Anda di halaman 1dari 25

GRAVES DISEASE

DEFINISI
Graves disease (GD) adalah penyakit autoimun yang

menyebabkan tiroid terlalu aktif, menghasilkan


jumlah yang berlebihan dari hormon tiroid.

Etiologi
Suatu penyakit autoimun dengan penyebab

idiopathic
Indirect evidence :

stress neuroendocrine effects on the immune system.


Smoking is a minor risk factor for Graves' disease and a major
risk factor for the development of ophthalmopathy.
Sudden increases in iodine intake may precipitate Graves'
disease
threefold increase in the occurrence of Graves' disease in the
postpartum period.

Epidemiologi
merupakan penyebab terbanyak sekitar 60-80 %

dari tirotoksikosis
terjadi lebih dari 2 % pada wanita dan pada pria
frekuensinya hanya 1/10
jarang terjadi pada usia muda, umumnya terjadi
pada usia antara 20-50 tahun tapi dapat juga terjadi
pada usia yang lebih tua

Pathogenesis
Produksi antigen oleh limfosit B reseptor TSH

yang bersifat seperti TSH dan disebut thyroidstimulating immunoglobulins (TSI).


merangsang pertumbuhan tiroid yang berlebihan
dan sekresi hormon
kelenjar tiroid membesar secara difus dan
mengalami peningkatan vaskularisasi
Parenkim menjadi hipertrofi dan hiperplasia dengan
sel folikel yang memanjang, mengelilingi lumen yang
mengandung koloid

Gambar 4. TSH dan Kelenjar Tiroid Orang Sehat dan Penderita Graves Disease

Infiltrasi limfosit di jaringan orbital release of

cytokines (eg, tumor necrosis factor [TNF],


interleukin 1 [IL-1])
CD4+ T cells stimulasi orbital fibroblasts
mucopolysaccharides hyperosmotic shift,
tissue edema extraocular muscles Graves
opthalmopathy

MANIFESTASI KLINIS

Graves Opthalmopathy
Adalah gangguan
inflamasi autoimmune
dengan pencetus yang
berkesinambungan.
dengan gambaran klinis
karakteristiknya satu
atau lebih gambaran
berikut :

retraksi kelopak mata


keterlambatan kelopak

mata dalam mengikuti


gerakan mata (lid lag)
Proptosis
myopati ekstraokuler
restriksi
neuropathy optik
progresif.

Graves Ophtalmopathy
Proptosis

Bilateral dan mungkin asimetris


Diperiksa dengan alat eksopthalmometer hertel
Penutupan kelopak mata tidak sempurna mata kering
keratitis

Myopathy ekstraokuler

tampak jelas pd 40% pasien

pembesaran otot ekstraokuler membatasi rotasi okuler

otot rectus inferior terlibat diikuti rectus lateral dan rectus


superior

Diplopia

fibrosis otot okuler mencegah ekstensi penuh ketika otot


antagonisnya berkontraksi

sering ditemukan ketika pasien mencoba melihat keatas atau


keluar karena otot yang terpengaruh ini mengikat mata
menyebabkan pergerakan yang tidak sempurna dan
ketidaksejajaran

Retraksi

unilateral atau bilateral pd sekitar 90% pasien.


karena tindakan berlebihan dari adrenergik otot muller atau
pada fibrosis dan pemendekan fungsional otot levator
pada penyakit graves memiliki karakteristik kilauan
temporal dengan jumlah sklera yang banyak terlihat secara
lateral dibandingkan secara merata

Neuropathy optic

terjadi kurang dari 5%

disebabkan karena penekanan saraf optikus oleh pembesaran


otot ekstraokuler pada apex orbital

disfungsi saraf menghasilkan gangguan penglihatan

DIAGNOSA
ANAMNESA

Tanda tirotoksikosis

PEMERIKSAAN FISIK

Ditemukan struma
Pemeriksaan khusus

Tremor sign: tangan kelihatan gemetaran. Jika tremor halus,


diperiksa dengan meletakkan sehelai kertas di atas tangan
Oftalmopati

Test

Cara pemeriksaan mata & tanda


hipertiroid

Joffroy sign

Tidak bisa mengangkat alis dan


mengerutkan dahi

Von Stelwag

Mata jarang berkedip

Von Grave

Melihat ke bawah, palpebra superior


tidak dapat mengikuti bulbus okuli
sehingga antara palpebra superior dan
cornea terlihat jelas sklera bahagian atas

Rosenbach sign

Memejam mata, tremor dari palpebra


ketika mata tertutup

Moebius sign

Mengarahkan jari telunjuk mendekati


mata pasien di medial, pasien sukar
mengadakan

dan

mempertahankan

konvergensi
Exopthalmus

Mata kelihatan menonjol keluar

penggunaan indeks Wayne atau Indeks New Castle

sangat membantu menegakkan diagnosis hipertiroid

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan Radiologi

Kadar T4 & T3 meningkat (tirotoksikosis)


TBII or TSI
Test faal hati
Test glukosa darah
USG
CT scan

MRI
Radio Active Iodine (RAI)

Pemeriksaan Histopatologi

FNAB

TATALAKSANA
FARMAKOLOGIS
1.

Obat Anti Tirotoksikosis

Indikasi

Sebagai terapi yang bertujuan memperpanjang remisi atau


mendapatkan remisi yang menetap, pada pasien-pasien muda
dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikosis.
Sebagai obat untuk kontrol tiroktoksikosis pada fase sebelum
pengobatan, atau sesudah pengobatan pada pasien yang
mendapat yodium radioaktif.
Sebagai persiapan untuk tiroidektomi
Untuk pengobatan pasien hamil dan pasien umur lanjut
Pasien dengan krisis tiroid

2. Pengobatan dengan yodium radioaktif


Indikasi :
Pasien umur 35 tahun atau lebih.
Hipertiroidisme yang kambuh sesudah dioperasi.
Gagal mencapai remisi sesudah pemberian OAT.
Tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan OAT.
Adenoma toksik, goiter multinodular toksik.

3. Operasi

Pasien umur muda dengan struma yang besar serta tidak


mempan dengan OAT.
Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan
OAT dosis besar.
Alergi terhadap OAT, pasien tidak dapat menerima yodium
radioaktif.
Adenoma toksik atau struma multinodular toksik.
Pada penyakit Graves yang berhubungan dengan satu atau
lebih nodul.

Pengobatan Tambahan

-blocker

Yodium

Ipodate

Litium

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai