Mata kuliah
Waktu pertemuan
100 menit
Hari, Tanggal
Pertemuan ke
30
A. KOMPETENSI UMUM
Setelah mengikuti perkuliahan 1 semester diharapkan mahasiswa bidan mampu
memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir sehat
B.
C.
D.
E.
sampai dengan 1 bulan dan balita sehat (1 bulan-5 tahun) dengan benar tanpa bimbingan.
KOMPETENSI KHUSUS
Memberikan asuhan imunisasi pada neonatus, bayi dan balita.
POKOK BAHASAN
Pemberian Imunisasi
SUB POKOK BAHASAN
1. Konsep Dasar Imunisasi
2. Imunisasi Dasar dan Imunisasi Ulangan
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap
Pendahuluan
5 menit
Kegiatan pengajar
Kegiatan
peserta didik
Menjawab
Menjawab
3. Kontrak waktu
Menyimak
4. Menyampaikan kompetensi
Menyimak
Menyimak
bahasan
Menyimak
Berpartisipasi
Menyimak
80 menit
Menjawab
peserta didik
11. Memberikan reward atas
Menyimak
LCD, laptop.
Penutup
15 menit
Berpartisipasi
Menyimak
Menyimak
F. MATERI AJAR
Materi ajar terlampir.
G. EVALUASI
1. Jenis evaluasi
2. Jumlah evaluasi
: Lisan
: 5 soal
Pertanyaan :
1. Hepatitis B dapat ditularkan melalui berbagai cara, yaitu :
a. Melalui udara (percikan ludah) sewaktu bersin atau batuk dari penderita
b. Melalui kotoran manusia yang terkontaminasi
c. Melalui transfusi darah, hubungan seksual, dan penularan dari ibu ke bayi
d. Melalui kotoran yang masuk ke dalam luka.
e. Melalui kontak fisik dengan penderita
2. Imunisasi hepatitis B diberikan pertama kali pada saat bayi berusia
a. 0-7 hari
b. 14-28 hari
c. 1-2 bulan
d. 9 bulan
e. 0-11 bulan
3. Pemberian imunisasi polio pada bayi untuk mencegah penyakit?
a.
b.
c.
d.
e.
TBC
Penyakit saluran pernafasan, batuk rejan, dan tetanus
Kelumpuhan kaki atau tangan
Penyakit menular kulit/bercak-bercak merah
Kanker hati
pembengkakan
Tidak mengobati pustul atau luka yang timbul di tempat penyuntikan
Menunda untuk memberikan susu selama beberapa menit
Memberikan obat penurun panas
Memberikan obat anti alergi
H. SUMBER
CCUs SMT 3, Asuhan Bayi Baru Lahir
FK-UI,Ilmu Kesehatan Anak 1 dan3
Depkes RI, Program Immunisasi
Jakarta, 24 November 2011
Dosen Pengajar,
Perumusan Masalah
Penelitian
A. PENGERTIAN MASALAH
Masalah adalah kesenjangan (discrepancy) antara apa yang seharusnya (harapan) dengan
apa yang ada dalam kenyataan sekarang. Kesenjangan tersebut dapat mengacu ke ilmu
pengetahuan dan teknologi, ekonomi, politik, sosial budaya, pendidikan dan lain sebagainya.
Penelitian diharapkan mampu mengantisipasi kesenjangan-kesenjangan tersebut. Salah satu
jenis penelitian dalam bidang pendidikan adalah peneltian tindakan, yang dilakukan dengan
menerapkan metode-metode pengajaran ketika proses belajar berlangsung di kelas dengan
harapan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Dalam ranah ilmu sosial, Masalah sosial yang didefinisikan Robert K Merton sebagai
ketidaksesuaian yang signifikan dan tidak diinginkan antara standar kebersamaan dan
kondisi nyata. Atau dengan kata lain,Sebuah situasi tak terduga yang tidak sejalan dengan
tata nilai yang dianut sekelompuk orang yang menyetujui bahwa perlu adanya tindakan
untuk mengatasi situasi.
Masalah terjadi apabila:
kenyataandengan das-sollenseharusnya).
Das-sein: Kenyataan, realitas empirik, fakta, hasil observasi, bukti dilapangan, di
lembaga pendidikan......
Das-sollen: Teori, dalil, konsep.......sesuatu yang sifatnya ideal
Menurut (Nasution, 2006:16), ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh para
calon peneliti dalam mengangkat permasalahan penelitian, antara lain:
1)
Apakah masalah itu sesuatu yang baru, menarik serta menimbulkan rasa ingin tahu
2)
3)
4)
5)
6)
pendidikannya?
Apakah dengan metode tertentu dapat dikumpulkan data yang diperlukan?
Apakah calon peneliti dapat menanggung segala pembiayaannya?
Apakah penelitian itu mengandung bahaya, ancaman, atau resiko lainnya?
Apakah calon peneliti dapat menyelesaikannya dalam waktu yang telah tersedia?
Selain pertimbangan tersebut di atas, ada beberapa hal yang juga harus dipertimbangkan
adanya dukungan sikap seorang peneliti, yaitu sikap mandiri dalam menemukan dan
mengolah permasalah penelitian. Memang bukan suatu hal yang mudah, akan tetapi bukan
hal yang terlalu sulit juga. Sikap kemandirian akan dapat dicapai oleh peneliti apabila peneliti
bersifat aktif dalam mencari dan menemukan masalah.
Ada beberapa yang dapat dilakukan oleh peneliti akan memiliki sikap yang mandiri,
antara lain:
Kepekaaan peneliti dalam menangkap fenomena problematic yang terjadi dalam praktek,
E. CIRI MASALAH
Hal yang yang penting dan perlu dikerhatikan oleh calon peneliti setelah menemukan
masalah adalah, apakah masalah yang akan diangkat memenuhi karakteristik masalah yang
baik. Ada beberapa criteria masalah penelitian yang baik, antara lain: