Anda di halaman 1dari 7

Heart

Suatu hari di sebuah danau yang indah, tampak seorang gadis sedang berdiri menatap
keindahan danau tersebut. Tapi bukan kebahagiaan yang dia rasakan saat itu, melainkan
kesedihan. Senyum manisnya sudah hilang sejak dua bulan yang lalu. Dua bulan yang lalu,
Alyssa merasa hidupnya segera berakhir karena hari itu ayahnya meninggal karena
kecelakaan ketika mereka pulang dari rumah neneknya. Tidak hanya itu, ternyata saat itu
perusahaan ayahnya sedang bangkrut sehingga rumah beserta fasilitas lainnya harus disita.
Alyssa dan mamanya pun harus meninggalkan itu semua.
Hei! Tolong lempar bola itu. Suara seseorang membuyarkan lamunannya. Dia lalu
menoleh ke arah suara tersebut. Tidak jauh dari tempat dia berdiri, tampak seorang gadis
manis tersenyum padanya sambil menunjuk ke arah bola yang kini tepat di dekat kakinya.
Oh iya. Alyssa pun melemparkan bola itu ke arah gadis tersebut.
Makasih ya..! Kata gadis itu setengah berteriak lalu segera pergi. Dia hanya
menatap kepergian gadis itu. Setelah itu, dia berencana pulang. Sudah hampir dua jam dia di
danau itu. Sesampainya di rumah, dia melihat ibunya sedang melayani pembeli. Semenjak
pindah kesini, ibunya membuka toko kue.
Tidak mau menganggu ibunya yang sedang sibuk, Alyssa pun segera ke kamarnya.
Tiba-tiba dia teringat Jenny, Helen, dan Alexa, para sahabatnya. Tapi itu dulu, semenjak
mereka tahu keluarga Alyssa miskin mereka sangat memusuhi Alyssa. Alyssa tersenyum
sendiri membayangkan kenangan mereka dahulu. Alyssa sangat merindukan mereka tapi di
sisi lain dia juga membenci mereka. Ternyata mereka hanya mau berteman dengannya karena
dia orang kaya dan populer di sekolahnya. Di sekolahnya pun, tidak ada yang berteman
dengannya, semua orang menjauhinya.
*****
Suasana di dalam kelas berlangsung hening, karena saat itu sedang ada ulangan kimia.
Pelajaran ini sangat disukai Alyssa, dia sendiri tidak tahu mengapa dia menyukai pelajaran
itu. Untuk itu semalam dia belajar dengan giat. Sebenarnya Alyssa adalah murid yang pandai
tapi tidak banyak orang yang tahu. Apalagi di kelasnya, dia tidak pernah mendapat rangking
lima besar dan dia hanya pernah mendapatkan peringkat ke-9 itu pun hanya sekali. Dulu, dia
tidak ingin dianggap murid yang pandai dia hanya ingin orang tahu kalau dia murid paling

populer di sekolahnya. Ketika Alyssa baru saja selesai menyelesaikan soal yang terakhir, bel
istirahat pun berbunyi. Akhirnya dia dapat mengerjakan ulangan dengan baik. Setelah
mengumpulkan soal dan jawaban ulangannya, dia langsung kembali ke tempat duduknya.
*****
Hai! Kita ketemu lagi. Tiba-tiba seseorang duduk di sampingnya. Alyssa menoleh
ke arah suara. Gadis ini? Oh iya dia ingat. Gadis yang kemarin. Tapi dia tidak menghiraukan
gadis itu, tatapannya masih ke arah danau yang tenang.
Danau ini memang indah. Makanya aku juga suka kesini. Ketika aku disini aku bisa
melupakan semua masalahku sejenak. Ujar gadis manis itu. Oh iya, namaku Serra. Nama
kamu siapa? Tanya gadis itu memandang Alyssa mengajaknya berjabat tangan.
Alyssa. Jawab Alyssa singkat kemudian membalas jabatan tangan Serra.
Namamu indah. Pasti hidupmu juga indah. Kata Serra sekenanya.Tapi kenapa
wajahmu selalu sedih? Lagi ada masalah ya? Tanya Serra lagi. Alyssa tahu gadis ini
berusaha ramah padanya, tapi dia tidak bisa.
Bukan urusanmu. Maaf, tapi aku harus pulang dulu. Kata Alyssa lalu beranjak pergi
meninggalkan Serra yang masih duduk tenang di bangku dekat danau. Alyssa berharap dia
tidak bertemu dengan Serra lagi, dia malas jika bertemu dengan orang yang ingin
mencampuri urusannya. Dia tidak percaya sahabat sejati atau apalah itu. Dia tidak peduli. Dia
berjalan menyusuri gang-gang sempit menuju rumahnya, sekarang dia sudah mulai terbiasa
dengan keadaan itu. Tapi bukan berarti dia sudah menerima itu semua. Akhirnya dia pun
sampai di rumahnya. Rumah yang sangat sederhana, namun lebih baik dibandingkan pertama
kali mereka datang. Karena warung sedang sepi, dia pun duduk di kursi pembeli, ibunya tibatiba mengampirinya.
Nanti tolong kamu antarkan donat-donat itu ke panti asuhan yang tidak jauh dari
danau ya. Ujar mamanya membelai lembut rambut Alyssa.
Kenapa harus Alyssa? Apa tidak ada orang dari panti yang mengambil pesanan itu.
Jawab Alyssa. Dia bukannya capek atau tidak mau membantu mamanya, tapi karena dia
malas untuk bersikap ramah kepada orang yang baru dia kenal.

Ayolah, gadis yang biasa mengambil donatnya sedang sibuk sore ini. Lagian mama
mau nanti kamu bisa berteman dengannya.
Iya. Nanti Alyssa akan mengantarkan pesanan itu. Jawab Alyssa lalu masuk ke
kamarnya. Sekitar satu jam kemudian, Alyssa pun pergi ke panti asuhan untuk mengantarkan
pesanan. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai di panti asuhan itu,
sesampainya di gerbang panti itu, Alyssa tidak langsung masuk. Tiba-tiba seseorang menepuk
pundaknya. Alyssa kaget bercampur takut. Tapi apa yang terjadi? Ternyata orang itu adalah
Serra, gadis yang tidak ingin dia temui. Wajah gadis itu agak pucat, namun dia selalu
tersenyum.
Hai. Hmmh... Namamu Alyssa? Benarkan? Apa yang kamu lakukan disini? Tanya
Serra heran. Alyssa hanya menunjukkan dua tempat yang berisi donat. Jadi kamu anak tante
Bianca? Ya ampun aku nggak nyangka banget. Ayo masuk dulu, aku mau kenalin kamu ke
adik-adikku, mereka pasti senang. Kata Serra menarik Alyssa untuk masuk ke area panti
tanpa seizinnya. Dasar gadis aneh..Pikir Alyssa.
Hai semuaaa, kakak bawa kue loh. Kata Serra dengan berteriak. Tiba-tiba keluar
anak-anak kecil dari dalam rumah panti menuju mereka berdua. Alyssa sangat kaget, tapi
Serra tertawa melihat anak-anak lucu yang berebutan donat. Serra pun membagikan donat
kepada anak-anak kecil itu. Setelah itu mereka semua diajaknya duduk di bawah pohon.
Kak Serra, itu siapa? Tanya seorang anak kecil menunjuk Alyssa.
Oh, namanya Kak Alyssa. Dia loh yang membuat donat-donat itu. Jawab Serra.
Namaku Davin. Kak Alyssa donatnya enak banget. Kak Alyssa pasti pintar masak
kayak Kak Serra. Kata Davin. Alyssa hanya memandang anak-anak kecil itu. Apa mereka
tidak mempunyai orang tua? Tapi mengapa mereka begitu bahagia? Sedangkan aku? Sudah
hampir satu jam dia di sini, pasti mamanya akan khawatir. Akhirnya dia pulang. Tawa anakanak tadi mengusik pikirannya, mereka begitu mudah tertawa sedangkan dirinya?
Senyumnya sudah hilang.
Sejak hari itu, Alyssa dan Serra bersahabat. Alyssa sadar masih banyak orang yang
tidak beruntung seperti dirinya, terutama Serra. Serra adalah gadis yang periang dan ramah,
padahal dia ditinggalkan ibunya ketika dia berusia satu tahun di panti asuhan ini. Jadi, Serra
sama sekali tidak mengetahui siapa ibu dan ayahnya. Baginya di panti asuhan inilah hidup

dan kebahagiaannya. Di sini dia memiliki ibu Vonny. Alyssa tahu bagi Serra Ibu Vonny tidak
hanya pengganti ibunya tetapi juga malaikatnya. Malaikatnya yang selalu melindungi dan
ada untuknya. Bahkan di saat kedua orang tuanya tidak menginginkannya, Ibu Vonny sangat
menyayanginya, selain itu Serra juga memiliki adik-adik yang lucu. Alyssa tahu, dia harus
banyak belajar dari Serra. Kini dia pun berusaha menerima kehidupan dia sekarang,
senyumnya pun kini hadir kembali.
Hari ini, Alyssa sedang menunggu Serra di danau. Mereka berdua sudah berjanji
untuk merayakan ulang tahun mereka berdua yang ke 17 di danau ini. Kesamaan yang
kebetulan. Tapi sudah tiga jam Alyssa menunggu Serra. Sedangkan belum ada tanda-tanda
kedatangan Serra. Akhirnya Alyysa pulang ke rumah dengan kesal. Ternyata Serra sama
dengan sahabatnya dulu, Serra tidak bisa menepati janjinya. Sesampainya di rumah,
mamanya juga tidak mengucapkan selamat padanya. Alyysa pun langsung ke kamar dan
menangis hingga tertidur.
Alyssa bangun sayang. Ada yang mau ketemu nih. Suara mamanya membuat
Alyssa terbangun. Dia hanya diam hingga membuat mamanya kembali memanggilnya. Lalu
dengan malas Alyssa membukakan pintu kamarnya. Tapi mamanya lalu mengajaknya keluar
kamar dan.....Surprise!!! Tiba-tiba halamannya menjadi terang dan Serra berjalan
mendekatinya sambil membawa kue ulang tahun.
Happy birthday ya. Sorry tadi aku nggak datang, soalnya kami semua mau membuat
kejutan buat kamu. Kata Serra mencium pipi kiri dan kanan Alyssa.
Ih dasar. Tapi selamat ulang tahun juga ya... Kata Alyssa Jadi? Mama juga ikutan
ya. Tanya Alyssa senang. Mamanya lalu mengucapkan selamat untuknya membuat Alyssa
terharu.
Kak Alyssa selamat ulang tahun ya. Semoga kakak tambah cantik dan pintar. Kata
anak-anak panti asuhan dan sekarang menjadi adik-adiknya juga. Alyssa lalu mendekati adikadiknya dan mencium kening mereka semua. Alyssa pun meniup lilinnya.
Makasih ya semuanya. Kakak seneng banget. Sekarang kita makan yuk! Mama
kakak sudah masak banyak buat kalian semua. Ujar Alyssa membuat semua anak kecil itu
senang dan langsung menghampiri meja yang terdapat banyak makanan dan minuman.
Alyssa senang sekali, ternyata dia masih mempunyai orang-orang yang sangat
menyayanginya. Ada Serra, mama, Ibu Vonny, serta adik-adiknya, walaupun sebenarnya dia

sangat merindukan kehadiran para sahabatnya yang lain. Tapi kehadiran mereka semua
membuat Alyssa senang, tawa Davin ketika menjahili Winona, mamanya dan Ibu Vonny
yang sekarang sedang bertukar resep makanan, serta adanya Serra yang selalu ada untuknya.
Tapi tiba-tiba kejadian itu terjadi, kejadian yang membuat Alyssa akan kehilangan orang yang
dia sayang lagi.
*****
Alyssa duduk terdiam setelah mendengar penjelasan Ibu Vonny. Ternyata selama ini
Serra mengalami kelainan hati dan membutuhkan pendonor, itulah yang dia dengar dari Ibu
Vonny. Dia sangat terkejut ketika mengetahui hal itu, selama ini Serra seperti tidak sakit,
bahkan selalu bahagia. Serra tidak pernah mengeluh bahkan selalu memberi semangat untuk
Alyssa. Bahkan Alyssa sempat berpikir bahwa Serra lebih bahagia daripada dia. Ternyata itu
salah dan sangat salah. Alyssa kemudian beranjak memandang sedih Serra yang sedang
dalam penanganan dokter. Ya, secara tiba-tiba Serra pingsan sewaktu merayakan ulang tahun
Alyssa. Alyssa tidak sanggup jika harus kehilangan orang yang dia sayang lagi, dia harus
melakukan sesuatu untuk Serra sebelum itu terlambat. Serra berhak bahagia dan sembuh.
*****
Gadis itu masih duduk terdiam di tepi danau sambil memandang sebuah foto. Di
danau ini mereka pertama kali bertemu. Air mata mengalir dari matanya yang indah tapi
sedikit bengkak. Dulu dia berpikir dia adalah gadis yang kuat ternyata dia salah, dia adalah
gadis yang lemah dan mudah rapuh. Dulu dia pernah berjanji pada seseorang bahwa dia tidak
akan menangis lagi tapi sekarang dia mengingkarinya. Sekarang dia bisa merasakan bahwa
kehilangan orang yang disayangi sangat menyakitkan dan tiap kali dia melihat foto itu, dia
selalu sedih teringat kenangan mereka dulu.
Ternyata kakak disini. Aku cariin kemana-mana. Pulang yuk. Ajak seorang anak
laki-laki padanya. Tetapi dia hanya terdiam masih memandang foto itu.
Kak Alyssa cantik ya Kak. Aku yakin sekarang dia pasti tambah cantik. Ujar anak
itu lalu duduk disampingnya. Serra terdiam mendengarkan itu, tapi dia juga yakin kalau
Alyssa pasti sekarang bertambah cantik.
Udahlah Kak. Sudah tiga tahun Kak Alyssa meninggalkan kita, dia pasti sudah
bahagia disana dan aku yakin Kak Alyssa akan sedih jika melihat Kak Serra seperti ini. Mana

Kak Serra yang dulu? Kak Serra yang selalu senyum, tegar dan ceria. Kata Davin
memandang Serra sedih. Serra masih terdiam memandang foto dirinya dan Alyssa tiga tahun
yang lalu ketika haru ulang tahun mereka. Di foto itu, mereka berdua tertawa bahagia,
tampak lesung pipi di pipi kanan Alyssa yang menambah cantiknya.
Kamu benar Vin, aku sekarang harus bangkit dan memulai hidupku tanpa Alyssa. Oh
iya, ngomong-ngomong kamu bisa berbicara seperti itu dari siapa?
Kakak lupa, aku itu sudah berumur 12 tahun. Sudahlah Kak, sekarang pulang yuk.
Ibu Vonny dan Tante Bianca sudah menunggu kakak dari tadi. Oh iya, selamat ulang tahun.
Makasih ya Davinku sayang. Awas ya kalau nanti godain Winona lagi. Sekarang ayo
kita pulang. Jawab Serra lalu berdiri mengajak Davin pulang.
Alyssa adalah sebagian hatinya yang akan selalu dia kenang dan dia sayang. Ternyata
Alyssa adalah sebagian hatinya yang dia tunggu selama ini. Tanpa Alyssa dia mungkin tidak
bisa hidup sekarang. Alyssa adalah orang yang bersedia mendonorkan sebagian hatinya untuk
Serra, tetapi setelah melakukan operasi itu Alyssa mengalami komplikasi sehingga dua hari
setelah itu dia meninggal. Serra pernah berpikir kalau Alyssa adalah orang yang jutek dan
egois tapi entah mengapa semenjak bertemu Alyssa dia merasa bahagia.
Selamat ulang tahun juga ya Al, makasih buat semuanya. Kamu akan selalu
menjadi kenangan terindah dan akan selalu ada di hatiku. Aku janji Al, aku akan
menjaga hati ini baik-baik. Aku juga yakin kamu akan selalu tersenyum untukku Al. Ujar
Serra dalam hati sambil menggandeng tangan Davin. Serra yakin bahwa Alyssa akan selalu
ada di dekatnya, menjadi sahabat sekaligus pelengkap hatinya. Alyssa memang sudah
meninggalkan dunia ini, tapi dia akan selalu ada di hati Serra dan di hati semua orang yang
menyayanginya.

Alyssas letter
Dear Serra
Hai, Ra. Seiring waktu berjalan memastikan bahwa bintang yang menemani bulan
di kala langit malam, serta matahari yang sendirian menemani langit siang begitu pula
kebersamaan kita. Kau tahu, dulu aku menganggapmu juga seperti matahari yang sok menghibur
di kala langit siang. Tapi aku salah, Kau adalah pelengkap hatiku. Kau mengajarkan aku tentang

arti kehidupan dan persahabatan. Aku merasa kita bagaikan sebuah hati yang tidak bisa
dipisahkan. Ra, aku tidak tahu setelah ini apa kita bisa bertemu langi atau tidak. Tapi aku sendiri
yakin, walaupun kita nantinya tidak bisa bertemu lagi namaku akan selalu kau ukir di hatimu
kan? Hahha, aku ingin menjadi pelengkap hatimu. Jaga hati ini baik-baik ya, kau sahabat
sejatiku Ra. Dont forget me,ok. Ingat Ra, hati kita akan selalu bersama-sama dan saling
melengkapi.

Alyssa Batrisia

Anda mungkin juga menyukai