PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Susu segar merupakan cairan dari sapi, kerbau, kuda,
kambing, atau domba, dan hewan ternak penghasil susu lainnya
yang sehat dan bebas dari kolostrum, serta kandungan
alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan
belum dapat perlakuan apapun kecuali pendinginan
(Utami,2009). Sejauh ini, susu segar yang berasal dari peternak
sapi perah memiliki kualitas kimia yang berbeda-beda oleh
karenanaya perlu dilakukan pengujian secara cepat agar
terhindar dari kontaminasi bakteri pembusuk dan patogen.
Berkembangnya teknologi pengolahan susu yang semakin maju
merupakan usaha untuk mengolah susu segar agar terhindar
dari bakteri pembusuk dan pathogen.
Selain pengolahan susu, perlu dilakukan Pengendalian
Mutu (Quality Control) agar produk susu yang dihasilkan
merupakan produk yang aman dikonsumsi, berkualitas, dan
bergizi. Proses mengkontrol kualitas produk akhir susu
dilakukan dengan proses monitoring. Monitoring dilakukan agar
sesuai dengan standar GPP (Good Production Practices).
Sedangkan Jaminan kualitas dapat ditingkatkan dengan adanya
monitoring CCP (Critical Control Point) selama proses produksi,
sehingga devisiasi produk dapat diminimalisir. Semua proses
monitoring tersebut mengacu pada konsep HACCP (Hazard
Analysis Critical Control Point). Jika semua dijalankan dengan
baik maka dapat menjamin kemanan produk (Widodo, 2003).
Sejauh ini, salah satu produsen susu terbesar yang ada di
Indonesia yaitu PT.Greenfields Indonesia. Produk susu di PT.
Greenfields Indonesia telah dikonsumsi oleh berbagai kalangan,
bahkan hampir 50 persen susu yang diproduksinya di ekspor ke
1