Oleh:
Mira Subakti
Daumatul Khoiriyah
Satriansyah
Kurnia Sandi
Samuel Werdiyanto G.
Piko Agustiyanto
Vella Fitriyanti
Kelas : XI IPS 1
SMA Negeri 1 Sungailiat
Tahun Pelajaran 2013/2014
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang masih memberikan
kami kesehatan sehingga kami masih bisa membuat makalah yangyang berkaitan dengan
proses interaksi kebudayaan lokal,Hindu-Buddha serta Islam.Makalah ini kami buat
berdasarkan pembelajaran terutama SMA/Sederajat.Tujuan pembuatan makalah ini adalah
agar pembaca mengetahui bagaimana proses interaksi yang terjadi antara kebudayaan
lokal,Hindu-Buddha serta Islam di Nusantara.Disini juga kami menyajikan tentang
bagaimana reaksi masyarakat Nusantara dalam menyikapi pengaruh kebudayaan Hindu-Buda
serta Islam.Kami juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang sudah bersedia
membantu dan memberi dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Letak geografis Nusantara memberi peluang besar bagi masuknya bangsa-bangsa
asing dan kebudayaan yang dibawanya.Bangsa-bangsa asing seperti India,Cina dan Arab
masuk ke Indonesia secara lebih mudah dan cepat.Oleh karena itu dari sisa sisa peninggalan
sejarah dapat di ketahui bahwa masyarakat di Nusantara sebelum masuk pengaruh HinduBuddha
dan
Islam
masuk
telah
memiliki
tingkat
kebudayaan
tinggi.
Dalam
BAB II
PEMBAHASAN
A.Proses Perkembangan Tradisi Lokal di Nusantara
1. Tradisi Lokal Sebelum Kedatangan Pengaruh Hindu-Buddha dan Islam
Sebelum kedatangan pengaruh Hindu-Buddha dan Islam,masyarakat di Nusantara telah
mengenal kehidupan religius yang dijadikan pedoman untuk bersikap dan berprilaku.Hampir
setiap kegiatan selalu dilandasi dengan upacara religius,baik dalam kegiatan mata
pencaharian,adat istiadat perkawinan,tata cara penguburan,selamatan(Jawa=Slametan) ,
maupun dalam kehidupan lainnya.Mereka beranggapan bahwa apabila terjadi pelanggaran
akan ada kutuksn dari arwah nenk moyang yang dapat mendatangkan bencana.
Sebelum kedatangan Hindu-Buddha dan Islam,bangsa Indonesia telah mengenal sistem
pemerintahan tetapi masih secara sederhana,yaitu semacam pemerintahan di suatu desa atau
daerah.Dalam sistem ini masyarakat mengangkat seorang pemimpin atau kepala suku.Orang
yang dipilih sebagai pemimpin biasanya adalah orang yang senior,aktif,berwibawa serta
memiliki kelebihan tertentu,seperti dalam bidag eskonomi,dan kekuatan gaib atau kesaktian.
Berdasarkan penelitian seorang sarjana Prancis bernama Coedes,sebelum pengaruh
Hindu-Buddha terdapat sepuluh unsur peradaban,yaitu :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
Dr.J.L.A. Brandes menyatakan bahwa mnejelang kedatangan pengaruh HinduBuddha,masyarakat di Nusantara memiliki sepuluh unsur pokok kebudayaan asli,yaitu :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
dan
dinamisme.Dengam
masuknya
kebudayaan
Hindu-Buddha
di
Kertaning : berarti 4
Bumi : berarti 1
Jadi,sirna ilang kertaning bumi dalam tahun Saka adalah 1400 dan sama dengan tahun
1478 M.
2. Bentuk Interaksi Tradisi Lokal,Hindu-Buddha dan Islam
Agama Islam masuk di wilayah Nusantara dengan cara damai.Bersamaan dengan
masuk dan berkembangnya agama Islam,berkembang pula kebudayaan Islam di
Nusantara,yang lambat laun dapat diterima dan diolah ke dalam kebudayaan masyarakat di
Nusantara tanpa menghilangkan kepribadian mereka.Dari proses itu lahir kebudayaan
baru,yaitu merupakan akulturasi kebudayaan lokal,Hindu-Buddha dan Islam,sebagai berikut.
a) Arsitektur
Kita adapat dengan mudah melihat perpaduan budaya itu dalam beragam bentuk
bangunan peninggalan Islam,seperti :
1. Masjid
Bagi umat Islam,masjid merupakan opusat kekuasaan politik,selain sebagai
lambang persatuan umat.Di Indonesia sebelum seni arsitektur Islam dikenal bangunan
seni masjid mengikuti seni arsitektur yang berkembang sebelumnya.
Masjid peninggalan sejarah islam sebagian besar memiliki ciri sebagai berikut.
a) Bentuk atap bukan berupa kubah,melainkan atap tumpang,tersusun semakin ke
atas semakin kecil.Bagian paling atas berbentuk limas.Jumlah tumpang selalu
ganjil.
b) Menara masjid Kudus mirip sebuah candi Hindu zaman Singasari.Ciri khas
bengunan Majapahit dan Singasari melekat pada beberapa bagiam masjid ini.
c) Letak masjid biasanya berdekatan dengan istana.Apabila di sebelah utara dan
selatan istana terdapat alun-alun,masjid didirikan di tepi barat alun-alun.
2. Makam
Makam biasanya ditandai dengan jirat atau kijing.Di atas makam didirikan
rumah yang disebut cungkup atau kubah.Dalam ajaran Islam tidak ada aturan tentang
pembuatan kijing atau cungkup.Bangunan tersebut merupakan ciri candi dalam ajaran
Hindu-Buddha.Tidak berbeda dengan candi,makam Islam terutama makam para raja
dan keluarga raja,biasanya dibuat dengan megah.
1. Seni rupa
Seni rupa pada masa Islam bersifat nonfigural dan menggunakan aksara Arab
dalam ragam hias,seperti kaligrafi.Wujud akulturasi kebudayaan lokal dan Islam pada
seni rupa juga dilihat dari ukiran bangunan makam.Hiasan pada jirat yang berupa
susunan bingkai meniru bingkai candi.Pada dinding rumah,makam,dan gapura
terdapat corak dan hiasan yang mirip corak dan hiasan pada pura Ulu Watu dan pura
Sakenan Duwur di Tuban ( Jawa Timur).
2. Seni Sastra
Karya sastra pada zaman Islam diawali dengan perkembangan sastra di daerah
Melayu dan Jawa.Sumber utamanya berasal dari karya sastra Persia dan Jawa
Kuno.Karya sastra Persia yang menjadi bahan saduran antara lain,Bayan
Budiman,Amir Hamzah,dan Cerita Satu Malam.Di daerah Melayu muncul juga
saduran seperti Hikayat Ghulam dan Hikayat Bakhtiar.Di daerah Jawa muncul
berbagai saduran seperti Hikayat Perang Pandawa,dan Hikayat Sri Rama.
Penyair Hamzah Fansuri menulis syair-syair yang berisi ajaran tasawuf
berjudul Syarab al-Asydiqin dan Asrar al-Arifin.Nuruddin ar-Raniri menulis buka
Bustan as-Salatin.Syekh Abdurrauf al-Fansuri mnerjemahkan Al-Quran dengan judul
Tarjuman al-Mustafid.Cara penulisan karya sastra pada zaman Islam dilakukan
denagn bentuk gencaran atau tembang.
d. Aksara dan Bahasa
Kosakata bahasa Jawa ataupun Melayu mengadopsi konsep-konsep Islam.Bahasa
Jawa dan Melayu menyerap banyak kata atau istilah yang berkenaan dengan ilmu
pengetahuan,misalnya Wahyu,Ilham dan wali.
e. Adat Istiadat
Upacara Grebeg dan Sekaten merupakan tradisi peninggalan para wali.Tradisi ini
telah ada sejak Kerajaan Demak dan dipopulerkan oleh Sultan Agumg dari Kerajaan Matarm
Islam.Tradisi ini merupakan salah satu bukti percampuran budaya loka dan Islam.
f. Pemakaman
o
1
Muharam
Sura
Safar
Sapar
Rabiul Awal
Mulud
Rabiul Akhir
Bakda Mulud
Jumadil Awal
Jumadil Awal
Jumadil Akhir
Jumadil Akhir
Rajab
Rejeb
Syaban
Ruwah
Ramadan
Pasa
10
Syawal
Sawal
11
Dzulkaidah
Kapit(Dulkaidah)
12
Dzulhijah
Besar
h.Filsafat
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Posisi Indonesia yang terletak di tengah-tengah jalur perhubungan antara dunia Barat
dan dunia Timur menyebabkan wilayah Indonesia menjadi tempat yang strategis.Indonesia
menjadi tempat pertemuan hubungan dua kebudayaan besar tersebut.Akibatnya berbagai
pengaruh budaya masuk ke wilayah Indonesia.Banyak tradisi asli yang bertahan namun ada
juga tradisi asli yang bercampur dengan tradisi luar.
Masuknya pengaruh Hindu-Buddha dan Islam telah disesuaikan dengan tradisi
masyarakat Indonesia,sehingga pengaruh tersebut hanyalah memberikan corak dan warna