PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ortodonsia adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk merapikan dan
membenarkan kedudukan gigi-gigi. Ortodonsia juga merupakan ilmu yang mempelajari
hubungan gigi-gigi terhadap perkembangan muka dan memperbaikinya jika ada
pertumbuhan yang abnormal. Ortodontik sendiri bertujuan untuk mencegah terjadinya
keadaan abnormal bentuk muka yang disebabkan kelainan gigi/rahang, mengembalikan
fungsi pengunyahan yang benar, meningkatkan estetik dan mencegah maloklusi.
Orthodontic appliances dapat diartikan sebagai alat, yang membuat/memindahkan
tekanan pada sebuah/sekelompok gigi atau tulang maksilofasial agar terjadi perubahan
tulang dengan/tanpa pergerakan gigi sehingga mencapai tujuan perawatan yang berupa
efisiensi fungsional, keseimbangan struktural, dan harmoni estetik.
Orthodontic appliances ini ada tiga macam, yaitu: fixed appliances, removable
appliances, dan functional appliances. Fixed appliances merupakan orthodontic
appliances yang paling banyak digunakan pada saat ini.
Penggunaan alat dan teknik ortodontik yang berbeda ini memiliki fungsi, indikasi,
keuntungan, dan kerugiannya masing-masing. Pemilihan teknik ortodontik ini dilakukan
oleh dokter yang ahli dalam bidang ortodonsia. Makalah ini akan membahas pengertian,
macam, indikasi, kontraindikasi, komponen-komponen dan kegunaan dari orthodontic
appliances
1.2 Tujuan Penulisan
Mengetahui pengertian orthodontic appliances, macamnya serta masing-masing
fungsi, indikasi, kontraindikasi, keuntungan, kerugian, dan teknik pemasangan dari tiap
macam orthodontic appliances
1.3 Manfaat Penulisan
Penulisan ini bermanfaat untuk menambah wawasan ilmu dalam bidang ortodonsia
yang diperlukan sebagai kompetensi seorang dokter gigi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi orthodontik appliances
Alat
ortodontik
adalah
alat
untuk
menimbulkan
kekuatan mekanis yang dapat berupa alat cekat maupun lepasan.
Kekuatan mekanis tersebut dikenakan pada gigi, maka akan terjadi
daerah yang tertekan dan tertarik. Daerah yang tertekan akan terjadi
resorpsi, daerah yang tertarik akan terjadi pembentukan tulang,
menyebabkan gigi bergerak dan integritas tulang alveolar tetap
terpelihara (Wartadho, 1991).
2.2 Fungsi orthodontik appliances
Menurut William J.K, 2000, fungsi Orthodontic Appliances, antara lain :
1. Mencegah terjadinya keadaan abnormal dari bentuk muka yang disebabkan oleh
kelainan rahang dan gigi. Adanya cacat muka yang disebabkan oleh kelainan rahang
dan susunan gigi yang tidak teratur dapat menyebabkan bentuk muka yang kurang
harmonis dan faktor estetis kurang. Dengan demikian dapat mengakibatkan
pertumbuhan mental kurang sehat, seperti rasa rendahdiri, rasa malu dan tidak bebas
mengemukakan pendapat.
2. Mempertinggi fungsi pengunyahan yang betul. Pengunyahan yang betul dan efisien
dapat dicapai setinggi mungkin jika susunan gigi-gigi baik, stabil dan seimbang,
begitu juga hubungan rahangnya. Pada gigi-gigi yang tidak teratur atau pada
lengkung gigi yang sempit dapat mengakibatkan gerakan lidah tidak bebas sehingga
terjadi penelanan yang salah, dan keadaan ini dapat menimbulkan kelainan yang
lebih lanjut.
3. Mempertinggi daya tahan gigi terhadap terjadinya karies. Gigi-gigi yang tidak
teratur akan menyebabkan sisa-sisa makanan mudah melekat pada permukaan gigi
dan self cleansing dari giginya menjadi tidak ada. Karena pengaruh Lactobacillus,
karbohidrat dalam sisa makanan akan diubah menjadi asam laktat yang dapat
melarutkan kalsium dari email dan dentin dan terjadilah karies gigi. Dengan
membetulkan letak gigi menjadi teratur berarti akan mempertinggi daya tahan gigi
terhadap karies.
lengkung
gigi,
yaitu
dengan
cara
menggerakkan
gigi
gigi
sehinggamenempati lengkung yang lebih lebar atau mereposisi gigi secara individual
untuk masuk kedalam lengkung.
Indikasi alat lepasan untuk kasus-kasus:
1. Maloklusi
skeletal
berkisar
penambahan overjet
pada
kelas
I.
Pengurangan
atau
2.4
6. Alat alatnya sederhana dan pemasangannya dapat dilakukan oleh dokter gigi
praktek umum tidak harus dokter gigi spesialis ortodonti
B. Fixed orthodontic appliance/ piranti ortodontik cekat
1. Distribusi kekuatan yang bekerja pada gigi dapat dikontrol, misalnya kekuatan
dapat dapat diatur hanya untuk menggerakkan akar gigi
2. Beberapa gigi dapat digerakkan secara bersamaan
3. Dapat menghasilkan gerakan torque dengan memanipulasi kawat busur atau
memakai pre-adjusted bracket
4. Tidak ada plat akrilik baik di palatum maupun pada dasar mulut sehingga lebih
nyaman untuk dipakai
5. Waktu perawatan relative lebih singkat jika dibandingkan dengan piranti
ortodontik yang lepasan karena pasien mekainya secara terus menerus sehingga
alat ini di nilai lebih efektif
6. Pasien bisa memilih jenis jenis bracket sesuai dengan bentuk dan warnayang di
inginkan
C. Functional orthodontic appliance / piranti ortodontik fungsional
Piranti ini hanya ergantung dari jaringan lunak yang memegang serta aktivitas otot
sehingga menghasilkan efek mengoreksi maloklusi.
1. merubah lingkungan fungtional dalam suatu upaya untuk mempengaruhi dan
mengubah relasi rahang secara permanen
2. menggunakan tekanan dari otot otot mastikasi
3. menggunakan tekanan dari otot otot orofacial
4. mendorong terjadinya peargeraan gigi dan pertumbuhan tulang dengan cara
menghiangkan tekanan otot yag merugukan yang mengenai gigi gigi
5. mendorong timbulnya perubahan pada bagian basal rahang, yaitu dengan cara
memodifikasi pertumbuhan mandibula dan maksila
Indikasi pemakaian:
1. Pada perawatan maloklusi yang disertai dengan overbite yang berlebihan (deep
overbiteatau excessive overbite).
2. Untuk perawatan sendi rahang/TMJ (Temporo Mandibular Joint) yang terasa sakit
akibatgangguan dimensi vertikal karena adanya oklusi gigi yang salah.
3. Untuk merawat gigitan terbalik (cross bite) diregio anterior
4. Untuk menghilangkan kebiasaan jelek (bad habit) seperti kerot (night grinding
/bruxism).
Plat peninggi gigitan datar rahang atas (maxillary flat bite plane)
Indikasi pemakaian :
-
Untuk merawat maloklusi Angle klas I yang disertai dengan deep over bite.
Untuk merawat maloklusi Angle klas II yang disertai dengan deep overbite
Dengan melengkapi dengan busur labial dapat dipakai untuk meretrusi gigigigianterior rahang atas yang protrusif.
Fungsi peninggi gigitan disini untuk menekan gigi-gigi depan rahang bawah dan gigigigiposterior dapat berelongasi sehingga dapat memperkecil overbite.
Plat peninggi gigitan dataran miring rahang atas (maxillary inclined bite plane)
Indikasi pemakaian :
1. Pada kasus maloklusi Angle klas II (distoklusi) untuk mengubah kedudukan
mandibulaagar lebih ke depan.
2. Pada kasus MaloklusiAngle klas I (neutroklusi) dengan linguoversi gigi-gigi anterior
bawahagar gigi tersebut poklinasi.
Peninggi gigitan miring rahang bawah (Mandibular inclined bite plane)
Indikasi pemakaian :
-
Kasus-kasus maloklusi Angle klas I (neutroklusi) yang disertai dengan cross bite
ataupalatoversi gigi anterior atas, pemakaian alat ini dimaksudan agar gigi-gigi
anteriorrahang atas.
Kasus-kasus maloklusi Angle klas II divisi 2 untuk proklinasi gigi anterior
ataskemudian diikuti pemakaian maxillary inclined bate plane untuk mendorong
mandibulamaju ke depan.
2.5
yang
diperlukan untuk
pergerakkan gigi dapat diperoleh dengan ekstraksi. Ekstraksi selama ortodonsi prabedah
umumnya dilakukan untuk mengurangi kasus berjejal tahap sedang maupun parah dalam
lengkung gigi dan untuk memudahkan prosedur pemotongan tulang segmental
Kekurangannya yaitu kerjasama minimal antara dokter dan pasien. Pada
penggunaan fixed appliances ini,
memerlukan kerjasama yang minimal, bahwa pasien tidak perlu terlalu aktif dalam
melakukan perawatan , sehingga perlu perhatian lebih dari diri pasien sendiri dalam
perawatan terhadap kebersihan gigi dan mulut agar tetap bersih.
untuk membersihkan gigi dan mulut dilakukan dengan cara khusus karena alat ini
tidak dilepaskan dari gigi dalam waktu yang relatif lama. Dengan demikian, sikap
kooperatif atau kerjasama pasien dalam menjaga dan mempertahankan keberhasilan
mulut sangat diperlukan.
Alat ini sangat rumit sehingga pemasangan atau pelepasannya hanya dapat
dilakukan oleh dokter gigi spesialis ortodonti dengan keahlian khusus. Selain itu biaya
yang harus dikeluarkan oleh pasien untuk perawatan fixed appliances orthodontik ini
relatif lebih mahal. Dan alat ini sangat sulit untuk diperbaiki apabila rusak.
2. Removable aplliaces orthodontik
Adalah alat ortodonti yang dapat dilepaskan dan dipasang dan dibersihkan oleh
pasien sendiri. Sesuai fungsinya sebagai alat penggeser posisi gigi ketempat yang
diinginkan, alat ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian aktif,bagian retensi dan pelat
dasar. Alat ortodonti ini biasanya direkomendasikan untuk pasien dengan kasus ringan.
Kerugian lain dari removable appliances adalah alat ini tidak dapat digunakan
untuk merawat kelainan posisi gigi yang sulit.keberhasilan perawatan dengan alat ini
sangat tergantung dari sikap kooperatif pasien. Apabila pasien malah memakainya ,
waktu perawatan akan menjadi lama atau bahkan tidak berhasil. Selain itu, proses
mencapai posisi gigi yang baik lebih lama disbanding dengan menggunakan alat cekat.
Terkadang timbul perasaan tidak nyaman pada saat-saat awal pemakaian karena langitlangit dan dasar mulut tertutup oleh pelat dasar yang merupakan benda asing bagi mulut.
Mulut akan terasa penuh karena produksi air liur/ ludah berlebihan. Selain itu pasien akan
merasa kesulitan dalam berbicara. Namun, perasaan itu akan hilang setelah beberapa hari
pemakaian karena rongga mulut pasien sudah dapat menyesuaikan diri (1-2 hari
pemakaian)
3. Functional aplliances orthodontic
Adalah alat ortodonti lepasan atau cekat yang cara bekerjanya menggunakan
kekuatan otot-otot sekitar mulut dan wajah, dan juga jaringan periodontal penyangga gigi
untuk merubah posisi gigi rahang atas dan bawah dan juga tulang rahang atas dan bawah
Pada penggunaan functional appliances sangat dibutuhkan kooperatif pasien,
penggunaannya tidak efektif pada pasien dewasa. Pengontrolan daya pada masing
-masing gigi tidak seteliti alat ortodontik cekat.
2.6
Pemasangan Alat
Menyediakan waktu yang cukup pentting untuk pemasangan alt orthodonti cekat.
Perhatian yang cermat terhadap rincian dan pengaturan posisi alat yang tepat diperlukan
untuk menghindari terjadinya kesalahan yang dapat memperpanjang jangka waktu
perawatan dan membuat hal yang memuaskan sulit untuk didapat. Alat dapat dipasang
baik dalam satu atau dua kunjungan tergantung pada selesra dan kebutuhan untuk
pemisahan gigi. Pada kunjungan pemasangan perlu disediakan waktu untuk penempatan
bracket dan band, penempatan arch wire dan instruksi kepada pasien (Williams et all,
2000).
Penempatan Bracket
Bracket orthodonsi adalah attachment dimana gaya diteruskan ke gigi-gigi.
Bracket memungkinkan penempatan archwire dan alat tambahan lain untuk menimbulkan
gerakan gigi yang diinginkan. Metode penempatan bracket ke gigi adalah dengan
perekatan langsung atau dengan menggunakan band baja antikarat (Williams et all,
2000).
Perekatan langsung
Perkembangan etsa asam email memberi kemungkinan attachment ortodonsi dipasang
Lokasi bracket pada mahkota setiap gigi adalah hal yang cukup penting. tujuannya
adalah menempatkan bracket sedemikian sehingga jika archwire akhir ada di tempatnya
pada saat selesainya perawatan aktif, maka mahkota semua gigi posisinya teratur dengan
benar. (Williams et all, 2000)
Pengaturan posisi bracket yang ideal adalah prosedur yang sulit, terutama jika
ketidakteraturan gigi yang cukup parah. Jika bracket salah ditempatkan, maka perlu
direposisi pada tahap perawatan berikutnya. Jika bracket yang salah ditempatkan tidak
direkatkan ulang, ketidakcocokan posisi gigi terpaksa harus diterima atau archwire
memerlukan penyetelan selama perawatan. (Williams et all, 2000)
Variabel-variabel yang berikut perlu dipertimbangkan jika mengatur posisi bracket :
1. Lokasi mesiodistal
Titik tengah dari dasar bracket seharusnya ditempatkan sama jauh dari
permukaan mesial dan distal mahkota. Penggunaan kaca mulut normalnya
diperlukan untuk memastikan bahwa bracket telah diatur posisinya dengan akurat.
Gigi berjejal-jejal menghalangi penempatan mesiodistal yang benar daris suatu
bracket. (Williams et all, 2000)
2. Ketinggian vertikal pada mahkota
Dalam pengaturan posisi vertikal dari bracket insisivus perlu diantisipasi
cara-cara dimana semua tepi insisal akhirnya dapat diatur ke ketinggian yang
benar dan mendapat penampilan yang terbaik. Titik acuan yang paling jelas yang
bisa dipakai jika menentukan ketinggian vertikal alur bracket adalah tepi insisal
untuk gigi-gigi insisivus dan ujung tonjol untuk yang lain. (Williams et all, 2000)
Jika memakai bracket edgewise standar, jarak 4 mm antara tepi insisal pada
insisivus sentral dan titik tengah alur archwire secara umum sesuai. Untuk gigi
selain gigi insisivus lateral atas dipakai jarak 4 mm antara tepi insisal atau ujung
tonjol dan alur archwire. (Williams et all, 2000)
Prinsipnya adalah mempertahankan kekonsistenan dari ketinggian bracket
untuk masing-masing lengkung, sehingga ketidakteraturan vertikal yang tidak
diinginkan pada posisi mahkota bisa dihindari. (Williams et all, 2000)
Jika memakai bracket straight wire, ketinggian vertikal dari alur bracket
adalah penting jika karakteristik telah diprogram dalam bracketnya ingin
diwujudkan dengan tepat. Bracket straight wire yang disertai torque pada
dasarnya sangat tergantung pada pengaturan posisi vertikal yang tepat. (Williams
et all, 2000)
3. Angulasi Bracket
Angulasi bracket dalam hubungannya dengan mahkota gigi akan
menentukan angulasi gigi dan mempengaruhi posisi apeks akar. Titik pandang
estetika, angulasi mahkota gigi-gigi di daerah insisivus atas pada akhir perawatan
harus benar untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Oleh karena itu, penempatan
bracket lebih dipertimbangkan dalam hubungannya dengan mahkota dari pada
dengan sumbu panjang gigi. (Williams et all, 2000)
Jika dipakai bracket edgewise standar, maka garis acuan yang jelas adalah
tepi insisal, dan bracket ditempatkan sedemikian sehingga alur archwire sejajar
dengan tepi insisal. Pada gigi kaninus, premolar dan molar, angulasi bracket diatur
sedemikian sehingga alur archwire tegak lurus terhadap sumbu vertikal mahkota.
(Williams et all, 2000)
Bracket straight wire memerlukan pendekatan yang berbeda jika
dibandingkan dengan bracket edgewise standar, karena mempunyai angulasi alur
archwire yang telah diprogram untuk masing-masing gigi. Tidak seperti bracket
edgewise standar dimana alur archwire sejajar tepi bracket, untuk sistem yang
disesuaikan, alur bracket akan di angulasikan dan tidak lagi segaris dengan dasar
bracket. Pada sistem yang disesuaikan sering kali perlu mengatur posisi bracket
dengan acuan sumbu vertikal dari sayap bracket dan membuatnya sejajar terhadap
sumbu panjang mahkota. (Williams et all, 2000)
4. Pengaturan posisi labiolingual
Yang utama pada semua bracket yang direkat adalah memastikan bahwa
bracket ditekan dengan kuat sehingga berkontak dengan permukaan gigi pada
waktu perlekatan. Jika saran ini tidak diikuti, maka alur archwire akan
menyimpang menjauh dari permukaan gigi sehingga akan terjadi ketidakcocokan
in-out dalam posisi gigi. (Williams et all, 2000)
Jika bracket diletakkan tidak benar, gigi-gigi akan menyimpang letaknya
jika tidak dibuat tekukan-tekukan kompensasi. Meskipun demikian, jika memakai
bracket yang disesuaikan, seperti misalnya alat straight wire adalah sangat
penting agar bracket diatur posisinya dengan benar. Adanya tekukan-tekukan
kompensasi menambah waktu yang diperlukan untuk menekuk dan memasang