhan tentang jalan sufi dalam melewati maqom
dan ahwal tertentu. Setelah ia tersucikan jasmaniahnya, kemudian melangkah kepada
aktivitas aktivitas, yang meliputi:

Pertama, tazkiyah an-nafs atau pensucian jiwa, artinya mensucikan diri dari berbagai
kecenderungan buruk, tercela, dan hewani serta menghiasinya dengan sifat sifat terpuji
dan malakuti.
Kedua, tashfiyah al-qalb, pensucian kalbu. Ini berarti menghapus dari hati kecintaan akan
kenikmatan duniawi yang sifatnya sementara dan kekhawatirannya atas kesedihan, serta
memantapkan dalam tempatnya kecintaan kepada Allah semata.
Ketiga, takhalliyah as-Sirr atau pengosongan jiwa dari segenap pikiran yang bakal
mengalihkan perhatian dari dzikir atau ingat kepada Allah.Keempat, tajalliyah ar-Ruh atau
pencerahan ruh, berarti mengisi ruh dengan cahaya Allah dan gelora cintanya.
– Qasrun = Merupakan unsur jasmaniah, berarti istana yang menunjukan betapa
keunikan struktur tubuh manusia.
– Sadrun = (Latifah al-nafs) sebagai unsur jiwa.
– Qalbun = (Latifah al-qalb) sebagai unsur rohaniah.
– Fuadun = (Latifah al-ruh) Unsur rohaniah.
– Syagafun = (Latifah al-sirr) unsur rohaniah.
– Lubbun = (Latifah al-khafi) unsur rohaniah.
– Sirrun = (Latifah al-akhfa) unsur rohaniah.

Hal ini diperkuat dengan firman Allah SWT dalam hadist qudsi:

“Aku jadikan pada tubuh anak Adam (manusia) itu qasrun (istana), di situ ada sadrun
(dada), di dalam dada itu ada qalbu (tempat bolak balik ingatan), di dalamnya ada lagi fu’ad
(jujur ingatannya), di dalamnya pula ada syagaf (kerinduan), di dalamnya lagi ada lubbun
(merasa terialu rindu), dan di dalam lubbun ada sirrun (mesra), sedangkan di dalam sirrun
ada “Aku”.

-oo0oo-

Tajalli Allah di muka bumi,Muhammad Saw

Bismilahirahmanirahim
Rasul, yang berarti “turunnya” Tuhan ke dunia, yakni “bersatunya” kesadaran Muhammad
dengan Nur Muhammad, terjadi pada laylat Al-Qadr (Malam Kekuasaan), yang terang
cahayanya melebihi seribu bulan. Allah dan Nabi Muhammad bertemu dalam “Rasul” yang
dijabarkan dalam Risalah, atau Wahyu, yakni Al-Quran. Inilah cahaya petunjuk (Al-Huda)
yang menerangi kegelapan alam, yang memisahkan (Al-Furqan) kebatilan atau kegelapan
dengan kebenaran atau cahaya. Karena itu Al-Quran sesungguhnya adalah manifestasi
“kehadiran penampakan” Allah di dunia ini. Sayyidina Ali karamallahu wajhah dalam Nahj
Al-Balaghah mengatakan “Allah Yang Mahasuci menampakkan Diri kepada hamba-hamba-
Nya dalam firman-Nya, hanya saja mereka tidak melihatnya.” Imam Ja’far, cucu Rasulullah
saw, juga mengatakan, “Sesungguhnya Allah menampakkan Diri-Nya kepada hamba-
hamba-Nya dalam Kitab-Nya, tetapi mereka tidak melihat.”

Di sisi lain, sebagai manusia yang mengandung unsur tanah dan air, Muhammad
memperoleh sisi kemanusiaannya. Dia makan, minum dan menikah. Faktor ini amat
penting karena menunjukkan bahwa walau Muhammad adalah manifestasi, atau tajalli
sempurna, insan kamil, dari Allah, tetap saja Muhammad bukanlah Allah. Atau, dengan kata
lain, yang dimanifestasikan bukanlah Prinsip yang bermanifestasi, dan karenanya tidak ada
persatuan antara manusia dan Tuhan dalam pengertian panteisme. Kedudukan manusia
paling tinggi justru dalam realisasi penghambaannya yang paling sempurna, abd, “abdi”—
gelar yang hanya disebut oleh Allah bagi Muhammad Saw.
Al-’abd adalah “Hamba” atau abdi yang sepenuhnya pasrah kepada Allah. Seorang abd
hidup dalam kesadaran sebagai seorang abdi Allah. Abd dicirikan oleh keikhlasan.
Karenanya, penghambaan sejati bukan lantaran kewajiban atau keterpaksaan. Dalam
pengertian umum, kegembiraan seorang hamba adalah ketika dia dimerdekakan oleh
tuannya. Tetapi ‘abd merasakan kegembiraan tatkala ia menjadi hamba (Allah).

Derajat ‘abd adalah derajat tertinggi yang bisa dicapai manusia, dan karena itu Allah
menyandingkan kerasulan Nabi Muhammad Saw dengan ‘abd—”Tiada tuhan selain Allah
dan Muhammad adalah ‘hamba’ dan Rasul-Nya.” Ketika mengundang Rasulullah saw di
malam mi’raj, Allah menyebutnya dengan gelar “hamba”—Mahasuci Allah yang
memperjalankan hamba-Nya di kala malam (QS. 17:1)—dan ini sekaligus menunjukkan
kebesaran kualitas ‘abd, sebab hanya ‘abd-Nya-lah yang berhak mendapat undangan
langsung menemui-Nya di tempat di mana bahkan Malaikat Jibril pun terbakar sayap-
sayapnya. Dalam tingkatan yang paripurna, hamba yang ingat akan menjadi yang diingat,
yang mengetahui akan menjadi yang diketahui, dan yang melihat akan menjadi yang
dilihat, yang menghendaki menjadi yang dikehendaki, dan yang mencintai menjadi yang
dicintai, karena ia sudah fana pada Allah dan baqa dengan baqa-Nya, dan ia menghabiskan
waktunya untuk memandang kebesaran dan keindahan-Nya terus-menerus, seakan-akan
dirinya pupus, seakan dia adalah Dia (Allah). Ini adalah maqam seperti yang disebutkan
dalam hadis Qudsi: … “(Aku) menjadi pendengarannya yang dengannya dia mendengar,
penglihatannya yang dengannya dia melihat, menjadi tangannya yang dengannya dia
memegang, menjadi kakinya yang dengannya dia berjalan, dan menjadi lidahnya yang
dengannya dia bicara.” Jadi jelas bahwa derajat tertinggi adalah pada kehambaan, sebab
hanya hamba sejatilah yang akan “naik” menuju Tuhannya. Dan pada sang hamba sejatilah
Allah “turun” untuk menemuinya. Ini adalah misteri mi’raj.

-oo0oo-

KENAL YANG SEBENAR KENAL


Saudaraku sekalian yg dirahmati Allah..
Kenali akan setiap Asma Allah..
Karna setiap Asma pastilah ber Af’al maka Af’al pastilah disertai Sifat dan setiap yg
berAsma berAf’al serta berSifat tentulah mempunyai ia Zat.
Ibarat sebuah Pisau.. bernama ia pisau, berkelakuan ia untuk memotong dsb, bersifat tajam
atau tumpul berzat padat terbuat dari besi. Nah..seperti itulah ALLAH TA’ALA atas ke
Besaran Asmaul Husna.

Maka Ialah disebutkan dalam Al Qur’an :IQRA..bacalah dengan menyebut nama tuhanmu.
Apa yg dibaca itulah syuhud pandang diri.. itulah Amaliah Diri.. fana dalam penyerahan diri
atas segala keakuan diri.
Jadi tidak adalagi diri peribadi beraku-akuan.. jika terasa lapar makan..jika sakit ber obat.
Jika ngantuk bawa tidur..

Sama seperti apa-apa yg dikerjakan sehari-hari..maka disetiap apa yang diri perbuat maka
bacalah dengan menyebut nama tuhanmu.

Seperti kalimat bASMAlah..


maka ketahui oleh mu hai para salik..bahwa yg sebenar BISMILLAHI RAHMANIRRAHIIM :

Huruf BA Itu adalah makhluk.


Huruf SIN itu pasti mati.
Huruf MIM itu “di dalam lubang yg terlihat”.
Dan ALLAH itu Allah yg nampak Nyata.
ARRAHMAN itu adalah Rasulullah.
ARRAHIM itu adalah kenyataan makhluk.

Pulanglah dengan keadaan ber isi.


Maka tidaklah sia-sia akan perjalananmu.

-oo0oo-
PUNCAK ILMU MA’RIFATULLAH
Sesungguhnya puncak segala puncak ilmu Ma’rifatullah ialah mereka yang telah kembali
kejalan Syariatullah..

Yaitu Mengerjakan segala perintah dan menjauhi segala larangan yg sesuai oleh tuntunan
Ajaran yang dibawa oleh Baginda Muhammad Rasulullah salallahu alaihi wasallam.

Inilah hasil yang diperoleh daripada mereka yang menjalani perjalanan syariat,tharikat,
hakikat dan Ma’rifat..yang secara langsung maupun tidak langsung telah dianugerahkan
oleh Allah berupa 20 Karomah didunia dan 20 karomah di akhirat yang semuanya itu
adalah karunia dariNya juga sebagai tanda cintaNya Allah Subhana Wataala kepada
kekasihNya yang juga bergelar Waliyullah.

Hasil yg dicapai inilah dengan sendirinya menjadikan hamba yang dikasihiNya tsb menjadi
Tawadhu, Sabar, Wara, Fakir inilah yang sebenarnya pengertian Tasawuf sejati hakiki lagi
Azali.

Sikap tingkah laku dalam menjalani kehidupan sehari-harinya dapat dilihat dari
penyampaian Ilmu dan Ahlak serta Adab mereka yang semua itu mempunyai dasar Akidah
dan keyakinan yang kokoh tak tergoyahkan, yaitu ;

1. Mahabbah/Cinta Kepada Allah.


Sebagai mana berkasih sayang dengan kekasihnya maka apapun akan dia
Korbankan..sekalipun Nyawa taruhannya.
2. Takut kepada Allah, yakni sebagaimana jika ada kesalahan sedikit pun mereka takut
akan murkaNya Allah.
3. Penuh Harap, tentunya seorang kekasih berharap akan kedekatan perjumpaan dan
kemesraan kepada kekasihNya.

Sahabat Am…
Jika sedemikian harapan akan hasil dan pencapaian dalam mendalami ilmu Tasawuf ini,
Insya Allah tiada bersalahan dalam kehidpuan dunia serta tiada takut dan gentar lagi dalam
menghadapi sakarutul maut yaitu kematian..karna kematian adalah jalan perjumpaan
menuju Allah yang Nyata.
Demikian..

-oo0oo-
LAA MAUJUD BIHAQQI ILLALLAH
Dalam petikan akhir kitab barencong telah jelas disebutkan ;

Tidak ada maujud di dalam ujud ini hanya Allah, Adam pun tiada maujud dengan
sendirinya. Tetapi ia maujud dengan ujud Allah Ta’ala yang hakiki, dan fana dibawah
ujudnya.

Jadi kalau begini jelaslah kepada kita bahwa alam ini madjhor(kenyataan) ujud Allah Ta’ala
jua. Maka nyatalah ujud makhluk adalah waham dan hayal jua, kalau dinisbahkan kepada
ujud Allah Ta’ala yang hakiki dan fana dibawah ujudnya, jadi nyatalah bahwa ; Allah,
Muhammad, Adam adalah satu. Insan kamilpun Allah jua. Adam dan Muhammad pun pada
hakikatnya.

Disebut dalam hadis qudsy ;


Artinya : Aku menyaksikan hidupku sendiri sebenarnya tiada Tuhan selain aku. Dan aku
naik saksi bahwasannya Muhammad itu utusanku dan sebenarnya yang bernama itu
AKIDAHKU, RASUL ITU RASAKU, dan Muhammad itu CAHAYAKU, akulah Tuhan yang hidup
yang tiada mati-mati yang ingat tiada kekal tiada berubah pada kenyataan ZAT ; Akulah
yang hawas lagi tahu, tiada samar akan sesuatu. Akulah yang kuasa dan yang menguasai
dan akulah yang maha bijaksana. Dan maha suci aku, maha adil dan
maha pengasih ddan maha penyayang aku, dan sembahlah aku/kenallah aku.

Jadi hadits qudsyi yang diatas ini tadi bukanlah dibaca begitu saja, maksudnya ialah untuk
pribadi kita sendiri. Beranikan dalam soal ini dan jangan takut dan jangan gentar, Tuhan
beserta kita.

Jadi bolehlah kita mengatakan bahwa kita ini termasuk golongan yang sedikit atau
golongan FIAHQALILLAH sedikit tapi bermutu.

Orang awam dan orang alim belum sampai kepada tingkat ini. Orang awam dan orang alim
hanya sampai kepada tingkat ilmu belaka. Belum lagi sampai kepada derajat haqiqat, ilmu
dan ma’rifat.

Jadi sekarang yang penting sekali adalah untuk pribadi kita sendiri. Jadi yang dinamakan
Allah itu adalah : af’alnya, dan yang disebut Rasul- rasul itu ya Muhammad, dan Muhammad
itu sebenarnya adalah cahaya kita jua.

Maka
jelaslah yang sebenarnya hidup kita ini adalah hidupnya Tuhan Allah.

Bukti nyata dalil qur’an mengatakan :


“bahwa Tuhan Allah itu kuasa menghidupkan yang mati, adanya mati dari hidup. Justru
hidup kita pribadi berasal dari yang mati dan akhirnya tiada mati-mati dan tetap hidup di
dunia dan di akhirat dan tiada pernah lupa akan hidup kita, tanpa perubahan dan tanpa
bergeser dalam keadaan kenyataan sejati.

Itulah dia kesempurnaan hidup.

Dan tiada merasa apa yang terang cahaya jauh dipandang.


Hendak mendekat dalil dan menaruh dibelakang. Penyeberang dari anak dan dalil menang
terlarang.
Hati rindu tidak tidak diperdulikan.
Biar bahaya, terus berjuang..
Qur’an dan hadits khusus pedoman.

Baiklah aku serukan ; agar supaya lebih mendalam, tiada batas menurut qur’an

tiada seorang makhluk sanggup menghalang,


jangan peduli ocehan orang sebagai penghalang memuji Tuhan.
Yakin dan bulat didalam bulan, menunjukkan Tuhan khalikul alam.
TUHAN ALLAH ADA BERPERI
SETIAP INSAN HARUS DIBERI
ASAL TUAN SUDI MENCARI
TUHAN ALLAH DIDALAM DIRI

Demikianlah mengenai haqiqat semata ini, semoga kita dapat mendalaminya.Insya Allah.

-oo0oo-

SYUHUD BATIN

Lafadz ALLAH dalam setiap pandangan-Nya dengan Cinta-Nya


SIRRULLAH dalam setiap hembusan nafas
DZIKIRULLAH dalam denyut jantung

Dzat itulah DiriNya (UjudNya)


Sebenarnya Diri (Muhammad)
kenal Diri ini maka kenal akan TuhanNya
jika sudah kenal TuhanNya maka Tiadakan Diri dan Fana dalam ketawadhuan kebesaran-
Nya ..
Adapun Rahasia (sirr) Allah jua ada-Nya
inilah kesudahan Ilmu
tiada lagi yang di sebut di dalam kitab manapun

ALLAH berdiri atas kehendak-Nya


MUHAMMAD yang menjalankannya atas kehendak-Nya.

-oo0oo-

Inti ma’rifat Nabi dan para aulia Allah:

Dari Nabi muhammad SAW: Aku Allah, tidak ada tuhan melainkan Aku.
dari Datuk bamban: A.I.U (aku itu ujud Allah)
dari datuk sanggul: A.I.U (aku tuhan, ia tuhan, ujud tuhan).
dari datuk panglimo: A.A.A (aku allah ahad)
dari datuk arsyad: L.L.L (lapang, liput, luput)
dari datuk muhammad nafis: A.A.A (aku adalah Allah).
dari abu yazid bustami: tiada ada melainkan aku
dari al halaj: anal hak (akulah kebenaran itu)
dari datuk ambulung: tak ada yg maujud hanyal Allah.
dari ibnu arabi: tiada aku melainkan dia.
dari syehk siti jenar: dialah aku dan aku adalah dia.
dari sembilan wali: A.I.U (aku iki urip) aku ini hidup.
> siapa sudah mengenal tuhan,bernama tuhan.
> siapa sudah mengenal Allah,bernama Allah.
> siapa sudah mengenal muhammad,bernama muhammad.
> siapa mengenal ruh,bertubuh ruh.
> siapa mengenal sirr,bertubuh sirr.

demikianlah adanya.

-oo0oo-

-oo0oo-
-oo0oo-

-oo0oo-

-oo0oo-

Anda mungkin juga menyukai