11170340000080
TUGAS_UAS_PENGHANTAR_FILSAFAT_ISLAM_KELAS B
Adapula pendapat Filsafat berasal dari Keldania (sekarang Irak), kemudian pindah
ke Mesir, lalu ke Yunani, Suryani, dan akhirnya sampai ke negeri Arab. Filsafat pindah
ke negeri Arab setelah datangnya Islam. Karena itu filsafat yang pindah ke negeri Arab
ini dinamakan filsafat Islam. Walaupun di kalangan para sejarawan banyak yang berbeda
pendapat dalam penamaan filsafat yang pindah ke Arab tersebut. Namun kebanyakan di
antara mereka menyimpulkan, bahwa filsafat yang pindah tersebut adalah filsafat Islam
(Al-Ahwani, 1984:2). Dalam perspektif Islam, filsafat merupakan upaya untuk
menjelaskan cara Allah menyampaikan kebenaran atau yang haq dengan bahasa
pemikiran yang rasional.
3. Ada 3 Madrasah Filsafat Islam jelaskan kekhususan masing2 Madrasah dan
perbedaan satu dengan lainnya.
Filsafat Islam adalah ilmu yang membahas hakikat wujud sebagaimana adanya
yang mana memiliki 3 cabang madrasah, antara lain :
1. Madrasah al-Masya’iyyah (peripatetik) oleh Ibnu Sina
2. Madrasah al-Isyraqiyyah (iluminasi) oleh Syaikh Suhrawardi
3. Madrasah al-Hikmah al-Muta’aliyah oleh Mulla Shadra
4. Apa karya Filsafat yg ditulis oleh al-Farabi dan karya filsafat yg ditulis Ibn Sina?
Karya Al-Farabi yang paling terkenal adalah Al-Madînah Al-Fâdhilah
(Kota atau Negara Utama) yang berkenaan dengan pencapaian kebahagiaan
melalui kehidupan politik, dan hubungan antara rezim yang paling baik menurut
pemahaman Plato dan hukum Ilahiah Islam. dan karya Ibnu Sina adalah buku Al-
Isyârât wa Al-Tanbîhât yang merupakan salah satu karyanya yang telah matang.
Ibnu Sina memfokuskan diri pada metode tasawuf, hal tersebut dapat dilihat pada
judul-judul pada buku tersebut salah satunya adalah Maqâmât Al-‘Ârifîn
(Kedudukan-Kedudukan Para ‘Arif/Sufi)
5. Bagaimana alam semesta yg tidak sempurna ini dapat tercipta dari Zat yang
Maha Sempurna ?
Terdapat penurunan derajat kesempurnaan dalam proses peciptaan alam semesta
dari yang maha sempurna, hal ini bisa terlihat pada teori emanasi al-farabi Bahwa
penciptaan alam semesta ini tiada lain merupakan pancaran dari Yang Satu. Emanasi
dalam pemikiran Al-Farabi adalah Tuhan sebagai akal, berpikir tentang diri-Nya, dan dari
pemikiran itu timbul suatu maujud lain.
Wujud pertama yang keluar dari Tuhan disebut Akal Pertama, mengandung dua
segi. Pertama segi hakikatnya sendiri yaitu wujud yang mumkin. Kedua segi lain yaitu
wujudnya yang nyata yang terjadi karena adanya Tuhan sebagai Dzat yang
menjadikan. Dari pemikiran Akal pertama dalam kedudukannya sebagai wujud yang
wajib karena Tuhan, dan sebagai wujud yang mengetahui dirinya maka keluarlah Akal
Kedua. Dari Akal Kedua timbullah Akal Ketiga dan langit kedua atau bintang-bintang
tetap (al-kawakib ats-tsabitah) beserta jiwa Dari Akal Ketiga keluarlah Akal Keempat
dan planet Satumus , juga beserta jiwanya. Dari Akal Keempat keluarlah Akal Kelima
dan planet Yupiter beserta jiwanya. Dari Akal Kelima keluarlah Akal Keenam dan planet
Mars beserta jiwanya. Dari Akal Kesembilan keluarlah Akal Kesepuluh dan
bulan . Dengan demikian maka dari satu akal keluarlah satu akal dan satu planet beserta
jiwanya. Dari Akal Kesepuluh sesuai dengan dua seginya yaitu wajibul-wujud karena
Tuhan maka keluarlah manusia beserta jiwanya.
Dari Akal Kesepuluh sesuai dengan dua seginya yaitu wajibul-wujud karena
Tuhan maka keluarlah manusia beserta jiwanya. Dan dari segi dirinya yang merupakan
wujud yang mumkin, maka keluarlah empat unsur dengan perantaraan benda-benda
langit. Dan di akal ke X ini dayanya sudah lemah sehingga sudah tidak bisa
menghasilkan akal yang sejenisnya.
7. Apa bukti keberadaan Jiwa dan bagaimana Jiwa dapat terus memiliki
kesadaran setelah kematian ?
Pemikiran terpenting yang dihasilkan Ibn Sina ialah falsafahnya tentang jiwa.
Yaitu misalkan ada seseorang tercipta sekali jadi dan mempunyai wujud yang sempurna.
Kemudian diletakkan di udara dengan mata tertutup. Ia tidak melihat apapun. Anggota
jasadnya dipisah-pisahkan sehingga ia tidak merasakan apa-apa. Dalam kondisi
demikian, ia tetap yakin bahwa dirinya ada. Di saat itu ia menghayalkan adanya tangan,
kaki, dan organ jasad lainnya, tetapi organ jasad tersebut ia khayalkan bukan dari bagian
dirinya. Dengan demikian, berarti penetapan tentang wujud dirinya bukan hal dari indera
dan jasmaninya, melainkan dari sumber lain yang berbeda dengan jasad, yakni jiwa.
Ada tiga dalil pembuktian yang dikemukakan oleh Ibn Sina tentang substansi jiwa
tersebut. Pertama, saat manusia merenungkan dirinya, pada waktu itu secara sadar ia
mengenal bahwa dirinya “ada” selama hidupnya. Kedua, bila seseorang menghadapi
suatu persoalan secara serius, ia akan menumpahkan segenap perhatiannya pada
persoalan tersebut. Pada waktu itu, ia merasa dirinya bebas dari raga sehingga ia berani
berkata saya akan berbuat begini begitu tanpa merasa terikat dengan raga. Ketiga,
manusia mampu menghimpun secara sadar akan aktivitas-aktivitas fisik organisme yang
dilakukannnya tanpa kesulitan. Pengenalan terhadap aktivitas-aktivitas fisik menjadi
bukti bahwa Jiwa berbeda dari fisik.
Kematian manusia dengan kesadaran jiwa hanyalah pemisahan seperti halnya
raga yang bersifat materi dan jiwa immateri. Ketika manusia mengalami kematian
raganya hancur dan kembali terurai sebagai materi sedangkan jiwanya mengalami
kehidupan berikutnya yaitu alam kubur dan alam barzakh.
8. Apakah jiwa itu tetap atau mengalami perubahan ? jika sekiranya mengalami
perbahan apakah itu tdak menyebabkan perubahan identitas ?
Jiwa mengalami perubahan yang dinamis namun perubahan tersebut tidak menyebabkan
perubahan identitas sebab proses perubahan pada jiwa akibat dari pengaruh mendasar
dari daya-daya yang aktif. penggunaan daya tersebut akhirnya memberikan efek melekat
pada jiwa, dan efek melekat tersebut dinamakan karakter.
10. Apa perbedaan mendasar Filsafat Islam dan Filsafat Barat Modern ?
Perbedaan antara filsafat islam dan filsafat barat modern terlihat pada
fokus pembahasan para filsuf, jika Filsafat modern menggunakan metode empiris dan
experiment, untuk kata filsafat pada kaum barat modern diterapkan diberbagai acuan dan
memiliki definisi berbeda disetiap bidangnya, sedangkan pada filsafat islam yang
menjadi pembahasan utama adalah wujud, yang mana menjelaskan Filsafat merupakan
ilmu yang membahas dasar dari segala sesuatu, Filsafat mengungkap realitas yang
sesungguhnya, Filsafat Islam mengungkap kebenaran keyakinan Islam
dengan tujuan
untuk membuktikan yang hakiki dengan yang lainnya, membuktikan sebab utama bagi
wujud dan membuktikan beragam keyakinan islam