Anda di halaman 1dari 2

RUH GENTAYANGAN.

Banyak orang yang beranggapan bahwa orang yang telah meninggal dunia, tidak ada ruh yang
gentayangan, mereka menggunakan dalil:
َ #ِ‫ ّمًى إِ َّن فِي َذل‬#‫ل ُم َس‬#
‫ك‬ ٍ ‫ َرى إِلَى أَ َج‬#‫األخ‬
ْ ‫ ُل‬#‫وْ تَ َويُرْ ِس‬#‫ ْال َم‬#‫ضى َعلَ ْيهَا‬
َ َ‫ك الَّتِي ق‬ ْ ‫س ِحينَ َموْ تِهَا َوالَّتِي لَ ْم تَ ُم‬
ُ ‫ فَيُ ْم ِس‬#‫ت فِي َمنَا ِمهَا‬ َ ُ‫هَّللا ُ يَتَ َوفَّى األ ْنف‬
َ‫ت لِقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُون‬
ٍ ‫آليَا‬
Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati
ketika dia tidur, maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia
lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir. (QS. Az Zumar : 42)
Ayat di atas tidak cocok dijadikan dalil untuk membantah tentang adanya ruh (jiwa) gentayangan.
Bukankah orang yang hidup dan mati itu ruhnya dalam genggaman Allah, sekarang apakah ada
mahkluk yang tidak berada dalam genggaman Allah...? genggaman disini artinya adalah dalam
kekuasaan Allah.
Jadi dalam kondisi apa saja, ruh/jiwa manusia selalu dalam genggaman atau kekuasaan Allah. Sakit,
sehat, umur yang panjang dan meninggal Allah yang mengatur dan menentukan.
Lalu apakah ada Orang yang mati, ruhnya gentayangan...?
Istilah gentayangan ini adalah ruh orang yang meninggal dunia tapi dia menolak untuk melanjutkan
proses perjalanan jiwa di alam barzakh, sehingga jiwa mereka masih hidup di dunia karena masih
terikat dengan kehidupan dunia.
Beberapa penyebab seseorang mengalami mati gentayangan adalah sebagai berikut:
1 ) Sangat mencintai istri/suami atau anaknya. Ikatan sayang dan cinta yang sangat kuat, membuat
jiwanya tidak bisa merelakan kematiannya.
Inilah hikmah mengapa keluarga yang ditinggal mati tidak boleh meratapi dengan berlebihan, karena
hawatir jiwa yang telah meninggal semakin tidak ikhlas atas kondisi kematiannya.
2 ) Rasa cinta kepada jabatan, harta yang melimpah membuat enggan untuk melepas semua hartanya,
karena rasa kemelekatan dan kepemilikikanya sangat kuat.
3) Ilmu kesaktian sangat tinggi, misalkan tidak bisa ditembak, anti pisau dan bacok membuat jiwanya
masih meyakini belum mati, karena dia sudah tersugesti kebal anti senjata.
4 ) Rasa dendam yang membara kepada seseorang karena sebagai penyebab kematiannya. Misalkan
akibat dibunuh, dirampok, dibacok sampai mati, diperkosa lalu dibunuh.
Perbedaan orang yang hidup dengan orang yang telah mati iti tipis sekali, sehingga banyak sekali
orang yang telah mati tidak menyadarinya kalau dirinya telah meninggal. Sebagaimana orang raga
sukma, seperti itu juga kondisi orang mati.
Syaikh ‘Utsman bin Hasan bin Ahmad Syakir al-Khubari dalam kitabnya Durratun Nashihin Fil
Wa’zhi wal Irsyad menjelaskan tentang manusia yang meninggal dunia, Ruh (jiwanya) sebelum
masuk dan diproses menuju alam barzakh mengalami masa transisi.
َ‫ف‬##َ‫َار ِه َشهْراً فَيَ ْنظُ ُر إِلَى َم ْن َخل‬ ِ ‫ إِ َذا َماتَ ْال ُم ْؤ ِمنُ َحا َم رُوْ ُحهُ َحوْ َل د‬: ‫صلَّى هللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ‫ض َي هللا َع ْنهُ ع َْن َرسُوْ ِل هللا‬ ِ ‫ع َْن أَبِ ْي هُ َر ْي َرةَ َر‬
‫ ِه‬#‫ ِزنُ َعلَ ْي‬#ْ‫هُ َويَح‬#َ‫ ْد ُعوْ ل‬#َ‫ ِه َوي‬#‫ِم ْن ِعياَلِ ِه َك ْيفَ يَ ْق ِس ُم َمالَهُ َو َك ْيفَ يُ َؤدِّيْ ُديُوْ نَهُ فَإِذاَ أَتَ َّم َشهْراً ُر َّد إِلَى َح ْف َرتِ ِه فَيَحُوْ ُم َحوْ َل قَب ِْر ِه َويَ ْنظُ ُر َم ْن يَأْتِ ْي‬
‫ْث يَجْ تَ ِم ُع فِ ْي ِه ْاألَرْ َوا ُح إِلَى يَوْ ِم يُ ْنفَ ُخ فِ ْي الصُّ وْ ِر‬
ُ ‫فَإِ َذا أَتَ َّم َسنَةً ُرفِ َع رُوْ ُحهُ إِلَى َحي‬
dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah saw bahwa apabila seorang mukmin meninggal dunia, maka
arwahnya berkeliling-keliling di seputar rumahnya selama satu bulan. Ia memperhatikan keluarga
yang ditinggalkannya bagaimana mereka membagi hartanya dan membayarkan hutangnya. Apabila
telah sampai satu bulan, maka arwahnya itu dikembalikan ke makamnya dan ia berkeliling-keling di
seputar kuburannya selama satu tahun, sambil memperhatikan orang yang mendatanginya dan
mendoakannya serta orang yang bersedih atasnya. Apabila telah sampai satu tahun, maka arwahnya
dinaikkan ke tempat di mana para arwah berkumpul menanti hari ditiupnya sangkakala."
Nah dalam kondisi masa transisi ini bagi jiwa-jiwa yang masih terikat dan terbelenggu dengan harta
dan istrinya atau karena dendam kusumat. Banyak yang tidak mau kembali ke alam barzakh untuk
memenuhi proses perjalanan jiwanya.
Karena jiwa-jiwa tersebut menolak dan tetap di alam dunia, maka ruh atau jiwa seperti itu disebut
dengan ruh gentayangan.
Sampai nanti ada doanya dari keluarga, anak cucu yang dikabulkan, sehingga jiwa tersebut masuk ke
dalam barzakh dan mengalami proses perjalanan jiwa dengan merasakan nikmat qubur atau siksa
qubur.

Anda mungkin juga menyukai