Anda di halaman 1dari 13

Makalah Sejarah

Interaksi Tradisi Lokal,Hindu-Buddha dan Islam


D
I
S
U
S
U
N

Oleh:
Mira Subakti

Rafi Ahmad Farras

Daumatul Khoiriyah

Satriansyah

Kurnia Sandi

Samuel Werdiyanto G.

Piko Agustiyanto

Vella Fitriyanti

Kelas : XI IPS 1
SMA Negeri 1 Sungailiat
Tahun Pelajaran 2013/2014

Kata Pengantar
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang masih memberikan
kami kesehatan sehingga kami masih bisa membuat makalah yangyang berkaitan dengan
proses interaksi kebudayaan lokal,Hindu-Buddha serta Islam.Makalah ini kami buat
berdasarkan pembelajaran terutama SMA/Sederajat.Tujuan pembuatan makalah ini adalah
agar pembaca mengetahui bagaimana proses interaksi yang terjadi antara kebudayaan
lokal,Hindu-Buddha serta Islam di Nusantara.Disini juga kami menyajikan tentang
bagaimana reaksi masyarakat Nusantara dalam menyikapi pengaruh kebudayaan Hindu-Buda
serta Islam.Kami juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang sudah bersedia
membantu dan memberi dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Sungailiat, 27 Oktober 2013

Penyusun

BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Letak geografis Nusantara memberi peluang besar bagi masuknya bangsa-bangsa
asing dan kebudayaan yang dibawanya.Bangsa-bangsa asing seperti India,Cina dan Arab
masuk ke Indonesia secara lebih mudah dan cepat.Oleh karena itu dari sisa sisa peninggalan
sejarah dapat di ketahui bahwa masyarakat di Nusantara sebelum masuk pengaruh HinduBuddha

dan

Islam

masuk

telah

memiliki

tingkat

kebudayaan

tinggi.

Dalam

perkembangannya,kebudayaan masyarakat di Nusantara semakin diperkaya oleh pengaruh


Hindu-Buddha dan Islam.Masuknya budaya Hindu-Buddha dan Islam telah disesuaikan
dengan masyarakat Indonesia,sehingga pengaruh tersebut hanyalah memberikan corak dan
warna terhadap perkembangan kebudayaan Indonesia.Perpaduan antara kebudayaan berbeda
yang berlangsung secara damai dan serassi di kenal dengan akulturasi.
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses perkembangan tradisi lokal di nusantara sebelum kedatangan pengaruh
Hindu-Buddha dan Islam?
2. Apa sajakah bentuk tradisi lokal sebelum kedatangan pengaruh Hindu-Buddha dan Islam?
3. Bagaimana reaksi masyarakat di nusantara terhadap kedatangan budaya Hindu-Buddha dan
Islam?
4. Bagaimana bentuk interaksi antara tradisi lokal dan pengaruh Hindu-Buddha serta Islam
C.Manfaat
1. Mengetahui proses perkembangan tradisi lokal di Nusantara sebelum kedatangan
pengaruh Hindu-Buddha serta Islam
2. Mengetahui beragam bentuk tradisi lokal sebelum kedatangan pengaruh HinduBuddha serta Islam
3. Mengetahui reaksi masyarakat di Nusantara terhadap kedatangan Budaya HinduBuddhadan Islam
4. Mengetahui bentuk interaksi tradisi lokal Hindu-Buddha dan Islam

BAB II

PEMBAHASAN
A.Proses Perkembangan Tradisi Lokal di Nusantara
1. Tradisi Lokal Sebelum Kedatangan Pengaruh Hindu-Buddha dan Islam
Sebelum kedatangan pengaruh Hindu-Buddha dan Islam,masyarakat di Nusantara telah
mengenal kehidupan religius yang dijadikan pedoman untuk bersikap dan berprilaku.Hampir
setiap kegiatan selalu dilandasi dengan upacara religius,baik dalam kegiatan mata
pencaharian,adat istiadat perkawinan,tata cara penguburan,selamatan(Jawa=Slametan) ,
maupun dalam kehidupan lainnya.Mereka beranggapan bahwa apabila terjadi pelanggaran
akan ada kutuksn dari arwah nenk moyang yang dapat mendatangkan bencana.
Sebelum kedatangan Hindu-Buddha dan Islam,bangsa Indonesia telah mengenal sistem
pemerintahan tetapi masih secara sederhana,yaitu semacam pemerintahan di suatu desa atau
daerah.Dalam sistem ini masyarakat mengangkat seorang pemimpin atau kepala suku.Orang
yang dipilih sebagai pemimpin biasanya adalah orang yang senior,aktif,berwibawa serta
memiliki kelebihan tertentu,seperti dalam bidag eskonomi,dan kekuatan gaib atau kesaktian.
Berdasarkan penelitian seorang sarjana Prancis bernama Coedes,sebelum pengaruh
Hindu-Buddha terdapat sepuluh unsur peradaban,yaitu :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)

Memelihara ternak,seperti unggas dan sapi


Mengenal keterampilan teknik undagi
Mengenal pengetahuan pelayaran samudra luas
Menganut sistem kekerabatan matrilineal
Memiliki kepercayaan animisme,dinamisme,dan pemujaan roh halus
Irigasi
Memiliki kepandaian membuat barang-barang dari tanah liat
Memiliki kepercayaan terhadap penguasa gunung
Mengenal cara pemakaman pada dolmen atau kuburan batu
Menegnal mitologi pertentangan antara dua unsur kosmo

Dr.J.L.A. Brandes menyatakan bahwa mnejelang kedatangan pengaruh HinduBuddha,masyarakat di Nusantara memiliki sepuluh unsur pokok kebudayaan asli,yaitu :
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Memiliki kemampuan bercocok tanam padi (sawah)


Mengenal prinsip dasar permainan wayang
Mengenalseni permainan gamelan yang terbuat dari perunggu
Memiliki kepandaian membatik (tulisan hias)
Menganut pola susunan masyarakat mancapat
Mengenal alat tukar perdagangan

g)
h)
i)
j)

Membuat barang-barang dari logam,terutama perunggu


Memiliki keemampuan yang tinggi dalam pelayaran(sebagai bangsa bahari)
Mengenal pengetahuan astronomi
Memimliki susunan masyarakat yang teratur

2.Beragam Bentuk Tradisi Lokal


Bentuk tradisi lokal yang berkembang di Nusantara sebelum kedatangan pengaruh HinduBuddha dan Islam sebagai berikut.
a) Bahasa,penduduk di Nusantara sudah memiliki bahasa yang termasuk rumpun
Austronesia.Bangsa yang digunakan antardaerah berbeda,misalnya bahsa Jawa
Kuno,Melayu Kuno,dan Sunda Kuno.
b) Stratifikasi sosial,masyarakat dibedakan berdasarkan profesi.
c) Sistem Kepemimpinan,oemimpin sebuah kelompok sosial dipegang oleh ketua
suku,ketua adat.Prinsip yang digunakan adalah primus interpares atau yang nomor
satu di antara sesamanya.
d) Seni arsitektur,misalnya punden berundak yang berfungsi sebagai tempat pemujaan.
e) Seni arca,merupakan perwujudan dari nenek moyang yang dibuat dengan
sederhana,aksara,serta tidak terlalu mementingkan anatomi.
f) Seni sastra,berupa sastra lisan,misalnya sastra ritual dan non ritual.
g) Kalender,menggunakan perhitungan satu pekan yang terdiri dari lima dan tujuh
hari.Setahun dibagi atas sepuluh bulan serta perhitungan pawukon.
h) Kepercayaan,misalnya animisme dan dinamisme.
i) Pemakaman,dikenal cara penguburan langsung(penguburan primer) dan tidak
langsung(penguburan sekunder).

3.Reaksi Masyarakat di Nusantara terhadap Kedatangan Budaya Hindu-Buddha


dan Islam
Kedatangan budaya Hindu-Buddha dan Islam di Nusantara membawa perubahan dalam
kehidupan budaya masyarakat Nusantara.Meskipun demikian perubahan itu tidak bersifat
drastis karena masyarakat di Nusantara mempunyai kemampuan yang disebut local
genius.Kedatangan pengaruh Hindu-Buddha dan Islam di Nusantara nyaris berlangsung tanpa
ada ketegangan dan konflik.Beberapa hipotesis yang diajukan untuk mendukung pernyataan
tersebut.
a.Masyarakat Cenderung Memiliki Pola Hidup yang Paternalistik

Kepatuhan masyarakat kepada pemimpin menyebabkan penyebaran pengaruh


kebudayaan asing berjalan dengan mulus tanpa ketegangan.
b.Terdapat Kemiripan Unsur Kebudayaan
Ada kemiripan anatara unsur ajaran lokal,Hindu-Buddha dan Islam.Kemiripan
tersebut dapat dilihat dalam seni bangunan di indonesia,misalnya bangunan punden berundak
yang merupakan hasil kebudayaan asli Indonesia dipadukan dengan seni bangunan candi.
c.Pendekatan Kultural dalam Proses Penyebaran Agama dan Kebudayaan
Pendekatan kultural yang digunakan oleh para pembawa agama Hindu-Buddha dan
Islam telah mendorong proses inkulturasi.Inkulturasi bisa dipahami sebagai sebuah proses
internalisasi sebuah ajaran baru ke dalam kebudayaan lokal dalam bentuk akomodasi atau
adaptasi.Tujuan inkulturasi untuk mempertahankan identitas kebudayaan lama.

B.Interaksi antara Tradisi Lokal dan Pengaruh Hindu-Buddha,serta Islam


1.Bentuk Interaksi Tradisi Lokal dan Hindu-Buddha
Wujud akulturasi antara tradisi lokal dan kebudayaan Hindu-Buddha,yaitu.
a.Sistem Kepercayaan
Masyarakat di Nusantara sejak zaman prasejarah telah mengenal sisitem kepercayaan
animisme

dan

dinamisme.Dengam

masuknya

kebudayaan

Hindu-Buddha

di

Nusantara,terjadilah akulturasi,misalnya dalam upacara keagamaan atau pemujaan terhadap


para dewa di candi,terlihat unsur pemujaan terhadap roh nenek moyang.
b.Pemerintahan
Sebelum pengaruh budaya Hindu-Buddha masuk di Nusantara,masyarakat telah
mengenal model pemerintahan berbentuk suku.Untuk menentukan seorang pemimpin
dilakukan pemilihan.Setelah budaya Hindu-Buddha nasuk,dikenal sisitem pemerintahan
kerajaan.Raja tidak lagi dipilih secara demokratis,tetapi secara turun temurun.
c.Kesenian.
1.Seni Bangunan.

Agama dan kebudayaan Hindu-Buddha membawa pengaruh terhadap seni


bangunan,terutama candi.Pada candi Hindu ditemukan peripih,kemudian di atasnya terdapat
patung dewa dan pada puncaknya terdapat lambang para dewa.Fungsi candi di India adalah
tempat untuk memuja dewa sedangkan di Nusantara candi berfungsi sebagai makam dan
pemujaan terhadap roh nenek moyang.
2.Seni Rupa
Kedatangan kebudayaan Hindu-Buddha berpengaruh terhadap perkembangan seni
rupa di Nusantara.Pengaruh tersebut terlihat deari seni hias berupa relief pada dinding candi
yang menujukkan akulturasi anatara budaya masyarakat Nusantara dan Hindu-Buddha.
3.Seni Sastra
Pengaruh sseni sastra India turut memberi corak dalam seni sastra di
Nusantara.Bahasa Sansekerta besar pengaruhnya terhadap sastra di Nusantara.Pengaruh
bahasa Sansekerta cukup dominan,tertuama dalam istilah pemerintahan,misalnya kata-kata
patih lebet.Dengan kedatangan budaya India,masyarakat di Nusantara menegenal karya sastra
dari india,misalnya Ramayana karya Walimiki dan kitab Mahabharata karya Wiyasa.
4.Seni Pertunjukkan
Pertujunjukkan wayang bersumber dari cerita Ramayana dan Mahabharata yang
berasal dari India.Meskipun demikian penampilan wuwjud tokoh dalam wayang
menunjukkan budaya di Nusantara yang anatara daerah satu dan lainnya berbeda.Baik dalam
agama Hindu maupun Buddha,keduanya memercayai hukum karma dan reinkarnasi.
d. Sistem Kalender
Pengaruh sisitem penanggalan Hindu-Buddha terlihat dari penggunaan kalender Saka
dan penggunaan candrasengkala dalam usaha\ memperingati suatau peristiwa.Perhitungan
tahaun Saka dimulai tahun 78 M.
Contoh candrasengkala adalah sirna ilang kertaning bumi yang artinya :
Sirna : berarti angka 0

Kertaning : berarti 4

Ilang : berarti angka 0

Bumi : berarti 1

Jadi,sirna ilang kertaning bumi dalam tahun Saka adalah 1400 dan sama dengan tahun
1478 M.
2. Bentuk Interaksi Tradisi Lokal,Hindu-Buddha dan Islam
Agama Islam masuk di wilayah Nusantara dengan cara damai.Bersamaan dengan
masuk dan berkembangnya agama Islam,berkembang pula kebudayaan Islam di
Nusantara,yang lambat laun dapat diterima dan diolah ke dalam kebudayaan masyarakat di
Nusantara tanpa menghilangkan kepribadian mereka.Dari proses itu lahir kebudayaan
baru,yaitu merupakan akulturasi kebudayaan lokal,Hindu-Buddha dan Islam,sebagai berikut.
a) Arsitektur
Kita adapat dengan mudah melihat perpaduan budaya itu dalam beragam bentuk
bangunan peninggalan Islam,seperti :
1. Masjid
Bagi umat Islam,masjid merupakan opusat kekuasaan politik,selain sebagai
lambang persatuan umat.Di Indonesia sebelum seni arsitektur Islam dikenal bangunan
seni masjid mengikuti seni arsitektur yang berkembang sebelumnya.
Masjid peninggalan sejarah islam sebagian besar memiliki ciri sebagai berikut.
a) Bentuk atap bukan berupa kubah,melainkan atap tumpang,tersusun semakin ke
atas semakin kecil.Bagian paling atas berbentuk limas.Jumlah tumpang selalu
ganjil.
b) Menara masjid Kudus mirip sebuah candi Hindu zaman Singasari.Ciri khas
bengunan Majapahit dan Singasari melekat pada beberapa bagiam masjid ini.
c) Letak masjid biasanya berdekatan dengan istana.Apabila di sebelah utara dan
selatan istana terdapat alun-alun,masjid didirikan di tepi barat alun-alun.
2. Makam
Makam biasanya ditandai dengan jirat atau kijing.Di atas makam didirikan
rumah yang disebut cungkup atau kubah.Dalam ajaran Islam tidak ada aturan tentang
pembuatan kijing atau cungkup.Bangunan tersebut merupakan ciri candi dalam ajaran
Hindu-Buddha.Tidak berbeda dengan candi,makam Islam terutama makam para raja
dan keluarga raja,biasanya dibuat dengan megah.

Makam tertua di indonesia adalah makam Fatimah binti Maimun(1082 M)


yang bentuknya mirip candi.Makam para raja terkenal anatra lain makam Malik asSaleh di Samudera Pasai,makam Maulana Malik Ibrahin di Gresik,makam Sultan
Agung di imogiri,dan makam Sunan Gunung Jati di Cirebon.
3. Batu Nisan
Nisan makam Sultan Malik as-Saleh merupakan akulturasi kebudayaan Islam
dan lokal (Aceh dan Melayu).Pada masa pra-Islam,orang Aceh dan Melayu menghias
kubur dengan batu bersayap.Setelah kedatangan Islam batu bersayap dilengkapi
dengan kaligrafi.
4. Keraton
Keraton berfungsi sebagai tempat tinggal sultan beserta keluarganya.Keraton
juga dijadikan tempat pertemuan kenegaraan antara sultan dan pejabat kesultanan atau
tamu kerajaan lain untuk membahas masalah-masalah kenegaraan.Bangunan keraton
di Indonesia cenderung bercorak Hindu-Buddha karena pengaruh tersebut lebih dulu
masuk dan berkembang serta dianut oleh masyarakat sebelum Islam.Keraton
peninggalan Islam antara lain Keraton Kasepuhan dan Kanoman di Cirebon,Keraton
Kesultanan Aceh,Keraton Yogyakarta,Keraton Surakarta,dan Istana Raja Gowa.
b) Pemerintahan
Istilah raja dan kerajaan menunjukkan pengaruh Hindu-Budha.Akan tetapi
kedatangan Islam,raja dari kerajaan Islam,terutama di Jawa biasanya memiliki gelar
kalifatullah yang berarti wakil Tuhan di dunia.Selain itu raja tidak lagi dipanggil Maharaja
tetapi diganti dnegan julukan sultan atau sunan(susuhunan).Akulturasi dalam penyebutan
nama raja di Jawa lebih tampak karena raja tetap memakai nama Jawa belakang gelar
sultan,sunan,atau panembahan.Selain itu juga mucul tradisi baru di Jawa,yaitu pemakaian
nama gelar raja turun temurun dan untuk membedakan raja yang satu dengan yang lain
ditentukan dengan menambah angka urutan di belakang gelar.
c. Kesenian
Kesenian yang menunjukkan perpaduan tradisi lokal,Hindu-Buddha dan Islam di
Nusantara dibedakan sebagai berikut.

1. Seni rupa
Seni rupa pada masa Islam bersifat nonfigural dan menggunakan aksara Arab
dalam ragam hias,seperti kaligrafi.Wujud akulturasi kebudayaan lokal dan Islam pada
seni rupa juga dilihat dari ukiran bangunan makam.Hiasan pada jirat yang berupa
susunan bingkai meniru bingkai candi.Pada dinding rumah,makam,dan gapura
terdapat corak dan hiasan yang mirip corak dan hiasan pada pura Ulu Watu dan pura
Sakenan Duwur di Tuban ( Jawa Timur).
2. Seni Sastra
Karya sastra pada zaman Islam diawali dengan perkembangan sastra di daerah
Melayu dan Jawa.Sumber utamanya berasal dari karya sastra Persia dan Jawa
Kuno.Karya sastra Persia yang menjadi bahan saduran antara lain,Bayan
Budiman,Amir Hamzah,dan Cerita Satu Malam.Di daerah Melayu muncul juga
saduran seperti Hikayat Ghulam dan Hikayat Bakhtiar.Di daerah Jawa muncul
berbagai saduran seperti Hikayat Perang Pandawa,dan Hikayat Sri Rama.
Penyair Hamzah Fansuri menulis syair-syair yang berisi ajaran tasawuf
berjudul Syarab al-Asydiqin dan Asrar al-Arifin.Nuruddin ar-Raniri menulis buka
Bustan as-Salatin.Syekh Abdurrauf al-Fansuri mnerjemahkan Al-Quran dengan judul
Tarjuman al-Mustafid.Cara penulisan karya sastra pada zaman Islam dilakukan
denagn bentuk gencaran atau tembang.
d. Aksara dan Bahasa
Kosakata bahasa Jawa ataupun Melayu mengadopsi konsep-konsep Islam.Bahasa
Jawa dan Melayu menyerap banyak kata atau istilah yang berkenaan dengan ilmu
pengetahuan,misalnya Wahyu,Ilham dan wali.
e. Adat Istiadat
Upacara Grebeg dan Sekaten merupakan tradisi peninggalan para wali.Tradisi ini
telah ada sejak Kerajaan Demak dan dipopulerkan oleh Sultan Agumg dari Kerajaan Matarm
Islam.Tradisi ini merupakan salah satu bukti percampuran budaya loka dan Islam.
f. Pemakaman

Tradisi memasukkan jenazah ke dalam peti merupakan unsur tradisi zaman


purba.Sementara tradisi penaburan bunga di makam dan upacara selametan tiga hari,tujuh
hari,empat puluh hari,seratus hari,dan seribu hari untuk memperingati orang yang telah
meninggal merupakan perpaduan unsur Islam dan Hindu-Buddha.
Dalam Islam,perawatan jenazah hnaya meliputi memandikan,mengafani,mendoakan
atau menshalatkan, dan menguburkan jenazah dnegan posisi menghadap kiblat.Pemakaian
kubur dan batu nisan Islam menggambarkan cara baru dalam menguburkan orang yang
meninggal.
g. Sistem Kalender
Masyarakat di Nusantara mengenal kalender sejak masuknya pengaruh India dalam
bentuk kalender tahun Saka.Setelah Islam masuk,masyarakat mengenal kalender Hijriah
berdasar peredaran bulan.Sistem kalender Jawa diciptakan oleh Sultan Agung dari Mataram
paada tahun 1043 H atau 1643 M.Adapun nama bulan menurut kalender Islam dan
Jawa,yaitu.
N

Nama Bulan Islam

Nama Bulan Jawa

o
1

Muharam

Sura

Safar

Sapar

Rabiul Awal

Mulud

Rabiul Akhir

Bakda Mulud

Jumadil Awal

Jumadil Awal

Jumadil Akhir

Jumadil Akhir

Rajab

Rejeb

Syaban

Ruwah

Ramadan

Pasa

10

Syawal

Sawal

11

Dzulkaidah

Kapit(Dulkaidah)

12

Dzulhijah

Besar

h.Filsafat

Dalam mencari kebenaran,umat Islam menggunakan pendekatan tasawuf.Tasawuf


adalah ilmu yang mempelajari tentang orang-orang yang langsung mencari Tuhan karena
terdorong oleh cinta dan rindu kepada Tuhan.Mereka meninggalkan kehidupan duniawi dan
mendekatkan diri kepada Tuhan.Para pencari Tuhan itu disebut sufi dan alirannya disebut
tasawuf.Bersamaan dengan munculnya tasawuf,muncul tarekat Indonesia.
i.Pendidikan
Ketika zaman kerajaan islam,konsep lembaga pendidikan yang dikembangkan
mengadopsi konsep pondokheyon.Di Jawa agama Hindu-Buddha mempunyai lembaga
pendidikan yang disebut padepokan,di dalamnya ada unsur shastri (guru) dan cantrik
(murid).Lembaga itu kini menjadi bernama pondok pesantren.Pesantren berasal dari
pecantrikan (dari konsep shastri) dan santri ( dari konsep cantrik).

BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Posisi Indonesia yang terletak di tengah-tengah jalur perhubungan antara dunia Barat
dan dunia Timur menyebabkan wilayah Indonesia menjadi tempat yang strategis.Indonesia
menjadi tempat pertemuan hubungan dua kebudayaan besar tersebut.Akibatnya berbagai
pengaruh budaya masuk ke wilayah Indonesia.Banyak tradisi asli yang bertahan namun ada
juga tradisi asli yang bercampur dengan tradisi luar.
Masuknya pengaruh Hindu-Buddha dan Islam telah disesuaikan dengan tradisi
masyarakat Indonesia,sehingga pengaruh tersebut hanyalah memberikan corak dan warna

terhadap perkembangan kebudayaan di Indonesia.Pengaruh-pengaruh itu tampak pada seni


bangunan,seni rupa,seni sastra dan sebagainya.
b. Saran
Masuknya kebudayaan Hindu-Buddha serta Islam di Nusantara tidak secara langsung
dapat mengubah perilaku serta kebudayaan asli Nusantara.Karena walaupun masyarakat di
Nusantara dapat bersikap terbuka terhadap kebudayaan luar,masyarakat tersebut masih dapat
mempertahankan kebudayaan asli lokal.Oleh karena itu sebagai generasi muda atau penerus
bangsa sudah sepatutnya kita bangga dan dapat menjaga dan melestarikan kebudayaan asli
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai