Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ortodonsia adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk merapikan dan
membenarkan kedudukan gigi-gigi. Ortodonsia juga merupakan ilmu yang mempelajari
hubungan gigi-gigi terhadap perkembangan muka dan memperbaikinya jika ada
pertumbuhan yang abnormal. Ortodontik sendiri bertujuan untuk mencegah terjadinya
keadaan abnormal bentuk muka yang disebabkan kelainan gigi/rahang, mengembalikan
fungsi pengunyahan yang benar, meningkatkan estetik dan mencegah maloklusi.
Orthodontic appliances dapat diartikan sebagai alat, yang membuat/memindahkan
tekanan pada sebuah/sekelompok gigi atau tulang maksilofasial agar terjadi perubahan
tulang dengan/tanpa pergerakan gigi sehingga mencapai tujuan perawatan yang berupa
efisiensi fungsional, keseimbangan struktural, dan harmoni estetik.
Orthodontic appliances ini ada tiga macam, yaitu: fixed appliances, removable
appliances, dan functional appliances. Fixed appliances merupakan orthodontic
appliances yang paling banyak digunakan pada saat ini.
Penggunaan alat dan teknik ortodontik yang berbeda ini memiliki fungsi, indikasi,
keuntungan, dan kerugiannya masing-masing. Pemilihan teknik ortodontik ini dilakukan
oleh dokter yang ahli dalam bidang ortodonsia. Makalah ini akan membahas pengertian,
macam, indikasi, kontraindikasi, komponen-komponen dan kegunaan dari orthodontic
appliances
1.2 Tujuan Penulisan
Mengetahui pengertian orthodontic appliances, macamnya serta masing-masing
fungsi, indikasi, kontraindikasi, keuntungan, kerugian, dan teknik pemasangan dari tiap
macam orthodontic appliances
1.3 Manfaat Penulisan
Penulisan ini bermanfaat untuk menambah wawasan ilmu dalam bidang ortodonsia
yang diperlukan sebagai kompetensi seorang dokter gigi

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi orthodontik appliances
Alat
ortodontik
adalah
alat
untuk
menimbulkan
kekuatan mekanis yang dapat berupa alat cekat maupun lepasan.
Kekuatan mekanis tersebut dikenakan pada gigi, maka akan terjadi
daerah yang tertekan dan tertarik. Daerah yang tertekan akan terjadi
resorpsi, daerah yang tertarik akan terjadi pembentukan tulang,
menyebabkan gigi bergerak dan integritas tulang alveolar tetap
terpelihara (Wartadho, 1991).
2.2 Fungsi orthodontik appliances
Menurut William J.K, 2000, fungsi Orthodontic Appliances, antara lain :
1. Mencegah terjadinya keadaan abnormal dari bentuk muka yang disebabkan oleh
kelainan rahang dan gigi. Adanya cacat muka yang disebabkan oleh kelainan rahang
dan susunan gigi yang tidak teratur dapat menyebabkan bentuk muka yang kurang
harmonis dan faktor estetis kurang. Dengan demikian dapat mengakibatkan
pertumbuhan mental kurang sehat, seperti rasa rendahdiri, rasa malu dan tidak bebas
mengemukakan pendapat.
2. Mempertinggi fungsi pengunyahan yang betul. Pengunyahan yang betul dan efisien
dapat dicapai setinggi mungkin jika susunan gigi-gigi baik, stabil dan seimbang,
begitu juga hubungan rahangnya. Pada gigi-gigi yang tidak teratur atau pada
lengkung gigi yang sempit dapat mengakibatkan gerakan lidah tidak bebas sehingga
terjadi penelanan yang salah, dan keadaan ini dapat menimbulkan kelainan yang
lebih lanjut.
3. Mempertinggi daya tahan gigi terhadap terjadinya karies. Gigi-gigi yang tidak
teratur akan menyebabkan sisa-sisa makanan mudah melekat pada permukaan gigi
dan self cleansing dari giginya menjadi tidak ada. Karena pengaruh Lactobacillus,
karbohidrat dalam sisa makanan akan diubah menjadi asam laktat yang dapat
melarutkan kalsium dari email dan dentin dan terjadilah karies gigi. Dengan
membetulkan letak gigi menjadi teratur berarti akan mempertinggi daya tahan gigi
terhadap karies.

4. Menghindarkan perusakan gigi terhadap penyakit periodontal. Gigi yang posisinya


tidak baik dan tidak teratur akan menyulitkan dalam menjaga kebersihannya.
Dengan demikian selain dapat terjadi karies pada gigi-giginya, keadaan demikian
juga dapat menimbulkan penyakit periodontal. Gigi yang tidak teratur juga dapat
menyebabkan terjadinya oklusi traumatik, sehingga dapat memperparah penyakit
periodontal yang terjadi
5. Mencegah perawatan ortodontik yang berat pada usia lebih lanjut. Pencegahan
terhadap timbulnya maloklusi akan lebih efektif dan bermanfaat dari pada
perawatan terhadap maloklusi yang sudah terjadi.
6. Mencegah dan menghilangkan cara pernafasan yang abnormal dari segi
perkembangan gigi. Jika terdapat polip di dalam hidung atau adanya tonsil yang
membesar maka orang akan bernafas lewat mulutnya, sehingga mulut selalu dalam
keadaan terbuka. Dengan demikian otot-otot disekitar pipi (m. masseter, m.
buccinator) menjadi hipertonus. Keadaan ini akan menyebabkan hambatan
pertumbuhan rahang kearah lateral, sehingga menyebabkan rahang atas menjadi
sempit dan diikuti gigi-gigi depan protrusive atau merongos. Perawatan ortodontik
pada gigi-gigi yang protrusive tersebut harus disertai oleh pengambilan polip atau
tonsil yang membesar tersebut. Dengan demikian perawatan yang dilakukan akan
memperbaiki pernafasan yang abnormal.
7. Memperbaiki cara bicara yang salah. Orang yang mempunyai kebiasaan meletakkan
lidah di antara kedua lengkung giginya akan menimbulkan gigitan terbuka. Keadaan
ini akan menyebabkan gangguan dalam proses artikulasinya (proses pembentukan
suara), sehingga akan mengakibatkan pengucapan kata atau cara bicara yang salah.
Dengan merawat maloklusinya, maka akan memperbaiki cara bicaranya.
8. Menghilangkan kebiasaan buruk yang dapat menimbulkan kelainan yang lebih
berat.
Kebiasaan buruk seperti menggigit kuku, ibu jari, pensil atau lainnya, menghisap
bibir, mendorong lidah pada gigi-gigi depannya, menekan dagu dan sebagainya
dapat menimbulkan kelainan baru atau memperberat kelainan yang sudah ada.
Dengan melakukan perawatan ortodontik, maka kebiasaan buruk dapat dihambat
dan dihilangkan.
9. Memperbaiki persendian temporomandibuler yang abnormal. Adanya infeksi pada
persendian temporomandibuler sering mengakibatkan deviasi atau penyimpangan

mandibula. Demikian pula kebiasaan mengunyah satu sisi dapat menimbulkan


kelainan tersebut. Perawatan ortodontik yang tepat dapat memperbaiki kelainan
persendian tersebut.
10. Meningkatkan rasa percaya diri. (William J.K, 2000)
Fungsi orthodontic appliances menurut macamnya :
1. Alat orthodontic cekat, terdiri dari 2 komponen yaitu komponen pasif yang
berfungsi untuk mendukung komponen aktif seperti bucaal tube, band, dan
bracket, sedangkan komponen aktif berfungsi untuk menggerakkan gigi
seperti arch wire, auxillaries, dan sectional wire.
2. Alat orthodontic lepasan, yang terdiri dari beberapa komponen, masing
masing berfungsi untuk
o Pelat Dasar /Baseplate berfungsi untuk mendukung komponenkomponen yang lain , seperti tempat penanaman basis spring,
klammer, busur labial, meneruskan kekuatan yang dihasilkan oleh
bagian aktif ke gigi penjangkar, mencegah pergeseran gigi-gigi yang
tidak akan digerakkan. melindungi spring-spring di daerah palatal,
menahan dan meneruskan kekuatan gigitan.
o Komponen Retentif berfungsi untuk menjaga agar plat tetap melekat
di dalam mulut, mempertahankan stabilitas alat pada saat mulut
berfungsi, membantu fungsi gigi penjangkar/anchorage, menghasilkan
kekuatan pertahanan yang berlawanan arah dengan kekuatan yang
dihasilkan oleh bagian aktif untuk menggerakkan gigi.
o Komponen Aktif yang terdiri dari pir-pir pembantu / Auxilliary
Springs yang digunakan untuk menggerakkan gigi-gigi yang akan
dikoreksi baik secara individual atau beberapa gigi secara bersamasama.
o Komponen Pasif yang terdiri dari Busur Lingual / Lingual Arch /
Mainwire dan Peninggi Gigitan / Biteplane yang berfungsi untuk
perawatan sendi rahang/TMJ (Temporo Mandibular Joint) yang terasa
sakit akibat gangguan dimensi vertikal karena adanya oklusi gigi yang
salah, merawat gigitan terbalik (cross bite) diregio anterior, dan untuk
menghilangkan kebiasaan jelek (bad habit) seperti bruxism.

o Komponen Penjangkar yang terdiri dari Verkeilung, Busur Labial


dalam keadaan tidak aktif, dan Klamer-klamer. (Duyzings, 2005)

2.3 Indikasi orthodontik appliances


Menurut Proffit2, penggunaan alat lepasan ditujukan untuk kasus yang bisa diatasidengan
mengekspansi

lengkung

gigi,

yaitu

dengan

cara

menggerakkan

gigi

gigi

sehinggamenempati lengkung yang lebih lebar atau mereposisi gigi secara individual
untuk masuk kedalam lengkung.
Indikasi alat lepasan untuk kasus-kasus:
1. Maloklusi

skeletal

berkisar

penambahan overjet

pada

kelas

I.

Pengurangan

atau

hanya sebatas yang bisa dikoreksi dengan

mengubah inklinasi gigi insisif,


2. Perawatan bisa dilakukan hanya pada salah satu rahang, misalnya
rahang atasmenggunakan alat lepasan sementara rahang bawah
hanya dicabut atau tidak dirawat,
3. Malposisi individual gigi dimana posisi apikalnya bisa diperbaiki
dengan tipping
4. Perawatan dengan pencabutan yang membutuhkan hanya gerakan
tipping untuk menutup ruang pencabutannya,
5. Maloklusi dalam arah buko-lingual yang diikuti dengan pergeseran
mandibula,contohnya
6. Crossbite unilateral gigi posterior,
7. Penutupan ruang pencabutan yang menyisakan ruangan sehingga
gigi segmen bukal harus dimajukan.

2.4

Keuntungan orthodontik appliance

Keuntungan orthodontic appliance


A. Removable orthodontk appliance/ piranti ortodontik lepasan
1. Memungkinkan pasien untuk dapat menjaga kebersihan mulut selama perawatan
2.
3.
4.
5.

dan menjaga alat tetap bersih.


Bila ada masalah atau kerusakan bisa di lepas oleh pasien
Biaya murah
Konrol tidak kompleks karena hanya gerakan gigi sederhana yang dilakukan
Pasien bisa memilih waktu pemakaianya sehingga aktifitas tidak terganggu

6. Alat alatnya sederhana dan pemasangannya dapat dilakukan oleh dokter gigi
praktek umum tidak harus dokter gigi spesialis ortodonti
B. Fixed orthodontic appliance/ piranti ortodontik cekat
1. Distribusi kekuatan yang bekerja pada gigi dapat dikontrol, misalnya kekuatan
dapat dapat diatur hanya untuk menggerakkan akar gigi
2. Beberapa gigi dapat digerakkan secara bersamaan
3. Dapat menghasilkan gerakan torque dengan memanipulasi kawat busur atau
memakai pre-adjusted bracket
4. Tidak ada plat akrilik baik di palatum maupun pada dasar mulut sehingga lebih
nyaman untuk dipakai
5. Waktu perawatan relative lebih singkat jika dibandingkan dengan piranti
ortodontik yang lepasan karena pasien mekainya secara terus menerus sehingga
alat ini di nilai lebih efektif
6. Pasien bisa memilih jenis jenis bracket sesuai dengan bentuk dan warnayang di
inginkan
C. Functional orthodontic appliance / piranti ortodontik fungsional
Piranti ini hanya ergantung dari jaringan lunak yang memegang serta aktivitas otot
sehingga menghasilkan efek mengoreksi maloklusi.
1. merubah lingkungan fungtional dalam suatu upaya untuk mempengaruhi dan
mengubah relasi rahang secara permanen
2. menggunakan tekanan dari otot otot mastikasi
3. menggunakan tekanan dari otot otot orofacial
4. mendorong terjadinya peargeraan gigi dan pertumbuhan tulang dengan cara
menghiangkan tekanan otot yag merugukan yang mengenai gigi gigi
5. mendorong timbulnya perubahan pada bagian basal rahang, yaitu dengan cara
memodifikasi pertumbuhan mandibula dan maksila
Indikasi pemakaian:
1. Pada perawatan maloklusi yang disertai dengan overbite yang berlebihan (deep
overbiteatau excessive overbite).
2. Untuk perawatan sendi rahang/TMJ (Temporo Mandibular Joint) yang terasa sakit
akibatgangguan dimensi vertikal karena adanya oklusi gigi yang salah.
3. Untuk merawat gigitan terbalik (cross bite) diregio anterior
4. Untuk menghilangkan kebiasaan jelek (bad habit) seperti kerot (night grinding

/bruxism).
Plat peninggi gigitan datar rahang atas (maxillary flat bite plane)
Indikasi pemakaian :
-

Untuk merawat maloklusi Angle klas I yang disertai dengan deep over bite.
Untuk merawat maloklusi Angle klas II yang disertai dengan deep overbite
Dengan melengkapi dengan busur labial dapat dipakai untuk meretrusi gigigigianterior rahang atas yang protrusif.

Fungsi peninggi gigitan disini untuk menekan gigi-gigi depan rahang bawah dan gigigigiposterior dapat berelongasi sehingga dapat memperkecil overbite.
Plat peninggi gigitan dataran miring rahang atas (maxillary inclined bite plane)
Indikasi pemakaian :
1. Pada kasus maloklusi Angle klas II (distoklusi) untuk mengubah kedudukan
mandibulaagar lebih ke depan.
2. Pada kasus MaloklusiAngle klas I (neutroklusi) dengan linguoversi gigi-gigi anterior
bawahagar gigi tersebut poklinasi.
Peninggi gigitan miring rahang bawah (Mandibular inclined bite plane)
Indikasi pemakaian :
-

Kasus-kasus maloklusi Angle klas I (neutroklusi) yang disertai dengan cross bite
ataupalatoversi gigi anterior atas, pemakaian alat ini dimaksudan agar gigi-gigi

anterior atasproklinasi dan cross bite terkoreksi.


Kasus-kasus maloklusi Angle klas III (mesioklusi) dengan cross bite
anteriordimaksudkan untuk medorong mandibula ke belakang dan proklinasi gigi

anteriorrahang atas.
Kasus-kasus maloklusi Angle klas II divisi 2 untuk proklinasi gigi anterior
ataskemudian diikuti pemakaian maxillary inclined bate plane untuk mendorong
mandibulamaju ke depan.

2.5

Ketugian orthodontik appliances

Orthodontik Appliaces dibagi menjadi tiga, Yaitu Fixed appliances, Removabel


appliances dan fixed appliance. Masing-masing alat tersebut mempunyai kentungan dan

kerugian masing-masing. Keutungan dari penggunaan alat tersebut adalah :


1. Fixed appliances orthodontik
Fixed appliances lebih disukai karena menawarkan kontrol yang lebih baik dan
mungkin untuk menyelaraskan beberapa gigi. Ruang

yang

diperlukan untuk

pergerakkan gigi dapat diperoleh dengan ekstraksi. Ekstraksi selama ortodonsi prabedah
umumnya dilakukan untuk mengurangi kasus berjejal tahap sedang maupun parah dalam
lengkung gigi dan untuk memudahkan prosedur pemotongan tulang segmental
Kekurangannya yaitu kerjasama minimal antara dokter dan pasien. Pada
penggunaan fixed appliances ini,

pasien tidak terlalu aktif, strategi perawatan ini

memerlukan kerjasama yang minimal, bahwa pasien tidak perlu terlalu aktif dalam
melakukan perawatan , sehingga perlu perhatian lebih dari diri pasien sendiri dalam
perawatan terhadap kebersihan gigi dan mulut agar tetap bersih.
untuk membersihkan gigi dan mulut dilakukan dengan cara khusus karena alat ini
tidak dilepaskan dari gigi dalam waktu yang relatif lama. Dengan demikian, sikap
kooperatif atau kerjasama pasien dalam menjaga dan mempertahankan keberhasilan
mulut sangat diperlukan.
Alat ini sangat rumit sehingga pemasangan atau pelepasannya hanya dapat
dilakukan oleh dokter gigi spesialis ortodonti dengan keahlian khusus. Selain itu biaya
yang harus dikeluarkan oleh pasien untuk perawatan fixed appliances orthodontik ini
relatif lebih mahal. Dan alat ini sangat sulit untuk diperbaiki apabila rusak.
2. Removable aplliaces orthodontik

Adalah alat ortodonti yang dapat dilepaskan dan dipasang dan dibersihkan oleh
pasien sendiri. Sesuai fungsinya sebagai alat penggeser posisi gigi ketempat yang
diinginkan, alat ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian aktif,bagian retensi dan pelat
dasar. Alat ortodonti ini biasanya direkomendasikan untuk pasien dengan kasus ringan.
Kerugian lain dari removable appliances adalah alat ini tidak dapat digunakan
untuk merawat kelainan posisi gigi yang sulit.keberhasilan perawatan dengan alat ini
sangat tergantung dari sikap kooperatif pasien. Apabila pasien malah memakainya ,
waktu perawatan akan menjadi lama atau bahkan tidak berhasil. Selain itu, proses
mencapai posisi gigi yang baik lebih lama disbanding dengan menggunakan alat cekat.

Terkadang timbul perasaan tidak nyaman pada saat-saat awal pemakaian karena langitlangit dan dasar mulut tertutup oleh pelat dasar yang merupakan benda asing bagi mulut.
Mulut akan terasa penuh karena produksi air liur/ ludah berlebihan. Selain itu pasien akan
merasa kesulitan dalam berbicara. Namun, perasaan itu akan hilang setelah beberapa hari
pemakaian karena rongga mulut pasien sudah dapat menyesuaikan diri (1-2 hari
pemakaian)
3. Functional aplliances orthodontic
Adalah alat ortodonti lepasan atau cekat yang cara bekerjanya menggunakan
kekuatan otot-otot sekitar mulut dan wajah, dan juga jaringan periodontal penyangga gigi
untuk merubah posisi gigi rahang atas dan bawah dan juga tulang rahang atas dan bawah
Pada penggunaan functional appliances sangat dibutuhkan kooperatif pasien,
penggunaannya tidak efektif pada pasien dewasa. Pengontrolan daya pada masing
-masing gigi tidak seteliti alat ortodontik cekat.
2.6

Macam-macam alat perawatan orthodontik appliance


2.6.1 Fixed appliances.

Pemasangan Alat
Menyediakan waktu yang cukup pentting untuk pemasangan alt orthodonti cekat.
Perhatian yang cermat terhadap rincian dan pengaturan posisi alat yang tepat diperlukan
untuk menghindari terjadinya kesalahan yang dapat memperpanjang jangka waktu
perawatan dan membuat hal yang memuaskan sulit untuk didapat. Alat dapat dipasang
baik dalam satu atau dua kunjungan tergantung pada selesra dan kebutuhan untuk
pemisahan gigi. Pada kunjungan pemasangan perlu disediakan waktu untuk penempatan
bracket dan band, penempatan arch wire dan instruksi kepada pasien (Williams et all,
2000).
Penempatan Bracket
Bracket orthodonsi adalah attachment dimana gaya diteruskan ke gigi-gigi.
Bracket memungkinkan penempatan archwire dan alat tambahan lain untuk menimbulkan
gerakan gigi yang diinginkan. Metode penempatan bracket ke gigi adalah dengan
perekatan langsung atau dengan menggunakan band baja antikarat (Williams et all,
2000).
Perekatan langsung
Perkembangan etsa asam email memberi kemungkinan attachment ortodonsi dipasang

langsung pada permukaan gigi (Williams et all, 2000).


1. Dasar bracket
Untuk kasus bracket logam perekat mendapatkan kaitannya melalui ikatan
mekanis meskipun jika dipakai GIC ada sedikit ikatan kimiawi dari perekat ke
logamnya. Bracket plastik merekat secara kimiawi ke resin adhesif. Dasar bracket
harus dijaga agar bebas dari kontaminasi sehingga paling baik dipegang dengan
pinset. Menyentuh dasar bracket dengan jari atau sarung tangan harus dihindari.
2. Perekat
Yang paling sering dipakai untuk tujuan ortodonsi adalah resin komposit.
Sebagian besar perekat ini diaktifkan secara kimiawi dan pengerasannya dimulai
ketika kedua komponen perekat berkontak.
Teknik yang umum dipakai dalam ortodonsi adalah sistem tanpa campur yang
terdiri dari cairan dan pasta. Setelah pengetsaan gigi, seapis tipis cairan diulaskan
pada permukaan gigi maupun dasar bracket.Pasta diulaskan ke dasar bracket dan
diatur posisinya pada permukaan gigi.
Pilihan lain adalah menggunakan teknik perekatan tidak langsung. Bracket
diatur posisinya dalam laboratorium ke suatu model studi dan kemudian
dicekatkan pada sendok cetak dan diserahkna ke operator. Bracket ditempelkan ke
tempatnya dengan memakai jig yang kemudian akan dilepas.
3. Permukaan gigi
Gigi pertama-tama harus dibersihkan dengan memakai pasta poles profilaktik.
Pengeringan dan akses yang cukup ke gigi-gigi yang akan ditempeli bracket
adalah penting dan membutuhkan refraktor gigi, gulungan kapas, alat-alat yang
menjaga agar tetap kering dan pengisap saliva. Sesudah gigi yang dibersihkan
dicuci, pra perawatan perukaan gigi dengan memakai asam fosfat untuk mengetsa
email sampai kedalaman 25 mikron perlu dilakukan. Waktu etsa dianjurkan 30
detik pada gigi remaja dan waktu yang lebih lama untuk orang dewasa. Sesudah
dietsa, asam harus dicuci dari permukaan gigi dan daerah yang dipersiapkan
dibuat menjadi kering. Pada saat menempatkan bracket, bracket harus dilihat dari
sisi bukal maupun insisal gigi dengan menggunakan kaca mulut untuk memeriksa
kesalahan horisintal dan rotasional. Jika posisinya benar maka bracket harus
dibiarkan tidak disentuh sampai perekatnya mengeras.
Posisi Bracket

Lokasi bracket pada mahkota setiap gigi adalah hal yang cukup penting. tujuannya
adalah menempatkan bracket sedemikian sehingga jika archwire akhir ada di tempatnya
pada saat selesainya perawatan aktif, maka mahkota semua gigi posisinya teratur dengan
benar. (Williams et all, 2000)
Pengaturan posisi bracket yang ideal adalah prosedur yang sulit, terutama jika
ketidakteraturan gigi yang cukup parah. Jika bracket salah ditempatkan, maka perlu
direposisi pada tahap perawatan berikutnya. Jika bracket yang salah ditempatkan tidak
direkatkan ulang, ketidakcocokan posisi gigi terpaksa harus diterima atau archwire
memerlukan penyetelan selama perawatan. (Williams et all, 2000)
Variabel-variabel yang berikut perlu dipertimbangkan jika mengatur posisi bracket :
1. Lokasi mesiodistal
Titik tengah dari dasar bracket seharusnya ditempatkan sama jauh dari
permukaan mesial dan distal mahkota. Penggunaan kaca mulut normalnya
diperlukan untuk memastikan bahwa bracket telah diatur posisinya dengan akurat.
Gigi berjejal-jejal menghalangi penempatan mesiodistal yang benar daris suatu
bracket. (Williams et all, 2000)
2. Ketinggian vertikal pada mahkota
Dalam pengaturan posisi vertikal dari bracket insisivus perlu diantisipasi
cara-cara dimana semua tepi insisal akhirnya dapat diatur ke ketinggian yang
benar dan mendapat penampilan yang terbaik. Titik acuan yang paling jelas yang
bisa dipakai jika menentukan ketinggian vertikal alur bracket adalah tepi insisal
untuk gigi-gigi insisivus dan ujung tonjol untuk yang lain. (Williams et all, 2000)
Jika memakai bracket edgewise standar, jarak 4 mm antara tepi insisal pada
insisivus sentral dan titik tengah alur archwire secara umum sesuai. Untuk gigi
selain gigi insisivus lateral atas dipakai jarak 4 mm antara tepi insisal atau ujung
tonjol dan alur archwire. (Williams et all, 2000)
Prinsipnya adalah mempertahankan kekonsistenan dari ketinggian bracket
untuk masing-masing lengkung, sehingga ketidakteraturan vertikal yang tidak
diinginkan pada posisi mahkota bisa dihindari. (Williams et all, 2000)
Jika memakai bracket straight wire, ketinggian vertikal dari alur bracket
adalah penting jika karakteristik telah diprogram dalam bracketnya ingin
diwujudkan dengan tepat. Bracket straight wire yang disertai torque pada

dasarnya sangat tergantung pada pengaturan posisi vertikal yang tepat. (Williams
et all, 2000)
3. Angulasi Bracket
Angulasi bracket dalam hubungannya dengan mahkota gigi akan
menentukan angulasi gigi dan mempengaruhi posisi apeks akar. Titik pandang
estetika, angulasi mahkota gigi-gigi di daerah insisivus atas pada akhir perawatan
harus benar untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Oleh karena itu, penempatan
bracket lebih dipertimbangkan dalam hubungannya dengan mahkota dari pada
dengan sumbu panjang gigi. (Williams et all, 2000)
Jika dipakai bracket edgewise standar, maka garis acuan yang jelas adalah
tepi insisal, dan bracket ditempatkan sedemikian sehingga alur archwire sejajar
dengan tepi insisal. Pada gigi kaninus, premolar dan molar, angulasi bracket diatur
sedemikian sehingga alur archwire tegak lurus terhadap sumbu vertikal mahkota.
(Williams et all, 2000)
Bracket straight wire memerlukan pendekatan yang berbeda jika
dibandingkan dengan bracket edgewise standar, karena mempunyai angulasi alur
archwire yang telah diprogram untuk masing-masing gigi. Tidak seperti bracket
edgewise standar dimana alur archwire sejajar tepi bracket, untuk sistem yang
disesuaikan, alur bracket akan di angulasikan dan tidak lagi segaris dengan dasar
bracket. Pada sistem yang disesuaikan sering kali perlu mengatur posisi bracket
dengan acuan sumbu vertikal dari sayap bracket dan membuatnya sejajar terhadap
sumbu panjang mahkota. (Williams et all, 2000)
4. Pengaturan posisi labiolingual
Yang utama pada semua bracket yang direkat adalah memastikan bahwa
bracket ditekan dengan kuat sehingga berkontak dengan permukaan gigi pada
waktu perlekatan. Jika saran ini tidak diikuti, maka alur archwire akan
menyimpang menjauh dari permukaan gigi sehingga akan terjadi ketidakcocokan
in-out dalam posisi gigi. (Williams et all, 2000)
Jika bracket diletakkan tidak benar, gigi-gigi akan menyimpang letaknya
jika tidak dibuat tekukan-tekukan kompensasi. Meskipun demikian, jika memakai
bracket yang disesuaikan, seperti misalnya alat straight wire adalah sangat
penting agar bracket diatur posisinya dengan benar. Adanya tekukan-tekukan
kompensasi menambah waktu yang diperlukan untuk menekuk dan memasang

archwire dan menghalangi penggunaan sliding mechanic yang membuat gigi-gigi


bergerak di sepanjang archwire pada angulasi dan inklinasi yang telah ditentukan
sebelumnya. (Williams et all, 2000)
Posisi tube molar
Tube molar biasanya dilas pada band gigi-gigi molar, tetapi bisa juga secara
langsung direkat pada gigi seperti dijelaskan di atas. Tube harus diletakkan sejajar dengan
permukaan oklusal dari molar. Pada pemakaian band yang dilas sebelumnya, hal ini akan
terjadi secara otomatis jika band diatur letaknya dengan benar pada gigi. (Williams et all,
2000).
Pemasangan Band
Harus dipakai band baja anti karat tanpa sambungan. Band ini dapat diregangkan
pada gigi untuk membuat cekat dengan sendirinya. Band tidak boleh meluas ke
permukaan oklusal dan juga tidak boleh beroklusi dengan gigi-gigi antagonis(Williams et
all, 2000).
Penyemenan band
Penyemenan yang baik dari band adalah vial untuk mendapat hasil yang sukses
dengan alat-alat cekat dan mmemperkecil resiko dekalsifikasi gigi. Sebelum penyemenan,
gigi yang akan diberi band harus dibersihkan menyeluruh dengan pasta profilaktik untuk
menghilangkan plak dan harus dalam keadaan kering selama penyemenan. Semen yang
diulaskan pada band harus cukup untuk mengisi penuh ruang antara band dan gigi
(Williams et all, 2000).
Penempatan archwire
Jika pemasangan band dan perekatan sudah selesai, mulailah memilih archwire,
disetel seperlunya dan dipasang pada bracketnya. Archwire dikencangkan pada bracket
dengan memakai lligatur baja antikarat maupun elastik bracket (Williams et all, 2000).

Anda mungkin juga menyukai