PEMIKIRAN FILSAFAT
SUHRAWARDI
oleh:
Andri Ruyatman
Gugun Gunawan
Hendra Nugroho
Iko Lesmana
B. Pemikiran suhrawardi
Persoalan wujud membawa suhrawardi secara logis kedalam diskusi
tetang wujud niscaya. Suhrawardi bersikap sangat kritis terhadap
pembuktian ibnu sina tentang sksistensi wujud niscaya, atas dasar
wujud adalah sebuah aksiden yang di bubuhkan kepada esensi
sehingga esensi mendahului eksistensi, yang terbukti salah.
Pembuktian sendiri, sekalipun secara tidak tajam berbeda, tetapi
bersifat langsung. Hasil pembuktiannya menjelaskan bahwa segala
sesuatu (yang mungkin) membutuhkan sebuah sebab, karena
rangkaian entitas (yangt mungkin) di dunia ini membutuhkan sebab.
Selain dari itu. salah satu ajaran Isyraqi adalah gradasi esensi, dan
ajaran penting lainnya adalah teori kognisi yang menekankan adanya
kesadaran diri untuk meraih persamaan dan kesatuan antara pikiran
dan realitas. Dari teori gradasi esensi dan teori kognisi, lahirlah teori
alam mitsal di mana struktur ontologis dari realitas spiritual atau
alam atas dianggap mempunyai kemiripan atau mengambil
bentuk-bentuk gambar konkret dari alam materi atau alam bawah.
Bagi Suhrawardi, apa yang di sebut eksistensi hanya ada dalam
pikiran, gagasan umum dan konsep sekunder yang tidak terdapat
dalam realitas, sedang realitas yang sesungguhnya hanyalah esensiesensi yang tidak lain merupakan bentuk-bentuk cahaya
Epistemology:
Dalam epistemologinya, Suhrawardi membahas secara panjang lebar
masalah pengetahuan, namun pada akhirnya mendasarkannya pada
iluminasi dan mengusulkan satu teori visi. Ia menganggap cara nalar
dan cara intuisi sebagai pasangan yang saling melengkapi, karena
nalar tanpa intuisi dan iluminasi tidak akan pernah bisa mencapai
sumber transenden dari segala kebenaran dan penalaran. Sedangkan
intuisi tanpa penyiapan logika serta latihan dan pengembangan
kemampuan rasional bisa tersesat dan tidak akan dapat
mengungkapkan dirinya secara ringkas dan metodis.
Kosmologi:
Dalam pandangannya tentang kosmologi, Suhrawardi
mengembangkan prinsip emanasi menjadi teori
pancaran (iluminasi, isyraqi). Menurutnya, pancaran
cahaya bersumber dari sumber pertama yang ia sebut
Nur al-Anwar. Pancaran dari sumber pertama akan
berjalan terus sepanjang sumbernya tetap eksis.
Konsekuensinya alam semesta akan selalu ada selama
Tuhan ada. Namun menurut Suhrawardi, Tuhan sangat
berbeda dengan alam.Ia mengumpamakan hubungan
antara lampu dan sinarnya, lampu sebagai sumber
cahaya jelas berbeda dengan sinar yang dihasilkannya.
3. Alam bentuk (alam al-ajsam) yang terdiri atas dua alam barzakh
(barzakhiyyani), yaitu alam materi (alam indrawi, alam al-hissi)
salah satunya adalah alam barzakh falak-falak (barzakhiyyah alfalak) yang di dalamnya terdapat bintang-bintang (al-kawakib)
sedangkan yang lainnya adalah alam barzakh anasir-anasir yang di
dalamnya terdapat unsure-unsur gabungan (al-murakkabat)
4. Alam citra dan alam imajiner (alam al-mitsal wa al-khayal) atau
disebut juga alam bayangan murni. Di dalam alam ini akan terlihat
bagaimana jasad dibangkitkan kembali dan segala yang pernah
dijanjikan melalui risalah kenabian.