Pendahuluan
Jarang sekali ahli anestesi melakukan
pembedahan pada masa akut
Bila onset 4-6 jam di anjurkan untuk
langsung melakukan tindakan PCI
(Percutaneous Coronary Intervention)
AMI bisa di sebabkan oleh acute mitral
regurgitation, ventricular septal defect,
dan gangguan hemodinamik pada
aneurisma ventrikel kiri
PRE- OPERATIF
1. Evaluasi
- Keputusan dilakukannya operasi
dilakukan bila telah diketahui komplikasi
apa saja yang terjadi akibat AMI
- Ahli anastesi harus memastikan waktu
makan terakhir pasien, untuk mencegah
aspirasi dan regurgitasi.
- Jika perut di duga penuh, pembedahan di
tunda.
2. Persiapan
Waktu persiapan yang singkat sering
menjadi masalah dalam mempersiapkan
pasien untuk operasi.
Oleh sebab itu tidak mungkin digunakan
premedikasi dengan oral atau
intramuskular sedatif dan narkotika.
Pemberian intravena sedatif harus di
monitor dengan ketat karena resiko
terhadap hemodinamik dan pernapasan.
Intraoperative Care
1. Monitoring
Monitor harus dilakukan secara rutin
pada pasien AMI untuk mencegah
komplikasi
Penggunaan Elektroencephalogram
untuk menilai fungsi serebral, TTV
untuk menggambarkan,
hemodinamik, EKG untuk menilai
aktivitas jantung, Oximetrix untuk
menggambarkan saturasi oksigen,
dan urine output untuk menilai fungsi
Probably Benefecial
Electrocardiography
Direct arterial blood
pressure
Urine output
Pulse oxymetri
Capnography
Temperature
Arterial Blood Gases
Cerebral function
Pulmonary artery
oximetry
Transensophageal
echocardiography
Central venous pressure
Pulmonary artery
pressures
Activated clotting time
Rapid-response testing of
hemostatic parameters
Perlindungan Serebral
Resiko emboli serebral mungkin terjadi
pada opened ventricular cardiac surgery.
Meskipun para ahli bedah sudah berusaha
menghilangkan udara dan debris dari
ruang jantung, namun tidak menjamin.
Dahulu tiopenthal terbukti bermanfaat
pada depresi miokard dan dapat dipakai
sebagai profilaksis yang aman. Thiopental
15mg/kg, 5 menit sebelum aorta
declamping
Post Operative
Setelah pasien dibawa ke ICU, rencana harus dibuat
untuk relatif lama ventilasi mekanis dan dukungan
hemodinamik.
Konsep ini akan menguntungkan pasien dalam dua
cara:
1) sedasi dan kelumpuhan otot akan secara signifikan
mengurangi kebutuhan oksigen global, sehingga
mengurangi tuntutan pada kinerja jantung;
2) Kurangnya gerak dan pembiusan yang memadai
membuat asuhan keperawatan jauh lebih mudah di
masa kritis ini.
Summary
Peran anestesi dalam perawatan pasien dengan
infark miokard akut yang membutuhkan koreksi
bedah dari defek septum ventrikel, ventrikel
aneurisma, atau regurgitasi mitral akut jelas
melibatkan bidang anestesi.
Ahli anestesi harus bertanggung jawab atas
pemantauan hemodinamik, penilaian kecukupan
perfusi global dan regional, dan manajemen
dukungan farmakologis dan mekanis sirkulasi.
Dengan cara ini, ahli anestesi membantu ahli
bedah untuk menghasilkan kualitas baik